Risalah Sepuluh Keraguan Tanah Murni 淨土十疑論
Diwejangkan oleh Master Zhizhe, Tiantai, Dinasti Sui ,隋天臺智者大師說
Keraguan Pertama
Tanya:
Para Buddha dan Bodhisattva memiliki welas asih agung, jika berkehendak menyelamatkan makhluk hidup, seharusnya hanya berikrar terlahir di Alam Triloka, menyelamatkan para makhluk hidup yang menderita di tiga alam penderitaan di dalam dunia yang penuh dengan lima kekeruhan ini. Mengapa berikrar terlahir di Tanah Murni demi kebahagiaan diri sendiri? Mengabaikan makhluk hidup berarti tidak memiliki cinta kasih dan welas asih, hanya mementingkan diri sendiri akan menghambat jalan pencerahan.
Jawab:
Ada dua kategori Bodhisattva. Pertama adalah mereka yang telah menerapkan Jalan Bodhisattva selama kalpa tak terhitung banyaknya, pun telah mencapai anutpattika dharma ksanti (kesabaran dalam pemahaman dharma tanpa lahir dan musnah), ini adalah kategori Bodhisattva yang Anda kecam. Kedua adalah Bodhisattva yang belum mencapai anutpattika dharma ksanti dan makhluk awam yang baru mengembangkan ikrar bodhicitta. Bodhisattva awam ini harus selalu berada di sisi Buddha. Setelah kekuatan ksanti tercapai, barulah bisa hidup tegar di Alam Triloka menolong para makhluk hidup yang menderita di dunia yang kotor.
Sebab itu, Mahaprajna Paramita Sastra mengatakan, “Makhluk awam yang masih terbelenggu [oleh keserakahan, kebencian dan kebodohan batin], meski memiliki welas asih agung berikrar untuk terlahir di dunia kotor demi menolong para makhluk hidup yang menderita, hal ini tidak akan ada hasilnya.” Mengapa? Karena noda batin di dunia kotor sangat kuat. Jika diri sendiri tidak memiliki kekuatan ksanti, justru pikiran akan terseret oleh eksistensi luar, terbelenggu oleh godaan suara dan wujud, sehingga diri sendiri terperosok ke dalam tiga alam penderitaan, bagaimana mungkin bisa menolong para makhluk hidup?
Seandainya dapat terlahir di alam manusia, juga sulit bisa menemukan Jalan Suci Buddha Dharma. Atau karena praktik sila dan kebajikan, sehingga terlahir di alam manusia sebagai raja atau menteri yang hidup leluasa dengan kekayaan dan kedudukan tinggi, meski berjumpa dengan kalyanamitra (orang yang sanggup mengajarkan Dharma), juga tidak akan memiliki keyakinan (pada Buddha Dharma) dalam praktiknya. Terbuai dalam keserakahan kenikmatan hidup sehingga melakukan karma buruk, akibatnya terperosok ke dalam tiga alam penderitaan selama kalpa tak terhitung. Setelah terbebas dari alam neraka, terlahir kembali di alam manusia dengan kondisi miskin dan hina. Jika tidak berjumpa dengan kalyanamitra, akan terperosok lagi ke dalam neraka. Demikianlah terus menerus bertumimbal lahir seperti itu hingga masa ini, semua orang mengalami hal yang sama seperti itu. Ini dinamakan Jalan Sulit Ditempuh.
Sebab itu, Vimalakirti Nirdesa Sutra mengatakan: “Tidak mampu mengobati penyakit diri sendiri, bagaimana dapat mengobati penyakit orang lain?”
Mahaprajna Paramita Sastra juga menyebutkan, ibarat ada dua orang, masing-masing memiliki saudara yang terjatuh ke dalam sungai. Salah seorang tanpa berpikir panjang langsung melompat ke dalam sungai untuk menolong saudaranya, tetapi karena diri sendiri tidak bisa berenang, juga tidak ada cara lain yang praktis efektif, maka akhirnya ia mati tenggelam bersama saudaranya. Sedangkan satu orang lainnya memiliki cara praktis efektif, ia menggunakan perahu untuk menolong saudaranya, alhasil keduanya selamat dari bahaya tenggelam. Demikian pula Bodhisattva pemula yang mengembangkan ikrar bodhicitta, jika belum memiliki kekuatan ksanti, tidak akan mampu menolong para makhluk hidup. Sebab itu harus selalu berada di sisi Buddha, setelah mencapai anutpattika dharma ksanti, barulah dapat menolong makhluk hidup, bagaikan orang yang mendapatkan perahu.
Mahaprajna Paramita Sastra lebih lanjut menyebutkan, ibarat jabang bayi yang tidak bisa meninggalkan ibunya, jika meninggalkan ibunya, atau terjatuh ke dalam lubang sumur, ia akan meninggal karena tidak mendapat air susu. Pun ibarat anak burung yang sayapnya belum tumbuh, hanya bisa menggantungkan diri pada dahan pohon, tidak bisa terbang ke tempat yang jauh. Setelah sayapnya tumbuh kuat barulah bisa terbang bebas di udara.
Makhluk awam tidak mempunyai kekuatan, hanya dengan cara sepenuh hati melafalkan nama Buddha Amitabha hingga mencapai Samadhi Nianfo (Buddhanusmrti Samadhi). Dengan terpenuhinya semua kondisi, saat menjelang ajal berfokus melafalkan nama Amitabha, tidak diragukan lagi pasti akan terlahir di Tanah Murni. Bertemu dengan Buddha Amitabha dan mencapai anutpattika dharma ksanti, setelah itu kembali lagi ke Alam Triloka dengan perahu anutpattika dharma ksanti untuk menolong makhluk hidup yang menderita dan melakukan tugas-tugas Buddha secara leluasa.
Sebab itu Mahaprajna Paramita Sastra mengatakan: “Bebas keluar masuk neraka, praktisi yang terlahir di alam itu telah mencapai anutpattika dharma ksanti, lalu masuk kembali ke alam samsara untuk menolong para makhluk hidup yang menderita di alam neraka”.
Oleh karena kondisi inilah, hendaknya berikrar terlahir di Tanah Murni. Semoga memahami makna ajaran ini. Sebab itulah, Dasabhumika Vibhasa Sastra menyebutnya sebagai Jalan Mudah Ditempuh.
Keraguan Kedua
Tanya:
Hakikat segala fenomena dharma adalah kekosongan, pada dasarnya tidak dilahirkan, bersifat setara dan keheningan absolut. Kini malah mengabaikan dunia ini dan berikrar terlahir di alam lain, yaitu Tanah Murni Buddha Amitabha, tidakkah ini bertentangan dengan ajaran Buddha? Selain itu, Sutra juga mengatakan: “Jika berikrar terlahir di Tanah Murni, hendaknya memurnikan pikiran diri sendiri terlebih dahulu. Karena pikiran menjadi murni, maka Tanah Buddhanya menjadi Tanah Murni.” Sebab itu, berikrar terlahir di alam Tanah Murni, bagaimana menjelaskannya?
Jawab:
Ada dua penjelasan untuk hal ini. Pertama adalah jawaban umum. Kedua adalah jawaban khusus. Jawaban umum adalah jika Anda mengatakan bahwa keinginan terlahir di Tanah Murni Buddha Amitabha, berarti mengabaikan dunia ini dan berikrar terlahir di alam itu, hal ini tidak sesuai dengan prinsip Jalan Tengah. Jika Anda bersikeras menetap di dunia ini dan tidak ingin terlahir di Tanah Murni, ini juga berarti mengabaikan alam itu dan melekat pada dunia ini, suatu permasalahan yang sama [dengan yang Anda sebutkan di atas], tidak sesuai dengan prinsip Jalan Tengah. Kemudian berkelit lagi dengan mengatakan bahwa saya tidak ingin terlahir di alam itu, juga tidak ingin terlahir di dunia ini, ini adalah pandangan nihilis.
Oleh karena itu, Sutra Intan (Vajracchedika Prajnaparamita Sutra) mengatakan, “Oh Subhuti, jika kamu berpikir bahwa orang yang mengembangkan Anuttara Samyaksambodhi mengatakan semua fenomena dharma bersifat nihilis, janganlah berpikir demikian, mengapa? Orang yang mengembangkan bodhicitta tidak mengatakan pandangan nihilis”.
Jawaban kedua adalah jawaban khusus, mengenai konsep tidak lahir maupun tidak musnah. Dalam kondisi munculnya kelahiran, itu dikarenakan adanya perpaduan berbagai unsur, tidak memiliki inti yang kekal. Mencari inti sejati dari yang lahir itu, juga tidak akan mendapatkannya. Kelahiran tidak berasal dari manapun, sebab itu disebut sebagai tidak terlahir. Kemudian yang disebut dengan tidak musnah, saat unsur-unsur yang berpadu itu tercerai berai, juga tidak ada inti yang kekal yang mengatakan bahwa saya musnah. Ketika musnah, tidak menuju ke manapun, sebab itu disebut sebagai tidak musnah. Oleh karena itu, selain terlahir karena unsur sebab dan kondisi, tidaklah terdapat hal yang disebut sebagai tidak lahir dan tidak musnah. Pun tidaklah dapat mengatakan bahwa tidak ingin terlahir di Tanah Murni disebut sebagai tidak terlahir.
Sebab itu, Madhyamika Sastra mengatakan: “Semua fenomena dharma yang lahir dari proses sebab dan kondisi itu, Kukatakan itu adalah bersifat kekosongan, juga disebut sebagai nama palsu, disebut pula sebagai makna sejati Jalan Tengah.”
Juga dikatakan, “Semua fenomena dharma bukan dilahirkan dari internal diri sendiri, juga tidak lahir dari hal-hal eksternal di luar diri, juga bukan lahir dari gabungan internal dan eksternal, bukan pula lahir dari tanpa sebab, oleh karena itu dapat diketahui bahwa semua fenomena dharma tidak dilahirkan”.
Vimalakirti Nirdesa Sutra juga mengatakan, “Meskipun tahu bahwa semua Tanah Buddha dan makhluk hidup bersifat kekosongan, namun selalu mempraktikkan Tanah Murni, mengajar dan membimbing para makhluk hidup”.
Juga dikatakan, “Ibarat orang yang ingin mendirikan bangunan istana, jika membangunnya di sebuah lahan yang terbuka, maka akan dapat membangunnya sesuai kehendak tanpa rintangan. Seandainya ingin membangunnya di langit kosong, selamanya tidak akan berhasil”.
Ketika membabarkan Dharma, para Buddha sering menggunakan dua prinsip kebenaran (kebenaran absolut dan kebenaran relatif). Meminjam nama palsu untuk menjelaskan realitas sejati dari semua fenomena dharma. Orang bijak berhasrat terlahir di Tanah Murni, memahami bahwa tidak ada inti sejati di dalam yang “lahir” itu, inilah yang baru benar-benar disebut “tidak terlahir”, inilah yang disebut dengan karena pikiran menjadi murni maka Tanah Buddha menjadi Tanah Murni. Sedangkan orang bodoh selalu dibelenggu oleh istilah “lahir”, mendengar istilah “lahir” lalu menganggapnya benar-benar ada kelahiran, saat mendengar kata “tidak terlahir” maka akan menganggapnya benar-benar tidak ada kelahiran, tidak mengetahui bahwa “lahir” adalah “tidak terlahir”, “tidak terlahir” adalah “lahir”. Karena tidak memahami konsep ini, lalu mencuatkan banyak pandangan tidak benar, bahkan kemudian mencela orang yang berikrar terlahir di Tanah Murni. Sungguh sebuah kesalahan yang sangat parah. Orang-orang ini adalah pelaku karma buruk yang memfitnah Buddha Dharma, adalah penganut Jalan Luar yang berpandangan sesat.
