出家人— 僧伽 Sramana dan Sangha
Pahala Besar Bila Berbuat Kebajikan Terhadap Sramana dan Sangha
Karma Buruk Besar Bila Berbuat Jahat Terhadap Sramana dan Sangha
(Dirangkum dari berbagai Sutra & Abhidharma oleh Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira, 净仁法师)
Bagaimana Kita Bersikap Kepada Sramana dan Sangha?
Banyak di antara umat Buddha belum mengetahui dan bagaimana bersikap terhadap Sramana dan Sangha. Padahal untuk menjadi umat Buddha minimal harus sudah berlindung kepada Triratna, Buddha Dharma dan Sangha. Begitupula saat era kemunduran Dharma ini, sulit sekali menemukan Sramana yang mencapai kesucian total, kebanyakan mereka masih sramana awam pasti mengalami jatuh bangun dan pasang surut dalam meniti dan menapak jalan Kebuddhaan. Begitupula Arya Sangha tempat kita berlindung sulit ditemukan, yang ada Sangha yang masih tahap belajar pasti tidak luput dari masalah internal maupun ekternal antara para anggota Sangha itu sendiri dan anggota Sangha dengan umat Buddha kelompoknya sendiri maupun terhadap Sramana dan Sangha lainnya. Untuk itu, kiranya perlu artikel yang bertemakan Sramana dan Sangha untuk direnungkan dan dipahami, bagaiman kita bersikap dan berperilaku yang sesuai Dharma ajaran Buddha terhadap Sramana maupun Sangha.
Etimologi
Kata Samaṇa dalam bahasa Pali dan Śramaṇa dalam bahasa Sanskerta mengacu kepada tradisi pertapaan yang berasal dari zaman pertengahan milenium ke-1 SM. Gerakan ini individual, berbasis pengalaman, tradisi dengan bentuk bebas, dan tidak bergantung kepada masyarakat awam; Sramana—yang lebih menekankan penguasaan kitab suci dan pelaksanaan ritual.
Kata Samaṇa dan Śramaṇa diduga berawal dari akar kata Sram, artinya “mengerahkan upaya, tenaga, atau bersitegang”. Maka “Śramaṇa” artinya “orang yang bekerja keras” atau “tenaga kerja” dalam bahasa Sanskerta dan Pali. Tradisi Śramaṇa lebih tepat digunakan dengan istilah pravrajyaka, artinya pengelana tuna wisma. Sejarah rohaniwan pengelana pada masa India Kuno agak sulit dilacak. Istilah ‘Pravrjyaka’ mungkin dapat diterapkan bagi seluruh rohaniwan yang berkelana di India
Pangeran Siddharta Gotama saat punya kesemptan untuk keluar gerbang istana, dalam perjalanannya telah menyaksikan kondisi dan penderitaan orangtua, orang sakit, orang mati dan kemuliaan seorang sramana. Setelah menyaksikan realita kehidupan masyarakat timbullah perenungan yang mendalam, apa makna dan tujuan hidup manusia di dunia ini? Perenungan yang mendalam ini muncullah kebijaksanaan, Pangeranpun bertekad untuk mencari obat untuk mengatasi kebodohan dan penderitaan manusia, sehingga ia melepaskan harta, tahta dan wanita mencukur rambut menjadi sramana, berkelana hidup sederhana dan bertapa selama enam tahun, akhirnya menjadi Samyaksambuddha.
Sutra Empat Puluh Dua bagian, Hyang Buddha bersabda: “Bagi mereka yang telah meninggalkan keluarga dan menjalankan kebhiksuan, dapat mengendalikan pikirannya dan mengenal hakekat pikirannya, memahami Asamskerta Dharma disebut Sramana. “ “Dia yang mencukur rambut, kumis dan jenggotnya dan menjadi Sramana serta melaksanakan Dharma; menjauhkan segala macam harta kekayaan, meminta makan dan menerima apa yang diberikan, makan sehari sekali sebelum lewat tengah hari, tidur di bawah pohon, hendaknya tidak ada lagi keinginan-keinginan lain. Sesungguhnya yang membuat manusia menjadi bodoh adalah keinginan yang kuat dan hawa nafsu.” “Seorang Sramana yang telah meninggalkan rumahnya, yang telah memutuskan nafsu-nafsu dan membuang keinginannya, mengerti hakekat pikirannya sendiri serta mengerti Dharma yang tinggi, menembus dan menyadari Asamskrta-dharma, tidak memperoleh sesuatu dari dalam dan juga tidak mengharapkan sesuatu dari luar. Pikirannya tidak terikat dan juga tidak melakukan karma-karma buruk; tidak ada keinginan-keinginan dan tidak melakukan sesuatu sehingga bukan berlatih bukan pula ingin mencapai suatu tingkat kesucian, dengan demikian walau tanpa melalui berbagai tingkatan akan mencapai tingkat kesucian yang teragung. Itulah yang disebut jalan.”
『出家 (梵语pravrajya)』就是出离在家的生活,修持沙门净行。
毗婆沙论云:『家者是烦恼的因缘,夫出家者为灭垢累,故宜远离。』
Pengertian Sramana adalah Pravrjya artinya keluar dari kehidupan berumah tangga, membina diri menjadi sramana melaksanakan praktik suci.
Di dalam Abhidharma Pi Pho Sa Lun, disabdakan:” Rumah tangga adalah sebab jodoh ciptakan kegalauan, siapapun yang menjadi sramana untuk melenyapkan kekotoran yang sudah lama, karena itu harus dijauhkan”.
佛说四十二章经, 佛言:人系于妻子舍宅,甚于牢狱。牢狱有散释之期,妻子无远离之念。情爱于色,岂惮驱驰!虽有虎口之患,心存甘伏,投泥自溺,故曰凡夫。Sutra Empat Puluh Dua bagian: Hyang Buddha bersabda: “Orang yang terikat oleh istri, anak, serta rumah melebihi penderitaan orang yang dipenjara. Orang yang dipenjara pada suatu hari akan dibebaskan; Namun orang tidak akan memiliki keinginan untuk berpisah jauh-jauh dengan anak-istrinya. Oleh karena itu, bila sudah tergiur dan terikat oleh nafsu birahi, maka orang tidak lagi takut akan susah payah kendatipun berhadapan dengan maut, ia pun tak akan gentar walau terjerumus dalam lumpur namun tetap dilakukannya. Oleh sebab itu disebut kaum awam.
凡夫在家有十一义:一、家者烦恼义。二、家者束缚义。三、家者痛苦义。四、家者不净义。五、家者累赘义。六、家者感情义。七、家者自私义。八、家者黑暗义。九、家者冤亲债主义。十、者不自在义。十一、家者造业义。
Rumah tangga umat awam ada 11 makna: 1. Rumah tangga adalah bermakna kegalauan; 2. Rumah tangga adalah bermakna keterikatan; 3. Rumah tangga adalah bermakna kesakitan dan penderitaan; 4. Rumah tangga adalah bermakna tidak kemurnian; 5. Rumah tangga adalah bermakna komulatif kelelahan; 6. Rumah tangga bermakna perasaan dominan; 7. Rumah tangga bermakna egois; 8. Rumah tangga adalah bermakna kegelapan; 9. Rumah tangga bermakna hutang piutang; 10. Rumah tangga bermakna tidak leluasa; 11. Rumah tangga bermakna menciptakan karma. 心地观经云:“在家逼迫如牢狱,欲求解脱甚为难!” Sutra Xing Ti Kuan Cing, disabdakan: Perumah tangga tertekan dan terkurung, bagaikan dipenjara, ingin memohon pembebasan sangatlah sulit.
六种出家 6 Jenis Keluar Rumah
- 出烦脑家; Keluar dari rumah kerisauan.
- 出世俗家; Keluar dari rumah keduniawian.
- 出三界家; Keluar dari rumah Triloka Dhatu.
- 出无明家; Keluar dari rumah kebodohan
- 出挂碍 家; Keluar dari rumah rintangan.
- 出依真家; Keluar dari rumah kondisi dan diri kemuliaan.
《文殊问经》云:“佛告文殊师利:一切诸功德,不与出家心等。
何以故?住家者无量过患故,出家者无量功德故。“文殊师利,若我毁訾住家,赞叹出家,言满虚空,说犹无尽。此谓住家过患,出家功德。” Di dalam Sutra Wen Shu Wen Cing, disabdakan: Buddha memberitahukan kepada Manjusri: semua jasa pahala tidak sebanding dengan hati sramana (Chu Cia Xin /出家心) kenapa demikian, tinggal dirumah penderitaan tidak terbatas, menjadi sramana jasa pahalanya tidak terukur. Manjusri bilamana saya katakana pencemaran tinggal dirumah, memuji meninggalkan rumah (jadi sramana) , jika dikatakan seluruh angkasa raya dibicarakan tidak ada akhirnya, ini predikat penderitaan bila tinggal dirumah, jadi sramana menciptakan jasa pahala.
佛經云:『十方三世一切諸佛,皆以示現出家大丈夫相而成就無上佛道,不以示現在家相而成就佛道。』Sutra Buddha bersabda: Sepuluh penjuru tiga masa semua para Buddha, karena menunjukkan dan berpenampilan menjadi sramana wujud mulia seorang pria, mencapai anuttara Kebuddhaan , tidak menunjukan dan berpenampilan sebagai umat perumah tangga yang bdapat meraih Kebuddhaan.
十輪經云:『出家(梵語Pravrajya)僧相,乃穢惡世界之清凈幢相.
Sutra Se Lun Cing, disabdakan: Sramana ( Sansekerta Pravrajya) wujud anggota Sangha yang menjadi wujud sosok yang murni di dunia kotor dan jahat.
长阿含–大本经, 佛言:“出家修道,诸所应作,凡有二业:一曰贤圣讲法,二日贤圣默然。”贤圣讲法,指讲经说法,读诵、研习教典,属于慧学;贤圣默然,谓坐禅入二禅以上的正定,属于定学。《三千威仪经》说出家所作事务有三:一坐禅、二诵经、三劝化。一禅二诵三劝化,可谓大乘出家众的正业。。《心地观经》云:“虽毁禁戒,不毁正见,以是因缘,名福田僧。
Sutra Chang Ah Han Ta Pen Cing, Buddha berkata: Praktisi sramana yang membina kesucian, semua dilakukan dan dikerjakan, ada 2 pekerjaaan, yaitu: 1. Makhluk yang memasuki arus kesucian dan suciwan mengkhotbhakan Dharma; 2. Makhluk yang memasuki arus kesucian dan suciwan diam natural. Yang dimaksud mengkhotbahkan Dharma adalah membicarakan sutra menjelaskan Dharma, membaca dan menjapakan, kebiasaan meneliti ajaran, semua ini dikelompokan belajar kebijaksanaan; Sedangkan Diam natural, adalah duduk bermeditasi memasuki tingkatan jhana ke 2 melakukan Samadhi benar, semua ini adalah belajar ketenangan. Sutra San Chien Wi Yi Cing, disebut sramana melakukan usaha ada 3, yaitu: 1. Duduk bermeditasi; 2. Menjapa sutra; 3. Mengajarkan/ Membimbing. Satu meditasi, dua menjapa, tiga mengajarkan/membimbing, disebut para sramana Mahayana punya perbuatan benar. Sutra Xing Ti Kuan Cing, disabdakan: walaupun merusak / melanggar sila tapi tidak rusak pandangan benarnya, sebab kondisi ini dinamakan Ladang Kebajikan Sangha.
出家沙門又稱比丘,比丘是梵語,具有乞士,怖魔、破惡三種意義:(一)乞士,就是要托缽。在我們中國因國情、風俗、環境的差異而不出去托缽,人家是送到常住來,這也是受人家的供養。要知因中乞食,果上才能感得受天人之供養。(二)怖魔,在受戒的時候,三番羯摩:“人間有某某出家了。”天上的魔宮就震動,魔王就會害怕;因出家就是要出離三界,有人出家,他的魔子魔孫就會少了,所以魔王就會感到恐怖。(三)破惡,因比丘持戒能破心中的種種煩惱惡業。身心為出家人,要知道“比丘”的意義。Keluar rumah menjadi sramana, juga disebut bhiksu, bhiksu adalah bahasa Sansekerta yang bermakna adalah pengemis (mulia), menaklukkan mara/iblis, menghancurkan kejahatan; 1. Menjadi pengemis, kebutuhan hidupnya seharusnya pergi pindapatra, tetapi di Tiongkok disebabkan era Kuo Ching, tradisi dan kondisi yang berbeda maka tidak pergi pindapatra. Orang-orang yang menghantarkan sumbangkan atau dana ke vihara, ini artinya menerima orang punya dana, harus mengetahui sebab mengemis makanan, bila kesuciannya sudah meningkat maka dapat menggugah para dewa dan manusia untuk berdana. 2. Menaklukkan Mara, saat menerima sila, pembimbing upacara mengucapkan tiga kali, “di dunia ada orang jadi sramana”, di atas langit istana Mara menjadi bergetar, Raja Mara menjadi takut, karena sebab menjadi sramana harus bisa keluar dari Triloka Dhatu, ada orang menjadi sramana, ia punya anak mara dan cucu mara jumlahnya jadi berkurang, sehingga Raja Mara merasakan ketakutan. 3. Menghancurkan Kejahatan, disebabkan Bhiksu melaksanakan sila menghancurkan hati yang memiliki bermacam macam kegalauan dan perbuatan jahat. Tubuh dan hati yang menjadi sramana harus mengetahui makna menjadi bhiksu.
《大善权经》“我今为诸天人世间作利益故,发心出家”,“我今欲为一切世间求解脱故,出家修道!” Di dalam Sutra Ta Shan Chien Cing, disabdakan: Saya sekarang untuk para dewa manusia dan dunia melakukan perbuatan yang bermanfaat sehingga mengembangkan hati jadi sramana; Sekarang saya ingin memohon pembebasan untuk semuanya di dunia, sehingga menjadi sramana menapak jalan kesucian.
Makna & Pengertian Sangha
Sangha (Pali: Saṅgha; Sanskerta: Sangha, Mandarin: 僧伽 ) berarti persamuan atau persaudaraan para Bhikkhu. Kata Sangha pada umumnya ditujukan untuk sekelompok Bhikku. Sangha juga merupakan bagian ketiga dari Tiga Mustika dalam Buddhisme.
Ada 2 (dua) jenis Sangha, yaitu:
- Sammuti Sangha: persaudaraan para bhikkhu biasa, atau mereka yang belum mencapai tingkat-tingkat kesucian.
- Ariya Sangha: persaudaraan para bhikkhu suci, mereka yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian.
Realitanya kita berlindung kepada Sangha Suci, tetapi kita tetap harus selalu menghormati dan mendukung Sangha awam untuk melaksanakan kebajikan dan perjalanan mencapai kesucian mereka. Karena keberadaan Sangha Suci awalnya juga dari kumpulan Sramana awam/ Sangha Awam.
Di dalam Sakkasamyutta (S. i, 233), Sakka mengajukan pertanyaan yang sama kepada Sang Buddha: dana yang diberikan kepada siapa yang memberikan hasil yang paling besar? Sang Buddha menjawab bahwa apa yang diberikan kepada Sangha memberikan hasil yang besar. Secara khusus Sang Buddha menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ‘Sangha’ adalah komunitas individu yang suci dan lurus, yang telah masuk pada Sang Jalan dan telah mantap dalam buah kesucian, yang memiliki moralitas, konsentrasi dan kebijaksanaan. Perlu dicatat bahwa menurut Vinaya, ‘Sangha’ berarti sekelompok bhikkhu yang cukup untuk mewakili Ordo bhikkhu dengan berbagai tujuan kerohanian (Vin. i, 319). Tetapi di dalam sutta-sutta, ‘Sangha’ berarti 4 pasang makhluk suci atau delapan individu khusus (cattari purisayugani, attha purisapuggala) yaitu mereka yang berada di jalan menuju Pemasuk-Arus, Yang-Kembali-Sekali-Lagi, Yang-Tidak-Kembali-Lagi, dan Arahat, serta mereka yang telah memperoleh buah-buah darinya. (Buku Mengapa Berdana, oleh Bhikkhu Bodhi)
Sejatinya Sangha terdiri dari : Bhiksu, Bhiksuni, Sramanera, Sramaneri, Sikhamana, Upasaka dan Upasika. Karena kesucian bukan monopoli kaum bhiksu atau bhiksuni saja bahkan semua makhluk yang tekun membina diri bisa memasuki arus kesucian dan mencapai kesucian. Di dalam ajaran Mahayana begitu banyak Bodhisattva dan Mahassttva yang menjelma menjadi Upasaka atau Upasika bahkan menjadi umat awam atau menjelma menjadi makhluk –makhluk bukan manusia.
Jasa Pahala Menjadi Sramana
《贤愚经》云:“出家功德,高于须弥,深于大海,广于虚空。” “Hyang Buddha di dalam Sutra Sien Yi Cing 《贤愚经》 memuji jasa pahala menjadi Sramana/ Rahib lebih tinggi dibanding dengan ‘Gunung Semeru (Si Mi San)’, lebih dalam dibanding dengan ‘Maha Samudra’, lebih luas dibanding ‘Angkasa Raya’. Menjadi sramana mampu melenyapkan barisan Mara (Raja Iblis) dan pengikutnya, meneruskan generasi Sakya, berjuang untuk keluar dari proses kelahiran dan kematian. Dharma kebajikan bertambah luas, menjauhi dan meninggalkan kekotoran batin dan melenyapkan segala rintangan, dan dapat mengumpulkan ‘Pahala’ yang tiada bandingnya. Juga disebutkan: bila mana ada orang yang mempergunakan tujuh permata membangun Pagoda Buddha setinggi surga tiga puluh tiga langit (Setinggi sampai ke surga Tryamtimsa) jasa pahala membangun Pagoda Buddha tersebut tidak sebanding dan tidak sebesar dengan pahala menjadi sramana. Karena disebabkan kondisi luar seperti adanya orang galau/jahat dapat menghancurkan pagoda tujuh permata tersebut, tetapi jasa pahala menjadi sramana tidak ada orang/makhluk yang dapat merusaknya (kecuali dirusak oleh diri sendiri), juga disebutkan kesucian dan pahala internal sramana tidak terpikirkan, sampai mencapai ‘Bodhicitta Sempurna’ tidak bisa lenyap atau rusak.”
Di dalam Sutra Fo Shuo Chu Jia Kung Te Cing, (佛说出家功德经)disabdakan: barang siapa bisa satu hari satu malam saja menjadi sramana(出家/menjadi sramanera/sramaneri) dengan baik, maka jasa pahalanya akan dilahirkan menjadi ‘Putra Raja Dewata selama 20 kalpa.’
