Syair Meluruskan Pandangan & Menjernihkan Pikiran
(oleh YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira)
Jika saat muda malas malasan tidak giat belajar dan tidak giat berusaha, cuma bisa senang-senang, foya-foya dan suka pelesiran. Ditambah lagi tidak mau menabung dan hidup hemat. Maka pada saat usia tuanya pasti hidupnya miskin, susah dan derita. Juga apabila pandangan dan pikirannya belum benar, maka keinginannya pasti sesat, berkembang sikap perilakunya menjadi liar dan jahat, sehingga nasibnya sial dan masa depannya suram. Bila hatinya tidak benar, baik dan tulus, maka apapun yang dikerjakan sulit untuk bisa sukses! Hanya orang yang dapat berjuang atas usaha sendiri, mengandalkan –kekuatan Dharma, memasuki ikrar janji Buddha/Bodhisattva dan merekut kekuatan bersama, maka orang ini hidupnya mudah sukses.
Saat kita dilahirkan tidak membawa bentuk-bentuk materi yang dibawa. Saat kematian tidak ada harta yang bisa dibawa serta. Dalam perjalanan hidup terjadi fenomena pasang surut di semua faktor silih berganti. Nyatanya Jati diri semua makhluk yang berupa energi spiritual tidak bisa memiliki materi apapun. Hanya saja bila makhluk tersebut mempunyai jodoh dan karma baik saja maka ia bisa mendapatkan keberuntungan dan bisa gunakan fasilitas yang ada, tetapi semua bersifat sementara saja itupun bakal lenyap kembali. Bila rejekinya tipis janganlah menyalahkan siapapun juga, karena semua nasib diciptakan oleh diri sendiri. Bila rejeki sulit di kembangkan, jangan pesimis lepaskan segala kemelekatan, kamu sudah jadi orang kaya spiritual. Kenapa masih berkhayal ingin kaya terjerat oleh harta lagi? Temukan saja Jati Diri dan kembangkan Potensi Kebuddhaan Anda.
Orang berlaku jahat jangan dibalas jahat. Jangan disumpahi juga jangan senang melihat dia bakalan susah dikemudian hari. Perlu diketahui hukum karma itu sangat adil, pelaku kejahatan akan menuai kemalangan, sedangkan pelaku kebajikan akan mendapatkan keberuntungan. Walaupun orang itu jahat janganlah terjebak dan melekat dengan kejahatannya sehingga memunculkan hati sendiri jadi jahat. Tebarkan belas kasih dan rasa iba kepadanya karena orang tersebut masih diliputi kebodohan, dan doakan saja ia semoga cepat mengetahui dan menyadari kebodohannya dan tidak berbuat jahat lagi. Ingat! Hati mulia mendatangkan rejeki besar. Banyak melafalkan mantra banyak bantuan dari Hyang Triratna. Buddha Dharma dan Sangha.
Orang bodoh hanya sibuk mengurusi kebutuhan tubuhnya saja yang mengalami kelahiran dan kematian; Orang bijak mencari Dharmakaya (Tubuh Absolut) nya yang tidak timbul dan lenyap; Orang bodoh hanya sibuk memanjakan dirinya saja yang khayal; Orang bijak selalu berusaha temukan Jati Dirinya yang realita; Orang bodoh hanya sibuk cari kondisi makmur di luar; Orang bijak mencari dan kembangkan mustika Buddha Natural yang tidak ternilai yang berada di dalam dirinya sendiri.
Berjuang untuk mengumpulkan kekayaan materi adalah fenomena datang dan pergi; Berjuang untuk dapatkan kepuasan hati adalah fenomena timbul dan lenyap; Berjuang untuk meraih kepintaran duniawi adalah fenomena pasang dan surut; Berjuang untuk eksistensi diri adalah fenomena hidup dan mati; Berjuang untuk meraih pencerahan adalah tiada kebijaksanaan dan tiada yang didapat; Berjuang untuk mencapai kesucian adalah tiada Aku dan Dharma; Berjuang untuk mencapai Nirvana adalah bebas dari fenomena dan noumena; Berjuang untuk mencapai Kebuddhaan adalah kesempurnaan non dualitas bukan bergerak bukan tidak bergerak.
Seorang Manusia Buddha melepaskan tahta, harta dan wanita menjadi petapa mencapai Kebuddhaan sehingga selamanya bahagia; Orang bodoh melepaskan Potensi Kebuddhaan untuk mengejar tahta, harta dan wanita sehingga selamanya susah dan derita. Orang bijak mensunyakan (kosongkan) Panca Skandha (gabungan jasmani dan rohani) sehingga bebas derita; Orang bodoh cenderung merajarelakan Panca Skandha sehingga banyak derita; Orang bijak hatinya sunyi dan damai karena terbebas dualitas*; Orang bodoh hatinya risau dan susah karena terjebak dualitas; Orang bijak batinnya terang menyadari kefanaan sehingga berjuang melepas untuk jadi Buddha; Orang bodoh batinnya gelap sehingga khayal mengejar ambisi dan terlena untuk hidup mewah melupakan Potensi Kebuddhaannya. *Dualitas adalah konsep yang mendua, yaitu: baik-buruk, benar-salah, lurus-menyimpang, awam-suciwan, dan lain sebagainya.
Bila orang mau hidup bahagia, maka harus dibiasakan sejak bangun pagi, belajar mensyukuri dan berterima kasih kepada semuanya, bahwa aku masih bisa hidup sehingga masih bisa bangun pagi; Masih punya kesehatan sehingga masih bisa beraktivitas; Masih punya jodoh baik sehingga masih berkumpul dengan keluarga; Masih punya rejeki sehingga semua kebutuhan dapat terpenuhi. Bila sejak bangun sudah dapat mensyukuri dan berterima kasih, maka kebahagiaan sudah menyertainya sejak pagi. Juga saat mau tidur, merenunglah sejenak, sepanjang hari apa saja yang sudah dilakukan. Bila melakukan kesalahan atau karma buruk, maka tumbuhkan penyesalan dan pertobatan. Bila sepanjang hari tidak melakukan kejahatan melainkan hanya kebajikan, maka bersyukurlah dan berterima kasih. Orang yang hidupnya tidak berbahagia, karena terlalu sibuk mengejar yang belum dimilikinya, dan lupa mensyukuri dan berterima kasih apa yang sudah ada.
Terhadap diri sendiri harus menjadi orang baik, tetapi terhadap orang lain jangan menuntut kebaikan dari mereka. Berhentilah mencari yang terbaik. Jadilah pribadi yang baik. Karena orang baik pasti mendapatkan yang baik.
Tebarkan cinta kasih, belas kasih, simpati dan keseimbangan batin ke segenap arah. Sayangi mereka yang menyayangimu, tapi tak perlu membenci mereka yang membencimu. Orang yang hatinya penuh kasih selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata kasih, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun.