学佛要先正知见,知见不正不堪学佛
Membentuk Pandangan & Pengetahuan Yang Benar Dulu, Sebelum Praktik Buddha Dharma.
(Praktik Ajaran Buddha harus diawali dengan pendangan dan pengetahuan yang benar, bila pandangan dan pengetahuannya tidak benar tidak dapat praktik ajaran Buddha)
现在的人学佛不得力,有多种原因,大概分起来,不外下面几种:
Orang kini gagal mempelajari Buddha Dharma, banyak penyebabnya, kalau diuraikan, faktor penyebabnya kurang lebih sebagai berikut:.
第一、心外求法。遇事即求佛、求法、求僧,殊不知向外求皆属于依赖心,学佛必须要自学、自修、自证。
Pertama, hati tidak bisa tenang, selalu melirik keluar. Ketika ada masalah, minta pertolongan kepada hyang Triratna (Buddha, Dharma dan Sangha), kalau mencari keluar sama dengan ketergantungan, berlawanan dengan prinsip penghayatan, pengamalan dan pembuktian.
第二、误以为求佛可以消罪灭障得福报,而自己依然迷执事境为真,贪求不舍,以致烦恼如故。殊不知学佛是依照佛的教导,扫除自己的迷误,而明见自性,以脱出烦恼窠臼 (ke jiu, Rajam)。而不是求佛消罪业、得福报的。
Kedua, salah pengertian tentang mohon kepada Buddha agar melenyapkan karma jelek dan mendapat keberuntungan.Paradigma yang salah ini membentuk keterikatan, keserakahan dan maunya minta terus, akhirnya jadi gamang, kesal. Sebenarnya belajar Dharma harus mengikuti petunjuk Buddha, lenyapkan dulu kesesatan dan kesalah-pahaman, agar mendapat pencerahan, bebas dari kungkungan kilesa, bukan minta terus…untuk melenyapkan dosa karm,a buruk mendapatkan balasan keberuntungan.
第三、于初下手时,不明学佛的究竟,没有正确的决定。因地不正,故不免流于盲从。我们应该知道,学佛第一须明心见性。
Ketiga, bagi pemula, tidak mengerti tujuan sebenarnya mempelajari Buddha Dharma, belum ada keyakinan yang teguh. Karena awalnya tidak benar/salah jalan, maka prakteknya jadi membabi-buta. Kita harus tahu, tujuan pertama belajar Buddha Dharma adalah membangkitkan memahami hati menampakkan jatidiri kita.
第四、依赖他人。为使修道能够速成,所以,一心想求得最高最无上的法、最好的师父。于是就生起种种较量高低的分别之见,生起诸多门户纷争的见解,时时萦回于心中。尤其在分别挑选不定时,这个法修了一点点,又去修那个法,而不能一门深入地专修下去。结果往往是走回头路或走错了路,空耗时光,一事无成。
Keempat, ketergantungan. Melatih diri maunya cepat jadi, mati-matian hendak mendapatkan Dharma yang tertinggi dan teragung. Mencari guru pembimbing yang terbaik. Timbullah perbedaan atau perbandingan yang menyolok, banyak persepsi salah dan pertentangan di antara banyak sekte, selalu jadi ganjalan dalam hati. Apalagi sewaktu hendak memilih, sekte ini coba-coba, sekte itu ikut-ikutan, tidak konsentrasi pada satu sekte saja, akhirnya gagal total, buang-buang waktu tiada hasil sama sekali.
第五、因为空耗时光、久无消息,于是就疑人谤法,或者是退转不修了,半途而废。
Kelima, karena waktu senggang terbuang banyak dan putus hubungan, maka sering terjadi kecurigaan dan memfitnah Buddha Dharma, atau mundur ke awal, tidak mau melatih diri lagi.
第六、贪取于法,以多为胜,样样兼之,不能一门深入,结果是徒劳无益。
Keenam, rakus terhadap Dharma, beranggapan belajar banyak itu lebih unggul, semuanya mau dipelajari, tidak fokus hanya pada satu bidang saja, akhirnya usahanya kandas/tidak bermanfaat.
