Apakah yang dimaksud dengan Hati Buddha?
Oleh: Suhu Pushan
佛心是什么
Apakah yang dimaksud dengan Hati Buddha?
佛心是放下
Hati Buddha adalah melepaskan.
Apa yang disebut melepaskan berarti menyingkirkan diskriminasi, benar dan salah, untung dan rugi, serta keterikatan. Lepaskan masalah masa lalu, berhenti mengkhawatirkan masa depan, dan berhenti terikat pada masa kini. Hatimu akan damai. Seringkali ada banyak hal yang tidak Anda inginkan, jadi lebih baik biarkan saja. Melepaskan adalah semacam ketenangan, bukan ketidakberdayaan atau menyerah. Melepaskan adalah semacam kemurahan hati, semacam pencerahan, dan semacam spiritualitas. Hanya dengan melepaskan kita bisa memperoleh kebebasan, kebahagiaan, dan pembebasan sejati.
佛心是宽容
Hati Buddha adalah toleran.
Toleransi adalah semacam keterbukaan pikiran, semacam pengertian, semacam rasa hormat, dan semacam dorongan. Toleransi adalah sejenis kemurahan hati, yang tidak mementingkan diri sendiri, tidak terkendali, dan tidak bernoda. Tentu saja, toleransi bukan berarti mengumbar tanpa prinsip, juga tidak berarti menelan amarah dan menerima keadaan. Toleransi adalah sikap yang bermanfaat terhadap kehidupan, sikap yang sopan, dan semacam kesabaran yang dimiliki oleh orang-orang bijak. Sang Buddha bersabda: Toleransi apa yang orang lain tidak bisa toleransi, lakukan apa yang orang lain tidak bisa lakukan, toleransi apa yang orang lain tidak bisa toleransi, dan tinggal di tempat yang tidak bisa ditoleransi orang lain!
佛心是智慧
Hati Buddha adalah kebijaksanaan
Sang Buddha bersabda: “Kebijaksanaan bagaikan lampu yang terang, yang dapat dengan mudah menerangi ruangan gelap yang penuh dengan masalah selama ribuan tahun.” Kebijaksanaan dalam hati Sang Buddha bukanlah sebuah kepintaran yang kecil, namun sebuah kebijaksanaan yang besar. pencerahan yang membangun masa lalu, sekarang dan masa depan.
佛心是无欲
Hati Buddha terbebas dari nafsu keinginan.
Manusia harus mempunyai keinginan. Ketiadaan keinginan yang dikatakan Buddha bukan berarti kita harus melepaskan semua keinginan, tapi kita harus melepaskan keinginan yang membuat kita kehilangan diri sendiri. Lebih baik menjadi serakah dan tidak menuruti keinginan kita. Karena memanjakan diri adalah sebuah dosa. Hanya tanpa keinginan seseorang dapat menjadi kuat, tanpa keinginan seseorang dapat berbahagia, dan tanpa keinginan seseorang dapat mencapai kebebasan besar.
佛心是平常心
Hati Buddha adalah seperti apa adanya.
Buddha berkata: Kehidupan biasa adalah jalannya. Apa itu pikiran normal? Pikiran biasa tidak mempunyai pretensi, tidak ada benar dan salah, tidak ada pilihan atau penolakan, tidak ada ambiguitas, tidak ada pikiran duniawi atau bijaksana. Hanya ketika kita tidak memiliki pikiran yang mengganggu dan dapat melihat ketenaran dan kekayaan, keuntungan dan kerugian, kesuksesan dan kegagalan, barulah kita dapat memperoleh pikiran yang normal. Segala sesuatu di dunia ini tidak kekal. Dalam menghadapi segala macam kesulitan, dalam menghadapi segala macam godaan dan keinginan, jika kita dapat mempertahankan pikiran yang normal, maka kita dapat menjadi seorang Buddha dan mencapai Tao.
佛心是慈悲
Hati Buddha adalah Welas Asih
Mampu mempertimbangkan orang lain dari sudut pandang mereka dalam segala hal dan mengumpulkan perbuatan baik adalah belas kasih. Perbedaan antara Buddha dan setan bukan terletak pada tingkat kekuatan magis mereka, tetapi pada apakah mereka memiliki hati yang welas asih. Jangan melakukan perbuatan baik karena mereka kecil, dan tidak melakukan perbuatan jahat. Jadilah kecil dan lakukanlah. Kebaikan dan kejahatan di dunia ini akan dibalas. Jika kamu berbuat jahat di dunia ini, kamu akan dibalas dengan keburukan. Jika kamu berbisnis dengan belas kasih, kamu akan dibalas dengan kebaikan. Hanya dengan selalu memiliki hati yang welas asih, kamu dapat menyelamatkan diri sendiri. dan lain-lain.
佛心是力量
Hati Buddha adalah kekuatan.
Selain mengajarkan kita untuk bersikap baik, Buddha juga mengajarkan kita bagaimana mencapai kesuksesan, bagaimana menjadi seorang Buddha, dan bagaimana mengubah takdir kita. Sang Buddha bersabda: Segala sesuatu memerlukan ketekunan, segala sesuatu memerlukan kesabaran, segala sesuatu memerlukan dedikasi, dan segala sesuatu memerlukan usaha. Buddha bukan hanya perwujudan kebijaksanaan, tetapi juga perwujudan kekuatan. Hati Buddha memiliki daya tarik positif yang sangat besar dan membimbing kita ke depan.
Amituofo