Mencintai & Dicintai dalam Budaya Valentine’s Day!

Tanggal 14 akan segera tiba, dan seperti tahun-tahun sebelumnya diseluruh dunia entah di belahan benua manapun semua orang terutama muda -mudi, ABG, orang tua dan bahkan anak-anak akan merayakan hari kasih sayang atau Valentine’s Day meskipun sebenarnya banyak dari kita yang tidak mengetahui dengan pasti mengapa harus merayakan hari tersebut dengan gembira, penuh kemesraan dan kalau perlu dalam suasana yang romantis bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta. Pada hari kasih sayang ini banyak juga pemuda atau pria yang mengambil kesempatan untuk “nembak” (menyatakan isi hatinya) atau menyatakan cintanya kepada pemudi atau wanita yang dicintai dan sedang dikejar-kejarnya.

Perayaan Valentine’s Day di negara-negara barat merupakan salah satu perayaan yang terbesar setelah Natal terutama dalam pengiriman Kartu ucapan, termasuk juga kado atau hadiah. Valentine’s Day identik dengan coklat, setangkai bunga mawar warna merah atau pink, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Valentine’s day identik dengan warna pink. Parayaan hari kasih sayang selalu juga menjadi ajang bisnis yang menguntungkan bagi para pengusaha, baik krisis atau tidak krisis, karena toh untuk orang yang kita sayangi, pada hari yang sakral seperti ini apapun akan dilakukan, kalau perlu dengan menunda

Sejarah Hari Valentine
Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan ‘Feast of Lupercalia.’ Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu. Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah.

Di bawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya. Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi.

Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini. Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan. Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.

Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam.Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar. Di hari saat ia dipenggal,14 Februari 270 Masehi, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : “Dengan Cinta dari Valentinemu.”

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada masa itu itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari. Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, untuk menandingi dan menggantikan perayaan Lupercalia yang tidak Kristiani, maka Paus Gelasius pada tahun 496 menetapkan nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine. Namun hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu

GLOBALISASI TRADISI VALENTINE’S DAY
Tak dapat dipungkiri perayaan hari kasih sayang yang tadinya hanya dirayakan oleh masyarkat di negara-negara barat kemudian juga dirayakan oleh masyarakat di negara belahan dunia yang lain. Bahkan menurut wikipedia, bisa dikatakan hari raya ini merupakan perayaan terbesar kedua setelah Natal dalam hal pengiriman kartu-kartu ucapan, sejak dimulai pertama kali di AS oleh Miss Esther Howland yang tercatat sebagai pengirim kartu valentine pertama. Sejak tahun 1800-an, hari valentine dirayakan besar-besaran, dimulai di AS pada paruh kedua abad 20, tradisi mengirim kartu ucapan diperluas dengan bermacam hadiah, termasuk coklat dan bunga mawar, terutama oleh pria kepada wanita, sementara diperkirakan hampir 85 % yang membeli kartu valentine adalah wanita. Pada tahun 1980-an, industri berlian mulai memperkenalkan pemberian perhiasan berlian sebagai ungkapan rasa cinta dan kasih sayang.

Dalam perkembangannya, tradisi merayakan valentine tidak hanya menyangkut ungkapan cinta dan kasih sayang dari pria dan wanita yang dimabuk cinta entah sebagai sepasang kekasih atau suami istri, tetapi juga meluas dari anak kepada orang tua, murid kepada guru, kepada sahabat baik, dan bahkan bawahan kepada atasan. Semua hal ini sudah pasti sangat mengutungkan dari sisi bisnis, terlebih lagi dalam budaya pop yang menglobalisasi, dimana bagi pasangan yang sedang jatuh cinta tidak merayakan hari valentine malah seperti mahluk asing. Bahkan banyak wanita yang menyerahkan keperawanannya kepada pria yang dicintainya pada hari valentine, tentunya setelah melewati perayaan makan malam yang romantis, ungkapan cinta dan juga hadiah, seperti yang banyak dilakukan oleh para remaja di Jepang.