第七、终日向外驰求,不知痛切参究自心。想起来了或有了空闲时间,则在佛堂里修一下。念念佛、打打坐、或参参禅,一曝十寒,终不得益。有的人甚至把修法当做消遣之事,无关痛痒。结果毕竟是毫不相干,一事无成。
Ketujuh, setiap hari berkeliaran di luar, tidak bisa pecut diri agar menemui hati sejati. Kalau ingat atau ada waktu luang baru datang ke vihara, melafal nama Buddha, bermeditasi atau bersemadhi, tidak konsekuen, mana mungkin berhasil. Ada umat beranggapan melatih diri itu hanya suatu bentuk hiburan saja, tidak penting. Karena berpandangan demikian, maka hasinya nol besar.
第八、不明“法无定法”之意。法法各有立场,不可强同,不依规矩而自生法见,妄自改篡,以致修持不如法,而不得成就。
Kedelapan, tidak mengerti arti “ Dharma tidak statis,” setiap sekte memiliki ciri khas, masing-masing ada pegangan sutranya, tidak mungkin disamakan, jangan sudah tidak mengikuti peraturan lantas mengajukan persepsi diri, timbul kesombongan hendak mengubah peraturan, karena kesalahan demikian maka tidak bisa sukses.
第九、以修行入善,为学佛之极至,不知究竟了义。以为往生西方极乐世界是学佛唯一的成就,却不明白如何往生之义,以致修到中途,不能再进。
Kesembilan, melatih diri jadi bajik, tujuan akhir belajar Buddhadharma adalah menyelesaikan masalah yang paling krusial, yaitu menjadi Buddha, jangan beranggapan setelah meninggal dunia bisa terlahir ke Surga Sukhavati adalah satu-satunya jalan kesuksesan bagi kita, sayangnya tidak banyak yang mengerti makna dari terlahir ke Surga Sukhavati itu, maka banyak yang terlantar di tengah jalan.
第十、纵然遇到善知识,但以耳为目,遇而不识,当面错过。
Kesepuluh, berjodoh bertemu dengan kalyanamitra (guru/teman bijak), tapi diabaikan begitu saja.
第十一、喜欢妄测他人的意境,而自成妄。如说:某人开悟了,某人没有开悟。却不晓得你要分别人家开悟与否,你自己须先开悟。你自己没有开悟,如何能断定人家是否开悟呢?人云亦云,妄自猜测,实在无意义,反而自心不清净。
Kesebelas, senang bergossip menerka kesuksesan ilmu rohani seseorang, misalnya, ada orang sudah mencapai pencerahan, ada yang belum, andaikan anda mau mengukur tingkatan spiritual seseorang, anda sendiri harus mencapai pencerahan dulu, sebaliknya anda tak mampu, mengikuti gossip, menerka sembarangan, tiada arti sama sekali, henya mencemari hati sejati.
第十二、由于贡高我慢,对他人生疑生嫉,且耻于下问,自己不明白的地方,不肯或不好意思去问,更或轻慢初学,而不知自障其道。
Keduabelas, karena kesombongan, lantas timbul kecurigaan atau iri dengki, malu bertanya sesat di jalan, bersikap angkuh terhadap pemula, semuanya ini jadi hambatan bagi kemajuan diri.
第十三、先入为主,于法不知圆通变化,真性现前,不敢承当。
Ketigabelas, sering berpegangan pada pelajaran pertama, tidak mengerti perubahan yang relatif sama, kebenaran muncul, diabaikan begitu saja.
第十四、误认无明为实,烦恼难除,菩提为佛独有,我辈此生无份,而不敢担当如来家业,不敢切实修证。
Keempatbelas, salah mengerti tentang kegelapan batin, maka kilesa (kekotoran batin/kegalauan) susah dipupuskan, beranggapan Bodhicitta hanya dimiliki oleh para Buddha, umat biasa tidak mungkin memilikinya, tidak berani memikul tugas amanah yang mulia, tidak berani membuktikan kebenaran sejati.