《宣说大种变经》云:“大千界众生,皆发趣菩提,假令尽一劫,男女以奉施。若人发道意,以信而出家,随佛而修学,其福胜于彼。过去未来世,一切诸如来,无有不舍家,得成无上道。三世一切佛,称赞出家法,若乐供养佛,当依佛出家。”Di dalam Sutra Sien Shuo Ta Cung Pien Cing, disabdakan: makhluk-makhluk di Maha Chillicosmos, mengembangkan dan menuju Kebodhian, semisalnya selama satu kalpa lelaki dan perempuan hadir mengabdi dan berdana. Bilamana ada orang mengembangkan pikiran suci, dengan keyakinannya menjadi Sramana, mengikuti Buddha untuk membina dan belajar. Pahala ini lebih besar daripada yang disebut sebelumnya. Masa dulu dan akan datang, semua para Tathagata , tiada yang tidak meninggalkan rumahnya, sehingga peroleh kesucian dan kesempurnaan yang tiada taranya. Tiga masa semua Buddha. Memuji Dharma menjadi sramana. Bilamana senang berdana kepada Buddha , maka ia harus mengandalkan Buddha menjadi Sramana.
《大宝积经》云:“菩萨最胜利益,所谓出家。若乐出家者,则能摄取十种胜利:一者不著诸欲;二者乐阿兰若;三者行佛所行;四者离凡夫行;五者不著妻子,及以财产;六者离恶道因;七者修善趣法;八者宿世善根皆不损减;九者恒为诸天之所赞羡;十者一切鬼神恭敬守护。” Di dalam Sutra Ta Pao Ci Cing, disabdakan: Bodhisattva paling bermanfaat besar adalah menjadi sramana. Bilamana senang menjadi sramana akan dapat terkumpulnya 10 keberuntungan besar: 1. Tidak terikat semua nafsu; 2. Menyenangi tempat praktik yang sunyi dan sepi; 3. Mempraktikkan apa yang Buddha praktikkn; 4. Meninggal perilaku orang awam; 5. Tidak terikat istri dan anak, juga harta warisan; 6. Meninggalkan sebab terjatuh di alam celaka; 7. Membina kebajikan sesuai Dharma; 8. Masa lampau punya akar kebajikan tidak berkurang; 9. Senantiasa para dewa memujinya; 10. Semua setan dan dewa menghormati dan melindunginya.
三世诸佛最后成道时,皆是以出家身相而成就。《宣说大种变经》云:“大千界众生,皆发趣菩提,假令尽一劫,男女以奉施。若人发道意,以信而出家,随佛而修学,其福胜于彼。过去未来世,一切诸如来,无有不舍家,得成无上道。三世一切佛,称赞出家法,若乐供养佛,当依佛出家。”Tiga masa para Buddha akhirnya mencapai kesucian dikarenakan dengan rupa tubuh sramana mencapai keberhasilan. ( Di dalam Sutra Sien Shuo Ta Cung Pien Cing, disabdakan; Makhluk-makhluk di maha chilli cosmos, mengembangkan dan mengarah kebodhian, misalnya selama satu kalpa, laki dan perempuan dengan pengabdaian dan dana. Bilamana orang mengembangkan pikiran suci, dengan keyakinan menjadi sramana, mengikuti Buddha membina dan belajar, keberuntungan ini lebih unggul dari sebelumnya. Masa lalu dan masa akan datang, semua para Tathagata tiada ada yang tidak melepaskan rumah (keluarganya) mencapai kesempurnaan. Tiga masa para Buddha memuji Dharma sramana. Bilamana senang berdana kepada Buddha, harusnya berlindung kepada Buddha menjadi sramana.
不必说生生世世,一生一世出家的功德乃至一日一夜出家的功德亦不可思议。有人虽无一生出家的缘分,但发愿想要出家或者短期出家,亦有无量功德,如今东南亚、南亚信仰佛教的国家如泰国、缅甸等都有短期出家的风气,这种做法有无边殊胜的利益。Tidak perlu mengatakan untuk banyak kelahira , satu kelahiran di dunia, jasa pahala menjadi sramana sampai satu hari satu malam jasa pahala menjadi sramana tidak terpikirkan. Ada orang walaupun tiada satu kelahiran punya jodoh untuk menjadi sramana. Tetapi hanya mengembangkan tekad dan terpikir mau jadi sramana saja atau mengikuti program Pababajja menjadi sramana, juga jasa pahalanya tidak terukur. Contohnya sekarang di bagian timur selatan benua Asia negara-negara seperti Thailand, Myamar dan lainnya kegiatan tetap pelaksanaan program pabbajja. Praktik macam ini ada manfaat dan keuntungan yang tiada terbatas.
如《本缘经》中云:“以一日一夜出家故,二十劫不堕三恶道。”《僧祇律》中云:“以一日一夜出家修梵行者,离三百六十三万六千岁三途苦。”Di Sutra Pen Yen Cing, disabdakan: Dengan satu hari satu malam menjadi sramana, selama 20 kalpa tidak terjatuh ke tiga alam celaka; di dalam Vinaya Shen Ce Li, disabdakan: Dengan satu hari satu malam menjadi sramana mempraktikan Brahmanacariya (tidak berhubungan badan) meninggalkan 360.306.000 tahun penderitaan tiga alam celaka.
《璎珞经》卷下说:“法师能于一切国土中,教化一人出家受菩萨戒者,是法师其福胜造八万四千塔。”又说:“其受戒者,入诸佛界菩萨数中,超过三劫生死之苦。”又说:“有而犯者,胜无不犯;有犯名菩萨,无犯名外道。” Di dalam Sutra Ying Luo Cing, bagian bawah, dikatakan: “Guru Dharma bisa terhadap semua negara, mengajarkan satu orang menjadi sramana untuk menerima Bodhisattva sila, adalah Guru Dharma tersebut keberuntungnya lebih besar daripada membangun 84000 pagoda”, juga dikatakan “Orang yang menerima sila, memasuki alam Buddha di antara para Bodhisattva, melampaui tiga kalpa penderitaan kelahiran dan kematian.” Juga disabdakan Ada (sila) tapi melanggarnya lebih unggul daripada tiada ‘tidak melanggar’ (tidak mengambil sila). Ada pelanggaran disebut Bodhisattva, tiada pelanggaran (tiada sila) disebut parktisi sempalan.”
《宝积经》云:“菩萨最胜利益,所谓出家。若乐出家者,则能摄取十种功德:一者不著诸欲;二者乐阿兰若;三者行佛所行;四者离凡夫行;五者不著妻子,及以财产;六者离恶道因;七者修善趣法;八者宿世善根皆不损减;九者恒为诸天之所赞羡;十者一切鬼神恭敬守护。” Di dalam Sutra Pao Ci Cing, disabdakan: Bodhisattva peroleh manfaat yang besar apabila menjadi Sramana atau Rahib. Bilamana senang menjadi sramana, ia mampu dan peroleh sepuluh jenis jasa pahala: 1. Tidak terikat kepada nafsu; 2. Senang dengan hidup menyendiri dan kesederhanaan; 3. Mempraktikan seperti Buddha praktikan; 4. Meninggalkan perilaku orang awam; 5. Tidak menikah dan terikat dengan istri dan anak, termasuk harta benda; 6. Melepaskan penyebab terjatuh ke alam celaka; 7. Membina kebajikan dan keinginan belajar/praktik Dharma; 8. Akar kebajikan masa lalunya tidak rusak dan berkurang; 9. Selamanya para Dewa memuji dan berkesan; 10. Semua para dewa setan memberi respek dan melindunginya.
若人出家,能脱三界轮回,证寂灭安乐,度无量众生,故出家功德不可限量。《阿难出家空经》云:“若发愿出家,向寂静处跨一步之功德,已胜过诸三千界众生,于数劫中布施妻子儿女之福德。”Bilamana orang menjadi sramana, dapat terbebas dari siklus tumimbal lahir di Triloka Dhatu. Mencapai Nirvana tentram dan damai, menolong makhluk-makhluk yang tidak terbatas, karena ini menjadi Sramana jasa pahalanya tidak bisa diukur. Sutra A Nan Chu Cia Khong Cing, disabdakan: Bilamana mengembangkan ikrar menjadi sramana. Mengarah suci tenang satu melangkah ke benteng luar, sudah melampaui makhluk-makhluk di Trichilli cosmos yang beberapa kalpa tersebut berdana istri anak pria dan anak perempuan punya keberuntungan dan pahala.
出家的功德他人无法摧毁,直至究竟菩提都不会灭尽,故说出家功德不可思议、无量无边. Jasa pahala Sramana, orang lain tiada dapat menghancurkan dan merusaknya, sampai mencapai kesempurnaan Bodhi tidak bisa lenyap total. Karenanya dikatakan jasa pahala Sramana tidak dapat terpikirkan, tiada terukur dan tidak terbatas.
Perjuangan Para Sramana
Menurut Hyang Buddha, faedah-faedah menjadi Bhiksu antara lain:
- Setelah menjadi Bhiksu, ia harus hidup mengendalikan diri sesuai dengan Pratimoksa (bahasa Sansekerta) atau Patimokkha (bahasa Pali), yaitu:peraturan-peraturan Bhiksu, sempurnakan kelakuan dan latihannya, dapat melihat bahaya dalam kesalahan-kesalahan yang paling kecil sekalipun. Ia menyesuaikan dan melatih dirinya dalam peraturan-peraturan. Menyempurnakan perbuatan-perbuatan dan ucapannya. Suci dalam cara hidupnya, sempurna silanya, terjaga pintu-pintu inderanya. Ia memiliki perhatian murni dan pengertian jelas dan hidup sederhana, leluasa dan mudah puas.
- Tugas utama seorang Bhiksu adalah menyingkirkan lima rintangan (Panca Nivarana) dari dirinya. Lima rintangan tersebut adalah:
- Kerinduan terhadap dunia (Kamachanda-Nivarana)
- Itikad- itikad jahat (Vyapada-Nivarana)
- Kemalasan dan kelambanan (Thinamiddha-Nivarana)
- Kegelisahan dan kekhawatiran (Uddhacca-Kukkucca- Nivarana)
- Keragu-raguan (Vicikiccha-Nivarana)
佛陀在《佛遺教經》中對出家沙門訓示:「當自摩頭,已捨飾好,著壞色衣,執持應器,以乞自活,自見如是。」佛陀強調做為一個沙門釋子必須嚴持淨戒,不能失去出家人應有的本色。Buddha di dalam Sutra Fo Yi Ciau Cing, terhadap sramana menginstruksikan: “Seringlah sendiri mengusap kepalanya, sudah dilepaskan hiasan rambut, memakai pakaian sederhana warnanya, senantiasa memegang mangkuk pindapatra, dengan mengemis makanan untuk kelangsungan hidup, sendiri memandang demikian adanya. “ Buddha tekankan menjadi seorang sramana Sakya harus melaksankan sila suci dengan patuh, tidak boleh kehilangan sramana punya ciri sejati.
《大般涅槃經》如來性品,云:「依法不依人。依義不依語。依智不依識。依了義經不依不了義經。Di dalam Sutra Ta Pan Nie Phan Cing, bagian Ru Lai Xing Phing, disabdakan: Mengandalkan Dharma jangan mengandalkan orang; Mengandalkan kebenaran jangan mengandalkan kata-kata; Mengandalkan kebijaksanaan jangan mengandalkan kesadaran; Mengandalkan sutra kebenaran yang membebasan jangan mengandalkan sutra kebenaran tidak membebaskan.
釋迦牟尼佛云:『我入涅槃後,當依止四法,以為大師,若明此四依法,可依止、可信受。』
持戒的意义与功德 Makna dan Pahala Melaksanakan Sila
Seorang Sramana yang baru dicukur harus belajar sila vinaya selama lima tahun, harus mendekati guru yang paham sila dan vinaya, Sramana tersebut harus mematuhi dan mempraktikkan sila vinaya untuk peroleh manfaat dan berkembangnya kesucian diri.
- 《遗教经》:汝等比丘,于我灭后,当尊重珍敬波罗提木叉(戒律)。如暗遇明,贫人得宝。当知此则是汝大师,如我住世,无有异也。Sutra Yi Ciau Cing: Kalian para bhiksu, sesudah Saya (Buddha) Parinirvana, harus memuliakan dan menghormati Praktimoksa Sila, bagaikan gelap bertemu terang, orang miskin peroleh mustika. Ketahuilah sila ini adalah kalian punya Guru Besar, bagaikan Saya (Buddha) menetap di dunia, tidak ada perbedaan.
- 《大报恩经》:欲报佛恩,当持禁戒,护持正法。夫能维持佛法,三乘道果,相续不断。尽以波罗提木叉为根本。Sutra Ta Pau En Cing: Ingin membalas budi Buddha, laksanakan sila pengendalian, melindungi dan melaksanakan Dharma. Siapapun bisa pertahankan Buddha Dharma, buah kesucian Triyana terus berkesinambungan tidak terputus. Sebisanya jadikan Praktimoksa sila sebagai fondasinya.
- 《四十二章经》:佛子离吾数千里,忆念吾戒,必得道果。在吾左右,虽常见吾,不顺吾戒,终不得道。Sutra Empat Puluh Dua bagian: Siswa Buddha tinggal jauh hitungan ribuan mill dari Saya (Buddha), ingat saya punya sila, pasti peroleh buah kesucian. Berada disamping kiri kanan Saya, walau sering melihat Saya, Tidak giat laksanakan sila Saya, akhirnya tidak peroleh buah kesucian.
- 《大集贤护经》:出家之人,当先护持清净戒行。戒行清净,则能获得现前三昧,成就无上菩提。Sutra Ta Ci Sien Hu Cing: Orang yang menjadi sramana,dimulai melindungi dan melaksanakan sila suci. Saat ini bisa peroleh Samadhi, akan mencapai Anuttara Bodhi.
- 《般舟三昧经》:弃绝情爱,作比丘僧。意欲学是三昧者,当清净持戒,不得缺犯。 Sutra Pan Zhou San Mei Cing: Buang dan putuskan perasaan kecintaan, menjadi Bhiksu sangha. Pikiran ingin belejar Samadhi, harus melaksanakan sila suci, tidak boleh hilangkan dan dilanggar.
- 《六门教授习定论》:若求净戒,有四种因。一善护诸根。二饮食知量。三初夜后夜能自警觉,与定相应。四于四威仪(行、住、坐、卧四威仪) 中正念而住。如是则戒得清净。Abhidharma Lyu Men Ciao Sou Si Ting Lun: Bilamana memohon sila suci, harus ada empat jenis sebab: 1. Kebajikan melindungi semua indera; 2. Minum dan makan harus tahu ukuran; 3. Awal malam dan akhir malam bisa sendiri waspada, menyatu dengan Samadhi. Empat jenis sebab ini terhadap empat kewibawaan 1. saat berjalan, 2. saat berdiri, 3. saat duduk, 4. saat rebahan dilandasi pikiran benar untuk menetap. Demikian dapat melaksanakan sila suci.
- 《阿含经》:无戒之人,当生三恶道中。比丘戒律成就,威仪具足,犯小律尚畏,何况大者。是谓成就第一之法。弊魔波旬,不得其便。犹如彼城,高广极峻,不可沮坏。Sutra Ah Han Cing: Orang tiada praktik sila akan dilahirkan di tiga alam celaka. Bhiksu sila vinaya di raih, kewibawaan juga terpenuhi, melanggar vinaya kecil saja sudah mengkhawatirkan, bagaimana dengan vinaya besar. Adalah disebut mencapai Dharma nomor satu. Malpraktik Mara Boxun, tidak dapat memperdayakan, bagaikan gerbang kota, tinggi luas kokoh tidak bisa di rusak.
- 《恒水经》:一时佛至恒水,月十五日说戒时,告阿难等曰。夫人生死五道展转,不自识宿命本末,皆坐心意不端故。人身甚难得,经戒复难闻,闻已信入佛道难,入已守持戒律难。汝等皆应端心正意,念生死甚劳苦,当守经戒,不可缺犯。持五戒者,还生人中。持十善戒者,得生天上。能持二百五十净戒者,现世可得阿罗汉辟支佛菩萨佛泥洹大道果。Sutra Heng Sui Cing: satu saat Buddha menuju ke tempat Heng Shui, saat bulan tanggal lima belas membicarakan sila, memberitahukan Ananda dan lainnya; perempuan tersebut lahir mati berputar di lima alam, sendiri akhirnya tidak menyadari kehidupan lampaunya. Saat duduk hati dan pikiran tidak lurus. Terlahir jadi manuisa sulit diperoleh, sutra dan sila juga sulit didengar, setelah mendengar bisa yakin memasuki jalan Buddha juga sulit,memasuki diri sendiri dengan menerima dan melaksanakan sila vinaya juga sulit. Kalian seharusnya hati lurus pikiran benar, ingat kelahiran dan kematian sangatlah lelah dan derita. Harusnya mengambil sutra dan sila tidak boleh hilang dan dilanggar. Melaksanakan Pancasila kembali dilahirkan jadi orang. Melaksanakan sepuluh kebajikan (Dasa Kusala) peroleh kelahiran di surga langit. Dapat melaksanakan 250 sila suci kehidupan sekarang peroleh tingkatan Kearahatan, Prayetka Buddha, Buddha, Bodhisattva, Nirvana dan buah kesucian yang besar.
- 《善见律》 :一切作诸恶法犯戒,无人不知。初作者护身神见之,次他心通天神知之。于是转相传至梵天,至无色界天,无不皆闻。故世间有犯戒者,诸天咸知焉。有智慧人宁守戒而死,不犯戒而生。持律有六德,一者守领波罗提木叉,二者知布萨,三者知自恣,四者知授人具足戒,五者受人依止,六者得蓄沙弥。若不解律,但知修多罗阿毘云,不得度沙弥受人依止。以律师能持律故,佛法住世五千年。Sutra Shan Cien Cing: semua aksi perbuatan jahat, tiada orang yang tidak tahu, perbuatan awalnya Dewa pelindung tubuh sudah melihatnya, selanjutnya Dewa yang memiliki kegaiban mengetahui hati orang ia akan tahu. Terhadap perubah wujud yang menyebar Dewa Brahma, sampai penghuni alam tanpa wujud tiada yang tidak mendengar/pasti mengetahui. Karena itu di dunia ada pelanggaranya, para dewa mengetahuinya. Orang yang ada kebijaksanaannya lebih baik mempertahankan sila walaupun mati, tidak melanggar sila ia hidup. Melaksanakan sila ada enam pahala: 1. Mempertahankan praktimoksa dan menjadikan pemimpin; 2.Mengetahui Upavasatha (Perenungan untuk penyesalan dan pertobatan guna membersihkan pikiran dari hal-hal kotor,” yang menyebabkan ketenangan batin dan kebahagiaan); 3. Mengetahui Vassa selama tiga bulan; 4. Mengetahui bagaimana orang dapat menerima sila Bhiksu; 5. Menerima orang untuk membina diri/ mengendalikan diri. 6. Menerima Diksa Sramanera/Sramaneri; bilamana tidak memahami vinaya, hanya tahu sutra. Abhidharma disabdakan tidak boleh mencukur dan menerima sramanera menerima orang untuk pengendalian diri. Dengan belajar kepada Guru Vinaya sehingga bisa melaksanakan vinaya, maka Buddha Dharma bisa menetap selama 5000 tahun.
- 《楞严经》:汝常闻我毗奈耶中,宣说修行三决定义,所谓摄心为戒,因戒生定,因定发慧。是则名为三无漏学。Sutra leng Yen Cing: Anda senantiasa mendengarkan Vinaya, mengumumkan membina diri harus ada makna tiga kemantapan, yaitu: 1. Kendalikan hati adalah sila; 2. Sebab sila munculnya samadhi; 3. Sebab Samadhi berkembangnya kebijaksanaan, ini dinamakan tiga praktik tidak bocor lagi.
Kutipan dari Mahaparinirvana Pacchimovada Sutra. Hyang Buddha bersabda: O, para Bhiksu, setelah Aku Parinirvana, kamu sekalian harus patuh pada Pratimoksa (peraturan bagi para Bhiksu), bagaikan menemukan terang di dalam kegelapan, dan bagaikan seorang miskin menemukan harta karun. Engkau semua harus mengetahui bahwasanya tiada perbedaan apakah Aku masih berada di dunia ini atau setelah Aku parinirvana. Bagi mereka yang menjalankan sila dengan baik, tidak dibenarkan untuk berdagang atau menjual belikan barang-barang, mengerjakan pembangunan-pembangunan rumah atau menggarap sawah, memperkerjakan para budak, pembantu-pembantu wanita, dan memelihara ternak, engkau harus menjauhkan diri dari segala pekerjaan bercocok tanam, menjauhkan diri dari harta kekayaan duniawi bagaikan menjauhkan diri dari kobaran api! Juga tidak dibenarkan mengusahakan pekerjaan ramuan-ramuan obat, meramal dan nujum atau mencarikan hari-hari baik untuk orang lain. Bahwasanya hal demikian terlarang bagi para Bhiksu.
“Di kehidupan sekarang menjadi Guru Feng-shui, Pengurus kematian atau penguburan (peramal yang menentukan hari penguburan/kremasi dan letak posisi peti mati yang bersifat komersial dan cari untung), Peramal Nasib, menipu uang dan harta orang lain, setelah meninggal dunia terlahir di alam neraka yang berbentuk penjara besi dan perunggu. Mengalami penderitaan karena tubuh dan tulang jasmaninya dipatuk burung, menerima penderitaan yang tak terhingga”. (Dikutip dari “Sutra Tentang Sebab Akibat Perbuatan Baik dan Buruk”.) (Maha Tripitaka jilid XXVIII, Halaman 920)
Di dalam Majjhima Nikaya 1, 197, disabdakan: “Menjalani kehidupan suci, berarti tidak mengharapkan keuntungan dari laba. Tidak mengharapkan imbalan dan tanpa pamrih, juga kehormatan dan kemasyhuran. Menjalani kehidupan suci, berarti tidak mengharapkan keuntungan moral. Tidak mengharapkan keuntungan dari konsentrasi, juga keuntungan dari pengetahuan. Tetapi kehidupan suci, adalah kebebasan pikiran yang tidak tergoyahkan, dan terbebas dari kebencian dan keserakahan. Itulah tujuan kehidupan suci, sasaran dan puncak tertinggi yang harus diraih!”
Seorang Sramana Harus Sadar & Hiduplah Bijaksana
Seorang Sramana yang baik harus memiliki kesadaran diri, kesadaran Dharma dan kesadaran Bodhi.
Di dalam Sutra Nirwana dikatakan: “Semua makhluk awam memiliki Hakikat Buddha. Namun hal tersebut tertutup oleh kegelapan di mana mereka tak bisa meloloskan diri darinya. Hakikat Buddha kita adalah kesadaran (kesadaran murni/kesadaran tunggal); Untuk menjadi sadar dan membuat makhluk-makhluk lainnya tersadarkan juga. Demikianlah maka merealisasikan kesadaran merupakan pembebasan,”
四分律云:『毘尼藏者,佛法壽命,毘尼若住,佛法亦住,毘尼若亡,佛法亦亡。』
Sila She Fen Li, disabdakan: Keberadaan Vinaya pitaka adalah usia kehiduapn Buddha Dharma, Vinaya masih eksis Buddhadharma masih eksis, bila vinaya lenyap, Buddhadharma juga lenyap.
华严经,卷 五云: “一切诸世间,皆從妄想生;是诸妄想法,其性未曾有。”
Avatamsaka Sutra, bab ke 5, disabdakan: “Semua kondisi dunia, asalnya dari khayalan yang muncul; adalah semua dharma khayal, hakikatnya belum pernah ada.
涅盘经,偈云:“诸行无常,是生灭法。生灭灭已,寂灭为乐“ . Sutra Nirvana, disabdakan : Semua aktivitas tidaklah kekal, adalah dharma timbul lenyap; Timbul lenyap sudah lenyap, sunyi nirvana adalah kebahagiaan hakiki.
楞严经云:修行如不断淫心,必落魔道,上品魔王,中品魔民,下品魔女。
Di dalam Sutra Shurangama, disabdakan: Membina diri bila tidak melenyapkan hati yang bernafsu seksual, dipastikan terjatuh ke alam Mara/Iblis, tingkat tinggi jadi Raja Mara; Tingkat menengah jadi Rakyat Mara; Tingkat bawah jadi Putri Mara.
佛在《雜阿含經》中有授記:「魔等不能毀壞佛法,只有形象為佛弟子,但內心 無聞思修,不持淨戒的修行人才能毀壞佛法,滅盡佛的正法。」故我們在弘法利 生時,最主要的是不能失壞三乘的根本戒。Buddha di dalam Sutra Ca Ah Han Cing, mengingatkan: “ Mara/ iblis dan lainnya tidak bisa merusak Buddhadharma, hanya orang yang berpenampilan sebagai siswa Buddha tetapi membina diri di dalamnya hatinya tiada mendengar, menguji dan melatih, tidak melaksanakan sila baru dapat merusak Buddhadharma, melenyapkan habis Buddha punya kebenaran Dharma.” Karena itu, kita saat membabarkan Dharma untuk memberikan manfaat kepada para makhluk, paling penting tidak boleh merusak sila utama Triyana.
佛說四十二章經云:『佛子離吾數千里,憶念吾戒,必得道果,在吾左右;雖常見吾,不順吾戒,終不得道。』 Sutra fo Shuo She Se Ol Cang Cing, disabdakan: Siswa Buddha walau jauh terpisah ribuan mil tapi mengingat Saya (Buddha) punya sila, pasti mendapatkan buah kesucian; Sebaliknya walau berada dikiri kanan, walau sering melihat Saya (Buddha) tapi tidak melaksanakan sila, akhirnya tidak mendapatkan kesucian.
僧護經云:『在佛僧凈地,涕唾污地,以是因緣,入地獄中,刀刖己鼻,火燒受苦不息。』
Sutra Sheng Fu Cing, disabdakan: saat di tempat suci Buddha dan Sangha, membuang dahak mengotori lantai/tanah, karena sebab kondisi ini, akan memasuki ke neraka, pisau untuk memotong hidungnya, dan dibakar menerima penderitaan yang tidak berakhir.
《贊僧功德經》云:
縱使慾火熾燒心,玷污屍羅清凈戒,不久速能自懺除,還入如來聖眾位。
如人暫迷失其道,有目還能尋本路,比丘雖犯世尊禁,雖然暫犯還能滅。
如人平地蹶腳時,有足還能而速起,比丘雖暫缺屍羅,雖犯不久還能補。
Sutra Can Sheng Kung Te Cing (Sutra Memuji Jasa Pahala Sangha), disabdakan:
Meskipun api nafsu berkobar membakar hati, Menodai sila murni, Tidak lama selekasnya dapat sendiri tobat dan menyesal, kembali memasuki Tathagata kumpulan makhluk suci;
Bagaikan orang sementara bodoh dan kehilangan jalan, ada mata kembali bisa mencari jalan pulang, Bhikshu walaupun melanggar Lokanatha (Buddha) punya sila, walaupun sementara melanggar masih bisa melenyapkannya;
Bagaikan orang di tanah datar saat timpang kaki, ada kaki masih bisa segera berdiri lagi, Bhiksu walaupun hilangkan sila, walau dilanggar tidak lama lagi bisa ditambal (diperbaiki.).
大寶積經, 卷一一三沙門品更列, 沙門應遠離之三十二垢及八法覆沙門行,三十二垢者:(一)欲覺。(二)瞋覺。(三)惱覺。(四)自讚。(五)毀他。(六)邪求利養。(七)因利求利。(八)損他施福。(九)覆藏罪過。(十)親近在家人。(十一)親近出家人。(十二)樂於眾鬧。(十三)未得利養作方便求。(十四)於他利養心生悕望。(十五)自於利養心不知足。(十六)於他利養中心生嫉妒。(十七)常求他過。(十八)不見己過。(十九)於解脫戒而不堅持。(廿)不知慚愧。(廿一)無恭恪意,心慢掉動,無有羞恥。(廿二)起諸結使。(廿三)逆十二因緣。(廿四)攝取邊見。(廿五)不寂滅,不離欲。(廿六)樂於生死,不樂涅槃。(廿七)好樂外典。(廿八)五蓋覆心,起諸煩惱。(廿九)不信業報。(卅)畏三脫門。(卅一)謗深妙法,不寂滅行。(卅二)於三寶中心不尊敬。八法覆沙門行者:(一)不敬順師長。(二)不尊敬法。(三)不善思惟。(四)於所未聞法,聞已誹謗。(五)聞無眾生、無我、無命、無人法後,心生驚畏。(六)聞一切行本來無生後,解有為法,不解無為法。(七)聞說次第法後,墮於大深處。(八)聞一切法無. Di dalam Sutra Ta Pao Ci Cing, bab ke 113, Sa Men Phing Ken lie. Sramana harus menjauhi 32 ketotoran dan 8 Dharma yang menutupi praktik sramana, ke 32 kekotoran adalah;
- Kesadaran kotor;
- Kesadaran membenci;
- Kesadaran kerisauan;
- Memuji diri sendiri;
- Mencela orang lain;
- Dengan kesesatan memohon keuntungan;
- Sebab dapat keuntungan mencari keuntungan terus;
- Merugikan orang untuk berdana;
- Menutupi kejahatan dan kesalahan;
- Mendekati perumah tangga;
- Mendekatai sramana (ketergantungan);
- Sengan dengan keramaian;
- Belum dapat keuntungan membuat upaya memohon;
- Orang lain dapat keuntungan hatinya ikut berharap;
- Sendiri sudah dapat keuntungan tapi hati tidak kenal cukup;
- Orang lain dapat keuntungan, hati nya muncul keiri hatian;
- Senantiasa mencari kesalahan orang lain;
- Tidak melihat kesalahan sendiri;
- Terhadap sila pembebasan tidak dipraktikan serius;
- Tidak tahu malu berbuat jahat dan takut akibat perbuatan jahat;
- Pikiran tiada respek dan segan, hati sombong dan melambung tinggi, tidak punya rasa malu;
- Membuat simpul ikatan;
- Merusak 12 sebab musabab;
- Memiliki kecenderungan dan pandangan keberpihakan (pandangan dualitas);
- Batinnya tidak mengarah kesunyian dan nirvana, tidak bisa melepaskan nafsu;
- Senang dengan siklus kelahiran dan kematian, tidak suka ke nirvana;
- Suka dan senang dengan buku-/ajaran yang keluar (keduniawian);
- Lima nivarana ( dilanda kesarakahan, kebencian, kemalasan, kegelisahan, dan keraguan)menutupi hatinya, terbangkitnya kerisauan;
- Tidak yakin balasan perbuatan;
- Takut dengan tiga pintu pembebasan(Pintu kesunyataan, pintu tiada wujud, pintu tiada tekad);
- Memfitnah Dharma yang dalam dan gaib;
- Terhadapa Triratna hatinya tidak memuliakan dan respek;
8 Dharma yang menutupi praktik sramana, yaitu: 1. Tidak respek dan patuh terhadap Guru (mulia); 2. Tidak memuliakan dan respek terhadap Dharma; 3. Pikirannya tidak baik; 4. Terhadap Dharma yang belum pernah di dengar, setelah mendengar lalu memfitnah; 5. Mendengar tiada makhluk-makhluk, tiada aku, tiada nasib, tiada orang dan Dharma, setelah itu muncullah rasa ketakutan; Mendengar dharma semua praktik hakikatnya tiada yang timbul, setelah itu mengerti dharma pamrih tidak mengerti dharma sunya ; 7. Mendengar dharma kedua / selanjutnya,melompat ke bagian yang dalam; 8. Mendengarkan semua Dharma merasakan ‘ketiadaan/ nihilistik”.
释迦牟尼佛将要灭度的时候,弟子们看到了,着急!阿难向释迦牟尼佛请教:佛在世,我们都以佛为老师,佛不在世,我们依谁为老师?我们要跟谁住?佛就答复他,以戒为师,依四念处住。四念处是观身不净、观受是苦、观心无常、观法无我
Guru Agung Sakyamuni Buddha saat mau memasuki Maha Parinirvana, para siswanya sudah melihatnya, sehingga tergesa-gesa, Ananda menghadap Buddha memohon ajaran: Saat Buddha berada di dunia kita semua menjadikan Buddha sebagai guru, saat Buddha tidak di dunia, kami mengandalkan siapa sebagai guru kami? Kami harus ikut siapa tinggal bersama? Buddha menjawabnya: Jadikan sila sebagai guru, Mengandalkan empat perenungan untuk tinggal bersama, yaitu: 1. Merenungkan Tubuh menjijikan; 2. Merenungkan segala bentuk perasaan adalah derita; 3. Merenungkan hati tidaklah kekal; 4. Merenungkan dharma tiada aku/kepemilikan.
一念著迷外境,處處生著是有情。一念心通实相,法法皆空即如來。
大般若经云:一切法不空无道无果。空是轉凡入聖的根本要徑。成佛須证空,稱空王是佛,佛於空能自在。祖师云:執柤心著魔,离相心自在,一切平等观,无取亦无捨。
Satu pikiran melekat dan bodoh, dimana-mana timbul kemelekatan adalah makhluk berperasaan; Satu pikiran hatinya menembusi realita wujud, Dharma-dharma itu kosong adalah Tathagata; Sutra Maha Prajna disabdakan: Semua Dharma bila tidak kosong maka tiada jalan kesucian tiada pula buah kesucian, Kekosongan adalah jejak dasar untuk merubah orang awam memasuki kesucian; Jadi Buddha harus menembusi kesunyataan, sebutan Raja Kekosongan adalah Buddha; Buddha dengan kekosongan bisa leluasa; Para Patriach bersabda: Hati yang melekat kepada corak adalah kerasukan Mara/Iblis, Melepaskan corak hati menjadi leluasa, semua direnungkan sama rata, tidak dicari pun tidak dilepaskan!
Hati Baik, segala kebaikan muncul; Hati jahat segala kejahatan muncul; Melakukan kebajikan ditempat terang, pahalanya berkurang; Melakukan kejahatan dengan cara gelap, kejahatannya meluas; Orang yang memiliki hati jahat tapi berpura-pura baik maka orang ini menipu dirinya sendiri pasti kebijaksanaannya redup; Orang yang berhati baik tidak merasa dirinya baik, orang ini akan berkembang kebaikannya, kebijaksanaannya pun turut berkembang; Kebaikan tulus adalah kebaikan dalam pikiran, ucapan dan perbuatan; Kebaikan pura-pura adalah kebaikan dalam ucapan dan perbuatan tapi pikirnnya tidak baik; Kebaikan licik adalah kebaikan dalam ucapan dan perbuatan tapi pikiran punya maksud dan tujuan tertentu; Siapakah yang mengetahui perbuatan baik dan buruk kita? Jawabannya adalah:
- Diri kita sendiri, semua niat dan perbuatan disimpan di dalam gudang memory/alayavijnana.
- Langit dan Bumi, semua makhluk yang mempunyai mata dewa melihat jelas perbuatan kita.
- Dewa Yama, mengetahui dan mencatat segala perbuatan kita.
Semua niat/kehendak yang muncul sudah menciptakan karma. Niat baik dilanjutkan, niat buruk segera dilenyapkan. Hati adalah sumber pahala dan dosa bagi manusia; Untuk itu, kembangkan hati baik dan lenyapkan hati jahat.
PERAN HATI MENENTUKAN KONDISI
“Suasana Hati Baik” melihat siapapun nampak baik; “Suasana Hati Baik” jalan kemanapun terasa baik.
” Suasana Hati Baik” membicarakan apapun akan baik. Melihat orang dengan Hati Buddha , semua orang terlihat sebagai Buddha; Melihat orang dengan hati setan, semua orang terlihat sebagai setan. Segala sesuatu baik dan buruknya semua tergantung pola pikiran dan suasana hati kita saja.
JANGAN PERNAH MENYESAL MENGENAL SESEORANG
- Orang yang baik akan memberikan kebahagiaan.
- Orang yang tidak baik akan memberikan pengalaman.
- Orang yang jahat akan memberikan pelajaran.
- Orang yang sangat baik akan memberikan kenangan indah.
10 Tugas & Kewajiban Sramana
Seorang sramana mempunyai tugas dan kewajiban, antara lain:
- Sramana Penterjemah, menterjemahkan , sila, sutra dan abhidharma dari bahasa Sansekerta ke bahasa local, dari bahasa mandarin ke bahasa loka setempat, karyanya di distribusikan kemasyarakat, agar umat Buddha bisa membaca dan mengerti artinya.
- Sramana Penceramah, menceramahkan kebenaran Dharma aktual yang sesuai kesempatan dan kemampuan pendengarnya untuk menyadarkan dan menumbuh kembangkan kebijaksanaan. Selain itu harus mencetak sutra-sutra dan disebarkan secara gratis.
- Sramana Praktisi dan Pengajar Meditasi, ke luar melepaskan kemelekatan corak, ke dalam hati tidak kacau. Berjuang untuk melepaskan khayalan dan kekotoran batin, untuk melenyapkan segala kerisauan dan kebodohan semua makhluk.
- Sramana Pengajar Sila dan Vinaya. Sramana harus mengerti aturan dan hidup sesuai sila dan vinaya sesuai jenjangnya. Sekaligus membimbing umatnya untuk menerima abhisekha Trisarana, panca sila, Bodhisattva sila dan menyelenggarakan program atthasila dan pabbajja secara berkala.
- Sramana Pelindung Dharma. Melindungi Buddhdharma tetap eksis dan lestari. Umumnya umat yang menjadi pelindung Dharma, tetapi sramana pun wajib menjadi pelindung Dharma agar kebenaran Buddhadharma tidak di kacaukan, di rusak, dikotori dan difitnah oleh aliran sempalan yang ingin merusak reputasi dan menghambat perkembangan Buddhadharma.
- Sramana Penggugah. Menggugah para dewa dan manusia agar terpesona dan tertarik mau belajar dan praktik Buddhadharma. Tentu untuk menggugah mereka semua harus dimulai dari sramana itu sendiri, tekun dan ulet mempelajari dan mempraktikan Buddhdharma, utamanya tidak melanggar sila dan vinaya. Setelah ada kebijaksanaan, kesucian dan kekuatan yang terfokus kiranya dapat menggugah banyak makhluk untuk mengikuti jejaknya belajar dan praktik Buddhadharma.
- Sramana Pelafal Sutra. Untuk mempraktikan ajaran Buddha bisa dilakukan banyak cara, salah satunya adalah melafalkan sutra-sutra Mahayana untuk mengembangkan kebijaksanaan dan berjuang untuk meraih kesadaran murni Amala. Dimulai dari membaca sutra untuk mengerti arti dan makna ajaran sutra tersebut; Menjapa sutra untuk menyatukan pikiran, ucapan dan perbuatan menjadi manunggal; melafalkan sutra, melepaskan konsep dualitas dengan melepaskan siapa yang melafalkan dan apa yang dilafalkan melepaskan fenomena dualitas agar hati dan pikirannya menjadi suci.
- Sramana Pembangun Sarana Prasarana Buddhis. Di era jaman sekarang sarana prasarana Buddhadharma harus tumbuh berkembang mengikuti perkembangan dan kemajuan duniawi dengan berlandaskan Buddhadharma. Tentu pembangunan sarana dan prasarana Buddhis ini sesuai kebutuhan dan untuk pelayanan. Seperti membangun vihara, pagoda, sekolah, universitas, gedung untuk melayani perkawinan, rumah sakit, rumah yatim piatu, rumah panti jompo, rumah, krematorium atau tanah kuburan.
- Sramana Teladan Pewaris Relik. Sramana yang menyadari ketidakkekalan (anicca) dan tanpa kepemilikan (anatta) ia berjuang terus mengatasi siklus kelahiran dan kematiaannya. Ia berjuang melaksanakan Sila Samadhi dan Prajna, tekun selalu melafalkan nama Buddha, senang berbuat bajik tanpa pamrih dan tidak melekat dan terikat. Dalam kehidupan sekarang batinnya sunya (kosong) tetapi karyanya gemilang, diakhir hidupnya ia terlahir di surga Buddha. Saat tubuhnya dikremasi meninggalkan banyak relic, untuk dikenang dan dipuja oleh para siswa dan umatnya . Menjadi suri teladan bagi umat Buddha keseluruhannya.
- Sramana Pengembara, Sramana yang mengembara tidak mau memiliki vihara, tidak membangun vihara, tidak terikat vihara, juga tidak mau disibukan oleh urusan duniawi, juga tidak mau direpotkan dengan urusan ritual dan seremonial, praktiknya hanya mendalami ikitab suci dan fokus bermeditasi, mencari pencerahan ke dalam hatinya sendiri dan hidup bijaksana. Kenapa bisa demikian? Karena sramana tersebut sudah menembusi Hukum Tilakhana, Dukkha (tidak memuasakan), Anicca (tidak Kekal, dan Anatta (tiada kepemilikan).
Umumnya sramana ada dua jenis, yaitu: 1. ‘ Guru Terkenal Namanya (名师)’ karena nama dan wajahnya sering dipublikasi melalui media cetak dan elektronik atas kegiatan sosialnya, sibuk mengurusi masalah klenik untuk melayani kebutuhan umat awam. Karena kesibukan duniawinya sehingga lelah dan terbuang habis waktunya , tanpa disadarinya ilmu klenik tersebut mengotori batinnya dan membodohi banyak umat. Setelah dapat uang banyak, nafsu dan keinginannya tinggi melambung sehingga malas untuk mendalami dan Praktik Buddhadharma , akibatnya kebijaksanaannya redup, emosional dan bersifat pamrih, efeknya ilmu Dharmanya tidak dalam dan luas. 2. ” Guru Cerah (明师), karena banyak mendalami dan praktik Buddhdharma sehingga ia cerah dan bijak. Tentu Guru Cerah inlah yang diharapkan dan dibutuhkan banyak umat Buddha, karena ia memiliki Bodhicitta yang luhur, ke atas meraih Kebuddhaan, ke bawah menolong semua makhluk. Guru Cerah ini senang mengembara ke mana-mana seperti ke rumah jagal, ke kios penjual arak, ke tempat perang, ke penjara, ke rumah protitusi, ke tempat-tempat kotor yang ditabukan masyarakat. Guru Cerah bagaikan bunga teratai walau hidup dilumpur tapi tidak ternoda oleh lumpur. Guru Cerah inilah yang dapat memperindah tanah suci para Buddha, dan menumbuh kembangkan agama Buddha.
Tentu masih banyak lagi tugas dan kewajiban sramana, semua disesuaikan kesempatan, jodoh dan kemampuan masing-masing sramana. Bilamana seseorang menjadi sramana tidak mempunyai salah satu kualitas di atas, malas berbuat kebaikan dan kebajikan, maka ia telah menjadi sramana yang sia-sia saja tidak bermakna dan bermanfaat, kiranya sramana tersebut tidak memberikan sumbangsih bagi kemajuan dan perkembangan untuk agama Buddha dan kebaikan masyarakat, Bangsa dan Negara.
Resiko Menjadi Sramana
Seseorang yang menjadi sramana, kehidupan dan kebutuhan biaya hidup sehari-harinya di dukung dan didanakan oleh umat Buddha. Bila sesudah menerima dana apapun tetapi malas dan segan untuk membina diri maka semua dana yang diberikan menjadi sia-sia tidak berbuah kebaikan bagi para donaturnya akibatnya sramana tersebut berhutang budi kepada para donaturnya dan kelak harus membayarnya. Ada pepatah Buddhis mengatakan: “Banyak sramana yang terjatuh ke neraka”; kenapa bisa demkian? Karena sramana tersebut lalai dan malas membina diri, hanya mau hidup senang, dan mengejar lima nafsu, yaitu: 1. Ketenaran; 2. Keuntungan, ; 3. Mengumpulkan banyak materi/harta; 4. Haus dengan segala kenikmatan; 5. Menuntut pelayanan, ia mencari dan mengejar lima nafsu ini yang bersifat khayal dan kesementaraan ini dengan segala cara, sehingga karma buruknya luas dan dalam , akibatnya setelah mati masuk ke neraka. Ada pepatah mengatakan: “Satu butir nasi yang di danakan oleh umat, jasa pahalanya besar bagaikan gunung Semeru, bila dalam kehidupan sekarang tidak melatih diri mencapai buah kesucian, maka kelak kulit, bulu dan tubuhnya harus membayarnya.” (dimakan orang atau jadi binatang untuk melayani orang, seperti: Sapi di ambil susunya, dipotong dan dimakan orang; Ayam dari telur, jengger sampai kakinya dimakan orang, bulunya dijadikan kemoceng, dan kotorannya dijadikan pupuk; Kuda harus ditunggangi oleh orang dan menarik beban pedati; Kerbau untuk bajak sawah; Anjing penjaga rumah atau vihara dan lain sebagainya).
出家人吃苦受苦,不觉得有苦,因为有佛法的滋润,有佛法的启发, 苦中有乐呀!
Seorang yang menjadi sramana harus bisa memakan yang pahit dan menerima derita, tetapi tidak merasakan derit , disebabkan adanya penyejuk Buddhadharma, ada Buddhadharma yang memberikan inspirasi, sehingga di dalam derita ada kebahagiaan.
Sramana Sejatinya Mempraktikkan Dharma Tanpa Pamrih
学佛应该没有利害的观念,不是为了利害出家,不是为了求功德,人家问你出家有什么利益?你应该讲没有利益,爱出家就出家,讲这样那样好处的功利主义,都是不对的。
《维摩诘所说经》“不应说出家功德之利,所以者何,无利无功德是为出家,有为法者可说有利有功德,夫出家者为无为法,无为法中无利无功德”
Praktik Buddhism seharusnya tidak melekat pada pandangan untung atau rugi, bukan karena untung rugi baru jadi sramana, bukan pula untuk memohon jasa pahala. Orang lain bertanya kepada kamu jadi sramana keuntungan apa yang diperoleh? Kamu harusnya menjawab tiada keuntungan, senang jadi sramana langsung jadi sramana, bila bicaranya begini begitu makna punya jasa dan keuntungan, semua tidaklah benar. Sutra Wei Mo Cie Suo Shuo Cing, disabdakan: “ Tidak seharusnya bicarakan jadi sramana punya jasa pahala dan keuntungan, kenapa demikian, tiada keuntungan tiada jasa pahala itulah sramana. Di dalam dharma pamrih boleh disebut ada keuntungan ada jasa pahala. Orang yang menjadi sramana benar adalah untuk ‘dharma tanpa pamrih’. Dharma tanpa pamrih tersebut tiada keuntungan tiada jasa pahala. (karena tujuan utama Sramana adalah “Pembebasan Mutlak”, tidak mau lagi berpikir dan terikat oleh keuntungan dan dijerat oleh jasa pahala, karena realitanya tiada apapun yang dapat dimiliki/anatta) .
Akibat Menyamar Sebagai Seorang Sramana Palsu
Di dalam Kstigarbha Bodhisattva Pranidhana Sutra, disabdakan:Apabila terdapat umat yang berani menyamar sebagai sramana tapi hatinya bukan sramana dan ia memboroskan harta benda milik Sangha, menipu kulapati, melanggar vinaya, dan melakukan bermacam-macam karma buruk. Orang semacam ini juga akan terjerumus ke dalam neraka Avici dan masa hukumamnya hingga jutaan koti kalpa, juga sulit untuk mendapatkan kesemptan keluar dari situ.
《大寶積經》卷八十九,佛陀告訴迦葉尊者說:「迦葉,於當來世,有愚癡人,著聖人衣,形似沙門,入於村邑中;有信心婆羅門、長者、居士,見披法服,謂為沙門,皆共尊重、供養、讚歎。彼愚癡人,因袈裟故而得供養,便生歡喜,身壞命終,墮於地獄。生地獄已,大熱鐵葉以為衣服,吞噉鐵丸,飲烊沸鐵,坐熱鐵床。 Di dalam Sutra Ta Pao Ci Cing, bab ke 89, Buddha memberitahu kepada YM Arahat Kassapa dengan berkata: “ Kassapa, kelak dunia yang akan datang, ada orang bodoh memakai pakaian orang suci, penampilannya menyerupai sramana, memasuki desa; Ada Brahamana yang memiliki keyakinan hati, para tetua, upasaka, melihat orang ini memakai jubah Dharma /Cia Sa, bersama sama memuliakan, berdana, memuji . Karena orang bodoh ini disebabkan memakai Cia Sa karena nya mendapat dana, merasa senang. Saat tubuhnya rusak dan mati terjatuh ke neraka, sudah terlahir di neraka memakai pakaian daun yang terbuat dari besi super panas, menelan butiran besi panas, meminum cairan besi mendidih, duduk di tempat tidur besi panas.
Akibat Berhubungan Badan Dengan Sramana
《地藏菩萨本愿经》中说,”玷污僧尼者当堕无间地狱”。所以,染污僧尼的罪过非常大。造此类恶业者不但来世会堕入地狱,甚至即生也可能现前苦果。Di dalam Sutra Ti Cang Pu Sha Pen Yuan Cing, di sabdakan: “Menodai bhiksu atau bhiksuni ( melakukan hubungan badan/seksual sesat, atau memperkosa) seketika masuk ke neraka Avici.” Karena itu, menodai bhiksu dan bhiksuni adalah kejahatan yang terberat. Menciptakan tipe karma buruk ini bukan hanya kehidupan akan datang masuk ke neraka, tetapi kelahiran sekarang pun dapat menampakkan buah derita.
Tingkah Laku Sramana Di Era Kemunduran Dharma
Ini adalah suatu masalah yang penting dan erat hubungannya dengan kita, tetapi juga sesuatu yang sering di abaikan. Lebih-lebih sekarang yang dikatakan sebagai “Periode Kemunduran Dharma (MO FA)”. Di dalam sangha sering timbul hal-hal yang tidak sesuai dengan Dharma. Bagaimana caranya meningkatkan kualitas dan mutu anggota sangha, merupakan tugas yang mendesak dewasa ini.
在《佛說大迦葉問大寶積正法經》中有提到四種沙門:Di dalam Sutra Fo Shuo Ta Chia Ye Wen Ta Pao Ci Cen Fa Cing, disebutkan ada empat jenis sramana:
行色相沙門:如果有出家人剃髮的模樣,但身口意行卻都不清淨,徒具沙門形相而無實質.Sramana dalam rupa dan bentuk: jika ada seorang menjadi sramana yang hanya kepala digunduli, tetapi praktik perbuatan, ucapan dan pikirannya tidak murni (kotor/jahat), wujudnya menjadi sramana tapi tidak ada kebenaran dan kenyataan menjadi sramana.
密行虛誑沙門:也有人在佛教之中出家,雖然表面裝出很有威儀的樣子,來蒙騙賺取世間人的尊敬,但事實上心中卻貪愛世間法、執著人我的表相,對於解脫道所說世間一切法無常、苦、空的道理,不能信受,不能親證,所以不喜愛也不願離開世間的種種法。Sramana penipu yang penuh rahasia: ada sramana di dalam agama Buddha, walaupun penampilannya banyak wibawa yang dibuat-buat dan ditonjolkan, untuk penipu dan mendapatkan penghormatan minta dimuliakan oleh orang-orang duniawi, tetapi nyatanya hatinya serakah dan masih mencintai kondisi duniawi (merindukan kesenangan duniawi), masih melekat kepada sang aku dan kepribadian, terhadap praktik untuk memasuki pintu pembebasan, yaitu ketidak kekalan, derita, dan sunya (kekosongan) tidak bisa menerima, tidak berjuang merealisasikan untuk mencapainya, sehingga tidak suka bermacam-macam Dharma juga tidak bertekad untuk keluar dari dunia (triloka dhatu)
求名聞稱讚沙門:貪求名聲而外表像是有持戒的人,希望因此得到他人的讚嘆。 Sramana haus ketenaran dan pujian, serakah akan ketenaran, sanjungan/kedudukan, tetapi penampilannya seperti orang yang mempraktikkan sila , karenanya mengharapkan banyak orang memujinya.
實行沙門:不求名聞利養、能證解脫果.Sramana yang benar-benar melatih diri, tidak mencari ketenaran, sanjungan, keuntungan dan pelayanan. Mampu mencapai buah kesucian.
Saat sekarang, Di Tiongkok terdapat seratus ribu lebih anggota sangha. Hal itu bukan semata-mata mencukur rambut, kumis dan jenggot kemudian mengenakan jubah, yang dapat dikatakan sebagai bhiksu/bhiksuni. Terdapat bhiksu palsu dan bhiksu yang benar, ada bhiksu yang hanya secara lahiriah menjadi bhiksu tetapi batinnya tidak. Hal itu sejak dahulu kala hingga kini sudah ada. Demikian pula di tempat kelahiran agama Buddha India, sudah ada catatan yang menyelidiki dan menyatat masalah tersebut. Menurut terjemahan dari Maha Bhiksu Xuan Zhang Sastra Tentang Abhidharma Cang Xien Cung Lun mencatat. Pada waktu itu terdapat lima macam perangai bhiksu (keterangan ini sudah dimodifikasi agar lebih jelas), yaitu:
- Bhiksu yang tidak tahu malu: merusak dan melanggar sila, tidak melatih diri, tidak bermoral yang merusak agama Buddha.
- Bhiksu yang pandir (bodoh): tidak mengerti teori Buddhadharma dan tidak menghayatinya, sehingga tidak paham bagaimana melatih diri, akibatnya tidak ada kontribusi dan tidak berperan dalam perkembangan agama Buddha.
- Bhiksu yang berintrik: di dalam organisasi Sangha membuat intrik mengacau, membuat organisasi tandingan, sehingga terjadinya perpecahan kelompok-kelompok Buddhis demi ambisi dan kepentingan diri sendiri, serta menyudutkan (menyusahkan) kelompok yang lain.
- Bhiksu yang mengumbar nafsu duniawi: sulit bisa hidup sederhana, ambisi keduniawiannya besar, pikiran dan tingkah lakuknya lebih bersifat duniawi. Seleranya punya vihara besar dan mewah, punya pengaruh besar, punya fasilitas-fasilitas duniawi lainnya seperti punya usaha restaurant, hotel, tempat rekreasi, rumah duka, tempat kremasi dan tanah kuburan. Kecenderungan semua uang yang didapat untuk pamer kekuasaan dan pengaruh, hidup serba mewah, menuntut jabatan tinggi. Selera nya juga hanya melayani orang kaya saja, kegiatan sosialnya hanya cari nama dan menuntut ketenaran saja. Tentu tidak semua bhiksu seperti yang disebutkan di atas, ada juga semua keuntungan untuk kegiatan sosial lainnya dan menolong orang-orang miskin, rumah yatim piatu, rumah jompo dan lain-lainnya.
- Bhiksu yang mulia: memegang sila, mengerti ajaran Buddha. Pikiran, ucapan dan tingkah laku sesuai dengan Buddhadharma. Hidupnya sederhana dan suka membabarkan dan menyebarkan Dharma. Semangat dan pengabdiannya untuk melayani bukan cari pandai dana, menuntut pelayanan dan penghormatan. Kriteria Bhiksu demikian ini baru meneruskan pelita kebijaksanaan Buddha, menegakan dan mengajarkan kebenaran Buddha Dharma untuk membangun kebijaksanaan dan memberikan manfaat bagi para makhluk lain.
Pahala & Manfaat Berbuat Baik Terhadap Sramana
《楼房经》中说:“若对僧众供养一粒诃子、一勺饮食,未来生中决定不逢疾疫、饥馑、刀兵三大灾劫。”所以,如果我们遇到真出家修行比丘僧,真诚供养衣食住行,如此都不会生逢恶劫,这在佛经中均有记载。Di dalam Sutra Lou Fang Cing, dikatakan; “Bilamana terhadap para Sramana di danakan satu butir kemiri, satu sendok air dan makanan, kelahiran masa yang akan datang, dipastikan tidak ketemu wabah penyakit, wabah kelaparan, pisau tentara tiga masa kalpa bencana”; Karena itu bilamana kita bertemu dengan sramana benar praktisi bhiksu Sangha, dengan hati benar dan tulus berdana pakaian, makanan, tempat tinggal/kuti dan keperluan untuk praktik, demikian sebab baik ini tidak akan lahir dan bertemu di saat kalpa keruh. Ini dicatat di dalam Sutra Buddha.