Mungkin ada diantara kita, entah pria atau wanita [ terutama wanita ] yang akan bete, cemberut atau ngambek dan kemudian minta putus ! dimana pada saat hari valentine pasangannya seperti bersikap biasa-biasa saja, tidak menberikan ucapan berupa ungkapan mesra baik berupa sms atau kartu ucapan, apalagi memberikan hadiah ! Kenapa itu terjadi ? Yaitu, karena trend dan budaya pop yang sedemikian besar mempengaruhi kehidupan kita.

PRO DAN KONTRA VALENTINE’S DAY
Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara barat atau di negara yang pengaruh budaya barat sangat kuat, perayaan hari valentine tidak akan menimbulkan pro dan kontra, bahkan disambut dengan antusias. Tetapi bagi sebagian masyarakat yang hidup di negara-negara belahan timur dengan tradisi dan agama yang berbeda, seperti di negara-negara Timur Tengah termasuk juga sebagian masyarakat Indonesia yang menentang dan bahkan melarang anggota masyrakatnya merayakan hari valentine, karena bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya yang mereka pegang.

Lucunya, beberapa karyawan kami yang masih remaja yang tinggal disekitar lokasi pabrik kami, mengatakan bahwa, setiap menjelang hari valentine begini, akan keluar “larangan’ bahwa dari ‘tokoh agama tertentu’, atau ‘penyebar agama tertentu’ di berbagai rumah ibadah mengatakan bahwa merayakan hari valentine adalah dilarang hukumnya, tetapi anehnya coklat di minimarket seperti indomart atau alfamart laku bak kacang goreng, bahkan sampai habis ! Seperti yang diakuinya oleh karyawan tersebut, dia sudah membeli silverquin untuk diberikan kepada wanita yang akan “ditembak”(menyatakan isi hatinya) nya pada hari valentine.

Sementara bagi banyak remaja di gereja, hari valentine banyak dijadikan sebagai salah satu kegiatan dalam menunjang acara ‘rame-ramean” dalam meningkatkan rasa keakraban dan persahabatan diantara mereka, dan tentu saja pasti dijadikan juga ajang untuk merayakan cinta kasih atau ajang ‘ tembak-menembak” ungkapan cinta. Selama ini tidak pernah terdengar bahwa ada gereja yang melarang anggotanya terutama yang muda-mudi merayakan hari valentine, walaupun ada mungkin jumlahnya hanya minoritas sekali.

Notes ini: tidak membahas masalah pro dan kontra dan tidak ingin memasuki wilayah perdebatan dari sisi agama atau kepercayaan manapun dalam hal pro dan kontra, karena hanya ingin menjelaskan fenomena yang terjadi di masyarakat kita akibat perngaruh globalisasi dalam merayakan hari valentine, seperti karyawan kami yang hanya sekolah sampai SMP, dimana budaya pop yang terutama dari barat sangat amat mempengaruhi masyarakat kita !

ANOMALI VALENTINE’S DAY
Yang justru menganehkan adalah dalam kondisi globalisasi dijaman sekarang, dimana hari valentine begitu didengungkan dengan keagungkan serta kesucian dari cinta dan kasih sayang baik dalam ungkapan kata-kata entah via sms, bbm, atau kartu ucapan bahkan juga dengan hadiah coklat, bunga mawar pink dan mungkin perhiasan berlian bagi yang mampu, adalah tingkat perceraian dan perselingkuhan yang semakin tinggi dalam kehidupan masyarakat kita ! Logikanya adalah seharusnya dengan semakin meriahnya perayaan hari kasih sayang, seharus kehidupan pasangan kekasih atau suami istri menjadi lebih bahagia, lebih pengertian, lebih sabar dan mau saling memaafkan, sehingga tingkat perselingkuhan dan perceraian menjadi berkurang ! Tetapi bukankah saat ini yang terjadi adalah sebaliknya ? Bahkan dikalangan rohaniwan dan pemuka agama, perselingkuhan serta perceraian juga semakin meningkat ! Tidak percaya ? silakan cari informasi dan buktikan sendiri!

Apakah kehidupan masyarakat yang serba modern, instant dan cepat berubah-ubah, sehingga kita seperti kejar-kejaran dengan waktu menyebabkan hari valentine menjadi hari yang “sakral “ atau khusus untuk mengungkapkan kasih sayang kepada orang yang paling kita sayangi, kasihi dan cintai dengan sepenuh hati, sementara di hari-hari lain sepertinya tidak ada waktu ! Itulah yang disebut anomali valentine day !