第十五、当行住坐卧、人事往来、种种习气发生之时,一点也不自觉,任其流浪往返,决不回顾自心。结果往往是:虽然学佛修道,但却不得受用。
Kelimabelas, sewaktu berjalan, diam, duduk, berbaring dan bersosialisasi, tabiat jelek timbul tapi tidak sadar, tidak tanggap, dibiarkan saja, tidak berintropeksi. Hasilnya, melatih diri tak terpakai, jadi sia-sia belaka.
学人果真能将上述种种弊端弄明白,切实精进修行,对境不生爱憎取舍之心,知道这些都是自性的妙用、自性的显现,能透过现象而见其本质,这就是见性!再经过除习的锻炼,就是保养圣胎,让它发扬光大,即能圆证菩提。倘若对境心有粘着,更或念念不舍,那就不能自诩见性。要知道妄自尊大,未证谓证,未得谓得,是要下地狱、遭恶报的!不管是念佛、参禅、或者修密,均须妄念消融,内而身心、外而世界一起消殒不可得,连虚空粉碎也不可得,连不可得也不可得,那才是证悟!证悟后对境才有力量,不致为五花八门的物境所动摇。否则,说食不饱,遇境即失,不得真实受用。所以,我们要时时反问自己,对境是否心还粘着?是否真的识得本来?假如对境为妄想所左右,产生爱憎取舍之心,那就生死不了,就须深自惭愧内疚,痛下苦功,好好地修行。
Kalau para praktisi memahami kesalahan-kesalahan di atas, niscaya giat menempa diri, sewaktu berinteraksi mampu mengendalikan diri agar tidak timbul suka atau tidak suka, begitu sadar bahwa jatidiri sudah berperan, maka akan membawa manfaat, bisa melihat tembus semua fenomena sampai hakekatnya, inilah arti pencerahan! Terus digembleng, seperti merawat kandungan suci, membesar sampai tercapai Bodhicitta yang sempurna.
Seandainya terjadi kemelekatan, tidak rela melepas, apalagi belum mencapai pencerahan tapi sudah mengklaim diri, orang tipe arogan dan tak tahu diri ini, belum mencapai pencerahan tapi sudah berkoar-koar, ini termasuk pendustaan kelas berat, berakibat jatuh ke neraka, jangan main-main!
Tidak peduli anda praktisi Sukhavati, Zen, atau Tantra, sama-sama harus lenyapkan ilusi atau kegelapan batin.
Jiwa dan raga, seisi alam semesta/eksistensi perbendaan, sampai debu layang sebenarnya tidak bisa kita miliki, tiada satupun yang bisa kita miliki, dengan demikian akan dapat pencerahan!
Setelah pencerahan kita berkemampuan mengatur lingkungan, bukan diatur oleh lingkungan. Ibarat kita makan tapi tidak bisa merasa kenyang, kesenangan tidak bisa bertahan lama, ini artinya tidak bisa mengendalikan lingkungan. Oleh karena itu, kita harus bertanya pada diri kita, masih ada kemelekatan? masih ingat pada jatidiri yang semula? Kalau menghadapi lingkungan masih dikendali oleh angan-angan, timbul hendak memiliki atau suka dan tidak suka, itu berarti masih terbelenggu oleh siklus 6 alam tumimbal lahir, kita mesti merasa malu dan bertobat, memecut dan mengembleng diri.