Keraguan Ketiga:
Tanya:
Hakikat Dharma para Buddha di sepuluh penjuru dan semua Tanah Murni adalah kesetaraan tanpa perbedaan, demikian pula dengan jasa kebajikan (para Buddha). Seorang praktisi semestinya mengingat semua jasa kebajikan untuk terlahir di semua Tanah Murni, namun sekarang hanya berikrar terlahir di satu Tanah Murni Buddha Amitabha saja. Ini bertentangan dengan sifat kesetaraan dari hakikat sejati. Mengapa hanya berikrar terlahir di Tanah Murni?
Jawab:
Semua Buddha dan Tanah Murni memang benar bersifat setara tanpa perbedaan. Namun karena akar kebijaksanaan para makhluk hidup itu tumpul, sedangkan yang berpikiran kotor dan kacau berjumlah lebih banyak, jika tidak berfokus sepenuh hati pada satu objek tertentu, maka akan sulit mencapai Samadhi. Sepenuh hati melafalkan nama Buddha Amitabha adalah samadhi eka laksana (samadhi wujud tunggal). Dengan terfokusnya pikiran, maka akan terlahir di Tanah Murni tersebut.
Seperti yang tertulis dalam Sui Yuan Wang Sheng Jing (Sutra Kelahiran Sesuai Ikrar), Bodhisatva Pu Guang bertanya pada Buddha, “Di sepuluh penjuru terdapat Tanah Murni, mengapa Bhagava hanya memuji Tanah Murni Buddha Amitabha, hanya menganjurkan untuk terlahir di Tanah Murni tersebut?”
Buddha berkata kepada Bodhisatva Pu Guang, “Para makhluk hidup di Jambudvipa banyak yang berpikiran kotor dan kacau, sebab itu hanya memuji satu Tanah Murni Buddha Amitabha agar para makhluk hidup dapat berfokus pada satu objek, dengan demikian akan lebih mudah terlahir di Tanah Murni. Jika berfokus pada semua Buddha, objek perenungan pada para Buddha ini sangatlah luas, pikiran akan menjadi buyar tidak terfokus, sulit mencapai kondisi samadhi eka laksana, akibatnya menjadi tidak dapat terlahir di Tanah Murni”.
“Selain itu, kebajikan moralitas merenungkan satu Buddha adalah setara dengan kebajikan moralitas merenungkan semua Buddha, karena semua Buddha memiliki hakikat dharma yang sama. Oleh sebab itu, melafalkan nama Buddha Amitabha berarti melafalkan nama semua Buddha. Terlahir di satu Tanah Murni Buddha berarti terlahir di seluruh Tanah Murni Buddha”.
Sebab itulah Avatamsaka Sutra mengatakan, “Tubuh Dharmakaya semua Buddha adalah tubuh Dharmakaya satu Buddha. Batin, kebijaksanaan, sepuluh kekuatan agung (dasa balani), serta empat jenis ketakgentaran (catvari vaisaradyani) yang dimiliki satu Buddha adalah tak berbeda dengan yang dimiliki semua Buddha.”
Kemudian juga disebutkan, “Ibarat bulan purnama yang terang merefleksikan bayangannya di seluruh permukaan air. Meskipun jumlah bayangan tersebut tidak terhingga banyaknya, namun bulan yang sebenarnya tidak pernah menjadi lebih dari satu. Demikian juga kebijaksanaan tanpa rintangan Pencerahan Sempurna, dapat bermanifestasi di seluruh Tanah Buddha, namun tubuh Dharmakaya Buddha adalah satu adanya.”
Orang bijak bisa memahami makna sebuah perumpamaan. Jika orang bijak paham bahwa semua bayangan bulan adalah bayangan dari sebuah bulan yang sama, pun satu bayangan bulan itu sama dengan semua bayangan bulan yang ada. Bulan dan bayangan bulan adalah satu adanya. Jadi satu Buddha adalah sama dengan semua Buddha, semua Buddha adalah sama dengan satu Buddha. Tubuh Dharmakaya adalah satu adanya. Sebab itu, ketika pikiran berfokus pada satu Buddha, itu sama dengan berfokus pada semua Buddha.
Keraguan Keempat
Tanya:
Melafalkan nama Buddha dan berikrar terlahir di Tanah Murni manapun adalah sama saja, lantas di sepuluh penjuru terdapat banyak Tanah Buddha, kita bisa bebas memilih melafalkan salah satu nama Buddha dan terlahir di Tanah Murni Buddha tersebut, mengapa diharuskan hanya melafalkan nama Buddha Amitabha saja?
Jawab:
Makhluk awam tidak memiliki kebijaksanaan, sehingga tidak berani melafalkan nama Buddha sekehendak hatinya. Hanya berani mematuhi ucapan Buddha, sebab itu hanya melafalkan nama Buddha Amitabha. Mengapa mematuhi ucapan Buddha? Buddha Sakyamuni sepanjang hidup membabarkan Dharma, kesemuanya adalah ajaran suci, khusus menasihati para makhluk hidup untuk sepenuh hati melafalkan nama Buddha Amitabha dan berikrar terlahir di Alam Barat Sukhavati. Seperti yang tercantum dalam Maha Sukhavativyuha Sutra, Amitayur Dhyana Sutra, Sukhavativyuhopadesa dan lainnya yang berjumlah lebih dari sepuluh Sutra dan Sastra, kesemuanya membimbing, mengajarkan dan menasihati untuk terlahir di Alam Barat, sebab itulah hanya melafalkan nama Buddha Amitabha. Selain itu, Buddha Amitabha secara khusus mengembangkan 48 Ikrar Welas Asih Agung membimbing dan menyambut para makhluk hidup terlahir di Tanah Murni.
Amitayur Dhyana Sutra juga mengatakan, “Buddha Amitabha memiliki 84.000 wujud, setiap wujud memiliki 84.000 ciri agung, setiap ciri agung memancarkan 84.000 cahaya yang menerangi seluruh alam semesta, mendekap dan melindungi para makhluk hidup yang melafalkan nama Buddha. Sebab itu, jika ada yang melafalkan nama Buddha dengan sepenuh hati akan mendapat penggenapan, pasti terlahir di Tanah Murni Sukhavati.”
Amitabha Sutra, Amitayur Sutra dan Divyadundubhi Meghanirghosa Dharani Sutra (GuYin Wang Tuo Luo Ni Jing) juga mengatakan, “Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Sutra tentang Tanah Murni, para Buddha di sepuluh penjuru yang jumlahnya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga, kesemuanya mengeluarkan lidah menutupi seluruh alam tiga ribu maha ribu sebagai pembuktian bahwa semua makhluk hidup yang melafalkan nama Buddha Amitabha, berlandaskan kekuatan ikrar welas asih agung Buddha dan ikrar diri sendiri, pasti akan terlahir di Alam Sukhavati.”
Perlu diketahui bahwa Buddha Amitabha sangat berjodoh dengan dunia ini. Dari mana tahu hal ini? Amitayur Sutra mengatakan, “Ketika Dharma musnah di masa Dharma Akhir, hanya Sutra ini yang akan bertahan lebih lama 100 tahun di dunia, membimbing dan menyambut para makhluk hidup terlahir di alam tersebut.” Sebab itu, dapat diketahui bahwa Buddha Amitabha sangat berjodoh dengan makhluk hidup yang sangat sulit dibimbing di dunia ini. Sedangkan nama-nama Buddha dan semua Tanah Buddha yang lain, meski satu dan dua Sutra juga menasihati untuk terlahir di Tanah Buddha bersangkutan, namun itu hanya sekilas saja. Berbeda dengan Tanah Buddha Amitabha, banyak Sutra dan Sastra dengan setulus hati menasihati para makhluk hidup untuk terlahir di alam tersebut.
Keraguan Kelima
Tanya:
Makhluk awam terbelenggu karma buruk yang tebal dan berat, segala noda batin belum terkikis sedikit pun, sedangkan Tanah Murni Barat berada di luar Alam Triloka, bagaimanakah para makhluk awam yang terbelenggu bisa terlahir di Tanah Murni tersebut?
Jawab:
Ada dua faktor, pertama adalah mengandalkan kekuatan diri sendiri, kedua adalah bersandar pada kekuatan pihak lain. Kekuatan diri sendiri adalah berlatih diri di dunia ini, namun tidak dapat terlahir di Tanah Murni. Sebab itu, Bodhisattva Keyura Sutra mengatakan, “Bermula dari makhluk awam yang terbelenggu, tidak mengenal Triratna, tidak mengerti akan hubungan hukum sebab akibat karma baik dan buruk, lalu mulai mengembangkan ikrar bodhicitta. Berlandaskan keyakinan berdiam dalam keluarga Buddhis, berlandaskan sila menerima Sila Bodhisattva. Demikian selanjutnya dalam kehidupan demi kehidupan perbuatannya tidak melanggar sila, setelah satu kalpa, dua kalpa, tiga kalpa, baru mencapai tingkatan Pengembangan Bodhicitta – tingkatan pertama dari Dasa Bhumika. Demikianlah terus berlatih menerapkan Dasa Sraddha (Sepuluh Keyakinan), Dasa Paramita, berbagai ikrar dan praktik yang tak terhingga banyaknya, terus berlatih tiada henti hingga genap 10.000 kalpa, saat itu baru mencapai tahap Pikiran Benar – tingkatan keenam dari Dasa Bhumika. Jika giat berlatih terus, akan mencapai tingkatan ketujuh – Tidak Merosot, yakni suatu tingkatan Penanaman Benih Kebuddhaan (Gotra)”. Inilah gambaran singkat mengandalkan kekuatan diri sendiri, namun masih belum mampu terlahir di Tanah Murni.
Kekuatan pihak lain adalah jika yakin bahwa kekuatan ikrar welas asih agung Buddha Amitabha melindungi para makhluk hidup yang melafalkan nama Buddha, lalu berkenan mengembangkan bodhicitta dan mempraktikkan Buddhanusmrti Samadhi, serta merasa jijik terhadap Alam Triloka sehingga ingin meninggalkannya. Melakukan praktik dana, sila dan menanam di ladang kebahagiaan, lalu melimpahkan jasa dari setiap kebajikan itu agar dapat terlahir di Tanah Murni Buddha Amitabha, demikianlah mengandalkan perpaduan sinergis kekuatan ikrar Buddha dan kekuatan konsentrasi diri sendiri sehingga terlahir di Tanah Murni.
Sebab itu, Dasabhumika Vibhasa Sastra mengatakan, “Di dunia ini terdapat dua macam metode praktik, pertama adalah Jalan Sulit Ditempuh, kedua adalah Jalan Mudah Ditempuh. Jalan Sulit Ditempuh adalah berlatih di dunia lima kekeruhan harus melalui masa-masa munculnya para Buddha yang tak terhingga banyaknya, untuk mencapai Avaivartika (makhluk yang tingkat kesuciannya tidak akan merosot lagi) adalah sangat sulit.”
Kesulitan ini tidak akan ada habisnya dibicarakan dalam kurun waktu kalpa asamkya yang tak terhingga, untuk singkatnya kita bicarakan beberapa contoh. Satu, terpengaruh ajaran luar (tirtika) yang terlihat bajik di luarnya, akibatnya mengacaukan metode praktik Bodhisattva. Dua, orang jahat tidak bertanggung jawab merusak pelatihan suci orang lain. Tiga, menyalahgunakan buah karma baik yang berakibat melanggar praktik suci. Empat, menjadi Sravaka yang mementingkan diri sendiri menghambat praktik welas asih agung. Lima, hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, tanpa bantuan kekuatan pihak lain. Ibarat orang pincang, sehari hanya dapat berjalan sejauh beberapa li, itupun juga sangat menderita. Inilah yang disebut mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Jalan Mudah Ditempuh adalah yakin pada ucapan Buddha, berlatih Buddhanusmrti Samadhi dan berikrar terlahir di Tanah Murni. Mengandalkan perlindungan kekuatan ikrar Buddha pasti akan terlahir di Tanah Murni, ini tidak diragukan lagi. Ibarat orang yang melakukan perjalanan laut, dengan memanfaatkan tenaga kapal dapat menempuh ribuan li dalam sekejap, inilah yang disebut mengandalkan kekuatan pihak lain. Ibarat orang awam yang mengikuti Raja Cakravartin, sehari semalam dapat mengelilingi dunia, ini bukan karena kekuatan dirinya sendiri, melainkan kekuatan Raja Cakravartin.