MENCINTAI DAN DICINTAI
Saya pribadi tidak anti dengan perayaan hari valentine, bahkan dahulu waktu masih berpacaran juga turut merayakan hari valentine dengan mantan pacar yang sekarang telah menjadi istri. Justru setelah menikah kami tidak pernah merayakan lagi hari valentine, dan pada kenyataannya cinta kasih diantara kami tidak berkurang tetapi dari hari ke hari semakin bertambah !

Ungkapan kasih sayang dan cinta tidak hanya dinyatakan dalam kata-kata entah yang diucapkan bibir kita, ditulis dalam kartu ucapan atau via sms dan bbm ! Ungkapan kasih sayang dan cinta lebih baik dinyatakan dalam tindakan nyata ! Kadang-kadang tindakan lebih berarti dari kata-kata, walaupun kata-kata juga perlu untuk menciptakan suasana yang hangat diantara kita dan pasangan kita !

Ungkapan kasih sayang dan cinta diantara dua orang akan menjadi kisah yang manis dan bahagian apabila saling berbalasan dan tidak bertepuk sebelah tangan ! Tidak ada pernah kisah cinta yang berakhir bahagia karena penolakan, yang ada malah rasa sakit hati, marah dan keinginan untuk membalas penolakan tersebut ! Oleh karena itu adalah hal yang mudah bagi seseorang untuk MENCINTAI dan DICINTAI orang lain, dan bahkan lebih sangat manusiawi bagi kita untuk hanya ingin DICINTAI dan mengabaikan MENCINTAI ! Adalah sangat manusiawi kalau kita, entah wanita atau pria menuntut untuk disayangi, dikasihi, diperhatikan, didengarkan oleh pasangan kita ! Adalah sangat manusiawi kalau kita menuntut hal yang sama kepada pasangan kita !

Karena saya mencintai kamu maka saya harus dicintai kamu..!
Karena saya memperhatikan kamu maka saya harus diperhatikan kamu !
Karena saya menyayangi kamu maka saya harus disayangi kamu !
Karena saya mengasihi kamu maka saya harus dikasihi kamu !
Karena saya mendengarkan kamu maka saya harus didengar kamu !
Karena saya mempelakukan kamu mesra maka saya juga harus diperlakukan mesra !

JADI SAYA DAN KAMU MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN YANG SAMA
HAK UNTUK DICINTAI DAN KEWAJIBAN UNTUK MENCINTAI..!

JADI KITA ADIL ! KITA IMPAS !

KARENA APA YANG SAYA TERIMA DARI MENCINTAI HARUS SAMA DENGAN
APA YANG SAYA BERIKAN DARI DICINTAI !

APA YANG SAYA BERI KARENA MENCINTAI HARUS SAMA DENGAN APA
YANG SAYA TERIMA KARENA DICINTAI !

Hukum mencintai dan dicintai seperti di atas itulah yang menjadi landasan bagi kita semua dalam membina dan membangun hubungan cinta kasih dengan seseorang, antara suami dengan istri antara kekasih pria dan wanita. Dan apabila ada yang tidak seimbang, ada yang tidak adil, ada yang curang, ada yang merasa lebih besar kewajibannya dari haknya ! Maka hubungan cinta kasih menjadi goyah dan menjadi rapuh ! Sehingga sering kita mendengar kata-kata atau ungkapan yang bisa menjadi umpatan seperti :

KAMU MAUNYA DIDENGAR TETAPI TIDAK MAU MENDENGAR !
KAMU MAUNYA DIPERHATIKAN TETAPI TIDAK MAU MEMPERHATIKAN !
KAMU MAUNYA DISAYANG TETAPI TIDAK MAU MENYAYANGI !
KAMU MAUNYA DIIKUTIN MAUNYA TETAPI TIDAK NGIKUTIN MAU SAYA
KAMU MAUNYA SAYA MESRA TETAPI TIDAK MAU MESRA SAMA SAYA..!

OLEH KARENA ITU..
SAYA AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MENDENGAR SAYA !
SAYA AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MEMPERHATIKAN SAYA !
SAYA AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MENCINTAI SAYA !
SAYA AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MENYAYANGI SAYA
SAYA AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MESRA SAMA SAYA..