从这段开示中我们看到共有十五种原因使我们学佛不得力,末学自己看了也深感惭愧,正把末学学佛不得力的痛处点到了。在这十五种原因中,第三种,和第十四种正好说明了“佛说一切法皆是佛法,只能是佛可说,是佛境界,非凡夫境界,凡夫说此为大妄语”这种说法即为“因地不正,故不免流于盲从。”“误认无明为实,烦恼难除,菩提为佛独有,我辈此生无份,而不敢担当如来家业,不敢切实修证。”所以是不正解,误入迷津。
Dari 15 faktor penyebab kita mundur dalam melatih diri, kami sendiri juga merasa malu setelah mengkaji diri, karena memang masih tersandera oleh kelemahan sendiri, di antara 15 faktor itu, yang ke-tiga dan ke-empat-belas menegaskan bahwa “apa yang disabda oleh Buddha adalah ajaran Buddha, kalau tingkatan Buddha hanya Buddha berkompeten menerangkannya, bukan orang awam, jikalau keluar dari mulut orang awam itu namanya berbohong”. Kasus begini sama dengan: “dasar tidak kuat, maka terjadi tindakan semborono. “ ” salah paham tentang avidya, berasumsi itu adalah fenomena yang sebenarnya, maka susah melenyapkan kilesa. Bodhicitta adalah urusan para Buddha, bukan urusan kita, makanya tidak berani tampil memikul tanggung jawab amanah pembabaran Buddha Dharma, tidak berani dengan serius melatih diri”. Cara berpikir demikian salah besar .
在佛法讲来,有五种知见:
Menurut Buddhisme, ada 5 jenis pandangan;
第一种是人天见。知道有因果,要做好事,不做坏事,帮助别人,牺牲自己。
Pertama, pandangan dewa dan manusia. Percaya pada hukum karma, melakukan perbuatan baik, tidak berbuat jahat, membantu orang banyak, siap mengorbankan diri.
但是不知道怎么学佛,不知道怎么修法。这个就是人天乘。它能够保持人身不失,还可以升天,在天道享福。
Sayangnya tidak mengerti bagaimana mempelajari Buddha Dharma dan melatih diri, inilah tingkatan dewa dan manusia. Karma baik-nya bisa terlahir menjadi manusia lagi, atau menjadi dewa menikmati berkahnya.
第二种是罗汉见。他们也知道因果,但是偏空了,不知道妙有。假如一切都空无所有,还成什么世界?还要修什么佛法?佛教讲的不是空无所有的空,而是无可取、不可得的空,是妙有真空,不是偏空。所谓空者,是指佛性无相可见,看不见,摸不着,所以是空。但是它不是空无所有,它有灵性在,一切作用都是它起的。我们能看见东西、听见声音、工作、走路等等,都是佛性所起的作用,一切色相都是佛性所显现的幻相。我们的身体、眼睛、耳朵等失去佛性就不能起作用,同样宇宙万有离开佛性也无从显现。譬如我们一口气不来了,这个身体就像木头一样没有知觉了,眼睛不能看,耳朵不能听,嘴巴不能讲,手足不能动,大脑不能思维,世界也就无从建设了。所以现在能讲、能看、能闻、能做都是佛性的功能,所以它是妙有真空,不是偏空。二乘不知此理,只空人我,即只知这个身体不可得,所以能了分段生死,反过来执法相,认为法我是有的。法我就是认佛性的地水火风四大种性为我,认为有法可修,有菩提可证,有生死可了。所以二乘是偏空而不知妙有,着在法上,这就是偏空智。
Kedua, pandangan kaum Arahat atau Sravaka. Mereka juga yakin pada hukum karma, tapi tersandera oleh kekosongan/emptiness, tidak tahu dari kekosongan itu bisa membentuk isi. Jikalau kosong melompong tiada apa-apa, dunia ini jadi apa? Untuk apa melatih diri?
Buddhisme menyatakan kekosongan itu bukan berarti tiada sesuatu, tapi lebih menegaskan tidak bisa dimiliki, keajaiban dari kekosongan itu bisa membentuk/melahirkan apa saja, tidak kosong semata. Orang yang berpandangan kosong itu, mengacu pada sifat Buddha atau jati diri kita yang tanpa perwujudan atau bentuk, tidak bisa dilihat dan dirasakan, makanya dinamakan kosong. Tapi kekosongan ini bukan berarti tiada apa-apa /statis. Dia memiliki kesadaran penuh, semua pendayagunaan termotivasi oleh-Nya.
Kita melihat, mendengar, berkerja, berjalan, semuanya peranan jatidiri atau hati nurani, semua bentuk fenomena muncul karena peranan jatidiri. Kesadaran badan kasar, mata, telinga atau seisi alam semesta juga tidak terkecuali.
Misalnya menghembus nafas terakhir, badan kasar ini jadi kaku, mata tak bisa melihat, telinga tidak bisa mendengar, mulut tidak bisa bicara, kaki dan tangan tidak bisa bergerak, otak tidak bisa berpikir dan putus kontak dengan dunia luar. Jadi sewaktu masih bisa berbicara, melihat, mendengar, mencium dan bekerja karena berkat peranan jatidiri, jatidiri ini kosong tapi bisa menciptakan apa saja, bukan kosong semata.
Para Sravaka tidak mengerti teori ini, hanya berpatokan “Keakuan” ini tiada apa-apa, badan kasar tidak dapat dimiliki, maka mereka dapat melenyapkan “Hidup mati yang bertahap”, tapi sebaliknya terikat oleh fenomena kekosongan, mereka mengira dengan “aku“ yang terdiri dari catvari-maha-bhutani, yaitu unsur padat/tanah, air, api dan udara, bisa melatih diri, mendapat Bodhicitta, mengakhiri sirkulasi hidup dan mati, jadi mereka menetap di kekosongan tapi tidak mengerti itu bisa berperan mencipatakan apa saja, mereka tersandera oleh kekosongan sehingga tidak tidak bisa maju.
第三种是外道见。是带异计而修者。所谓异计,就是执断执常。有的说,人死了之后一定是有的,有的是冥谛,像木头一样,不知道了,那不对;有的说没有,死了就完了。所以就争论。计常,就是常有;计断,就是没有。所以外道见就是心外取法带异计而修。
Ketiga, pandangan sesat dari aliran kepercayaan lain, mereka melatih diri karena berpandangan salah dan keterikatan, misalnya ada yang komentar manusia setelah meninggal dunia tetap eksis, tapi terbaring seperti kayu, apa juga tidak tahu, ini pasti salah, ada yang berpendapat, mati ya selesai semuanya, jadi terjadi perdebatan. Berpandangan ada dan tidak ada, semuanya salah, karena hendak mencari kebenaran di luar sana memang sangat sulit.
第四种是菩萨知见。就是依深明因果和我法二空之理修行者,就是知道人我不可得,法我也不可得。如上所说,法我是我们佛性中最根本的元素,即地、水、火、风四大种性。种性就像稻种、麦种,种下去可以长出稻子、麦子来一样。我们的世界和一切东西都是由佛性四大种性地水火风生成的。假如执牢这个种性是真实的我,还是执着,法我不空,不能成道。须进一步达我法二空,就是人们的身体及一切现象不可得,本性的地水火风四大种性也不可得。才能了两种生死而成道。一着相即有一个东西梗在你心中了,就遮蔽了心光,不能圆明朗照了。所以这个也要空掉,才能真正成佛,这就是菩萨知见。
Keempat, pandangan para Bodhisattva, praktisi yang mengerti benar hukum karma dan kaidah “ aku dan seisi alam semesta tidak bisa didapati/kosong”. “aku dan seisi alam semesta” adalah unsur utama dalam jatidiri atau sifat Buddha, komponen dalam badan manusia adalah catvari-maha-bhutani ( benda padat, air, api dan angin ). Catvari-maha –bhutani seperti benih padi, gandum, ditanam bisa tumbuh padi dan gandum. Seisi dunia kita terbentuk olehNya. Kalau bersikeras empat unsur besar itu adalah “aku”, “seisi dunia dan aku” eksis maka tidak bisa mencapai jalan kebuddhaan, hendaknya mengamati “aku dan seisi alam semesta” tak bisa didapati, badan kasar dan segala fenomena tidak bisa didapati, keempat unsur besar dalam diri kita juga tidak bisa didapati, dengan demikian bisa laju keluar dari lingkaran hidup dan mati atau 6 alam tumimbal lahir.