Jika mengatakan bahwa orang awam yang masih memiliki kebocoran batin tidak dapat terlahir di Tanah Murni, berarti orang awam yang masih memiliki kebocoran batin juga seharusnya tidak dapat melihat tubuh Buddha. Buddhanusmrti Samadhi adalah hasil pengembangan dari akar kebajikan yang murni (tanpa kebocoran). Orang awam yang masih memiliki kebocoran batin, seiring dengan tingkatan pelatihannya maka dapat melihat Buddha dalam wujud yang kasar, sedangkan Bodhisattva dapat melihat Buddha dalam wujud yang sangat jelas.
Demikian juga dengan Tanah Murni, meski berasal dari akar kebajikan yang murni, namun selama orang awam yang masih memiliki kebocoran batin mengembangkan bodhicitta tertinggi, berikrar terlahir di Tanah Murni, pun karena sering melafalkan nama Buddha maka dapat menaklukkan dan memusnahkan noda batin sehingga mampu terlahir di Tanah Murni. Sesuai dengan tingkatan kebajikan masing-masing dapat melihat Buddha dalam wujud kasar, sedangkan Bodhisattva melihat Buddha dalam wujud sangat jelas. Apa yang masih diragukan?
Sebab itu, Avatamsaka Sutra mengatakan, “Semua Tanah Buddha bersifat setara, agung dan murni. Hanya saja karena perbedaan karma dan tingkatan pelatihan para makhluk hidup, maka yang terlihat pun tidaklah sama.” Inilah maksudnya.
Keraguan Keenam
Tanya:
Seandainya makhluk hidup yang masih terbelenggu (oleh kekotoran batin) benar-benar dapat terlahir di Tanah Murni Buddha Amitabha, namun karena pandangan sesat dan tiga racun (keserakahan, kebencian, kebodohan batin) masih sering muncul, lalu bagaimana mungkin setelah terlahir di sana dapat mencapai tahap Avairvatika yang tidak akan mengalami kemerosotan dan melampaui Alam Triloka?
Jawab:
Ada lima faktor yang menyebabkan makhluk yang terlahir di Tanah Murni Buddha Amitabha dapat mencapai tahap Avairvatika. Apakah lima faktor itu ? Satu, perlindungan dari kekuatan ikrar welas asih agung Buddha Amitabha sehingga dapat mencapai tahap Avairvatika. Dua, karena selalu dalam pancaran cahaya Buddha maka batin pencerahannya akan terus berkembang tanpa mengalami kemerosotan. Tiga, baik air kolam, burung, pepohonan, suara angin maupun musik surgawi di Tanah Murni Amitabha terus mengumandangkan Dharma tentang penderitaan (dukkha) dan kekosongan (sunyata). Dalam batin para makhluk yang mendengarnya akan selalu muncul perenungan pada Buddha, Dharma dan Sangha, dengan demikian tidak akan mengalami kemerosotan. Empat, di Tanah Murni hanya terdapat para Bodhisatva yang menjadi satu-satunya teman bajik, sebuah tempat tanpa kondisi melakukan kejahatan. Secara eksternal tidak terdapat godaan mara dan hantu jahat, secara internal tidak ada pikiran tentang tiga racun, sehingga bentuk-bentuk noda batin tidak pernah muncul, dengan demikian tidak akan mengalami kemerosotan. Lima, terlahir di Tanah Murni Buddha Amitabha akan memiliki usia yang tidak terbatas, sama seperti para Buddha dan Bodhisattva, dengan demikian tidak akan mengalami kemerosotan.
Sedangkan dalam dunia yang kotor ini batas usia sangatlah pendek. Di Tanah Murni, dalam waktu kalpa asamkya yang tak terhingga tidak muncul berbagai bentuk kekotoran batin, berlatih diri dalam masa waktu yang demikian panjang ini, mana mungkin tidak mencapai anutpattika dharma ksanti? Prinsip ini sudah sangat jelas dan nyata, tidak ada yang perlu diragukan.
Keraguan Ketujuh
Tanya:
Bodhisattva Maitreya adalah calon Buddha yang akan mencapai Kebuddhaan dalam satu kelahiran lagi. Mereka yang berlatih Sepuluh Kebajikan tingkat tinggi (Dasa Kusala Karmani Bodhisattva), akan terlahir di Alam Tusita dan bertemu dengan Bodhisattva Maitreya, kemudian akan mengikutiNya untuk terlahir kembali ke dunia ini, lalu dengan sendirinya akan mencapai kesucian dalam Tiga Persamuan di Pohon Naga Puspa (Long Hua San Hui). Mengapa harus berikrar terlahir di Tanah Murni Sukhavati?
Jawab:
Berdasarkan ikrar dan terlahir di Alam Tusita, dalam satu hari akan dapat mendengar Dharma dan melihat Buddha. Secara garis besar hampir sama kondisinya dengan terlahir di Tanah Murni, tetapi jika dibandingkan dengan cermat akan terlihat jelas perbedaannya. Sekarang kita bicarakan dua macam perbedaan itu.
Pertama, meski telah mempraktikkan Sepuluh Kebajikan, belum tentu bisa terlahir di Surga Tusita. Mengapa demikian? Sutra Kenaikan Maitreya [ke Surga Tusita] mengatakan, “Mempraktikkan berbagai macam samadhi, memasuki kondisi Samadhi Benar yang dalam, baru bisa terlahir.” Selain itu, tidak ada konsep tentang penyambutan yang praktis [dari Maitreya] kepada para makhluk hidup. Tidak sebanding dengan kekuatan ikrar dan kekuatan cahaya Buddha Amitabha yang melindungi dan tidak meninggalkan para makhluk hidup yang melafalkan nama Buddha. Selain itu, Buddha Sakyamuni juga membabarkan tentang penyambutan praktis dari Tanah Murni Sukhavati yang terdiri atas sembilan jenjang teratai dan setulus hati menganjurkan para makhluk hidup untuk terlahir di sana. Selama para makhluk hidup melafalkan nama Buddha, dengan adanya perpaduan sinergis kekuatan diri sendiri dan kekuatan Buddha, pasti akan terlahir di Tanah Murni. Ibarat dua orang di dunia ini yang saling merindukan, saat kesempatan telah muncul, pertemuan akan terwujud.
Yang kedua, Surga Tusita termasuk Alam Nafsu, sangat banyak jumlah para praktisi yang mengalami kemerosotan. Tidak ada air kolam, burung, pepohonan, suara angin maupun musik surgawi yang membuat para makhluk hidup yang mendengarnya akan selalu teringat pada Buddha, mengembangkan ikrar bodhicitta dan memusnahkan noda batin. Selain itu, ada dewi yang bisa membangkitkan lima jenis nafsu keinginan para dewa di tempat itu. Terlebih lagi, para dewi itu berparas sangat cantik yang bisa menyebabkan para dewa terlena dalam kenikmatan. Sebab itu, Alam Tusita tidak lebih baik dibanding Tanah Murni Sukhavati dengan air kolam, burung, pepohonan, suara angin maupun musik surgawinya yang bisa membuat para makhluk hidup yang mendengarnya akan selalu teringat pada Buddha, mengembangkan ikrar bodhicitta dan memusnahkan noda batin. Juga tidak terdapat wanita dan makhluk dengan pemikiran Sravaka dan Pratyeka, hanya ada teman bajik praktisi Mahayana yang suci. Sebab itu, dalam pikiran para makhluk di Tanah Murni Sukhavati tidak akan pernah muncul noda batin dan karma buruk hingga akhirnya mencapai tingkatan anutpattika dharma ksanti. Dengan perbandingan ini maka jelaslah sudah mana yang lebih baik, mengapa masih ragu?
Pada masa kehidupan Buddha Sakyamuni di dunia ini, para makhluk yang melihat Buddha namun tidak mencapai tingkat kesucian, jumlahnya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga. Demikian juga kelak ketika Maitreya terlahir ke dunia ini, akan banyak sekali makhluk hidup yang masih belum mencapai kesucian. Tidak sebanding dengan Tanah Murni Buddha Amitabha, asalkan terlahir di alam itu, semuanya akan mencapai anutpattika dharma ksanti, tidak ada satu pun yang terperosok kembali ke Alam Triloka dan terbelenggu oleh samsara.
Selain itu, ada sebuah kisah dari India. Ada tiga orang Bodhisattva, yaitu Asanga, Vasubandhu dan Simhabodhi. Mereka berikrar untuk bersama-sama terlahir di Alam Tusita bertemu dengan Maitreya, lalu berjanji bahwa siapa pun yang terlebih dulu meninggal dan melihat Maitreya, harus kembali ke dunia ini untuk memberikan kabar. Simhabodhi meninggal paling awal, namun setelah bertahun-tahun ia tidak kunjung kembali. Selanjutnya adalah Vasubandhu, ketika mendekati ajal Asanga berkata kepadanya, “Kalau kamu melihat Maitreya, segeralah kembali memberitahuku.” Namun, Vasubandhu baru kembali setelah berselang tiga tahun lamanya.
Asanga bertanya, “Mengapa sekian lama baru kembali?”
Vasubandhu menjawab, “Setiba di Surga Tusita, aku mendengar Bodhisattva Maitreya sedang duduk membabarkan Dharma. Setelah memberikan penghormatan dengan berkeliling sekali, aku langsung kembali ke sini. Karena perbedaan waktu yang panjang di alam dewa, maka di sini sudah berselang tiga tahun.”
Asanga bertanya lagi, “Di manakah Simhabodhi sekarang?”
Vasubandhu menjawab, “Simhabodhi menikmati kesenangan surgawi, terbuai dalam kenikmatan lima nafsu keinginan. Dia hanya bisa menjadi kerabat luar Bodhisattva Maitreya. Sejak kedatangannya hingga sekarang masih belum berjodoh untuk bisa melihat Bodhisattva Maitreya”.
Bodhisattva tingkat rendah yang terlahir di Alam Tusita masih tergoda oleh kenikmatan lima nafsu keinginan, apalagi makhluk awam? Sebab itu, marilah berikrar untuk terlahir di Alam Barat Tanah Murni yang dipastikan tidak mengalami kemerosotan, jangan mendambakan kelahiran di Surga Tusita.
Keraguan Kedelapan
Tanya:
Sejak masa yang tak berawal, para makhluk hidup telah banyak melakukan karma buruk. Jika dalam kehidupan ini tidak bertemu dengan teman bajik, maka akan kembali melakukan karma buruk. Tidak ada karma buruk yang tidak dilakukan. Lalu, mengapa saat menjelang ajal dengan melafalkan nama Buddha sebanyak sepuluh kali dapat terlahir di Tanah Murni yang melampaui Alam Triloka, bagaimana menjelaskan hal ini dipandang dari sudut hukum sebab akibat?