Kemudian hubungan cinta kasih menjadi dingin, menjadi memburuk, kemesraan menjadi kegersangan, kebaikan berubah menjadi keburukan, saling percaya berubah menjadi saling curiga, kata cinta menjadi kata makian, Keharmonisan berubah menjadi keributan, Ketentraman berubah menjadi kekacauan ! Sehingga pada akhirnya hubungan cinta kasih berada di ujung tanduk ! Mulai terjadi saling mencari kesalahan pasangan dan pembenaran diri ! Mulai terjadi saling tuduh..! Kemudian timbul kebencian, kemudian timbul keinginan untuk membalas dendam…sehingga sering kita mendengar kata-kata seperti ini :

SAYA AKAN BALAS SAKIT HATI INI, BIAR DIA MERASAKAN HAL YANG SAMA !
KALAU SAYA MENDERITA, DIA JUGA HARUS MENDERITA !
KALAU SAYA MALU, DIA JUGA HARUS MALU !
KALAU SAYA MATI, DIA JUGA HARUS MATI !

Tidaklah heran kalau kemudian terjadi berbagai perselingkuhan, aksi membalas dendam yang berujung pada perceraian dan perpisahan yang menimbulkan sakit hati, karena hubungan yang dibangun berdasarkan hukum MENCINTAI = DICINTAI..

Lalu apakah ada hukum yang dapat menjadi landasan yang kuat, teguh, kukuh dan tidak goyah dalam membangun hubungan cinta kasih ? Jawabannya pasti ada ! Tetapi disini sulitnya ! Karena untuk memakai hukum yang ini dibutuhkan pengorbanan lahir dan batin, kesabaran, ketabahan dan juga waktu yang tidak pasti ! Tetapi dijamin hasilnya akan happy ending ! Cuma masalahnya hanya sedikit orang yang bersedia menanggungnya ! Hanya sedikit orang yang sabar, tabah dan tekun dalam malakukannya ! Hanya sedikit orang yang bersedia mengorbankan waktu yang sepertinya sia-sia !

Hukum apakah itu ? Tidak sulit, yaitu hukum : MENCINTAI > DICINTAI, yaitu rasa mencintai lebih besar dari rasa dicintai ! Dan dengan demikian MENCINTAI TIDAK SAMA DENGAN DICINTAI ! Ada perbedaan antara hak dan kewajiban, dimana kewajiban menjadi lebih besar dari hak yang diterima ? Dengan memakai landasan Mencintai > Dicintai maka :

Karena saya mencintai kamu maka saya tidak harus dicintai kamu..!
Karena saya memperhatikan kamu maka saya tidak harus diperhatikan kamu !
Karena saya menyayangi kamu maka saya tidak harus disayangi kamu !
Karena saya mengasihi kamu maka saya tidak harus dikasihi kamu !
Karena saya mendengarkan kamu maka saya tidak harus didengar kamu !
Karena saya mempelakukan kamu mesra maka saya tidak harus diperlakukan mesra !

WALAUPUN DEMIKIAN SAYA AKAN TETAP :
MAU MENDENGAR KAMU WALAUPUN KAMU TIDAK !
MAU MEMPERHATIKAN KAMU WALAUPUN KAMU TIDAK !
MAU MENYAYANGI WALAUPUN KAMU TIDAK !
MAU NGIKUTIN KEINGINAN KAMU WALAUPUN KAMU TIDAK i
MAU MESRA SAMA KAMU WALAUPUN KAMU TIDAK..!

DAN SAYA :
TIDAK AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MENDENGAR SAYA !
TIDAK AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MEMPERHATIKAN SAYA !
TIDAK AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MENCINTAI SAYA !
TIDAK AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MENYAYANGI SAYA
TIDAK AKAN CARI ORANG LAIN YANG MAU MESRA SAMA SAYA..