Begitu terikat salah satu unsur langsung jadi hambatan, menutupi cahaya kesejatian Hati, tidak bisa menerangi dengan jelas. Disini harus dikosongi, maka bisa jadi Buddha, inilah pandangan para Bodhisattva.
第五种是佛知见。若能明白我们自己就是佛,一切众生都是佛,不仅我一个人是佛,大家都是佛,以这种知见来修法,就是佛知见。我们学佛、修法第一要树立这种佛知见,认清我们大家都和佛一样具有无漏智性,本来清净,原无烦恼。此心是佛,不是用个什么法修成佛。
Kelima, pandangan para Buddha, mengerti sebenarnya diri kita dan semua makhluk adalah Buddha, pandangan ini sesuai dengan pandangan para Buddha. Kita belajar, melatih diri, yang paling mendasar adalah membentuk pandangan para Buddha, mengerti betul kita semua dan para Buddha memiliki sifat-sifat keBuddhaan yang bebas dari kilesa dan sebenarnya suci, tiada kemelut. Hati kita adalah hati Buddha, hanya dengan hati nurani ini kita mengasah diri sampai menjadi Buddha.
只因为我们不明白,看外面东西以为是真的,就像凡夫知见一样的,认为外面一切东西都是实实在在地有,贪得无厌地追求。如果我们明白大家都具有佛性,不迷于外相,一切放下,返本还原,就成佛了。
Karena kita tidak mengerti, menyangka obyek luar itu real/nyata, seperti pandangan orang awam, mengira entitas / benda luar itu benar-benar eksis, lalu dengan sangat rakus mengubernya. Apabila kita bisa paham bahwa kita sama-sama memiliki sifat Buddha / jatidiri, tidak tergoda oleh perwujudan, bisa melepaskan semuanya dengan ikhlas, kembali ke asal usul atau hakekat jatidiri, maka kita akan sukses menjadi Buddha.
佛不是修成的,是本来现成的,所以叫作本性天真佛,本来如此。只是我们迷于外相,走错了路,贪取无厌,造业受报,才落到六道轮回,生死不了。佛看我们可怜,一切众生都有佛性却不知道,在这里浑浑噩噩造业受报,枉受生死轮回之苦,因而出世现身说法。叫我们大家梦醒,不要执着。我们能放下就成佛,所以很快、很便当,不是没有希望。大家不要疑惑:“唉呀,我没有希望啊,我们的业障重啊,不能成佛啊。”那是错误见解。所以第一要知见正。
Buddha bukan hasil pelatihan, tapi memang sudah ada sejak lahir, jadi dinamakan Buddha dalam jatidiri, sebenarnya begitulah adanya.
Kita terbius oleh penampilan, salah melangkah, mengumbar nafsu serakah yang tiada batasnya, jatuh terpuruk oleh karma sendiri, terus bergelut dalam arus 6 alam tumimbal lahir yang tiada berhenti.
Para Buddha melihat kita sangat kasihan, kenapa para mahkluk tidak mengerti sebenarnya mereka memiliki sifat-sifar keBuddhaan, tapi bergumul terus tiada habis-habisnya, menerima karma siksaan dan bertumimbal lahir terus, maka Sakyamuni Buddha lahir di Jambu-dvipa (Dunia Saha) membawa misi penyelamatan bagi umat manusia. Membanguni kita dari mimpi, jangan ada kemelekatan. Asalkan ikhlas melepas pasti jadi Buddha, jalan yang cepat dan mantap, bukan tiada harapan. Kita jangan bimbang ragu, jangan mengeluh ;” aku tiada harapan, karma aku berat, tidak mungkin bisa jadi Buddha.” Ini pandangan salah, jadi yang paling penting adalah membentuk pandangan yang benar.