Jawab:
Sejak masa yang tak berawal, jumlah dan bobot karma baik buruk yang dilakukan para makhluk hidup tidak dapat diketahui secara pasti. Namun ketika menjelang ajal dapat berjumpa dengan teman bajik yang mengajarkan pelafalan nama Buddha sebanyak sepuluh kali dan akhirnya berhasil terlahir di Tanah Murni, hal ini terjadi karena adanya kekuatan karma baik di kehidupan masa lalu yang sangat kuat sehingga dapat berjumpa dengan teman bajik yang mengajarkan pelafalan nama Buddha sebanyak sepuluh kali dan akhirnya berhasil terlahir di Tanah Murni. Sedangkan bagi orang yang banyak melakukan karma buruk, teman bajik saja tidak mungkin bisa dijumpai, apalagi pelafalan nama Buddha sebanyak sepuluh kali dan berhasil terlahir di Tanah Murni?
Anda menganggap karma buruk yang dilakukan sejak masa tak berawal sebagai bobot yang sangat berat, sedangkan pelafalan nama Buddha menjelang ajal sebagai bobot ringan. Sekarang dengan menggunakan prinsip tiga faktor pembanding, bisa diketahui bahwa faktor karma tidak ditentukan oleh bobot, jangka waktu dan jumlah. Apakah tiga faktor itu? Satu, faktor pikiran. Dua, faktor kondisi. Tiga, faktor keputusan.
Faktor pikiran. Ketika melakukan karma buruk, itu berasal dari pikiran ilusif yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Orang yang melafalkan nama Buddha, pikiran ini berasal dari teman bajik yang mengajarkan tentang nama dan nilai kebajikan yang bersifat realitas dari Buddha Amitabha. Yang satu bersifat ilusif, yang satu lagi mengandung realitas, mana mungkin bisa membandingkan dua pikiran ini? Ibarat ruangan yang gelap selama puluhan ribu tahun, begitu cahaya matahari menyinarinya, kegelapan itu lenyap seketika. Mana mungkin kegelapan yang telah berlangsung selama puluhan ribu tahun itu tidak bisa lenyap?
Faktor kondisi. Ketika melakukan karma buruk, itu adalah kondisi yang berasal dari pikiran ilusif dan kebodohan batin yang tidak memahami hakikat sejati dari dunia yang ilusif ini. Sedangkan pikiran yang melafalkan nama Buddha adalah kondisi ingin mencapai bodhicitta tertinggi yang muncul setelah mendengar nama dan kebajikan Buddha yang murni dan bersifat realitas. Yang satu bersifat sejati, yang satu lagi bersifat palsu, bagaimana mungkin membandingkannya? Ibarat seseorang yang terkena panah beracun, meski anak panah itu menancap sangat dalam dan racunnya telah meresap ke dalam daging dan tulang, namun ketika mendengar datangnya tambur obat penawar racun, maka orang itu akan segera mencabut anak panah itu dan menghilangkan racunnya. Apakah karena alasan racun itu sudah terlalu merasuk ke dalam daging dan tulang lalu tidak mau mencabut keluar anak panah itu?
Faktor keputusan. Ketika melakukan karma buruk, itu berasal dari pikiran yang memutuskan dalam kurun waktu tertentu masih ingin mengulangi karma buruk yang sama. Ketika melafalkan nama Buddha, itu adalah pikiran yang telah memutuskan untuk terus menerus melafalkan nama Buddha dan jika waktunya tiba segera mengakhiri kehidupan di dunia ini. Karena pikiran bajik ini demikian kuatnya sehingga akan terlahir di Tanah Murni. Ibarat seutas tali yang sangat tebal, perlu tenaga seribu orang untuk dapat memutuskannya, namun seorang anak kecil dengan sebuah pedang yang tajam dapat memutuskannya dalam waktu sekejap saja. Pun ibarat kayu bakar yang ditumpuk selama ribuan tahun, cukup dengan hanya sebuah kobaran api sebesar kacang polong, dalam sekejap akan habis terbakar.
Contoh lain, ibarat seseorang yang seumur hidupnya berlatih Sepuluh Kebajikan, seharusnya dapat terlahir di alam dewa. Namun ketika menjelang ajal, muncul satu pikiran pandangan sesat yang sangat menentukan, maka segera akan terperosok ke Neraka Avici. Karena karma buruk yang bersifat ilusif itu demikian kuatnya, maka dapat menyingkirkan kebajikan yang dilatihnya selama seumur hidup dan menyeretnya terjatuh ke alam penderitaan. Sebab itu, pelafalan nama Buddha yang bersifat realitas yang demikian kuatnya saat menjelang ajal, jika dikatakan karma bajik yang tidak terputus ini tidak dapat menyingkirkan karma buruk sejak masa yang tak berawal dan membawa pada kelahiran di Tanah Murni, ini adalah hal yang tidak benar.
Sutra juga menyebutkan bahwa satu pikiran yang dengan sepenuh hati melafalkan nama Buddha dapat memusnahkan karma buruk samsara sepanjang 8 milyar kalpa. Saat melafalkan nama Buddha, karena demikian kuatnya pikiran itu, maka dapat memusnahkan karma buruk dan pasti terlahir di Tanah Murni. Ini tidak perlu diragukan lagi.
Orang-orang di masa lalu mengatakan bahwa berhasil terlahir di Tanah Murni dari praktik melafalkan nama Buddha sebanyak sepuluh kali merupakan makna Kalantarabhipraya (maksud di waktu lain) [perlu adanya timbunan karma baik di kehidupan masa lalu]. Ini tidaklah benar. Dari mana kita tahu? Mahayana Samgraha Sastra mengatakan, “Hanya dengan adanya ikrar, tanpa praktik sama sekali.” Mahayana Abhidharma Samuccaya Vyakhya mengatakan, “Jika berikrar terlahir di Sukhavati, maka akan terlahir di sana. Jika mendengar nama Buddha Vimala maka akan mencapai Penerangan Sempurna (Anuttara Samyak Sambodhi).” Ini menjelaskan tentang sebab paling awal dan hasil paling akhir, tidak menyinggung soal praktik sama sekali. Jika mengatakan bahwa menjelang ajal melakukan praktik kebajikan yang kuat dengan melafalkan nama Buddha sebanyak sepuluh kali tanpa terputus pasti akan terlahir di Tanah Murni sebagai makna Kalantarabhipraya, ini sungguh kesalahpahaman yang sangat besar. Semoga para praktisi dapat merenungkan hal ini secara mendalam, harus teguh pada keyakinan kita sendiri, jangan percaya pada pandangan lain agar tidak terperosok.
Keraguan Kesembilan
Tanya:
Alam Sukhavati terpisah dengan dunia kita sejauh 10 trilyun Tanah Buddha, dengan cara bagaimana para makhluk awam yang bodoh dan lemah dapat tiba di sana? Sukhavativyuhopadesa mengatakan, “Wanita, tuna daksa (penyandang cacat jasmani), Sravaka dan Pratyeka Buddha tidak terlahir di Tanah Murni.” Dengan adanya ajaran ini maka dapat diketahui bahwa wanita, tuna daksa, Sravaka dan Pratyeka Buddha pastilah tidak bisa terlahir di Tanah Murni.
Jawab:
Bagi para makhluk awam yang hanya memiliki penglihatan mata biasa dan pikiran ilusif yang belum mampu memahami samsara, Sukhavati terpisah dengan dunia kita sejauh 10 trilyun Tanah Buddha. Tetapi bagi makhluk hidup yang telah berhasil dalam pelatihan metode Tanah Murni, pikiran terkonsentrasi menjelang ajal tidak lain adalah pikiran yang berikrar untuk terlahir di Tanah Murni, begitu pikiran itu muncul, saat itulah terlahir di Tanah Murni. Sebab itu, Amitayur Dhyana Sutra mengatakan, “Tanah Buddha Amitabha dengan dunia kita tidak terpisah jauh.” Selain itu, kekuatan karma itu sangat menakjubkan, begitu pikiran ikrar itu muncul pasti akan terlahir di Tanah Murni. Tidak perlu khawatir dengan masalah jarak yang jauh. Lebih lanjut, ibarat orang yang bermimpi, meski tubuhnya ada di atas ranjang, namun kesadaran pikirannya pergi ke tempat lain. Dunia dalam mimpinya tidak berbeda dengan kondisi sehari-hari. Demikianlah terlahir di Tanah Murni itu sama seperti mimpi. Begitu pikiran itu muncul, saat itulah tiba di Tanah Murni. Tidak ada yang perlu diragukan lagi.
Mengenai pernyataan bahwa wanita, tuna daksa, Sravaka dan Pratyeka Buddha tidak dapat terlahir di Tanah Murni, maksudnya adalah bahwa tidak ada lagi wujud wanita, tuna netra, tuna rungu dan tuna wicara bagi yang terlahir di Tanah Murni. Bukan mengatakan bahwa wanita dan tuna daksa di dunia ini tidak bisa terlahir di Tanah Murni. Jika ada yang mengatakan seperti itu, adalah ucapan bodoh yang tidak memahami makna Sutra. Seperti halnya Ratu Vaidehi yang memohon pada Buddha untuk membabarkan ajaran mengenai Tanah Murni. Buddha menegaskan bahwa Ratu dengan 500 orang dayang wanitanya, kesemuanya pasti akan terlahir di Tanah Murni. Sebab itu, asalkan wanita, tuna netra, tuna rungu dan tuna wicara di dunia ini melafalkan nama Buddha, semuanya pasti bisa terlahir di Tanah Murni dan tidak akan lagi berwujud sebagai wanita dan tuna daksa.
Mengenai Sravaka dan Pratyeka Buddha, asalkan kembali ke Jalan Mahayana dan berikrar terlahir di Tanah Murni, setiba di Tanah Murni maka tidak akan lagi memiliki kemelekatan seperti Sravaka dan Pratyeka Buddha. Karena itu, Sukhavativyuhopadesa mengatakan, “Wanita, tuna daksa, Sravaka dan Pratyeka Buddha tidak terlahir di Tanah Murni.” Bukan menyatakan bahwa wanita dan tuna daksa di dunia ini tidak bisa terlahir di Tanah Murni.
Sebab itu, salah satu dari 48 Ikrar Agung Buddha Amitabha dalam Amitayur Sutra mengatakan, “Ketika Aku telah menjadi Buddha, semua wanita di sepuluh penjuru dunia yang melafalkan namaKu, yang tidak senang terlahir sebagai wanita, jika dalam kehidupan selanjutnya setelah meninggal masih terlahir sebagai wanita, Aku tidak akan mencapai Penerangan Sempurna.” Sebab itu, bagi yang terlahir di Tanah Murni, masihkah terlahir sebagai wanita? Hal yang sama juga berlaku bagi tuna daksa.
Keraguan Kesepuluh
Tanya:
Sekarang telah memastikan diri ingin terlahir di Alam Barat Tanah Murni, tetapi tidak tahu bagaimana harus berlatih diri serta dengan benih karma apa agar bisa terlahir di sana? Selain itu, sebagai umat awam yang memiliki istri dan anak, apakah orang yang masih belum memutuskan nafsu seksual dapat terlahir di Tanah Murni?
Jawab:
Mereka yang memastikan diri ingin terlahir di Alam Barat jika menerapkan dua macam praktik pasti akan terlahir di sana. Pertama, praktik perasaan jijik ingin meninggalkan [dunia samsara]. Kedua, praktik gembira berikrar.
Yang dimaksud dengan praktik perasaan jijik ingin meninggalkan [dunia samsara] adalah sejak masa yang tak berawal makhluk hidup telah terbelenggu oleh lima nafsu keinginan sehingga bertumimbal lahir di lima alam kehidupan, mengalami berbagai penderitaan, sebab itu jika tidak muncul perasaan jijik ingin meninggalkan lima nafsu keinginan ini, maka tidak akan pernah bisa terbebas dari penderitaan. Atas dasar inilah harus sering merenungkan betapa tubuh ini penuh dengan nanah, darah, tahi dan air kencing. Seluruh tubuh ini menjijikkan, kotor dan bau.