《盂兰盆经》云:若能以饭食、卧具、医药供养十方僧众,藉此十方僧众清净共修,功德回向之力,能使供养者,往昔七世父母、六亲眷属得远离三恶道,现世父母及其本人,长寿无病无恼,衣食自然具足,身心安乐。Sutra Yi Lan Phen Cing, disabdakan: Bilamana bisa dengan minuman dan makanan, tempat tidur, obat-obatan, berdana kepada sepuluh penjuru para anggota Sangha, manfaat dari sepuluh penjuru para anggota Sangha yang melatih bersama mencapai kesucian, kekuatan jasa pahala ini dilimpahkan, sehingga para donator , ayah ibu di tujuh masa kehidupan lampau, enam hubungan family kerabat semua nya menjauhi dan meninggalkan tiga alam celaka. Sekarang punya ayah ibu yang masih hidup dan pelaku kebajikan , usianya panjang tiada sakit tiada kerisauan, pakaian dan makanan otomatis mencukupi, tubuh dan hati tentram dan bahagaia.
《增一阿含经》卷一云: 能施众僧者,获福不可预计。
Sutra Cen Yi Ah Han Cing, bab ke 1, disabdakan: dapat berdana kepada para anggota Sangha, diperoleh keuntungan yang tidak bisa dihitung.
《佛说布施经》云:供养三宝可得五种利益:1.身相端庄。2.气力增盛3.寿命延长。4.快乐安稳。5.成就辩才. Sutra Fo Shuo Pu She Cing, disabdakan: berdana kepada Triratna dapatperoleh lima jenis keuntungan: 1. Rupa tubuh agung; 2, kekuatan bertambah besar; 3. Usaia kehidupan bertambah panjang; 4. Hidup senang tentram; 5. Tercapai kemahirannya.
飯食沙門者,經云:正令得滿四天下寶,其利不如請一清淨沙門,詣舍供養,得利殊倍」。這是佛在經裡頭勉勵在家同學,要知道布施沙門,出家人,布施他得大利益。大利益在哪裡?他修行,他有成就,是你布施有功,他成就之後,他能夠弘法利生,也是你布施飲食之功. Memberi minum dan makanan kepada sramana, Sutra bersabda: benar semoga peroleh mustika penuh dari empat kolong langit, keuntungan ini lebih baik mengundang satu sramana suci, mengundang ke rumah untuk berdana, peroleh keuntungan yang berlipat ganda. Ini adalah Buddha di dalam sutra menganjurkan perumah tangga belajar bersama, harus tahu berdana kepada sramana, berdana kepada orang yang keluar rumah, dana kepada sramana tersebut peroleh kuntungan besar, keuntungan besar dimana? Sramana membina diri pasti ada pencapaian, kamu berdana ada jasanya, sramana setelah ada pencapaian, ia mampu membabarkan Dharma memberikan manfaat untuk para makhluk, ini adalah jasa dari kamu (donator) yang memberi minum dan makanan.
大乘理趣六波羅蜜多經 云:以食施者當施五事。一者施命,若人無食難以濟命。二者施色,因得食故顏色和悅。三者施力,以是食故增益氣力。四者施樂,以此食故身心安樂。五者施辯,飲食充足,身心勇銳,得大辯才,智慧無礙. Di dalam Sutra Ta Sheng Li Chi Lyu Po Lo Mi Tua Cing, disabdakan: Dengan makana di danakan, berdana untuk lima urusan. 1. Berdana untuk kehidupan, bilamana orang tiada makanan sulit bisa mempertahankan kehidupan; 2. Berdana rupa, disebabkan peroleh makanan maka raut muka terlihat tentram dan gembira; 3. Berdana kekuatan, dengan makanan menambah tenaga dan kekuatan; 4. Berdana kegembiraan, dengan makanan ini tubuh dan hati bisa tenang dan gembira; 5. Berdana kemahiran, minuman dan makanan yang cukup, tubuh dan hati jadi berani dan senang, peroleh kemahiran besar (dalam menjelaskan atau berargumen), kebijaksanaannya tidak rintangan.
Akibat Berbuat Jahat Terhadap Sramana & Merusak Sangha
Sekilas Kisah Tentang Devadatta Melukai Buddha & Memecah Belah Sangha
Pada suatu hari, Devadatta menetap bersama Sang Buddha di Kosambi setelah melakukan perjalanan jauh. Selama mereka tinggal disana ia (Devadatta) menyadari bahwa Sang Buddha menerima banyak sekali perhatian dan penghormatan maupun pemberian. Dan di lain sisi Devadatta menjadi merasa iri hati terhadap Sang Buddha yang begitu banyak menerima perhatian dan penghormatan, dan Devadatta pun bercita-cita untuk memimpin Sangha yang terdiri dari Bhikkhu-bhikkhu.
Suatu hari, ketika Sang Buddha sedang memberikan khotbah di Vihara Veluvana di dekat Rajagaha, dia mendekati Sang Buddha dengan alasan bahwa Buddha sudah semakin tua, dia sangat berharap Sangha akan dipercayakan kepada pengawasannya (Devadatta).
Buddha menolak usulannya serta menegur Devadatta dengan berkata, bahwa dia telah menelan air ludah orang lain. Buddha kemudian meminta Sangha melaksanakann rencana untuk melakukan pengumuman (pakasaniya kamma) sehubungan dengan kelakuan buruk Devadatta.
Setelah mendapat teguran dari Sang Buddha, Devadatta pun menjadi merasa tersinggung serta bersumpah pada diri sendiri untuk membalas dendam dan menantang Sang Budha. Dan tiga kali berusaha untuk mencoba membunuh Sang Buddha.
Yang Pertama, dengan menggunakan beberapa pemanah sewaan.
Yang Kedua, dengan memanjat ke atas Bukit Gijjhakuta, dengan bermaksud untuk menjatuhkan sebuah batu besar kepada Buddha.
Yang Ketiga, yaitu dengan cara memabukkan Gajah Nalagiri untuk menyerang Sang Buddha.
Pemanah sewaan Devadatta yang pertama kembali setelah mencapai tingkat Kesucian Sotapatti, tanpa sedikitpun melukai Sang Buddha.
Batu besar yang didorong jatuh dari bukit Gijjhakuta oleh Devadatta hanya melukai sedikit ibu jari kaki Buddha.
Dan ketika Gajah Nalagiri yang telah dibuatkan mabuk oleh Devadatta lari menuju Sang Buddha, Gajah tersebut langsung beranjak berubah menjadi jinak oleh Sang Buddha.
Dengan ketiga cara tersebut yang telah di rencanakan oleh Devadatta, ia telah gagal untuk mencoba membunuh Sang Buddha. Devadatta pun berusaha untuk mencoba siasat lainnya, yaitu dengan cara mencoba memecah belah Sangha dengan cara membawa pergi beberapa Bhikkhu baru menyingkir bersamanya ke Gayasisa.
Dan setelah beberapa hari kemudian, Devadatta jatuh sakit. Setelah menderita sakit selama sembilan bulan, ia meminta murid-muridnya untuk membawanya menghadap Sang Buddha dengan maksud agar Sang Buddha berbelas kasih menolongnya di Vihara Jetavana.
Mendengar kabar bahwa Devadatta akan tiba, Sang Buddha berkata kepada murid-murid-Nya, bahwa Devadatta tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk menemui-Nya.
Ketika Devadatta dan rombongannya mencapai kolam di dekat Vihara Jetavana, para pengikutnya meletakkan tandu tempat berbaringnya Devadatta di tepi kolam, dan para rombongan Devadatta pun pergi mandi. Tinggallah Devadatta sendiri ditempat perbaringannya di tepi kolam, lalu ia pun beranjak bangun dari tempat perbaringannya, dan meletakkan kedua kakinya menyentuh tanah.
Pada saat itu juga kakinya masuk ke dalam bumi, dan sedikit demi sedikit tubuh Devadatta habis ikut tertelan bumi. Mulai dari situ Devadatta tidak akan pernah lagi memiliki kesempatan untuk melihat Sang Buddha seperti apa yang telah dikatakan Sang Buddha sebelumnya kepada murid-murid-Nya karena perbuatan jahat yang telah ia lakukan terhadap Buddha.
Dan setelah kematiannya, ia terlahir di Neraka Avici (Avici Niraya), tempat yang dimana penuh dengan penyiksaan terus menerus tiada henti.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 17, seperti berikut :
Di dunia ini ia menderita, di dunia sana ia menderita;
pelaku kejahatan menderita di kedua dunia itu.
Ia meratap ketika berpikir, “Aku telah berbuat jahat,”
dan ia akan lebih menderita lagi ketika berada di alam sengsara.
Di dalam Sutra Fo Shuo Chu Jia Kung Te Cing, (佛说出家功德经)disabdakan: Barang siapa yang menghalangi, merintangi, melarang dan menggagalkan orang yang berniat menjadi Sramana (出家人) , atau mengganggu dan merusak kehidupan sramana, maka matanya akan buta sebanyak 500 kelahiran. Setiap bentuk kelahiran walau masih menjadi janin di dalam perut kandungan ibunya matanya sudah buta. Karena telah merintangi orang untuk menapak jalan Buddha dan menghancurkan orang itu kelak membabarkan kebenaran Dharma, akibatnya ia sendiri selalu dilahirkan buta.
佛在《賢愚經》中說,若有人想發心出家,製造違緣或障礙使他出家不成的,這種惡業極為嚴重,就像人掉進黑暗一樣,會墮落到黑暗地獄中受無量痛苦. Buddha di dalam Sutra Sien Yi Cing, disabdakan: bila mana ada orang yang berpikir dan mengembangkan hatinya mau menjadi sramana, tetapi ada orang yang merusak jodohnya, merintangi/menghambat sehingga orang tersebut tidak jadi sramana. Sungguh karma buruk ini sangatlah berat, seperti orang ke jeblos memasuki kegelapan, bisa terjatuh ke neraka gelap menerima kesakitan dan penderitaan yang tidak terbatas.
佛学术语, 略称破僧。即破坏和合之僧伽。为五逆罪之一。可分二种:(一)破法轮僧,立邪法以破坏听闻佛陀教法之和合僧。(二)破羯磨僧,在同一结界内,别立羯磨,以破坏僧伽之和合。[四分律卷四十六、五分律卷二十五、十诵律卷三十六] (Istilah pendidikan Buddhis, yang disebut menghancurkan Sangha, adalah merusak dan memecah belah Sangha, adalah salah satu perbuatan lima garuka karma. Perbuatan memecah belah Sangha dibagi 2 jenis: 1. Merusak Sangha, pembabar Dharma (Sangha pemutar roda Dharma/penceramah/penyebar Dharma) dengan gunakan dharma sesat/ilmu sesat/kejahatan baik yang terlihat maupun tidak untuk tujuan merusak para pendengar ajaran Buddhadharma dan juga ketentraman dan kerukunan Sangha (termasuk menyakiti dan melukai para Bhiksu Sangha); 2. Merusak Sangha, pelaku pengajaran pertobatan dan penyesalan, disaat kebersamaan dalam upacara/ mandala, membentuk lagi tandingan upacara pertobatan dan penyesalan , inilah perilaku merusak dan memecah belah Sangha. (di dalam Vinaya Se Fen Li bab ke 46. Di dalam Vinaya Wu Fen Li bab ke 25, Di dalam Se Sung Li bab ke 36)
大乘五逆罪 ( 據【大薩遮尼乾子所說經】卷四舉出 ) :
破壞塔寺、燒燬經像、奪取三寶之物;或教唆他人行此等事,而心生歡喜。
譭謗聲聞、緣覺以及大乘法。
妨礙出家人修行,或殺害出家人。
犯小乘五逆罪之一。
主張所有皆無業報,而行十不善業;或不畏後世果報,而教唆他人行十惡等。
註: 關於五逆罪之輕重,是由罪之輕重次第而列,又《大乘義章》卷七說:「殺父最輕,殺母次重,殺阿羅漢罪復轉重,出佛身血罪更重,破和合僧罪最重。」
Dalam Ajaran Mahayana Buddhis ada Lima Garuka Karma Buruk Terberat, tercatat di Sutra Ta Sha Ce Ni Zhe Ni Kan Ze Suo Shuo Jing bagian 4 disabdakan: Menghancurkan dan merusak pagoda (candi maupun stupa) dan vihara (termasuk mengambil bata tumpukan, memindahkan atau menghancurkan ubinnya), membakar dan merusak kitab suci dan rupang, membuang barang-barang Triratna, atau menyuruh/perintahkan bhiksu-bhiksu untuk melakukannya berbagai urusan (menganggap seorang bhiksu seperti pembantu/pegawai/pesuruh), hati anda muncul kegembiraan. Memfitnah Sravaka, Pratyekhabuddha, dan Mahayana Dharma. Merintangi sramana membina diri, atau MEMBUNUH dan MELUKAI SRAMANA ( 杀害出家人) (Perbuatan membunuh dan melukai Sramana bisa dilakukan oleh niat pikiran jahat, ucapan jahat dan perbuatan jahat, bisa sendiri lakukan atau menyuruh orang lain lakukan, bisa melalui santet, racun, jebakan mencari kelemahan dan kelengahan seorang Sramana untuk menghancurkan kesucian dan reputasi sramana). Melanggar salah satu dari Lima Garuka Karma Hinayana. Sendiri menganjurkan bahwa tidak ada balasan karma, juga melaksanakan 10 kejahatan yang buruk ( membunuh, mencuri, berzina, berdusta, berbicara kasar/jorok, Menfitnah, bergosip, keserakahan, kebencian dan kebodohan) atau tidak takut buah balasan karma, atau menganjurkan orang-orang melaksanakan 10 kejahatan . Catatan: Mengenai Lima Perbuatan Garuka Karma Ringan atau berat, kejahatan ringan atau berat ada tingkatannya , di dalam Ta Cheng Yi Cang, bab ke 7 dijelaskan ( membunuh Ayah paling ringan, membunuh Ibu mulai berat, membunuh Arahat menjadi berat, melukai Tubuh Buddha yang mengeluarkan darah adalah terberat, merusak ketentraman dan kerukunan Sangha adalah paling terberat). Di dalam Kstigarbha Bodhisattva Pranidhana Sutra, disabdakan: Apabila terdapat seorang umat yang berani menyakiti bhiksu, berani menodai bhiksuni, atau berani melakukan perbuatan asusila di vihara atau berani membunuh makhluk bernyawa dalam vihara, akan terjerumus juga ke dalam neraka Avici dan masa hukumannya hingga jutaan koti kalpa sulit memperoleh kesempatann untuk keluar dari situ.
破羯磨转法轮僧者,罪过无法称计,梵网经称为七逆罪,七逆罪必感召无间地狱,穷受极苦之刑罚,如是百千万劫求出无期。何等为七?分别如下:
七逆罪: 一、出佛身血。; 二、弑父。; 三、弑母。四、弑和尚。; 五、弑阿阇黎。; 六、破羯磨转法轮僧。; 七、弑圣人。Merusak Bhiksu Sangha yang menjadi pemimpin pertobatan dan penyesalan serta Bhiksu Sangha pembabar Dharma, karma kejahatannya tidak bisa dikatakan dan dan terukur, Sutra Fan Wang Cing di sebut ada 7 Karma kejahatan yang terburuk, 7 kejahatan terburuk ini pasti menjebloskan ke NERAKA AVICI. Selamanya menerima penderitaan hebat atas hukumannya. Demikian ratusan, ribuan bahkan puluhan ribuan kalpa sulit untuk memohon keluar (terbebas), apakah 7 jenis perbuatan itu? Diterangkan dibawah ini: 1. Melukai Buddha sehingga tubuh Buddha terluka mengeluarkan darah; 2. Membunuh Ayah; 3. Membunuh Ibu; 4. Membunuh Bhiksu/Rahib (termasuk menyakiti dan melukai); 5. Membunuh Acarya (Bhiksu yang memimpin Upacara pendiksaan sila atau Bhiksu pembimbing kita); 6. Merusak Bhiksu Sangha pemimpin pertobatan dan penyesalan serta Bhiksu Sangha pembabar Dharma; 7. Membunuh orang suci.
《地藏十轮经》中,佛言:“轻毁如是住阿练若清净比丘。即是轻毁一切法眼三宝种姓。”一切法眼三宝种姓,是包括十方诸佛在内的所有的三宝众。Di dalam Sutra Ti Cang She Ti Lun Cing, Buddha bersabda: “Bilamana merendahkan dan merusak (termasuk melukai) Bhiksu yang mempraktikkan kesucian yang menetap ditempat sunyi dan sederhana, adalah sama merendahkan dan merusak semua mata dharma yang dimiliki oleh marga besar Triratna.” Pengertian merendahkan merusak semua mata Dharma di dalam marga Triratna termasuk sepuluh penjuru para Buddha dan para makhluk di dalam keluarga besar Triratna (Buddha, Dharma dan Sangha), artinya merusak mata para Buddha, Dharma dan Sangha serta semua makhluk yang berlindung kepada Hyang Triratna. (Dosa dan karma buruk ini terlalu luas dan tak terukur, menakutkan sekali!.)
Di dalam Sutra Empat Puluh Dua Bagian, Hyang Buddha bersabda: “Seorang jahat yang ingin mencelakakan seorang bijaksana (sramana), bagaikan seseorang yang menengadah ke udara dan meludah, ludahnya tidak akan mencapai langit, malah jatuh kembali pada dirinya. Bagaikan menaburkan debu melawan arah angin, debu itu tidak akan mengenai siapa-siapa, malah berbalik menimpa diri orang yang menaburnya. Orang bijaksana janganlah dicelakakan karena malapetaka akan menimpa si pelaku.”
《梁皇宝忏》云:师长有如此恩德,而未曾发念报师长恩。或复教诲,亦不信受。乃至粗言起于诽谤,横生是非,使佛法衰落。如是等罪,何当免离三途?此之苦报,无人代者,及其舍命,乐去苦归,神情惨恼,意用昏迷,六识不聪,五根丧败。欲行足不能动,欲坐身不自立。假使欲听法言,则耳无复所闻。欲视胜境,则眼无复所见。如是苦报,自作自受。Di dalam syair pertobatan Liang Huang Pao Chan, disabdakan. Guru memiliki budi dan pahala, bilamana belum pernah mengembangkan pikiran untuk membalas budi guru, atau asuhan dan pendidikannya, juga tidak yakin dan menerimanya. Sampai-sampai tega mengeluarkan kata kasar dan memfitnah guru, kecenderungan memunculkan gossip, sehingga membuat Buddhadharma terkena imbasnya dan melorot . karma demikian bagaimana bisa menghindari tiga alam celaka? Derita pembalasan ini, tiada orang yang mau mewakilikinya, di saat menjelang wafatnya, kesenangan pergi penderitaan mendekapnya. Jiwanya dilanda kegalauan, pikirannya bingung dan bodoh. Enam kesadarannya tidak cerdas, lima inderanya rusak melemah, mau melangkah kakinya tidak bisa bergerak, mau duduk tubuhnya tidak bisa tegak. Bilamana mau dengar kata Dharma tetapi telingga tidak bisa mendengar. Mau melihat kondisi agung tetapi mata nya tidak bisa melihat, demikian balasan penderitaan, sendiri yang melakukan sendiri pula yang menerimanya.