KARENA SAYA YAKIN BAHWA SUATU SAAT NANTI :
KAMU MAU MENDENGAR SAYA !
KAMU MAU MEMPERHATIKAN SAYA !
KAMU MAU MENYAYANGI SAYA !
KAMU MAU NGIKUTIN KEINGINAN SAYA !
KAMU MAU MESRA SAMA SAYA !
Itulah penjelasan dan penjabaran hukum Mencintai lebih besar dari Dicintai yang dapat membuat suatu hubungan cinta kasih menjadi tangguh, kuat dan dapat bertahan dari berbagai macam percobaan dan terpaan ! Dan itulah yang sebenarnya disebut sebagai CINTA SEJATI ! Atau teman-teman dari kalangan Kristen mengenalnya sebagai CINTA AGAPE !

Cinta sejati membutuhkan pengorbanan, cinta sejati membutuhkan kesabaran, cinta sejati membutuhkan ketabahan, cinta sejati tidak kenal kata putus asa dan hilang pengharapan. Cinta sejati akan melihat setiap waktu : detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad dan milenium sebagai waktu yang baru, yang memberikan harapan. Cinta sejati tidak mengenal kata DENDAM, SAKIT HATI, PEMBALASAN, karena Cinta Sejati menyadari bahwa DENDAM akan menghasilkan DENDAM yang lain walaupun memberikan kepuasan sesaat ! Cinta sejati menyadari bahwa SAKIT HATI hanya akan menghasilkan SAKIT HATI yang lain walaupun memberikan kedamaian sesaat ! Cinta sejati menyadari bahwa PEMBALASAN akan menghasilkan PEMBALASAN yang lain, walaupun memberikan kebahagiaan sesaat !

Apakah kita bisa melakukannya ? Yang pasti bisa ! Dan untuk itu, sekali lagi kita harus bisa berkorban lahir batin, ketabahan dan kesabaran yang panjang ! Dan untuk bisa seperti yang dibutuhkan hanya satu : KERENDAHAN HATI dan MERENDAHKAN DIRI di hadapaan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa, The Lord All Mighty God (untuk yang beragama non Buddhis) (Bagi yang beragama Buddha hanya bersujud dan berlindung kepada Hyang Triratna: Buddha, Dharma dan Sangha) ! Dengan merendahkan diri kita menyadari bahwa kita sebagai manusia ini tidak berarti apa-apa dihadapan Sang Pencipta, (Bagi yang beragama Buddha, aku terlahir dan berkondisi karena karmaku sendiri) kita hanya manusia yang terdiri dari daging darah dan tulang yang nanti akan membali menjadi debu dan tanah ! Dengan merendahkan diri kita kita menyadari bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan butuh dikuatkan ! Dengan merendahkan hati, kita menyadari bahwa ego kita dan kesombongan kita begitu menguasai jiwa dan batin kita, sehingga sulit bagi kita untuk mendengarkan Suara Tuhan (bagi Non Buddhis) sedang bagi yang beragama Buddha hanya “Hakikat Buddha” atau ‘Suara Buddha’ dalam hati kita ! Dengan kerendahan hati kita membuang kesombongan kita dari saya ini siapa menjadi saya ini bukan apa-apa ! Sehingga dengan demikian, Mereka akan memberikan kekuatan yang lebih kepada ! Kepahitan akan menjadi manis rasanya, kesulitan akan menjadi mudah jalannya, penderitaan akan menjadi bahagia !

Pada kondisi ini mungkin orang lain yang melihat penderitaan kita mengetahui masalah kita dengan pasangan dan menganggap kita bodoh karena bersikap pasif, akan bingung dan menggap kita gila, karena ditengah kesulitan, ditengah menurut mereka kita dalam kondisi kepahitan dan sakit hati, tetapi dari wajah kita terpancar kedamaian, dari kepala kita keluar pikiran yang jernih, dari perbuatan kita dilihat tindakan yang terpuji !

Lalu selanjutnya, apakah kemudian pasangan kita entah suami atau istri atau kekasih pria atau kekasih wanita kemudian akan berubah dan menyadari kesalahannya ? Hanya Tuhan yang tahu ! Kita nggak bisa meminta jawaban dan mendesak jawaban kepada Tuhan, karena sudah bersikap dan mengamalkan landasan Mencintai > Dicintai untuk merubah pasangan kita sesuai dengan apa yang kita inginkan !