Sebab itu, Mahaparinirvana Sutra mengatakan: “Tubuh ini ibarat sebuah benteng kota yang dihuni raksasa yang bodoh. Orang bijaksana mana yang menyukai tubuh seperti ini?” Mahaparinirvana Sutra juga mengatakan: “Tubuh ini merupakan kumpulan dari berbagai penderitaan, tidak ada bagian yang bersih, tidak bebas, terbelenggu dan bisa timbul bisul, sedikit pun tidak ada manfaatnya. Bahkan tubuh makhluk alam dewa juga demikian adanya”.
Di kala berjalan, duduk, tidur maupun terjaga, para praktisi hendaknya selalu merenungkan bahwa tubuh ini hanya membawa penderitaan, lalu munculkan perasaan jijik yang mendalam dan bertekad pergi meninggalkannya. Seandainya hubungan suami istri tidak dapat langsung dihentikan, secara berangsur kembangkan perasaan tidak menyukai hal itu dengan berlatih meditasi perenungan tujuh macam kekotoran (Asubha Bhavana).
Satu, visualisasikan bahwa tubuh yang memiliki nafsu seksual ini lahir dari kekotoran batin keserakahan nafsu seksual, inilah yang disebut kekotoran benih.
Dua, tubuh terlahir dari hubungan ayah dan ibu dengan bersatunya merah (ovum) dan putih (sperma), inilah yang disebut kekotoran pembentukan kelahiran.
Tiga, jabang bayi tumbuh berkembang di dalam rahim ibu yang berada di dalam organ tubuh, inilah yang disebut kekotoran tempat tumbuh.
Empat, selama di dalam rahim ibu, satu-satunya makanan adalah darah ibu, inilah yang disebut kekotoran makanan.
Lima, ketika telah tiba waktunya untuk lahir, kepala menghadap leher rahim. Ketika lahir, disertai dengan darah yang bau dan kotor, tempat kelahiran juga berantakan, inilah yang disebut kekotoran waktu lahir.
Enam, seluruh tubuh dibungkus kulit tipis, darah memenuhi seluruh bagian dalam tubuh, inilah yang disebut kekotoran sekujur tubuh.
Tujuh, hingga kemudian setelah meninggal, tubuh membengkak dan membusuk, daging dan tulang berserakan di mana-mana menjadi santapan rubah dan serigala, inilah yang disebut kekotoran mutlak.
Seperti itulah tubuh kita, begitu juga tubuh orang lain. Sebab itu, terhadap nafsu hubungan antara pria dan wanita hendaknya mengembangkan perasaan jijik dan meninggalkannya, serta selalu merenungkan kekotoran tubuh ini. Jika dapat melakukan perenungan tentang kotornya tubuh ini, maka kekotoran batin nafsu seksual akan berangsur-angsur berkurang. Selain itu, dapat juga melakukan sepuluh perenungan seperti yang dikatakan dalam Sutra.
Lebih lanjut, hendaknya mengembangkan ikrar, berikrar aku selamanya meninggalkan Alam Triloka, meninggalkan tubuh pria atau wanita yang memakan makanan tidak karuan, bau, kotor, penuh dengan nanah dan darah tidak bersih, yang terlena dalam lima nafsu keinginan. Berikrar memperoleh tubuh Dharmakaya Tanah Murni. Inilah yang disebut praktik perasaan jijik ingin meninggalkan [dunia samsara].
Yang kedua adalah penjelasan tentang praktik gembira berikrar, yang terbagi atas dua macam. Pertama, terlebih dahulu memahami makna ikrar terlahir di Tanah Murni. Kedua, visualisasikan keagungan Tanah Murni dan dengan hati gembira berikrar terlahir di sana.
Mengenai hal memahami makna ikrar terlahir di Tanah Murni, tujuan berikrar terlahir di Tanah Murni adalah demi membebaskan semua makhluk hidup dari penderitaan. Segera lakukan introspeksi dan sadari bahwa sekarang ini aku belum memiliki kemampuan itu. Jika tetap berada di dunia yang kotor ini dengan kondisi kekotoran batin yang begitu kuat, diri kita akan tercengkeram oleh karma buruk dan terperosok ke tiga alam buruk selama kalpa yang tak terhitung lamanya, demikianlah dari masa tak berawal terus bertumimbal lahir tiada pernah berhenti, kapan bisa menolong makhluk hidup yang menderita?
Sebab itu, berikrar terlahir di Tanah Murni agar dapat berada di sisi para Buddha, jika mencapai anutpattika dharma ksanti, baru mampu menolong para makhluk hidup yang menderita di dunia kotor ini. Sebab itu, Sukhavativyuhopadesa mengatakan: “Yang dimaksud dengan mengembangkan ikrar bodhicitta adalah hati yang berikrar menjadi Buddha. Hati yang berikar menjadi Buddha adalah hati yang menolong makhluk hidup. Hati yang menolong makhluk hidup adalah hati yang mendekap dan melindungi makhluk hidup agar terlahir di Tanah Buddha”.
Berikrar terlahir di Tanah Murni juga harus melakukan dua macam praktik. Pertama, harus menjauhi tiga metode penghambat pintu bodhi. Kedua, harus merealisasikan tiga metode pelancar pintu bodhi.
Apa yang disebut sebagai tiga metode penghambat pintu bodhi?
Satu, bersandar pada pintu kebijaksanaan, tidak mencari kebahagiaan bagi diri sendiri. Sebab itu, menjauhi pikiran serakah menyenangkan diri sendiri.
Dua, bersandar pada pintu welas asih, membebaskan penderitaan semua makhluk hidup. Sebab itu, menjauhi pikiran yang tidak ingin membahagiakan semua makhluk hidup.
Tiga, bersandar pada pintu praktis efektif, harus berbelas kasih dan berkeinginan membahagiakan semua makhluk hidup. Sebab itu, menjauhi pikiran yang mencari penghormatan dan persembahan bagi diri sendiri.
Jika dapat menjauhi tiga metode penghambat pintu bodhi tersebut maka akan dapat merealisasikan tiga metode pelancar pintu bodhi.
Satu, pikiran murni tanpa noda, tidak mencari kebahagiaan bagi diri sendiri. Bodhi adalah kondisi murni tanpa noda, jika mencari kebahagiaan bagi diri sendiri, maka akan mencemari tubuh dan pikiran, pun menghambat pintu bodhi. Sebab itu, pikiran murni tanpa noda adalah pelancar pintu bodhi.
Dua, pikiran murni damai, membebaskan penderitaan semua makhluk hidup. Bodhicitta adalah memberikan kedamaian bagi semua makhluk hidup di dalam kondisi yang tenang dan murni, jika tidak berikrar menolong semua makhluk hidup agar terbebas dari penderitaan samsara, itu bertentangan dengan pintu bodhi. Sebab itu, pikiran murni damai adalah pelancar pintu bodhi.
Tiga, pikiran murni bahagia, berusaha agar semua makhluk hidup mencapai Pencerahan Sempurna Nirvana. Pencerahan Nirvana adalah kondisi kebahagiaan mutlak nan kekal, jika tidak berikrar agar semua makhluk hidup mencapai kondisi kebahagiaan mutlak nan kekal, itu menghalangi pintu bodhi.
Bagaimana agar dapat mencapai bodhi ini? Harus terlahir di Tanah Murni dan selalu berada di sisi Buddha, setelah mencapai anutpattika dharma ksanti, lalu menolong para makhluk hidup menderita di dunia samsara. Welas asih dan kebijaksanaan bersinergis dengan konsentrasi memunculkan kemampuan batin yang bebas tanpa hambatan, inilah bodhicitta. Inilah makna berikar terlahir di Tanah Murni.
Selanjutnya, bagi praktisi praktik gembira berikrar, hendaknya memvisualisasikan kondisi Buddha Amitabha, kondisi Dharmakaya ataupun Samboghakaya. 84.000 wujud di dalam pancaran cahaya emas, setiap wujud memiliki 84.000 ciri agung, setiap ciri agung memancarkan 84.000 cahaya yang selalu menerangi alam semesta serta mendekap dan melindungi semua makhluk hidup yang melafalkan nama Buddha. Lalu visualisasikan keagungan tujuh permata dan suara musik menakjubkan di Tanah Murni. Visualisasi yang lengkap tercantum dalam Amitayur Sutra tentang 16 macam visualisasi. Harus selalu mempraktikkan Buddhanusmrti Samadhi, serta menerapkan dana, sila dan semua praktik kebajikan, lalu melimpahkan semua jasa kebajikan itu bagi semua makhluk hidup agar dapat bersama-sama terlahir di Tanah Murni. Dengan demikian pasti akan terlahir di Tanah Murni. Inilah yang disebut sebagai metode gembira berikrar.
https://www.facebook.com/sinar.dharma/posts/600686943303167
淨土十疑論
隋天臺智者大師說
第一疑
問曰:諸佛菩薩以大悲為業,若欲救度眾生,祗應願生三界,於五濁三塗中,救苦眾生。因何求生淨土自安其身?捨離眾生則是無大慈悲,專為自利障菩提道。
答曰:菩薩有二種,一者久修行菩薩道,得無生忍者,實當所責。二者未得已還及初發心凡夫。凡夫菩薩者,要須常不離佛,忍力成就方堪處三界內,於惡世中救苦眾生。
故智度論云,具縛凡夫,有大悲心願生惡世,救苦眾生者,無有是處。何以故?惡世界煩惱強,自無忍力心隨境轉,聲色所縛自墮三塗,焉能救眾生?
假令得生人中,聖道難得。或因施戒修福得生人中,得作國王大臣富貴自在。縱遇善知識,不肯信用。貪迷放逸廣造眾罪,乘此惡業一入三塗經無量劫。從地獄出受貧賤身,若不逢善知識還墮地獄。如此輪迴至於今日,人人皆如是。此名難行道也。
故維摩經云,「自疾不能救,而能救諸疾人?」
又智度論云:譬如二人各有親眷為水所溺,一人情急直入水救,為無方便力故彼此俱沒。一人有方便,往取船筏乘之救接,悉皆得脫水溺之難,新發意菩薩亦復如是,如是未得忍力,不能救眾生。為此常須近佛,得無生忍已,方能救眾生,如得船者。
又論云,譬如嬰兒不得離母,若也離母,或墮坑井渴乳而死。又如鳥子翅羽未成,只得依樹傍枝不能遠去。翅翮成就,方能飛空自在無礙。
凡夫無力,唯得專念阿彌陀佛使成三昧。以業成故,臨終斂念得生決定不疑。見彌陀佛證無生忍已,還來三界乘無生忍船救苦眾生,廣施佛事任意自在。
故論云:「遊戲地獄,行者生彼國,得無生忍已,還入生死國,教化地獄救苦眾生。」
以是因緣求生淨土,願識其教。故十住婆沙論名易行道也,
【白話釋】
問:諸佛菩薩都是大慈大悲,以救度眾生為志業的。他們只願生在三界,在五濁惡世的三惡道裏,救拔痛苦的眾生。怎麼會求生淨土,獨善其身呢?如果這麼做,豈不是捨離眾生,而失掉了大慈悲心嗎?這種自私自利的行為,豈不是障礙了修菩提道?
答:菩薩有兩種,一種是久遠劫來一直在修菩薩道,而且早已證得無生忍的,也就是你所指責的那種菩薩。一種是尚未證得無生忍及剛開始發菩提心的凡夫。這類凡夫菩薩要經常不離佛的身邊,等無生忍的力量成就之後,才有能力入三界在惡世中拯救苦難的眾生。
所以大智度論說,被貪嗔癡綁得無法動彈的凡夫,就算有很大的慈悲心,想要在五濁惡世中救度苦難的眾生,是沒有什麼用處的。因為五濁惡世裏煩惱的力量很強,如果沒有忍力的話,心就會隨著境界轉。被聲光色相一纏縛之後,自己就先墮落三惡道了,還有什麼能力救眾生嗎?