《本事经》中,佛曰:“比丘当知,僧若破坏,一切大众,互兴诤论,递相诃责,递相陵蔑,递相骂辱,递相毁訾,递相怨嫌,递相恼触,递相反戾,递相诽谤,递相弃舍!当于尔时,一切世间,未敬信者,转不敬信,已敬信者,还不敬信,比丘当知,如是名为,世有一法,于生起时,与多众生,为不利益,为不安乐。引诸世间,天人大众,作无义利,感大苦果。”为此佛陀说偈云:世有一法生,能起无量恶,所谓僧破坏,愚痴者随喜;
能破坏僧苦,破坏众亦苦,僧和合令坏,经劫无间苦!
Di dalam Sutra Pen She Cing, Buddha bersabda: “ wahai Bhiksu, kamu harus ketahui. Bilamana Sangha pecah dan rusak, semua kumpulan siswa dan umat Buddha, cenderung gemar saling berdebat, mengalami fase perwujudan saling menyalahkan, saling menjelekkan, saling memarahi, saling merusak, saling membenci, bertemu saling galau atau mengumpat, saling bertentangan, saling memfitnah, saling abaikan atau tidak bertegur sapa! seketika saat itu di dunia, yang belum respek dan yakin, menjadi tidak respek dan yakin, yang sudah respek dan yakin berbalik tidak respek dan yakin lagi. Bhiksu harus diketahui, demikian dinamakan, walau di dunia ada satu Dharma saat dimunculkan terhadap banyak makhluk tidak bermanfaat bagi mereka tidak dapat menemtramkan dan menggembirakan mereka. Memancing semua alam dan makhluk dewa dan manusia berserta makhluk-makhluk lainnya, perbuatannya tidak benar dan menguntungkan, akibatnya merasakan buah besar penderitaan” karena itu Buddha menyebut gatha sebagai berikut: Di dunia ada Dharma yang muncul tetapi bisa menimbulkan kejahatan tidak terbatas, apabila sangha hancur, hanya orang bodoh yang menyenanginya. Bisa menghancurkan Sangha sehingga derita, sama saja menghancurkan banyak makhluk yang menyebabkan penderitaan, Sangha yang tentram dan rukun bila dihancurkan, melewati banyak kalpa menerima penderitaan neraka Avici.
因谤僧而影响僧团的稳定,是“破僧”罪。世间最大的恶业莫过于五逆罪,而五逆罪中,“破僧”罪为最重。《大毗婆沙论》云:三恶行中(身、口、意),何者最大罪?谓”破僧’虚诳语,此业能取无间地狱一劫寿量异熟苦果。”又云:“诸有破僧人,破坏和合僧,生无间地狱,寿量经劫住。三不善根中,何者最大罪?谓能起破僧虚诳语,此不善根能取无间地狱一劫寿果。十不善业道中,何者最大罪?谓破僧虚诳语,此业能取无间地狱一劫寿果。Disebabkan Memfinah Sangha sehingga persatuan Sangha tidak tenang, adalah perbuatan Menghancurkan Sangha. Di dunia paling besar punya kejahatan tiada lain tidak melampaui Lima kejahatan Garuka karma, dan di dalam lima kejahatan terberat tersebut adalah menghancurkan Sangha karma buruknya paling terberat. Di dalam Abhidharma Ta Phi Pho Sa Lun, disabdakan; Di antara tiga perbuatan (Perbuatan jasmani, ucapan mulut dan Pikiran), yang mana paling jahat? Hanya Menghancurkan Sangha , gunakan pendustaan/ ucapan palsu. Perbuatan ini menjerumuskan ke neraka Avici selama satu kalpa buah masak penderitaan. Juga disabdakan; semua yang mernghancurkan sangha adalah merusak ketenteraman dan kerukunan Sangha dapat terlahir di neraka Avici melewati kalpa-kalpa. Di antara tiga akar bukan kebajikan yang mana karma terberat?, hanya menghancurkan Sangha dengan pendustaan/bicara palsu. Karena tiga akar bukan kebajikan in bais menjerumuskan ke dalam neraka Avici selama satu kalpa. Di antara sepuluh bukan kebajikan, mana yang paling buruk perbuatannya? Hanya menghancurkan Sangha dengan ucapan pendustaan/bicara palsu. Akibat perbuatan ini dapat menjerumuskan ke neraka Avici selama satu kalpa.
《阿毗达磨”藏显宗论”》云:“破僧虚诳语,于罪中最大!”又如《如来藏经》中,佛告迦叶尊者:“于圣众所而作离间,是为最极两舌之罪。” Di dalam Abhidharma Cang Sien Cung Lun, disabdakan; menghancurkan Sangha dengan pendustaan/ bicara palsu, adalah kejahatan paling besar. Juga di dalam Ru lai Fo Cang Cing disebutkan, Buddha memberitahu kepada Kassapa Arahat: “Terhadap orang-orang suci sehingga mengalami perpecahan/perpisahan, adalah karma terburuk melalui fitnahan keji.”
《谤佛经》中,佛陀告诉不畏行菩萨说:若见法师实破戒者,不得生瞋。尚不应说,何况耳闻而得说耶?善男子,若有挑拔一切众生眼目罪聚,若以瞋心看法师者,所有恶业过彼罪聚。何以故?若谤法师即是谤佛!Sutra Phang Fo Cing disabdakan: Buddha memberitahukan kepada Pu Wei Bodhisattva dan berkata: Bilamana melihat Guru Dharma ( Bhiksu yang mempraktikan dan membabarkan Dharma) nyatanya melanggar Sila, tidak boleh memunculkan kebencian tidak boleh dibicarakan, apalagi baru mendengar bagaimana dapat dibicarakan? Putra Berkebajikan, bilmana ada orang ciptakan karma yang mencongkel mata terhadap semua makhluk , bilamana ada orang dengan hati kebencian melihat Bhiksu Dharma, semua karma perbuatan ini lebih berat dari pada karma sebelumnya (mencongkel mata semua makhluk). Kenapa demikian? Bilamana memfitnah Bhiksu Dharma adalah memfitnah Buddha.
《戒经──萨婆多毗尼婆沙》卷六云:“为大护佛法故,若向白衣说比丘罪恶,则前人于佛法中无信敬心;宁破塔坏像,此极重罪〔等同出佛身血〕,不向未受具戒人说比丘过恶,若说过罪,则破法身。”Sila Sutra, Sa Po Tuo Pi Ni Po Sa, bab ke 6, bersabda: Menjadi maha pelindung Buddhdharma, bilamana terhadap umat-umat berkata tentang keburukan dan kejahatan bhiksu sehingga hati umat terhadap Buddhdharma tidak lagi yakin dan respek; lebih baik menghancurkan pagoda dan merusak rupang. Perbuatan begini karma buruknya sangat berat (sama saja perbuatan melukai tubuh Buddha sampai keluar darah), tidak boleh terhadap orang yang belum mengambil sila penuh kebhiksuan berkata kesalahan dan kejahatan bhiksu. Bila berkata kesalahan karmanya adalah menghancurkan Dharmakaya.
比丘僧中多有菩萨,若谤僧众中的菩萨,罪过更重,《信力入印法门经》卷五,佛陀告诉文殊菩萨:若其有人,谤菩萨者,彼人名为谤佛谤法。……文殊师利,若有男子女人,恒河沙等诸佛塔庙,破坏焚烧。文殊师利,若复有男子女人,于信大乘菩萨众生起瞋恚心骂辱毁訾,文殊师利,此罪过前,无量阿僧祇。何以故?以从菩萨生诸佛故,以从诸佛有塔庙故,以因佛有一切世间诸天人故。是故供养诸菩萨者,即是供养诸佛如来,若有供养诸菩萨者,即是供养三世诸佛。毁訾菩萨,即是毁訾三世诸佛。《华手经》中,佛告舍利弗:若人作碍坏菩萨心得无边罪,如人欲坏无价宝珠,是人则失无量财利。如是舍利弗,若人坏乱菩萨心者,则为毁灭无量法宝。……舍利弗,譬如有人坏日宫殿,是人则为灭四天下众生光明。如是舍利弗,若人坏乱菩萨心者,当知是人则为毁灭十方世界一切众生大法光明。……当知破坏菩萨心者,则得无量无边深罪。舍利弗,如人恶心出佛身血,若复有人破戒不信,毁坏舍离是菩萨心者其罪正等。舍利弗,置是恶心出佛身血,我说具足五无间罪,若人毁坏菩萨心者其罪过此。何以故?起五无间罪尚不能坏一佛之法,若人毁坏菩萨心者,则为断灭一切佛法。舍利弗,譬如杀牛则为已坏乳酪及酥。如是舍利弗,若人破坏菩萨心者,则为断灭一切佛慧。是故舍利弗,若人破戒不信,呵骂呰毁坏菩萨心,当知此罪过五无间。Di antara para Bhiksu banyak yang menjadi Bodhisattva, bilamana menghujat Sangha Bodhisattva karma buruknya sangat berat. Di dalam Sutra Xin li Ru Ying Fa Men Cing, bab ke 5, Buddha memberitahu kepada Manjusri Bodhisattva: Bilamana ada orang menghujat Bodhisattva, orang tersebut dinamakan menghujat Buddha dan menghujat Dharma………… Manjusri Bodhisattva, bilamana ada lelaki dan perempuan, melakukan sebanyak butiran pasir di sungai gangga pagoda dan vihara para Buddha, dihancurkan dan dibakar. Manjusri, bilamana ada orang pria dan wanita, terhadap makhluk-makhluk Bodhisattva yang meyakini Mahayana memunculkan kebencian, memarahi dan menekan dan merusak namanya. Manjusri karma buruk ini lebih berat dari yang sebelumnya, tidak terbatas Asenkya (kalpa). Kenapa demikian? Karena dari Bodhisattva melahirkan para Buddha, dari para Buddha baru ada pagoda dan vihara, karena ada Buddha baru ada banyak para dewa manusia (kaum Buddhis); karena itu berdana kepada para Bodhisattva adalah berdana kepada para Buddha Tathagata, berdana kepada para Bodhisattva adalah berdana kepada tiga masa para Buddha. Merusak nama Bodhisattva sama merusak nama tiga masa para Buddha. Di dalam Sutra Hua Sow Cing, Buddha memberitahu Sariputra (Selifu): Bilamana orang berbuat merintangi dan merusak hati Bodhisattva adalah perbuatan karma buruk yang tidak terbatas. Bilamana ada orang berkeinginan merusak mustika yang tidak ternilai, orang tersebut kehilangan harta dan keuntungan yang tidak terbatas. Demikian Sariputra. Bilamana ada orang mengahancurkan dan mengacaukan hati Bodhisattva adalah mengancurkan dan melenyapkan Dharma Ratna yang tidak terbatas…….. Sariputra, bagaikan ada orang yang merusak istana matahari, orang ini sama melenyapkan cahaya empat penjuru kolong langit semua makhluk. Demikian Sariputra, Bilamana ada orang merusak hati Bodhisattva, ketahuilah orang tersebut merusak dan melenyapkan Cahaya Maha Dharma sepuluh penjuru dunia semua makhluk . ……………. Ketahuilah, menghancurkan dan merusak hati Bodhisattva adalah melakukan karma buruk yang terdalam dan tidak terbatas. Sariputra, demikian orang yang berhati jahat melukai Buddha sampai keluar darah, bilamana ada orang melanggar sila tidak berkeyakinan merusak Relik adalah sama karmanya yang merusak hati Bodhisattva. Sariputra, ciptakan hati jahat melukai Buddha yang mengeluarkan darah, Saya(Buddha) katakan sudah lakukan 5 garuka karma, bilamana orang menghancurkan dan merusak hati Bodhisattba karma ini lebih berat dari sebelumnya, kenapa bisa demikian? Melakukan perbuatan 5 garuka karma tidak mampu merusak Dharma satu Buddha, bilamana orang menghancurkan dan merusak hati Bodhisattva, adalah menghancurkan dan melenyapkan semua kebijaksanaan Buddha. Oleh karena itu Sariputra, bilamana orang melanggar sila dan tidak yakin, memarahi dan merusak hati Bodhisattva, ketahui karma tersebut lebih buruk daripada melakukan 5 garuka karma.
如《不捨佛陀經》云:“曾於陽焰世間,毗婆尸吼佛出世時,有五十位男子,每人造五百個經堂,每經堂各供養一千僧眾,爾時,彼等多說,說法師慧積破戒之過失,以此惡業成熟,彼等墮於地獄達九萬年,其後,五百世生於人中,或成石女,或生邊地,或持邪見,又六百年,成為盲人,或無舌者,再七百世中,雖成出家,而及至晚終,也未得陀羅尼。以彼業障,遮蓋彼等善業也。善男子,當應深信,當應了達此理,聽聞此法之後,現見說法師破戒,亦不應說之,何況聽聞而說。善男子,若人挖出一切眾生之眼,何人以惡心蔑視說法師,此過勝過前者;若人殺害一切眾生,何人見說法師時,與彼背向而坐者,此罪百千萬十萬乃至無數倍、亦不及前者。若人誹謗說法師,彼人誹謗一切諸佛故,若欲承事佛,彼應承事說法師也。”
Di dalam Sutra Pu She Fo Thuo Cing, disabdakan: pernah saat Dunia Yang Yan, saat Buddha Pi Po She Hou Fo muncul di dunia, ada 50 putra, setiap orangnya membuat 500 ruangan sutra, setiap ruangan sutra masing-masing berdana untuk 1000 anggota Sangha, ketika itu, putra-putra banyak bicara, membicarakan Guru Dharma Hui Chi melanggar sila dan ada kesalahannya, karena ini karma kejahatan sudah mateng. Putra-putra tersebut terjatuh ke neraka selama 9000 tahun, kemudian 500 kelahiran walau bisa menjadi manusia atau menjadi gadis batu, atau terlahir dipinggiran, atau memiliki pandangan sesat, juga 600 tahun menjadi orang buta atau tidak punya mulut(gagu). Kemudian 700 kelahiran walau bisa jadi sramana tetapi akhir kehidupannya juga belum mencapai Dharani (kesucian) ini semua karena di cengkeram rintangan karma, menutupi perbuatan kebajikan. Putra berkebajikan, mustinya meyakini yang mendalam, mestinya harus memahami tujuan dari kebenaran ini, setelah mendengar Dharma ini kemudian, menampakkan dan melihat Guru Dharma melanggar sila, harusnya tidak membicarakan, apalagi hanya mendengar kemudian bicara. Putra berkebajikan, bilamana orang mencongkel semua makhluk punya mata, bagaimana orang ini dengan hati jahat memandang rendah yang membicarakan Guru Dharma, ini kesalahan lebih berat dari kesalahan sebelumnya; Bilamana orang membunuh semua makhluk, bilamana orang melihat Guru Dharma saat berbicara, lalu duduk membelakangi nya, kejahatan ini 100 triyunan tahun bahkan tidak terhitung lagi kelipatannya, dibandingkan pada kesalahan sebelumnya. Bilamana memfitnah dan membicarakan Guru Dharma (Bhiksu penceramah) adalah orang tersebut memfitnah semua Buddha. Bilamana berkeinginan membantu usaha Buddha, seharusnya membantu masalah Guru Dharma ( Bhiksu pembabar Dharma)
《大智度論》卷六記載,無量劫前,“爾時有二菩薩比丘,一名喜根,二名勝意。是喜根法師容儀質直,不捨世法,亦不分別善惡。喜根弟子聰明樂法,好聞深義,其師不讚少欲知足,不讚戒行頭陀,但說諸法實相清淨。語諸弟子,一切諸法淫欲相、嗔恚相、愚痴相,此諸法相即是諸法實相,無所掛礙。以是方便,教諸弟子入一相智。時諸弟子,於諸人中,無嗔無悔,心不悔故,得生忍,得生忍故,得法忍,於實法中不動如山。勝意法師持戒清淨,行十二頭陀,得四禪四無色定,勝意諸弟子鈍根多求,為分別是淨、是不淨,心即動轉。”但勝意不能理解喜根的境界,而興誹謗,後“勝意菩薩身,即陷入地獄,受無量千萬億歲苦。出生人中,七十四萬世常被誹謗,無量劫中不聞佛名。是罪漸薄,得聞佛法,出家為道,而復捨戒。如是六萬二千世常捨戒,無量世中作沙門,雖不捨戒,諸根暗鈍。”這時佛告訴文殊菩薩說,當時的勝意比丘即是佛的前世。文殊菩薩並且讚嘆喜根菩薩的說法是“如是等名巧說諸法相,是名如實巧度。” Di dalam Abhdharma Ta Ce Tu Lun, bab ke 6 tercatat: Pada masa kalpa tidak terukur, saat itu ada 2 bhiksu di jalan Bodhisattva (Bhiksu Bodhisattva), yang pertama bernama Shi Ken, yang ke dua bernama Shen Yi. Adalah guru Dharma Shi Ken bersikap tolenransi lurus, ia tidak melepaskan Dharma dunia, juga tidak membedakan kebajikan dan kejahatan. Siswa Shi Ken cerdas dan senang Dharma, senang mendengarkan kebenaran yang mendalam, guru tersebut tidak memuji nafsu kurang dan kenal cukup, tidak memuji praktik sila latihan berat, hanya membicarakan Semua Dharma realita wujud dan kemurnian. Mengatakan kepada para muridnya. Semua Dharma adalah wujud nafsu seksual, wujud kebencian, wujud kebodohan, ini adalah wujud Dharma adalah realita wujud, tiada yang dapat merintangi, ini adalah kemudahan, mengajarkan semua siswanya memasuki satu wujud kebijaksanaan. Ketika para siswanya di antara banyak orang, tiada membenci, tiada penyesalan. Karena hati tiada penyesalan peroleh ketabahan akan penderitaan kehidupan, karena peroleh ketabahan penderitaan kehidupan maka peroleh ketabahan akan Dharma/kondisi. Terhadap realita Dharma tidak tergerak bagaikan sebuah gunung. Guru Dharma Shen Yi, melaksanakan sila dengan murni, mempraktikkan 12 latihan berat, peroleh tingkatan 4 jhana 4 tingkatan Samadhi tiada rupa. Siswa Shen Yi relatif bodoh banyak permohonannya , suka membedakan ini murni, ini bukan murni, hati menjadi bergerak dan berputar. Hanya saja Shen Yi tidak memahami benar Shi Ken punya kondisi, sehingga gembira memfitnah, kemudian Shen Yi tubuh Bodhisattvanya terperangkap masuk ke neraka, menerima penderitaan tidak terukur ratusan puluhan ribu milyar tahun. Setelah terlahir jadi orang, selama 740.000 kelahiran senantiada difitnah, di antara selama kalpa yang tidak terukur tidak dapat mendengar nama Buddha. Ketika karma buruknya berangsur menipis, kemudian dapat mendengar Buddhadharma, menjadi sramana demi kesucian, tetapi kemudian melepaskan sila, demikian selama 602.000 kehidupan senantiasa lepas sila, selama kehidupan tidak terukur menjadi sramana, walau pun tidak melepas sila tetapi organ inderanya gelap dan bodoh. Saat tersebut Buddha memberitahukan kepada manjusri Bodhisattva, saat itu Bhiksu Shen Yi adalah Buddha punya masa lalu. Manjusri Bodhisattva dari itu memuji Shi Ken Bodhisattva yang berkata Dharma adalah” demikian nama kemudahan untuk membicarakan realita wujud, dinamakan kedemikian realita dan kemudahan untuk menolong.
