Memahami Fangshen

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Setiap makhluk mempunyai pertalian jodoh dan nasibnya sesuai karmanya masing2. burung bisa ditangkap oleh penjual burung juga punya jodoh dan karmanya yg terkait. kita tidak bisa menyadarkan penjual burung karena kebanyakan berbeda keyakinan, lalu kita melihat burung2 dikurung dan berhimpit2 tersiksa dan derita, apa kita biarkan? Dimana welas asih kita?

Bagi yg berhati welas asih tentu mau menolong dan membebaskan, bagi umat Buddha tentu ada upacara fang shen, upacara fangshen bukan hanya melepas kan hewan ke alam bebas saja tapi menolongnya utk kelak terbebas terlahir kembali jadi binatang, dengan membimbing burung2 tersebut untuk bertobat dan menyesal atas karma buruknya, melalui pendarasan mantra2 dan sutra, memberikan visudhi Trisarana, serta gatha mengembangan Bodhicitta, dan pelimpahan jasa agar burung2 tersebut bisa terbebas dari derita dan terlahir di alam yg lebih baik! memang kadang2 penjual dan umat yg melepas burung kurang bijak sehingga burung yg dilepas ada yg lemah/ sakit tdk bisa terbang sehingga dimakan kucing/ anjing! pelepasan hewan harus ditempat yg aman terkendali. bagi burung yg tidak bisa terbang maka jangan dilepas tapi diperihara dulu dirumah.

Pelepasan hewan memang harus bijak, tanpa kebijaksanaan cuma ada welas asih hasilnya kurang baik! bila mengatakan kita lepas tukang jual tangkap lagi buat apa? kita lahir pasti bakal mati, lalu untuk apa ada rumah sakit, untuk apa kita berobat? saat kita lahir dan mati kita tidak bawa apapun juga, lalu untuk apa kita repot2 cari uang dan bekerja?

Kita melepaskan hewan untuk menumbuh kembangkan kepedulian, welas asih, dan berbuat karma baik. penangkap burung atau penjual burung melakukan karma buruk, tentu kita tidak bisa melarang dan mencegahnya! bila mengatakan kalau kita tidak lepas maka tidak ada yg tangkap dan jual! didunia ini banyak pilihan untuk beragama, ada orang tua dan guru yg mengajarkan kebaikan untuk anak2 nya, sudah dewasa malah jadi bodoh dan jahat menyiksa binatang2, bahkan ada yg membunuh orang tua juga banyak, bisakah kita bicara buat apa kita punya anak, sudah dewasa durhaka atau tinggalin orang tuanya? di neraka tersiksanya semua orang2 jahat, bagi org bodoh pasti menyukuri, rasain dan cuek masa bodoh! tapi bagi Seorang Bodhisattva seperti Ksitigarbha, kalau aku tidak masuk neraka siapa lagi yg mau masuk neraka untuk menolong mereka? neraka bila belum kosong aku tidak mau jadi Buddha, pertanyaan nya kapan neraka bisa kosong?

Kita tidak boleh mencampuri kebajikan dan kejahatan! karena ada kejahatan menangkap dan menjual burung kita tidak mau berbuat kebajikan melepaskan burung! bagaimana bisa bilang melepaskan hewan tidak baik atau tidak bermanfaat? ajaran Buddha khususnya Mahayana mengatakan: semua makhluk adalah orang tua kita dimasa lampau dan calon2 Buddha dimasa yg akan datang? Seorang berhati Bodhisattva menolong siapapun tidak terjebak kondisi apapun, tanpa syarat dan tanpa pamrih! lagi menolong satu makhluk terbebas dari samsara lebih besar pahalanya dari pada membangun pagoda setinggi alam Trayamtisa . demikian penjelasan ini semoga dipahami dan bermanfaat!!