就算不墮惡道生在人間,佛法也是很難得再聽聞了。又或許由於修過布施持戒等福,因此生在人間當上國王大臣,而得到富貴,過著自在的日子。縱然遇到善知識教,也不肯相信了。這時就容易因貪欲而沈迷在放逸的享受裏,於是就造了許多罪業。由於這些罪業,結果墮落三惡道裏,經過無量劫的時間之後,才再從地獄裏面出來。這時投胎人間得的是貧賤之身,若是又沒有遭逢善知識的話,很可能又因為造罪而又墮落地獄。像這樣子輪迴不已一直到今天,其實我們每一個人,生生世世都是這樣的。這種能力不足的發大心修行法,叫做難行道,就是很難修成之道。
所以維摩經說:「自己病了都救不了自己,而還能夠去救其他的病人嗎?」
大智度論又說,譬如有兩個人,親屬都掉到水裏。有一個人情急之下,也立刻縱身入水救人,可是因為不會游泳,也不會其他的出水方法,因此和親屬一起都淹死了。另外一個人就曉得要去找船,然後乘船去救接溺水的親屬,結果兩人都安然無恙。剛發菩提心的菩薩也一樣,忍力沒有成就以前,是沒有能力去救眾生的。因此要常親近佛,證得無生忍之後,才能救度眾生,好比找到船那人一樣。大智度論又說,譬如嬰兒不能離開母親,如果離開母親或是掉到坑洞或井裏,嬰兒就會因為沒有乳飲而死亡。又有如翅膀未長成的小鳥,只能依靠在樹枝四周,不能離開遠去。等到羽翼成就之後,自能一飛沖天,自由自在,毫無障礙。
而我們凡夫毫無一點力量,只能專心念阿彌陀佛,以便修成念佛三昧。由於信願行三業具備,臨命終時收攝身心一心念佛,能夠往生是一定的。到了極樂世界花開之後,見到阿彌陀佛,然後證成無生法忍。那時再到三界來,乘坐無生法忍的大願船,來救濟苦惱眾生,那時就有任意自在的能力,可以廣泛的大作佛事了。
因此大智度論說,修行者在地獄裏,其實是遊戲,因為他證得無生法忍,具備遊戲神通能力,可以自在出入生死國,到地獄裏教化眾生,使他們脫離苦海。
因此之故,要求生淨土,願大家認識清楚求生淨土的真正意思。所以十住婆沙論把求生淨土稱為易行道,也就是容易修成之道。
第二疑
問:諸法體空,本來無生,平等寂滅。今乃捨此,求彼生西方彌陀淨土,豈不乖理哉?又經云:「若求淨土,先淨其心,心淨故即佛土淨。」此云何通?
答:釋有二義,一者總答,二者別答。總答者,汝若言求生西方彌陀淨土,則是捨此求彼,不中理者。汝執住此,不求西方,則是捨彼著此,此還成病,不中理也。又轉計云,我亦不求生彼,亦不求生此者,則斷滅見。
故金剛般若經云:「須菩提,汝若作是念,發阿耨菩提者,說諸法斷滅相。莫作是念,何以故?發菩提心者,於法不說斷滅相。」
二別答者,夫不生不滅者,於生緣中,諸法和合,不守自性。求於生體,亦不可得此生。生時無所從來,故名不生。不滅者,諸法散時,不守自性,言我散滅。此散滅時,去無所至,故言不滅。非謂因緣生外,別有不生不滅。亦非不求生淨土,喚作無生。
為此中論偈云:「因緣所生法,我說即是空,亦名為假名,亦名中道義。」
又云:「諸法不自生,亦不從他生,不共不無因,是故知無生。
又維摩經云:「雖知諸佛國及與眾生空,而常修淨土教化諸群生。
又云:「譬如有人,造立宮室。若依空地,隨意無礙。若依虛空,終不能成。」
諸佛說法,常依二諦。不壞假名,而說諸法實相,智者熾然求生淨土,達生體不可得,即是真無生,此謂心淨故即佛土淨。愚者為生所縛,聞生即作生解,聞無生即作無生解。不知生者即是無生,無生即是生,不達此理,橫相是非。瞠他求生淨土,幾許誤哉。此則是謗法罪人,邪見外道也。
【白話釋】
問:諸法的本體是空的,本來就沒有生,是平等寂滅的。現在要捨棄這些,求生到西方阿彌陀佛的淨土去,難道不是乖違佛理了嗎?而且經典上說:「想要求淨土,要先清淨自己的心,心清淨了,佛土也就清淨了。」因此我們要求生淨土,不是就不通了嗎?
答:分兩方面回答你,一個是總體回答,一個是分別回答。總答如下,你說求生西方阿彌陀佛的淨土,是捨棄這裏而求生到那裏,是不合乎中道之理的。那麼你執著這裏,而不求生西方,這不也是捨棄那裏而執著這裏嗎?弊病是一樣的,也都是你所說非中道之理。如果你又想說,那我就也不求生那兒,也不求生這兒好了。如果是這樣的話,那就叫做斷滅見。
所以金剛經上,佛告訴須菩提說:「須菩提呀,你如果用這種念頭來發究竟菩提心的話,那就叫做斷滅相。你千萬不要這麼想,因為發菩提心的人,是不說斷滅之見的。」
別答如下,現在告訴你不生不滅的意思,先講不生。所謂不生,是指生的因緣,是由於諸法的和合而成的,它是沒有一個堅守的自性的。然而尋求此生物之本體,也找不到。它生的時候,不知道從那裏來,所以叫做不生。其次講不滅,不滅是說諸法散時,它也沒有堅守一個自性,說我要散滅了。當它散滅時,不知它到了何處,所以叫做不滅。所以說,並不是因緣生之外,另外有一個不生不滅。也不是說不求生淨土,就叫做不生。
因此中觀論有一首偈語說:「由因緣而出生之諸法,我說這就是所謂的空,也就是所謂的假名字,這一切就叫做中道法。」
中觀論又說:「諸法不是自己生出來的,也不是別人來替他生的,不是共同生也非自然生,故可知諸法根本就無生。」
維摩經說:「雖然知道諸佛的國土和眾生是空的,但是卻依然經常修行以莊嚴淨土,經常教導度化諸眾生。」
維摩經又說:「譬如有人,想要蓋房子。如果在地上的空曠之處蓋的話,就可以沒有障礙而隨自己的意思蓋。如果想在虛空中蓋房子的話,那是永遠也蓋不成的。」
要知道諸佛的說法,經常是應用虛假的文字語言,來講述真諦與俗諦的道理,再從中透露出諸法實相的義理出來。有智慧的人精進不懈求生極樂淨土,從而達成不可得的生之本體,這就是真正的無生,也就是所謂的心清淨的話,佛土就清淨。而愚蠢的人,往往被字眼束縛住,聽到生這個字,就把它死死的當個生來看待。聽到不生這兩個字,又把它當成不生來看待。他們不知道生就是不生,不生就是生。結果由於不了達此中的道理,而橫生了許許多多的是非諍論,反而瞠怪別人求生淨土。這種錯誤實在是太大了,這就是所謂的譭謗佛法的罪人,也就是邪知見的外道呀。
第三疑
問:十方諸佛,一切淨土,法性平等,功德亦等。行者普念一切功德,生一切淨土。今乃偏求一佛淨土,與平等性乖。云何生淨土?
答:一切諸佛土,實皆平等。但眾生根鈍,濁亂者多,若不專繫一心一境,三昧難成。專念阿彌陀佛,即是一相三昧。以心專至,得生彼國。
如隨願往生經云,普廣菩薩問佛:「十方悉有淨土,世尊何故偏贊西方彌陀淨土,專遣往生?」
佛告普廣:「閻浮提眾生,心多濁亂,為此偏贊西方一佛淨土。使諸眾生,專心一境,即易得往生。若總念一切佛者,念佛境寬,則心散漫,三昧難成,故不得往生。
「又求一佛功德,與一切佛功德無異,以同一佛法性故。為此念阿彌陀佛,即念一切佛。生一淨土,即生一切淨土。」
故華嚴經云:「一切諸佛身,即是一佛身。一心一智慧,力無畏亦然。」
又云:「譬如淨滿月,普應一切水。影像雖無量,本月未曾二。如是無礙智,成就等正覺。應現一切剎,佛身無有二。」
智者以譬喻得解,智者若能達一切月影即一月影,一月影即一切月影。月影無二,故一佛即一切佛,一切佛即一佛。法身無二,故熾然念一佛時,即是念一切佛也。
【白話釋】
問:十方諸佛和一切淨土,他們的法性都是平等的,功德也一樣。修行人應該要念一切功德,往生一切淨土才是呀,而現在我們 只偏求一尊佛,只求往生一個淨土。這豈不是和平等性相乖違嗎?請問為何只求生西方淨土?
答:一切諸佛及淨土,確實都是平等的。但是由於眾生的根器鈍,內心混濁雜亂的人多。如果不專心只放在一件事物上的話,三昧是很難修得成的。專心念阿彌陀佛,就是修一相三昧。由於專心到了極點,所以能夠往生極樂世界。
好比隨願往生經裏,普廣菩薩問佛說:「十方世界也都有很多的淨土呀,為什麼世尊您偏偏只稱讚西方阿彌陀佛的淨土,專門要眾生往生那裏呢?」
佛陀回答普廣菩薩說:「閻浮提的眾生,大部分人的心都很混濁雜亂,因此我我只特別稱讚一尊西方的佛及他的淨土,是為了要使那些眾生,能夠專心在一個境界上,這樣才比較容易能夠往生。如果要他們念所有一切佛的話,境界就太寬廣了,那麼心就會散漫。心一散漫,三昧就很難成就,三昧不成就沒有辦法往生了。
「其實求一尊佛的功德,和求一切佛的功德是一樣的,因為佛性相同之故。因此,念阿彌陀佛也就等於念一切的佛。求生極樂世界,就等於求生一切的淨土。」
因此華嚴經說:「一切佛的法身,也就是一尊佛的法身。一尊佛的心、智慧、十力、四無畏,和一切佛也是一樣的。」
華嚴經又說:「好比十五日的月亮,映照在一切的水中,雖然月亮的影像很多,但是未來的月亮也還只是天上的那一個。這月亮就好比修成究竟佛的無礙智,能夠在任何時間,任何地點感應示現。佛的法身就和月亮是一樣的,只有一個而沒有二個。」
有智慧的人,可以從譬喻裏獲得解悟。有智慧的人如果能夠瞭解一切的月影,就是一個月亮之所現,一個月亮,就是一切的月影源頭,因此月亮和月影是無二無別的道理,那麼他也就能夠明白一尊佛就是一切的佛,一切的佛也就是一尊佛,因為法身無二無別之故。所以,精進專心念一尊佛時,也就是精進專心在念一切的佛。
第四疑
問:等是念求生一佛淨土,何不十方佛土中,隨念一佛淨土隨得往生,何須偏念西方彌陀佛耶?