Yang harus kita yakini adalah bahwa pasangan kita adalah juga manusia yang terdiri dari jiwa tubuh dan roh (Buddhis, badan Medio/ energy kesadaran), dimana tubuhnya terdiri dari darah daging dan tulang, sama seperti kita, dan yang terpenting pasangan kita memiliki hati nurani ! Pasangan kita memiliki perasaan, pasangan kita memiliki otak yang bisa berpikir ! Kaitan antara perasaan, pikiran akan menggerakkan hati nuraninya untuk melihat kebaikan yang ada pada kita, terlebih lagi kalau Tuhan juga menggerakkan pasangan kita melalui suara hatinya untuk melakukan perubahan sikap ! Kapan ini bisa terjadi ? Sekali lagi, hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang tahu !

Tetapi banyak kisah nyata, banyak kesaksian, banyak cerita, banyak kisah yang mengungkapkan bagaimana mereka yang menerapkan hukum Mencintai > Dicintai pada akhirnya mendapatkan pasangannya kembali dalam suatu hubungan yang sama sekali baru, bisa dikatakan bukan hubungan yang bersifat duniawi, tetapi sorgawi ! Hubungan baru yang terjadi adalah hubungan berdasarkan kasih agape dan cinta sejati, hubungan yang saling mengisi kelemahan dan kekuatan dari masing-masing, hubungan yang tidak lagi saling mencela tetapi menjadi saling berbagi, hubungan yang tidak lagi egois tetapi mau berkorban !

Pernah satu ketika saya mendengarkan kesaksian, seorang enci-enci (wanita Tionghua) yang berumur 50 tahun, dimana doanya dijawab Tuhan, yaitu suaminya kembali kepadanya setelah 20 tahun meninggalkannya pergi dengan wanita lain ! Ketika pergi, sang suami dalam keadaan gagah, dan ketika kembali kepadanya dalam keadaan “Stroke” ! Tetapi dia tetap mengucap syukur kepada Tuhan, karena apapun kondisi suaminya, toh pada akhirnya orang yang sangat dicintai kembali kepadanya, walaupun selama ditinggalkan sang suami enci-enci tersebut harus pontang-panting menjahit baju untuk menghidupi ketiga anak-anaknya yang saat ditinggalkan suami masih kanak-kanak !

Kisah yang lain adalah bagaimana seorang suami yang dalam kondisi bangkrut dan keuangan yang hancur ditinggal pergi oleh sang istri yang membawa 2 orang anaknya yang masih balita karena pria lain yang juga kaya ! Dengan memegang prinsip apa yang sudah dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan oleh manusia, sang suami dalam kepahitan, sakit hati dan ingin membalas dendam kepada istri dan juga pria yang merebut istrinya mendapatkan pencerahan rohani yang membawa pertobatan dan singkat kata pada akhirnya memahami prinsip cinta sejati adalah Mencitai > Dicintai ! Dengan perlahan tapi pasti sang suami mulai kembali menata hidupnya, membangun kembali bisnisnya secara perlahan tapi pasti. 10 tahun kemudian sang istri yang pergi dengan pria lain kembali beserta kedua anaknya karena pria tersebut pergi dengan wanita lain ! Apakah sang suami marah ? Apakah kemudian dia membalaskan dendam ? Memaki ? Tidak ! Justru sang suami menerima kembali sang istri dengan tangan terbuka dan melupakan masa lalu !

Dan masih banyak kisah yang lain, kalau ditulis akan bisa menjadi satu buku, tetapi bukan itu tujuannya ! Karena yang ingin ditekankan disini dalam suasana perayaan hari valentine adalah bahwa, kalau kita, saya, anda entah suami atau istri atau kekasih pria atau wanita hendak membangun hubungan cinta kasih yang kuat dan tangguh pakailah landasan hukum : MENCINTAI > DICINTAI ! Yang justru sangat berbeda dengan apa yang sekarang ini kita kenal dan ketahui dalam hubungan percintaan yang dihasilkan oleh budaya pop melalui industri film Holywood dan industri musik barat !
AKHIR KATA “SELAMAT HARI VALENTINE BAGI YANG MERAYAKANNYA”!
[ Saya tidak merayakan secara khusus, karena bagi saya ‘setiap hari adalah Valentine Day’ …! ]

Sumber Referensi:
http://indonesiaindonesia.com/f/75493-mencitai-dicintai-budaya-valentines-day/