《戒经──萨婆多毗尼婆沙》卷六云:“为大护佛法故,若向白衣说比丘罪恶,则前人于佛法中无信敬心;宁破塔坏像,此极重罪(等同出佛身血),不向未受具戒人说比丘过恶,若说过罪,则破法身。”Di dalam Sila Sutra, Sa Po Tuo Pi Ni Po Cing, babke 6 disabdakan; Menjadi Pelindung besar Buddhadharma. Bilamana terhadap praktisi awam mengatakan bhiksunya berbuat karma buruk dan kejahatan, sehingga didepan orang ini terhadap Buddhadharma tiada yakin dan respek lagi; lebih baik menghancurkan pagoda punya bentuk. Perbuatan ini karmanya buruknya berat (sama dengan karma melukai Buddha sehingga keluar darah) . Tidak boleh terhadap orang yang belum mengambil sila penuh (Bhiksu sila) mengatakan bhiksu punya kesalahan dan kejahatan. Bila berkata demikian kesalahan dan kejahatan ini adalah mernghancurkan Dharmakaya.
《地藏十轮经》云:“凡披出家僧衣者,诸邪魔外道魔王夜叉等皆不能损害彼者。”宁玛派大德华智仁波切亦云:“净戒饰着僧衣者,享用一日三宝财,其能消尽诸财障。” Sutra Ti Cang She Lun Cing, disabdakan: “Siapa saja yang memakai pakaian sramana (jubah Cia Sha), para iblis sesat aliran sempalan, dan raja mara yaksa dan lainnya tidak dapat merugikan dan merusak yang memakai pakaian tersebut”; Sekte Ning Ma Ta Te Hua Ce Rinpoche juga berkata: Praktisi suci yang menghiasi pakaian Sangha (Sramana) , akan peroleh kesenangan satu hari tiga hari harta mustika, juga dapat melenyapkan sampai tuntas semua rintangan peroleh harta.
佛於《正法念處經》曰:「若諸眾生行不善法,不孝父母,不敬沙門,誹謗出家,婆修吉德叉迦如法龍等,退沒不如,時惱亂龍奮迅龍等,得大勢力,令閻浮提世界雨澤不時,災旱水澇,人民飢饉,天起惡風惡雨,令一切五穀皆悉弊惡,食者得病,令人短命。」Bilamana para makhluk melaksanakan dharma tidak bajik, tidak berbakti kepada ayah-ibum tidak menghormati sramana, memfitnah sramana, maka para naga Pho Siu Ci Te Cha Cia naga pelindung Dharma mengundurkan diri tidak berja sebagaimana mestinya, saati itulah naga-naga pengacau Fen Sin peroleh kekuatan besar , sehingga di jambhusdvipa turun hujan bukan waktunya, bencana lebih awal sungai mongering, rakyat haus dan lapar, langit menimbulkan air dan hujan badai, akibatnya semua lima jenis biji-bijian menjadi rusak, yang memakannya bisa sakit dan membuat usia jadi pendek.
佛於《大集經》曰:「有人若惱害、辱罵、誹謗或以刀杖打縛出家人,是人則壞三世諸佛真實報身,挑一切人天眼目,隱沒諸佛所有正法三寶種,令諸人天眾生不得利益,增加三惡道眾生。」Buddha di dalam Sutra Ta Ci Cing, bersabda: Ada orang bila membuat kerisauan, melukai, menekan, memarahi, memfitnah atau dengan pisau, pukulan mengikat(mengurung) sramana, adalah orang tersebut merusak tiga masa para Buddha punya kebenaran dan kenyataan Tubuh Sambhgakaya, seperti mengorek semua mata orang dan dea. Menghalangi dan membuat tiada para Buddha punya Dharma benar dan bibit Triratna, sehingga semua manusia dan dewa juga makhluk-makhluk tidak peroleh keberuntungan, menambah makhluk-makhluk terjatuh di tiga alam celaka.
Kejahatan Terhadap Sramana Bagaikan Melukai Puluhan Ribu Milyar Para Buddha
《大集經》言:「爾時娑婆世界主大梵天王,即從座起而白佛言,大德婆伽婆,唯願說之。若有為佛剃除鬚髮被服袈裟,不受禁戒受已毀犯。其剎利王,與作惱亂罵辱打縛者,得幾許罪?佛言,大梵,我今為汝且略說之。若有人於萬億佛所出其身血,於意云何,是人得罪寧為多不?大梵王言,若人但出一佛身血,得無間罪,尚多無量不可算數,墮於阿鼻大地獄中。何況具出萬億諸佛身血者也。終無有能廣說彼人罪業果報,唯除如來。佛言,大梵,若有惱亂罵辱打縛,為我剃髮著袈裟片不受禁戒受而犯者。得罪多彼。何以故?如是為我出家剃髮著袈裟片離不受戒或受毀犯,是人猶能為諸天人示涅槃道,是人便已於三寶中心得敬信,勝於一切九十五道,其人必速能入涅槃,勝於一切在家俗人,唯除在家得忍辱者,是故天人應當供養。何況具能受持禁戒三業相應。諸仁者,其有一切剎利國王及以群臣諸斷事者,如其見有於我法中而出家者,作大罪業大殺生、大偷盜、大非梵行、大妄語及餘不善,如是等類,但當如法擯出國土城邑村落,不聽在寺,亦復不得同僧事業,利養之物悉不共同,不得鞭打。若鞭打者,理所不應。又亦不應口業罵辱,一切不應加其身罪。若故違法而謫罰者。是人便於解脫退落受於下類,遠離一切人天善道,必定歸趣阿鼻地獄。何況鞭打為佛出家,具持戒者。」今弘揚正法之師,汝等無知反加誹謗,令法師心生痛苦,此罪之大,當過出萬億佛身血之罪。當無量劫永處無間地獄之中,欲止一分一秒之痛苦,尚恐不能得也。 Di dalam Sutra Ta Ci Cing, disabdakan: Saat itu, “Penguasa dunia Saha Maha Brahma Dewa Raja, bangkit dari duduknya dan berkata kepada Buddha dengan ucapan: Maha pahala Bhagava, semoga berkenan mengucapkan: Bilamana ada siswa berguru kepada Buddha, mencukur rambutnya dan berpakaian jubah Cia Sa, tidak menerima sila atau setelah menerima sila kemudian dilanggar. Kemudian Raja Sha Li, membuat risau mengacaukan, memarahi, memukul dan mengurungnya, telah melakukan berapa dalam kejahatannya? Buddha bersabda: Maha Brahma, Saya (Buddha) akan memberitahukan kamu dengan ucapan perumpamaan: Bilamana ada orang terhadap puluhan ribu milyar Buddha melukai dan mengeluarkan darah, bagaimanakah pikiranmu, apakah kejahatan ini banyakah? Maha Raja Brahma berkata: Bilamana orang hanya satu Buddha melukai dan mengeluarkan darah adalah perbuatan kejahatan garuka karma, kelak banyak, tidak terukur dan tidak bisa dihitung akan terjatuh ke Neraka Avici Neraka Besar. Bagaimana jika mengeluarkan darah tubuh Buddha sebanyak puluhan milyar para Buddha? Selamanya tiada yang dapat menjelaskan berapa banyak kejahatan karma dan menerima akibat buah pembalasannya. Hanya Tathagata saja yang tahu. Buddha bersabda: Maha Brahma, bilamana ada orang yang membuat kerisauan, mengacaukan, memarahi, menekan, memukul dan mengurungnya, terhadap siswa Saya (Buddha) yang sudah mencukur rambut dan memakai pakaian rahib Cia Sa walau sudah menerima sila tetapi melanggarnya, kejahatan ini lebih berat dari sebelumnya. Kenapa demikian? Jika siswa Buddha sudah jadi sramana mencukur dan memakai pakaian rahib Cia Sa, meninggalkan tidak menerima sila atau setelah menerima sila tapi melanggarnya, orang tersebut bagaikan telah menunjukan jalan ke Nirvana untuk para dewa dan manusia. Orang tersebut sudah menjadi sentralnya Triratna menjadi pusatnya untuk dihormati dan diyakini. Lebih unggul daripada 95 aliran lain. Orang ini harus selekasnya dapat memasuki Nirvana. Lebih unggul dari semua praktisi perumah tangga dan orang awam, kecuali perumah tangga sudah peroleh tingkatan ketabahan (tidak tergerak batinnya). Oleh sebab itu, para dewa dan manusia seharusnya berdana. Apalagi orang tersebut dapat menerima dan melaksanakan sila dan tiga unsur pikiran ucapan dan perbuatan itu telah menyatu dan manunggal. Para kebajikan, ada sekelompok Raja Sa Li dan banyak menteri telah memutuskannya, bilamana melihat di dalam Dharma Saya ada yang menjadi sramana melakukan aksi kejahatan besar, pembunuhan besar, pencurian besar, tidak menjalan brahmacariya (melakukan hubungan badan) besar, melakukan dusta besar dan semua aksi tidak berkebajikan. Demikian banyak aksi kejahatan, hanya lakukan sesuai Dharma mengusir keluar negeri atau di kirim ke desa yang tertinggal, tidak boleh menetap di vihara, juga tidak boleh bersama dengan Sangha melakukan karya bersama. Segala dana kebutuhan tidak boleh digunakan bersamanya. Tidak boleh memukul. Bilamana memukulnya aturannya tidak boleh, juga tidak boleh dengan mulut memarahi dan menekannya, semua tidak boleh menambah kejahatan terhadap tubuhnya. Bilamana menghukumnya tidak sesuai Dharma, orang tersebut pembebasannya mundur dan terjatuh ke kelompok rendah, menjauhi dan meninggalkan semua jalan menuju manusia dan dewa. Dipastikan terjatuh memasuki Nereka Avici. Apalagi memukul sramana Buddha yang melaksanakan sila.”
Sekarang Bhiksu yang membabarkan Dharma, kalian tidak tahu malah menambah dengan memfitnahnya, sehingga hati Bhiksu tersebut merasa sakit dan derita. Kejahatan ini amatlah besar, melampaui kejahatan terhadap puluhan ribuan milyar melukai tubuh Buddha mengeluarkan darah. Selama kalpa yang tidak terukur tinggal di neraka Avici, ingin semenit dan sedetik hentinya sakit dan derita, dikhawatirkan tidak bisa diperolehnya.
佛又於《大集經》曰:「剃髮著袈裟出家人,不管他持戒或是破戒,天人都應該供養,常令出家眾衣食沒有匱乏,如是供養出家眾,則如供養佛一樣,身穿袈裟的出家弟子,皆是我佛的兒子,假使出家人縱使破了戒,他猶住在不退轉地,他的道心還是不退轉的,若有人毆打出家人,就如打到我佛的身一樣,若有人辱罵出家人,就有如辱罵我佛一樣,罪惡是無量。」
Buddha mengatakan lagi di dalam Sutra Ta Ci Cing dengan sabdanya: Orang yang menjadi sramana mencukur dan mengenakan pakaian rahib Cia Sa, tidak perlu diurusi apakah ia melaksanakan sila atau melanggar sila. Seharusnya para dewa dan manusia berdana, senantiasa agar para sramana punya pakaian dan makanan tidak kekurangan. Demikian bila berdana kepada para sramana adalah berdana kepada Buddha sama saja. Tubuh mengenakan pakaian rahib Cia Sa dan menjadi siswa sramana, adalah anak dari Saya Buddha. Semisalnya sramana tersebut meskipun sudah melanggar sila, tetapi ia masih menetap tidak mundur lagi, dia punya kesucian hati masih tidak mundur. Bilamana ada orang memukuli kaum sramana sama saja memukuli tubuh Buddha, bilamana ada orang menekan dan memarahi sramana, sama saja menekan dan memarahi Buddha, karma buruk dan kejahatannya adalah tidak terukur.
《大乘大集地藏十輪經》卷三、佛陀告訴天藏大梵天說:「複次大梵!若有依我而出家者,犯戒惡行,內懷腐敗,如穢蝸螺,實非沙門,自稱沙門;實非梵行,自稱梵行;恆為種種煩惱所勝,敗壞傾覆。如是苾芻 (比丘) 雖破禁戒,行諸惡行,而為一切天、龍(八部眾名略)、人、非人等,作善知識,示導無量功德伏藏。Di dalam Sutra Ta Shen ta Ci Ti Cang Se Lun Cing, bab ke 3, Buddha memberitahukan Kumpulan Dewa, Maha Brahma dengan berkata: Selanjutnya Maha Brahma! Bilamana ada orang yang mengandalkan Saya (Buddha) menjadi sramana, malanggar sila dan berbuat jahat, ke dalam jahat membusuk , bagaikan cacing kotor, nyatakan seperti bukan sramana, menyebut dirinya ada sramana; nayatanya bukan seperti praktisi brahmacariya, tapi menyebutnya dirinya adalah Brahmacariya; senantiasa berbuat bermacam-macam kegalauan yang dalam , kejelekannya senang ditutupi. Demikian bhiksu walaupun melanggar sila, melakukan aksi kejahatan, tetapi menjadi kan semua dewa ,naga manusia, bukan manusia (8 jenis makhluk dewa naga) menjadi pakar kebajikan, menunjukan dan pembimbing untuk peroleh jasa pahala yang masih tersimpan.
在《諸法無行經》中, 釋迦牟尼佛也在過去世曾因為對一比丘懷嗔恨而墮到過地獄。釋迦牟尼佛告訴我們,往昔作法師時,由於對正行比丘心懷噁心而墮阿鼻大地獄九百千億劫受諸苦惱。從地獄出,七十四萬世常被誹謗。若干百千劫乃至不聞佛之名字。後出家學道而無志樂。於六十三萬世,常反道入俗。後於凈明佛所出家入道,殷勤精進如救頭然,但千萬億歲中乃至不得柔順法忍,無量千萬世諸根闇鈍。Di dalam Sutra Cu Fa Wu Sing Cing, Sakyamuni Buddha saat masa lampau pernah disebabkan terhadap satu bhiksu merusak dan membenci sehingga pernah terjatuh ke neraka. Sakyamuni Buddha memberitahu kepada kita semua, masa lalunya menjadi Guru Dharma/ Bhiksu, terhadap bhiksu yang mempraktikan kebenaran, hatinya nya jahat sehingga terjatuh ke neraka Avici, selama 900.000 milyar kalpa menerima semua penderitaan dan kegalauan. Setelah keluar dari neraka, selama 740.000 kelahiran senantiasa di fitnah. Juga selama 100 juta tahun tidak dapat mendengar nama Buddha punya nama. Kemudian menjadi sramana belajar kesucian tapi tidak bersemangat dan gembira. Selama 630.000 kelahiran senantiasa lepas jubah kembali jadi orang awam. Kemudian bertemu dengan Cing Ming Buddha baru bisa jadi sramana memasuki kesucian. Tetapi walau rajin harus tekun bersemangat bagaikan menolong kebakaran di kepala. Selama 10.000.000 milyar tahun tidak peroleh ketabahan Dharma yang lembut dan lancar, selama tidak terukur rubuan dan puluhan kelahiran semua inderanya gelap dan bodoh.
《大乘方广总持经》:若有众生于佛所说言非佛说及谤法僧。而此谤者当堕恶道受地狱苦。 Sutra Ta Sheng Fang Kuang Cung Che Cing, disabdakan Bilamana ada makhluk-makhluk terhadap ucapan Buddha dikatakan bukan ucapan Buddha, juga memfitnah Dharma dan Sangha, oleh karena itu pemfitnah, terjatuh ke alam celaka menerima penderitaan neraka.
《佛说谤佛经》:若谤法师即是谤佛 若以嗔心看法师者,恶业过彼挖一切众生眼罪聚。若见法师实破戒者,不得生嗔尚不应说,何况耳闻而得说耶?Sutra Fo Shuo Phang Fo Cing, disabdakan: bilamana memfitnah Guru Dharma (Bhiksu pembabar Dharma/ pelaksana Dharma) adalah memfitnah Buddha, Bilamana kebencian hati melihat Guru Dharma (Bhiksu pembabar Dharma) perbuatan jahat ini melampaui kumpulan kejahatan mencongkel mata semua makhluk. Bilamana melihat Guru Dharma (bhiksu penceramah Dharma) nyatanya melanggar sila, tidak boleh benci juga tidak boleh mengatakan, apalagi hanya mendengar bagaimana bisa diucapkan?
《决定总持经》佛陀告诉无怯行菩萨说:此族姓子过去诽谤辩积法师,以是罪故堕于地狱满九万岁,罪毕出生人间,五万世中堕边地,迷惑邪见罪盖覆蔽,六百世中常当生盲(生为瞎子),喑哑无舌(哑巴)不能言语。(中略) 假使有人皆取众生挑其两眼,斯罪虽重尚可堪任劫数尽竟,若有害意向于法师(宣说僧众是非),其罪劫数复过于彼。……其有诽谤法师者,则谤如来。Sutra Cie Ting Cung Che Cing, Buddha memberitahukan kepada Bodhisattva Wu Chie, dengan berkata: orang orang yang bermarga ini dulu pernah memfitnah Guru Dharma Pien Chi, karena kejahatannya terjatuh ke neraka selama 90.000 tahun, setelah hukumannya habis terlahir di dunia, selama 500 kelahiran terlahir di daerah terpencil, alami kebodohan, pandangan sesat, karma kejahatannya menutupi hatinya, selama 600 kelahiran senantiasa buta, tuli dan gagu tidak bisa berbicara. Misalnya ada orang mengambil dan mencongkel kedua mata makhluk-makhluk, walaupun ini karma berat masih bisa dihitung berapa kalpa berakhirnya, bilamana ada orang pikiran mau mencelakakan Guru Dharma ( menyebarkan gossip para anggota Sangha, hitungan kalpa kejahatan melampaui yang disebutkan sebelumnya. Bila ada yang memfitnah Guru Dharma sama saja memfitnah Tathagata.