答:凡夫無智,不敢自專。專用佛語,故能偏念阿彌陀佛。云何用佛語?釋迦大師一代說法,處處聖教,唯勸眾生,專心偏念阿彌陀佛,求生西方極樂世界。如無量壽經、觀經、往生論等,數十餘部經論文等,殷勤指授,勸生西方,故偏念也。又彌陀佛別有大悲四十八願,接引眾生。
又觀經云:「阿彌陀佛有八萬四千相,一一相有八萬四千好。一一好放八萬四千光明,遍照法界。念佛眾生,攝取不捨。若有念者,機感相應,決定得生。」
又阿彌陀經、大無量壽經、鼓音王陀羅尼經等云:「釋迦佛說經時,皆有十方恒沙諸佛,舒其舌相,遍覆三千大千世界,證成一切眾生念阿彌陀佛,乘佛大悲本願力故,決定得生極樂世界。」
當知阿彌陀佛與此世界,偏有因緣。何以得知?無量壽經云:「末世法滅之時,特駐此經,百年在世,接引眾生往生彼國。」故知阿彌陀佛與此世界極惡眾生,偏有因緣。其餘諸佛,一切淨土,雖一經兩經,略勸往生。不如彌陀佛國,處處經論,殷勤叮嚀,勸往生也。
【白話釋】
問:同樣是念一佛求生一淨土,那麼何不在十方佛土中,隨自己的意思念一尊佛求生他的淨土,何必一定要念西方阿彌陀佛呢?
答:凡夫沒有什麼智慧,不敢隨自己的意思念佛。只敢照著佛說的話去做,所以專門只念阿彌陀佛。為什麼說只聽佛所言呢?因為釋迦牟尼佛在世時所說的法,流傳下來的經典裏,到處都在勸眾生專心念阿彌陀佛,求生西方極樂世界。好比無量壽經、觀無量壽佛經及往生論等等,幾十部的經典、論著及文章中,都殷勤指點教授眾生,勸大家往生西方,所以眾生專門念阿彌陀佛的多。而且阿彌陀佛特別發了四十八個大悲願,來接引眾生。
觀無量壽佛經裏說:「阿彌陀佛有八萬四千種相貌,每一種相貌都有八萬四千種妙好。每一種妙好都放八萬四千種光明,這種光明遍照法界念佛的眾生。由於光明一直照射不捨,因此誠心念阿彌陀佛的人,就會獲得感應,最後一定能往生極樂世界。」
阿彌陀經、無量壽經及鼓音王陀羅尼經等都說:「釋迦牟尼佛講淨土法門時,十方像恒河沙數那麼多的佛,都會把舌頭伸出來,蓋滿整個三千大千世界,以證明一切眾生,只要肯念阿彌陀佛,那麼就能乘佛的大悲心跟本願力,一定能往生極樂世界。」
要知道阿彌陀佛和我們這個世界,特別有緣。何以得知呢?因為無量壽經裏說:「將來佛法要滅亡之前,這部經還特別留在人間一百年,以接引眾生往生西方淨土,之後佛法才整個消失。」因此我們知道阿彌陀佛和娑婆世界裏非常惡劣的眾生,有特別的因緣。其他的佛和他們的淨土,只有在一兩部經提到,只略微勸眾生往生而已。不像阿彌陀佛的淨土,處處經論都殷勤叮嚀,勸大家往生。
第五疑
問:具縛凡夫惡業厚重,一切煩惱一毫未斷,西方淨土出過三界,具縛凡夫云何得生?
答:有二種緣,一者自力,二者他力。自力者,此世界修道,實未得生淨土。是故瓔珞經云:「始從具縛凡夫,未識三寶,不知善惡因之與果,初發菩提心。以信為本住在佛家,以戒為本受菩薩戒。身身相續戒行不闕,經一劫二劫三劫,始至初發心住。如是修行十信十波羅蜜等無量行願,相續無間滿一萬劫,方始至第六正心住。若更增進,至第七不退住,即種性位。」此約自力,卒未得生淨土。
他力者,若信阿彌陀佛大悲願力攝取念佛眾生,即能發菩提心行念佛三昧,厭離三界。身起行施戒修福,於一一行中,回願生彼彌陀淨土,乘佛願力機感相應即得往生。
是故十住婆沙論云:「於此世界修道有二種,一者難行道。二者易行道,難行者,在於五濁惡世,於無量佛時,求阿裨跋致甚難可得。
「此難無數塵沙說不可盡,略述三五。一者外道相善,亂菩薩法。二者無賴惡人,破他勝德。三者顛倒善果,能壞梵行。四者聲聞自利,障於大慈。五者唯有自力,無他力持。譬如跛人步行,一日不過數裏,極大辛苦,謂自力也。
「易行道者,謂信佛語,教念佛三昧,願生淨土。乘彌陀佛願力攝持,決定往生不疑也。如人水路行,藉船力故須臾即至千里,謂他力也。譬如劣夫從轉輪王,一日一夜周行四天下,非是自力,轉輪王力也。」若言有漏凡夫不得生淨土者,亦可有漏凡夫應不得見佛身。然念佛三昧並無漏善根所起,有漏凡夫隨分得見佛身 相也,菩薩見微細相。
淨土亦爾,雖是無漏善根所起,有漏凡夫發無上菩提心,求生淨土,常念佛故伏滅煩惱,得生淨土,隨分得見 相,菩薩見微妙相,此何所疑?
故華嚴經說:「一切諸佛剎,平等普嚴淨,眾生業行異,所見各不同。」即其義也。
【白話釋】
問:身心全被束縛,不得自在的凡夫,惡業既厚又重,一切的煩惱一絲一毫都未斷。而西方極樂世界的淨土,是超出三界的,具縛凡夫如何能夠往生呢?
答:因為凡夫可以靠自力和他力這兩種因緣,而得以往生。所謂自力是說,靠自己的力量在此世界修行,而單靠自力修行,是無法往生淨土的。因此瓔珞經說:「從具縛凡夫開始,不認識佛法僧三寶,不知道善惡因果的關係。後來接觸佛法而且相信佛法,這時就開始發菩提心,去受菩薩戒。接著就生生世世不斷的不破戒修行,修到三劫之後,才能達到別教初住位,也就是所謂的初發心住。接下來就修十信位的十種波羅蜜等無量的願行,一直不間斷的修直至滿一萬劫為止,這時才能證到第六的正心住。如果再加緊用功的話,就能更上一層樓,進入第七的不退住,就是種性位。」這是就自力修行而言,到此為止,還是沒有能力往生淨土。
所謂他力是說,若是相信阿彌陀佛的大悲願力,能夠攝取念佛的眾生,於是就開始發菩提心,開始修念佛三昧,心裏很厭惡三界,很想離開三界,並且身體力行修布施、持戒等的善行福報,還把所有的善行福報,全部都回向願意往生阿彌陀佛的極樂淨土,最後乘佛的願力及自己的念力,互相感應而得以往生。
因此十住婆沙論說:「在這世間有兩種修行的方法,一種容易,一種難。難行道是說,在五濁惡世修行,要歷經無量的佛,要想修到不退轉之位,實在很難。
其中的艱難是無數塵沙劫的時間也說不完的。簡單歸納有五點:一、或許會和其他外道成為好朋友,結果受影響,壞了自己的菩薩修行法。二、很可能遇到無恥兇惡之人,被他破壞自己殊勝的德行。三、很可能獲得富貴等之善業果報,結果由於富貴的弊病,反而破壞了禪定不淫的的清淨梵行。四、可能會墮落成小乘,只求自己得出離,而障礙了大悲心。五、由於只靠自己的力量,沒有佛力的加持,就好比跛腳的人,一天最多只能走幾裏路,非常辛苦。這就是完全靠自己力量的結果。
「易行道就是相信佛說的話,修念佛三昧,發願往生淨土,靠佛的願力攝持,決定能往生,一點也不懷疑。好比走水路的人,藉著船的力量,片刻就可以走千裏,這就叫做他力。譬如愚劣的凡夫跟著轉輪王,一天一夜就可以行遍四天下,這不是他的力量,而是轉輪王輪寶的力量。」
如果有人認為,有煩惱的有漏凡夫不能往生淨土,那是不是就表示有煩惱的凡夫也應該見不到佛才是呢?然而並非如此。我們知道念佛三昧是隨著無煩惱的無漏善根而引發起來的,有漏的凡夫還是可以隨著他修行的程度,而見得到佛身的粗略相貌,菩薩見得的是佛的微細相貌。
往生淨土也是一樣,雖然淨土是無漏善根的果報,但是有漏凡夫只要發了無上的菩提心,求生淨土,經常念佛之故,所以能把煩惱伏住或斷滅,因此而得以往生淨土。並且能隨各人的功力見到佛的粗略相,而菩薩見到的是微妙相。這是沒有什麼好懷疑的。
因此華嚴經說:「所有諸佛的淨土,全都是一樣的莊嚴清淨,只是由於眾生各人的業力及修行程度不同,所以各各所見不同。」就是這個意思。
第六疑
問:設令具縛凡夫得生彼國,邪見三毒等常起,云何得生彼國,即得不退,超過三界?
答曰:得生彼國,有五因緣不退。云何為五?一者阿彌陀佛大悲願力攝持,故得不退。二者佛光常照故,菩提心常增進不退。三者水鳥樹林,風聲樂響,皆說苦空。聞者常起念佛念法念僧之心,故不退。四者彼國純諸菩薩以為良友,無惡緣境。外無神鬼魔邪,內無三毒等。煩惱畢竟不起,故不退。五者生彼國即壽命永劫,共菩薩佛齊等,故不退也。
在此惡世日月短促。經阿僧祇劫復不起煩惱,長時修道,云何不得無生忍也?此理顯然,不須疑也。
【白話釋】
問:就算具縛凡夫能得往生西方淨土,但是由於邪知見及貪嗔癡的三毒經常會起來,怎麼可能生到那裏之後,就能夠證到不退之位,超出三界呢?
答:生到西方淨土,證得不退位,有五個原因。一、由於阿彌陀佛大悲願力的攝持,所以能夠證不退。二、由於經常被佛光照著,所以菩提心經常能增進,所以能不退。三、極樂世界的流水、鳥雀、樹木、風聲及音樂等,全都在講苦、空、無常、無我的道理,聽到的人就會經常起念三寶的心,由於經常念佛念法念僧,所以修行不會退。四、彼國人民全部都是菩薩,因此到處都是善知識,沒有娑婆世界那種惡劣的環境。在那兒外面沒有邪魔鬼神來害人,內心又不容易起貪嗔癡三毒,由於煩惱不起,所以修行不會退轉。五、生到彼國之後,壽命就和佛、菩薩一樣無量,因此修行不會退。而在我們這個娑婆世界的五濁惡世裏,壽命短得很。在那兒經過阿僧 劫那麼長的時間不起煩惱的修行,怎麼會不證無生忍呢?道理十分明白,因此無須懷疑。
第七疑
問:彌勒菩薩一生補處即得成佛,上品十善得生彼處見彌勒菩薩。隨從下生三會之中,自然而得聖果。何須求生西方淨土耶?