若在因地上心存人天知见,将来果地上就成为人天乘。若在因地上存罗汉知见,将来就成为罗汉乘。若是存佛知见,将来就是佛乘,所以说学佛第一要先正知见,佛最后说法,直指一乘法,无二亦无三,直接指出人人都是佛,都具佛性,都堪作佛,就是要我们学佛要以佛知佛见来学,学佛的知见,将来才能成佛。先知见正,理悟了,再事修,勤除习气,才能渐而圆成佛果。
Jikalau awalnya kita menganut pandangan dewa dan manusia, nanti membuahkan alam dewa dan manusia. Begitu juga dengan memeluk pandangan Sravaka atau Buddha, nantinya akan menuai hasil yang sama. Jadi membentuk pandangan yang benar sangat urgent, ajaran Buddha, hanya ada Satu Yana (Satu Kendaraan Besar), tiada yang lain, menunjukkan kepada kita semua bahwa insan manusia adalah Buddha, memiliki jatidiri para Buddha dan bisa pulih kembali jadi Buddha, jadi solusi kita adalah hendak menjadi Buddha harus membentuk pandangan dan pengetahuan Buddha yang benar, baru bisa sukses. Luruskan pandangan, menghayati ajaranNya, lantas membina diri, lenyapkan tabiat jelek, lambat laun mencapai hasil kebuddhan yang sempurna.
所以学佛知见不正好比一个富家子小时和家人走失流浪在外惯了,做了多年乞丐。后来富翁终于找到自己儿子了,给他公子般的生活,他因多年乞丐生活的习性所然,不敢承受这种生活,一定要和下人一般生活才住得安稳。
Pandangan salah ini seperti orang kaya terpisah dengan anaknya sewaktu kecil, anaknya sudah terbiasa menggelandang jadi pengemis, sampai suatu saat orang kaya menemui anaknya, bawa pulang rumah dan melayani dia bagaikan seorang pangeran, tapi anak ini sudah terbiasa hidup sebagai pengemis di luar dan tidak bisa menerima pelayanan yang mewah, dia tetap merasa lebih enak hidup berdampingan dengan para pembantu dan jongos dalam rumah.
如同佛说你即是佛,你不敢承担,我怎么就是佛,我还是凡夫俗子,有种种无明存在。佛说你把无明持着放下,一切都是假相,只有自己佛性是真实不虚的。你的本性于圣不增,于凡不减,一切都是你佛性的影子,不要着相持着在里头。住在这着境界上。你还是不敢承担,于是就住在凡夫境上,天天着相,以虚幻为真实,有相有所住才觉得安稳,所以在世间就着世间相,对于西天净土也要着相,认为要有个净土可生才是,若不生净土生个边地也行,实不知西天净土也都是自己自性所化现,本来一无所有,是阿弥陀佛见众生不敢承担自己是佛,一定要着相,才化显出个西天净土来接引着相持着的众生,却不知到头到西天净土升到最高品位还是如佛一般,一无所有,一丝不挂。
Seperti Buddha menyatakan kamu adalah Buddha, tapi kita tidak berani menerimanya, tidak percaya, aku masih orang awam, karena avidya/kegelapan batin. Buddha menyuruh kita lenyapkan avidya, karena semua itu khayalan belaka, hanya jatidiri kita yang sebenarnya. Jatidiri kita berada lingkungan suci tidak menambah, berada lingkungan orang biasa tidak berkurang, semua hanyalah bayangan, jangan tersandera dan terbawa oleh ilusi di dalamnya. Kalau kenyataan ini tetap tidak berani menerimanya, dan mentok di lingkungan duniawi, setiap hari tergoda oleh benda, yang semu disangka nyata, merasa nyaman bisa bersandar pada perwujudan, melekat terhadap bentuk-bentuk duniawi, begitu juga terhadap tanah suci barat, beranggapan bisa terlahir kesana atau di pinggiranNya juga boleh. Sebenarnya tanah suci itu adalah perwujudan dari jatidiri kita, tiada apapun.
Amitabha Buddha mengamati para makhluk tidak berani mengakui dirinya adalah Buddha, tapi bersandar pada bentuk, maka beliau menciptakan tanah suci untuk membimbing para makhluk, rupanya sampai disana berada di tingkatan yang tertinggi sekalipun tetap lingkungannya seperti para Buddha, transparan tiada apa-apa.