《大方便佛报恩经》卷三、佛陀告诉阿难尊者说:“(前略)尔时三藏比丘,以一恶言诃骂上座,五百世中常作狗身。Di dalam Sutra Ta Fang Pien Fo Pao En Cing, bab ke tiga: Buddha memberitahukan kepada YM Ananda dengan berkata: Saat itu Bhiksu Tripitaka dengan satu kata jahat memaki bhiksu sesepuh, lima ratus kelahirannya senantiasa dilahirkan bertubuh anjing.
《一切功德庄严王经》说:“有四种魔,云何为四?一者、贪著财物。二者、亲近恶友。三者、障碍法师。四者、于法师说陈其罪过(宣说出家人是非,此人便是恶魔)。是等众生由此业故当受贫穷,不见善友、远离尊师,作邪见想、说无因果,堕于地狱,受诸剧苦。” Di Sutra Yi Chie Kung Te Cuang Yen Kung Te Cing, dikatakan: “Ada 4 jenis Mara, apakah ke 4 Mara tersebut? 1. Keserakahan dan melekat kepada harta kebendaan; 2. Mendekati teman jahat; 3. Merintangi bhiksu Dharma (bhiksu pembabar Dharma); 4. Terhadap bhiksu Dharma menceritakan kejahatan dan kesalahannya (menyebarkan gossip sramana, orang inilah adalah Mara jahat). Orang-orang demikian karena karma buruknya menerima kemiskinan, tidak bertemu teman bajik, ditinggalkan guru mulia, menciptakan pandangan dan pikiran sesat, berkata tiada sebab akibat, terjatuh ke neraka, menerima drama penderitaan.”
Buddha membabarkan Dhammapada syair 137, 138, 139, dan 140, berikut ini:
Apabila seseorang yang menyerang orang yang suka damai, atau menganiaya orang yang tidak bersalah, akan segera mengalami sepuluh keadaan yang menyedihkan: rasa sakit yang luar biasa, malapetaka, luka-luka pada tubuh, penyakit yang berat, terganggu jiwanya, dipersulit penguasa, menerima tuduhan yang keliru (difitnah), kehilangan sanak keluarga, jatuh miskin, rumahnya terbakar dalam lautan api, setalah kematiannya orang jahat itu lahir di alam neraka.
Kejahatan Apa & Penderitaan Bagaimana di Neraka Avici?
Di dalam Sutra Ksitigarbha, disabdakan: Ksitigarbha Bodhisattva menguraikan kepada Ibu Mahamaya: “Hukuman terberat dari neraka dan berlaku di dunia Jambudvipa adalah sebagai berikut:
Apabila terdapat seorang anak durhaka yang tidak mematuhi orang tuanya, bahkan ia berani membunuh orang tuanya, maka umat yang berkelakukan seperti itu akan terjerumus ke dalam Neraka Avici setelah ia meninggal dunia dan masa hukumannya hingga jutaan koti kalpa, sulit memperoleh kesempatan untuk keluar dari situ.
Apabila terdapat seorang umat/sramana yang berani melukai badan Buddha atau berani memfitnah Triratna, tidak menghormati kitab suci, juga akan terjerumus ke dalam neraka Avici dan masa hukumannya hingga jutaan koti kalpa, juga sulit memperoleh kesempatan untuk keluar dari situ.
Apabila terdapat seorang umat/sramana yang berani menyakiti Bhiksu, (Menyakiti Bhiksu bisa berupa meracuni, menyantetnya, menggunakan sinar radiasi microwave, mengirimkan makhluk iblis jahat, menghembuskan udara racun, memberikan narkoba atau obat perangsang, menfoto saat lagi mandi dan menyebarkan, merusak ban kendaraannya atau meracuni pendingin udara kendaraannya, dan lain-lain), berani menodai Bhiksuni atau berani melakukan perbuatan asusila di Vihara atau berani membunuh makhluk bernyawa dalam vihara, akan terjerumus juga ke dalam neraka Avici dan masa hukumannya hingga jutaan koti kalpa, sulit memperoleh kesempatan untuk keluar dari situ.
Apabila terdapat umat yang berani menyamar sebagai Sramana, tapi hatinya bukan Sramana dan ia memboroskan harta benda milik Sangha, menipu kulapati, melanggar vinaya dan melakukan bermacam-macam karma buruk. Orang semacam ini juga akan terjerumus ke dalam Neraka Avici dan masa hukumannya hingga jutaan koti kalpa juga sulit untuk mendapatkan kesempatan untuk keluar dari situ.
Apabila terdapat umat/sramana yang berani mencuri harta benda milih Sangha (termasuk merampas, merampok harta benda dan asset vihara) seperti barang keperluan sehari-hari, beras atau palawija, makanan atau minuman, jubah atau pakaian lain, bahkan barang apapun diambil bukan atas pemberian, ia akan terjerumus ke dalam neraka Avici dan masa hukumannya juga jutaan koti kalpa dan sulit memperoleh kesempatan untuk keluar dari situ.”
Ksitigarbha Bodhisattva bersabda: Semua neraka berada dalam Gunung Maha Cakravada. Neraka yang besar terdapat 18 buah, yang sedang 500 buah. Setiap neraka mempunyai nama sendiri-sendiri. Sedangkan yang kecil jumlahnya banyak sekali, hingga jutaan buah dan namanyapun berbeda-beda juga! Neraka Avici itu kelilingnya kurang lebih 8 juga Yojana, semua dilengkapi dengan tembok besi, tinggi tembok tersebut 10 ribu Yojana. Dalam neraka tersebut tidak ada tempat yang kosong, semuanya dipenuhi kobaran api yang dasyat. Neraka ini bersambungan satu sama lain dan masing-masing mempunyai besar itulah Neraka Avici. Kelilingnya 18 ribu Yojana, temboknya juga dibuat dari besi dan tingginya 1.000 Yojana. Kobaran api yang membara menyala-nyala dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Di samping itu terdapat pula ular-ular berbisa dan anjing-anjing buas yang tubuhnya semuanya terbuat dari besi, dari mulutnya menyembur-nyembur api yang dasyat. Di atas tembok Neraka itu berkejar-kejaran ke timur ke barat. Di alam neraka terdapat ranjang besi tersebar seluas 10 ribu Yojana. Apabila terdapat seorang terhukum berbaring di atas ranjang besi itu, ia segera melihat dirinya telah berada di setiap ranjang besi yang banyaknya ribuan itu. Demikian pula apabila terdapat jutaan orang hukuman berbaring di atasnya, segera mereka melihat tubuhnya berada di setiap ranjang tersebut. Demikian pembalasan dari karma yang mereka perbuat. Dan semua terhukum menerima semua siksaan dan penderitaan.”
Kemudian “Datanglah ribuan mara Yaksa dan hantu jahat. Giginya runcing bagaikan belati, sinar matanya bagaikan kilat, kukunya tajam terbuat dari tembaga. Mereka menyeret-nyeret yang terhukum sesuka hatinya. Ada pula setan Yaksa memegang toya runcing, menusuk-nusuknya ke dalam tubuh orang-orang yang berdosa atau menusuk ke dalam mulut atau hidung atau perut atau punggunya. Kemudian orang yang ditusuk itu dilempar ke atas lalu disambut kembali dan diletakkan di atas ranjang yang menyala membara.”
“Ada pula serombongan garuda besi datang mematuki mata orang yang bersalah atau datang ular bertubuh baja melilit leher terhukum atau seluruh sendir tulangnya dipaku dengan paku panjang, atau lidahnya dicabut lalu digilas dengan bajak tajam atau ususnya dikeluarkan lalu diiris-iris menjadi potongan atau mulutnya dituangi cairan tembaga panas atau seluruh badannya dililiti besi panas. Hidup dan mati berulang-ulang ribuan kali demikianlah pembalasan karma. Demikian hingga jutaan kalpa lamanya, ia akan sulit memperoleh peluang untuk keluar. Jika dunia itu menuju kepunahan, sedangkan masa hukuman bagi para umat yang jahat tersebut belum habis, mereka berpindah ke alam dunia lain untuk menerima hukuman lanjutan, jika alam dunia lain mengalami pula kepunahan, mereka berpindah pula ke alam yang lainnya lagi untuk menerima hukuman selanjutnya, dan jika alam yang lainnya lagi ini mengalami kepunahan pula mereka berpindah lagi ke alam yang lainnya demikian seterusnya, hingga dunia ini terbentuk kembali dan mereka datang pula ke dunia tempat asal mereka. Hukuman karma yang tak terputus-putus ini demikianlah halnya.”
“Masih terdapat lima hal mengenai hukum karma yang berkaitan dengan Neraka Avici. Maka disebut Anantarya. Kelima macam karma yang bagaimanakah itu ?
- Yang terhukum mendapat penderitaan siang dan malam tiada henti-hentinya selama berkalpa-kalpa, waktunya tiada terputus-putus. Maka disebut Anantarya.
- Di Neraka tersebut berapapun jumlah orang hukuman, satu atau jutaan, di setiap ruangan akan tetap terasa sesak padat, maka disebut Anantarya.
- Tak ada satu terhukumpun yang dapat menghindar dari suatu hukuman, baik itu dari siksaan garpu tajam, tongkat berat, binatang-binatang bertubuh besi seperti garuda, ular, serigala, anjing, dan sebagainya. Atau dari siksaan lesung serta alu besi yang terbakar panas menumbuk tubuh orang yang jahat atau tubuhnya dilindas, digergaji, dipahat, dikikir atau diiris-iris menjadi berkeping-keping atau dimasukkan ke dalam periuk besar berisi air mendidih atau tubuhnya dibalut dengan jaringan baja yang panas atau diikat dengan tali baja yang telah terbakar atau dipaksa menaiki keledai besi panas atau kuda besi yang panas, lalu dibakar, dikupas kulitnya atau dibawa keledai atau kuda tersebut yang berlari kencang, kemudian disirami cairan besi yang sedang melebur. Apabila orang yang berdosa itu lapar, ia akan diberi makan peluru besi untuk ditelan dan yang haus diberi minuman cairan besi. Dan hukuman itu akan dijalaninya selama berkalpa-kalpa. Penderitaan itu sambung menyambung tiada putus-putusna. Maka disebut Anantarya.
- Di neraka tersebut tidak ada alasan untuk meringankan hukumannya, baik itu lelaki atau wanita, suku bangsa minoritas atau telah berlanjut usia, atau muda belia, atau bangsawan atau hina dina, naga atau makluk suci, dewata atau setan, dan sebagainya. Siapa saja yang mempunyai karma berat, ia harus menanggung hukumannya tanpa pandang bulu. Maka disebut Anantarya.
- Selama hukumannya belum habis, terhukum akan berulang kali mati dan hidup kembali. Siang dan malam mereka akan menerima penderitaan ini. Sekejappun takkan berhenti. Kendati telah habis masa hukumannya, barulah ia dilahirkan di alam lain. Maka disebut Anantarya.”
Ksitigarbha Bodhisattva melanjutkan uraiannya: “Keadaan Neraka Avici sungguh rumit sekali atau sulit diterangkan. Aku hanya dapat menguraikannya secara singkat, jika meliputi semua alat-alat hukuman serta rupa-rupa penderitaannya secara lengkap, mungkin hingga satu kalpapun uraianku belum selesai!”
Akibat Berbuat Jahat Merampas Aset Vihara, Sekolah dan lainnya
Di era kemunduran Dharma tentu ada sramana baik dan sramana buruk, begitupula ada umat perumah tangga yang baik adapula perumah tangga yang jahat. Disebabkan banyak sramana tidak mau menekuni pembalajaran Buddhdharma atau malas mempraktikkan Buddhadharma sehingga pikirannya jadi gelap tidak mengetahui kebenaran Dharma, akibatnya nafsu keserakahan, kebencian dan kebodohannya berkembang luas. Banyak di antara sramana hanya bertambah usia dan vassa kebhiksuannya saja tapi Kebodhiannya yang terdiri dari welas asih dan kebijaksanaannya tidak berkembang dan berkualitas, tidak produktif, tidak kreatif dan tidak innovatif untuk mengembangkan Buddhadharma atau membabarkan Dharma, akibatnya umat Buddhis tidak bertambah malah semakin berkurang, sehingga kebijaksanaan umatnya berjalan ditempat. Akibat luasnya banyak umat manusia tidak mengetahui kebenaran dan kemuliaan Dharma, juga tidak mengetahui ajaran Buddha yang membuka rahasia alam semesta. Kecenderung sramana sekarang umumnya hanya mendekati umat atau melayani umat kaya saja. Sehingga waktunya habis tidak ada lagi niat untuk meningkatkan kualitas pengetahuan Dharmanya. Akibatnya sifat dan watak buruknya masih terpelihara dan tumbuh berkembang. Karena tergoda dan terjerumus watak serakah yang tumbuh berkembang, maka sramana tersebut menjadi liar dan jahat, bermaksud menyerakahi atau merampas aset vihara, aset sekolah dan asset-aset lainnya dengan siasat jahat dan ilmu klenik jahat mencari kelemahan dan kelengahan orang lain, atau mempergunakan anak buah yang dipelihara menjadi kaki tangannya untuk mencuri dokumen, menyerang, menyakiti, menyolong bahkan melukai orang yang dituju dengan cara gunakan, santet, racun, sinar radiasi microwafe untuk menyerang sramana lain atau orang yang memiliki asset yang di incarnya. Mereka tidak menyadari hukum Anatta tidak ada kepemilikan untuk waktu yang lama, mereka juga lalai memahami hukum karma dan hukum akherat. Karena bodoh sehingga ia tidak tahu, tidak malu dan tidak takut akibatnya, dan kemana setelah matinya dan berapa lama harus menangung akibatnya. (Sutra Ksitigarbha bersabda: Apabila terdapat umat/sramana yang berani mencuri harta benda milih Sangha (termasuk merampas, merampok harta benda dan asset vihara) seperti barang keperluan sehari-hari, beras atau palawija, makanan atau minuman, jubah atau pakaian lain, bahkan barang apapun diambil bukan atas pemberian, ia akan terjerumus ke dalam neraka Avici dan masa hukumannya juga jutaan koti kalpa dan sulit memperoleh kesempatan untuk keluar dari situ.”). juga Silakan disimak Sutra Sou She San Cie Cing, di bawah ini ada sepuluh penderitaan besar akibat mencuri.
《受十善戒经》偷盗果报有十种苦恶:Di dalam Sutra She San Cie Cing, disabdakan akibat mencuri (termasuk, menodong, merampas, merampok, merebut asset, dan kejahatan berkaitan dengan pencurian) akan menerima 10 jenis penderitaan hebat. (berhubung hukumam neraka dan alat-alat untuk menyiksa bahasanya sulit diterjemahkan, maaf dipersingkat dan tidak dijelaskan menyeluruh siksaan dan penderitaannya). Akibat Mencuri akan menerima 10 penderitaan besar: 一者盗报。必定当堕肉山地狱。身皮俱苦经八万 四千岁
- Akibat mencuri dipastikan terjatuh ke neraka gunung daging. Mendapat siksaab besar selama 84.000 tahun; 第二盗报。生饿鬼中。
- Akibat mencuri dilahirkan jadi setan kelaparan, menerima penderitaan hebat haus dan lapar selama 1000.000.000 tahun第三盗报。生于寒冰地狱之中。
- Akibat mencuri terjatuh ke neraka dingin membeku. Menerima siksaan besar selama 1000.000.000第四盗报。生罗刹中。
- Dilahirkan menjadi raksasa, mulutnya kebakar selalu selama 1000.000.000 tahun; 第五盗报。生铁鹿地狱受铁鹿形。
- Akibat mencuri dilahirkan dineraka rusa besi menjadi wujud rusa besi. Menerima siksaan besar, selama 1000.000.000 tahun第六盗报。生在人中。裸形黑瘦眼目角睐。
- Akibat mencuri dilahirkan jadi orang, senang bertelanjang, hitam, kurus, matanya turun keluar mulut super bau hubungan keluarga yang hancur selama 1000.000.000 tahun. 第七盗报。生刀剑花大地狱中。
- Akibat mencuri terlahir di neraka besar gunung pisau bungamenerima siksaan neraka besar selama tidak terukur milayaran tahun. 第八盗报。生于火山大地狱中。
- Akibat mencuri terlahir di neraka besar gunung api , menerima penderitaan besar selama 1000.000.000 tahun. 第九盗报。生于穿鼻大地狱中。
- Akibat mencuri terlahir di nereka besar hidungnya dikait, mengalami kesakitan selama 1000.000.000 tahun.第十盗报。生屠剥狱卧铁机上。
- Akibat mencuri dilahirkan di neraka pembantaian di mesin besi merasakan penderitaan yang tidak terperikan selama 1000.000.000 tahun.
Contoh yang baik adalah Riwayat Buddha Sakyamuni walaupun sudah menjadi Buddha sekalipun masih harus menanggung 12 karmanya, apalagi sramana atau umat awam yang melakukan kejahatan di dalam Triratna Buddha, Dharma dan Sangha, melakukan pencurian (termasuk , menodong, merampas, merampok, merebut asset, dan kejahatan berkaitan dengan pencurian) sungguh miris dan iba kasihan melakukan sebab bodoh dan jahat yang berakibat kemalangan dan penderitaan panjang.
Kesimpulan:
Perbuatan buruk yang belum dilakukan jangan dilakukan; Perbuatan buruk yang sudah dilakukan segera dihentikan; Perbuatan baik yang belum dilakukan, segera dilakukan; Perbuatan baik yang sudah dilakukan terus ditingkatkan.
Dunia sramana tentu ada yang baik ada pula yang buruk. Kita sebagai umat Buddha wajib menghormati semua sramana, hanya saja yang baik dan benar kita belajar kepada nya dan perlu kita dukung, sedangkan sramana yang buruk kita hormati dan tinggalkan.
Penutup
Demikianlah artikel dengan topik Dharma dan Sangha ini dibuat, untuk penyadaran dan kebaikan bagi para sramana dan juga umat Buddha bagaimana mereka bersikap dan berperilaku terhadap sramana. Ada pun penulisan artikel ini tidak bermaksud dan bertujuan membongkar kejelekan sramana, melainkan memberikan informasi manfaatnya kehidupan sramana juga bahayanya sramana melakukan pelanggaran sila vinaya dan aksi kejahatan terhadap sramana dan umat Buddha lainnya. Tentu penulisan artikel ini mengharapkan para sramana terus memperbaiki diri, dan menyempurnakan praktik Sad Paramita, yaitu: Dana, Sila, Ketabahan, Semangat, Samadhi/ketenangan dan Prajna/kebijaksanaan Bodhi. Bersama-sama menapak jalan Buddha dan menolong semua makhluk. Akhir kata, semoga penulisan artikel ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya untuk terus direnungkan, dihayati, di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga semua makhluk berbahagia, sadhu-sadhu-sadhu.
Amituofo.