但众生不敢承担这个实情,所以“误认无明为实,烦恼难除,菩提为佛独有,我辈此生无份,而不敢担当如来家业,不敢切实修证。”这样就成为学佛之障碍了,不敢学一乘法,而自己分别持着心作怪,生出二乘,三乘,就持在这个境上,此生能得人天乘足矣,不敢学佛乘,怕自己学不来。有这种知见怎么能学得成佛道呢?这谓“因地不正,故不免流于盲从。”
Tapi para makhluk tidak bisa menerima kenyataan ini, “beranggapan avidya itu eksis, susah melenyapkan kilesa, Bodhicitta monopoli para Buddha, umat biasa tidak kebagian, jadi tidak berani tampil menunjang usaha Buddha, tidak berani dengan serius membuktikan kemampuan diri”. Inilah hambatan, tidak berani belajar Satu Yana, dengan hati perbedaan dan kemelekatan, merekayasa dwi-yana atau tri-yana, bertahan di-ranah duniawi terus, merasa bisa terlahir jadi dewa atau manusia sudah puas, tidak mau belajar Buddhayana (kendaraan jalan Buddha), takut tak sanggup, berpandangan demikian mana mungkin bisa menjadi Buddha? Inilah artinya: “pada awalnya tidak benar, tak terelak mengikuti arus ikut-ikutan”.
佛说:一切众生都是佛,都本具如来智慧德性,都堪作佛。于是有人就说这只能是佛,及达到佛的境界才能说出这样话,我们凡夫境界如此认为就是大妄语。因此不敢承担自己的佛性,死认请凡夫境界为实有,自己都否定了自己,怎么能正知见而理悟而事修,渐圆佛果呢?正如现在一些人认为:佛说一切法皆为佛法,是佛境界才能有此知见,非凡夫可说可想象。其实不然,我们修行人只有存佛之知见,认清一切法皆为佛法,实皆为自身佛性之显现,皆是化影,皆不可得,才能正知见而不去持着它,不以其为真实,善亦不可得,恶亦不可得,知此是空花水月不可得,一切法都不可得,时时观照自己本心不动摇,不随习气所左右,才能渐除自己持着的习气而不粘染,才能见性成佛。
Buddha bersabda: “semua mahkluk adalah Buddha, memiliki prajna kebijaksanan luhur), kebajikan Tathagata yang sempurna, dan bisa menjadi Buddha”. Muncul kontroversi bahwa hanya para Buddha atau mereka yang telah mencapai tingkatan Kebuddhaan boleh berkata demikian, kalau kita umat awam menyatakan demikian akan dianggap berdusta. Demikianlah mereka yang tidak berani mengakui adanya sifat Buddha dalam dirinya, mati-matian berasumsi bahwa duniawi ini nyata, diri kita menyangkal dirinya sendiri, bagaimana bisa membentuk pandangan yang benar, agar melewati tahapan penghayatan dan pengamalan sampai berhasil?
Seperti pengertian orang kini, apa yang disabda oleh Buddha adalah Buddhadharma, berada di tingkatan Buddha baru berpandangan demikian, bukan logika manusia yang bisa mengekspresi atau membayangkannya.
Sebenarnya bukan begitu adanya, kita praktisi asalkan berpandangan seperti para Buddha, memahami seisi eksistensi adalah dharma, berarti jatidiri atau sifat Buddha yang ada pada diri kita sudah mulai terangkat, semuanya bagaikan bayangan dan sifatnya semu, berpandangan benar tapi tidak melekat pada kebenaran itu, kebajikan dan kejahatan juga sifatnya semu tak bisa didapati, seperti bayangan rembulan yang refleksi dari sungai, seisi alam semesta tidak bisa didapati, senantiasa berkaca pada diri kita, hati tidak tergoyahkan, tidak diombang-ambing oleh tabiat jelek sendiri, lambat laun mempertahankan kebiasaan baik dan tidak tercemar lagi, dengan demikian kita bisa menemui jatidiri dan menjadi Buddha.