答:求生兜率,一日聞道見佛,勢欲相似。若細比校大有優劣,且論二種。
一者縱持十善恐不得生,何以得知?彌勒上生經云:「行眾三昧,深入正定,方始得生。」更無方便接引之義。不如阿彌陀佛本願力、光明力,但有念佛眾生,攝取不捨。又釋迦佛說九品教門方便接引,殷勤發遣生彼淨土。但眾生能念彌陀佛者,機感相應必得生也。如世間慕人能受慕者,機會相投必成其事。
二者兜率天宮是欲界,退位者多。無有水鳥樹林風聲樂響,眾生聞者,悉念佛發菩提心伏滅煩惱,又有女人皆長諸天愛著五欲之心。又天女微妙諸天耽玩不能自勉,不如彌陀淨土水鳥樹林風聲樂響,眾生聞者,皆生念佛發菩提心伏滅煩惱。又無女人二乘之心,純一大乘清淨良伴。為此煩惱惡業畢竟不起,遂至無生之位。如此比校,優劣顯然,何須致疑也。
如釋迦佛在世之時,大有眾生見佛不得聖果者如恒沙。彌勒出世亦爾,大有不得聖果者。未如彌陀淨土,但生彼國已,悉得無生法忍,未有一人退落三界,為生死業縛也。
又聞西國傳云,有三菩薩,一名無著,二名世親,三名師子覺。此三人契志同生兜率願見彌勒,若先亡者得見彌勒誓來相報。師子覺前亡,一去數年不來,後世親無常,臨終之時無著語云:「汝見彌勒即來相報。」世親去已三年始來。
無著問曰:「何意如許多時始來?」
世親報云:「至彼天中,聽彌勒菩薩一坐說法,旋繞即來相報。為彼天日長故,此處已經三年」
又問:「師子覺今在何處?」
世親報云:「師子覺為受天樂,五欲自娛在外眷屬,從去已來總不見彌勒。」
諸小菩薩生彼尚著五欲,何況凡夫?為此願生西方定得不退,不求生兜率也。
【白話釋】
問:彌勒菩薩是補位佛,下次就輪到他在娑婆世界成佛。只要修成上品的十善法,就能生到兜率天見到彌勒菩薩,然後可以跟隨彌勒菩薩下生人間,在龍華三會中,就能證得聖果。何必要求生西方的淨土呢?
答:求生西方與求生兜率,都能在一日之間聞道見佛,這兩種情形,大致上看起來似乎很相似,不過仔細比較一下的話,就大有優劣之別了。現在且分兩方面來講。
首先,就算能夠修十善法,恐怕也未必能往生。何以見得呢?因為彌勒上生經上說:「要修行眾多的三昧,要深深的進入正定聚,才能夠往生。」此外並沒有其他方便的接引,所以比不上阿彌陀佛用本願力和光明力,攝取念佛的眾生。而且釋迦牟尼佛又講九品往生的方便接引法門,殷勤的勸眾生往生彼土。只要眾生能念彌陀佛,機感相應就能往生。好比世間互相戀慕的兩人,只要有機會相見,必然一拍即合。
其次兜率天宮屬於欲界,在那兒修行的諸天退步的很多。而且那兒又有女人,這些都是讓修行者增長貪愛五欲的環境。再說天女極美。諸天容易被迷惑而沈迷欲愛不能自拔。所以兜率天不如西方淨土,極樂世界的流水鳥雀樹林風聲樂音,全都在說法,能提起眾生正念,使眾人生起念佛之心及發菩提心,而伏滅煩惱。那兒又無女人及小乘人,全部是大乘行者。因此,那兒的眾生煩惱惡業都不會起來,最後就能修到無生忍之位。兩相比較之下,優劣一眼就看出來,還須要懷疑嗎?
而且釋迦佛在世的時候,見到佛而沒有證聖果的人多如恒河沙數。將來彌勒佛出世也一樣,見到佛而沒有證到聖果的大有人在。因此比不上彌陀的淨土,只要能往生,統統都能證到無生忍。不會有任何一個人墮落到三界,被生死之業所束縛的。
印度的傳記裏,有這麼一則故事。曾經有三位菩薩,一位叫無著,一位叫世親,一位叫師子覺。他們三人相約要往生兜率內院見彌勒菩薩,先死的人見到彌勒菩薩後,要回來告訴世間還活著的人。後來師子覺死了,結果很多年都沒見到回來通報。接著世親也不行了,臨終前,無著就叮嚀他說:「你見到彌勒菩薩之後,要馬上回來告訴我呀。」結果世親去了三年之後才來相告。
無著就問他:「怎麼去那麼久才回來呢?」
世親回答說:「我到了兜率天,只聽彌勒菩薩一坐說法而已,旋繞禮畢之後,我就馬上回來告訴你了。因為那裏的日子長之故,所以這裏就已經三年了。」
無著又問:「師子覺現在在那裏呀?」
世親回答說:「師子覺去享受天樂去了,他沈迷在五欲裏,只能當彌勒菩薩的外眷屬,因此到目前為止,都還無緣見到彌勒菩薩。」
由此可知,小菩薩生到那兒,還會沈迷五欲,何況是凡夫呢?因此大家一定要發願往生西方,在那兒一定能證得不退,所以不應該求生兜率天呀。
第八疑
問:眾生無始已來,造無量業。今生一期不逢善知識,又復作一切罪業。無惡不造,云何臨終十念成就,即得往生出過三界,結業之事云何可通?
釋曰:眾生無始以來,善惡業種多少強弱並不得知,但能臨終遇善知識十念成就者,皆是宿善業強,始得遇善知識十念成就。若惡業多者,善知識尚不可逢,何可論十念成就?
又汝以無始已來惡業為重,臨終十念為輕者。今以道理三種校量輕重不定,不在時節久近多少。云何為三?一者在心,二者在緣,三者在決定。
在心者,造罪之時,從自虛妄顛倒生。念佛者,從善知識聞說阿彌陀佛真實功德名號生。一虛一實豈得相比?譬如萬年暗室,日光暫至而頓滅,豈以久來之不肯滅耶?
在緣者,造罪之時,從虛妄癡 心,緣虛妄境界顛倒生。念佛之心,從聞佛清淨真實功德名號,緣無上菩提心生。一真一偽豈得相比?譬如有人被毒箭,中箭深毒滲傷肌破骨。一聞滅除藥鼓,即箭出毒除,豈以箭深毒滲而不肯出也?
在決定者,造罪之時。以有間心有後心也。念佛之時,以無間心無後心,遂即捨命,善心猛利是以即生,譬如十圍之索千夫不制,童子揮劍須臾兩分。又如千年積柴,以一豆火焚,少時即盡。
又如有人一生已來,修十善業應得生天。臨終之時起一念決定邪見,即墮阿鼻地獄。惡業虛妄以猛利故,尚能排一生之善業令墮惡道。豈況臨終猛心念佛真實,無間善業不能排無始惡業,得生淨土,無有是處。
又云,一念念佛,滅八十億劫生死之罪。為念佛時心猛利故,伏滅惡業決定得生,不須疑也。
上古相傳判十念成就,作別時意者,此定不可。何以得知?攝論云:「由唯發願故,全無有行。」雜集論云:「若願生安樂國土即得往生,若聞無垢佛名即得阿耨菩提者。」並是別時之因,全無有行。若將臨終,無間十念猛利善行是別時意者,幾許誤哉。願諸行者深思此理,自牢其心莫信異見,自墮陷也。
【白話釋】
問:眾生長久以來,就造了無量的惡業。這一輩子如果又沒有遇到善知識,結果又無惡不造。請問臨終時,念十口氣的佛號,就能往生而超出三界嗎,從善惡因果的道理來講,怎麼通呢?
答:眾生無始以來所造的善惡業,多寡及強弱情況不得而知。但是如果臨終時能遇到善知識教念佛求生西方,而且果真十口氣念佛即往生成功的,那都是由於宿世善業很強的緣故,否則是不會遇到善知識,最終還能往生的。而宿世惡業強的人,連善知識都遇不到,那就更不用提十念往生了。
你認為無始以來的惡業分量很重,而臨終十念的分量很輕。其實這種輕重是不一定的,不在於時間的長短及罪業的輕重,而決定在下列三項因素:一、在心,二、在緣,三、在決定。
在心是說,造罪業的時侯,是從虛妄顛倒的心念所產生的。而念佛的人,是聽到善知識教念佛法門,知道阿彌陀佛的真實功德名號之後,用真心誠意的心來念佛的。由此可知,造罪是虛妄心,念佛是真實心,這一虛一實,如何有得比呢?譬如有一間屋子,已經暗了一萬年。當它被日光一照的時候,黑暗馬上就消失了。難道黑暗會因為它已經暗了一萬年之久,而不肯消失嗎?
在緣是說,造罪業的時候,是從虛妄愚暗的心,緣由虛妄顛倒的境界而起的。而念佛的心,是從聽聞佛的清淨真實功德名號,緣由無上的菩提心而生的。這兩種一真一假,怎麼能相比呢?譬如有人被毒箭射中,雖然中箭很深,毒液已滲透肌骨,但是只要一聽到除毒鼓的鼓聲,毒箭馬上就會應聲而出,不會因為毒藥已滲入肌骨而不肯出來。 在決定是說,造罪業的時候,是以將來還要犯的心,斷斷續續的在造罪。而念佛的人念佛之時,已下定決心要脫離三界,以不再以凡夫身投胎人間的心,持續不間斷的念佛,因此而捨命。由於這種善心十分猛利,於是得以往生。譬如有一條繩索,粗得十個人才抱得住,雖然一千個人來拉也拉不斷。而一個小孩子,只要用銳利的劍,一下子就能把它切斷。又好比堆積了一千年的木柴,只要用像豆子那麼小的一點火苗焚燒它,一下子它也就被燒光了。
又好比有一個人,一生都在修十善業,照道理應該可以生天的。但是臨終的時候,他突然起了堅決不移的邪知見,而這一念的邪見,卻讓他馬上墮落阿鼻地獄。你看惡業雖然虛妄,但是由於非常猛利之故,結果還能排除他一生修的十善業,而使他墮落惡道裏。因此難道臨終時用猛利心來念真實功德的佛號,而不能排除無始以來的惡業,而得以往生淨土嗎?
佛經上又說,只要用一念清淨的心來念佛,就能夠滅除八十億劫的生死重罪。因此念佛的時候,由於心猛利故,可以伏止消滅惡業,一定可以往生。這點你是不須要懷疑的。
以前有人把十念成就解釋成,只要臨終念十氣佛號就能往生,這是絕對錯誤的說法。為什麼呢?因為攝大乘論裏說:「這只是發願而已,實際上卻並沒有修行。」雜集論裏說:「如果願意往生安樂國土,就可以往生。若是聽聞無垢佛的名字,就可以證得佛果。」這些講的都只是最初所種的因,及最後所成的果,而省略了中間的修行法。如果有人把臨終無間十念善行,當成只要臨終念十口氣佛號的話,那真不知道要耽誤多少人呀。希望各位修行者要深思此中的道理,要堅定自己的信念,不要被邪知見誤導,以免墮落。
第九疑
問:西方去此十萬億佛剎,凡夫劣弱云何可到?又往生論云:「女人及根缺,二乘種不生。」既有此教,當知女人及以根缺者,定必不得往生。
答:對凡夫肉眼生死心量說爾,西方去此十萬億佛剎。但使眾生淨土業成者,臨終在定之心,即是淨土受生之心,動念即是生淨土時。 為此觀經云:「彌陀佛國去此不遠。」又業力不可思議,一念即得生彼,不須愁遠。又如人夢,身雖在床,而心意識遍至他方,一切世界如平生不異也。生淨土亦爾,動念即至,不須疑也。
女人及根缺,二乘種不生者,但論生彼國,無女人及無盲聾 人,不道此間女人根缺人不得生。彼若如此說者,愚癡全不識經意。即如韋提女人,是請淨土主,及五百侍女,佛授記悉得往生彼國。但此處女人及盲聾 人,心念彌陀佛悉生彼國已,更不受女身,亦不受根缺身。
二乘人但回心願生淨土,至彼更無二乘執心。為此故云:「女人及根缺,二乘種不生。」非謂此處,女人及根缺人不得生也。
故無量壽經四十八願云:「設我得佛,十方世界一切女人,稱我名號厭惡女身,捨命之後更受女身者,不取正覺。」況生彼國更受女身?根缺者亦爾。
【白話釋】
問:西方極樂世界離我們這兒有十萬億佛剎那麼遙遠,我們這些劣弱的凡夫,如何到得了?往生論裏面說:「女人及根缺,二乘種不生。」既然論這麼說,那就表示女人和殘障者,一定不能生到那兒去啦。
答:你認為西方淨土遙遠,凡夫劣弱難生,是以凡夫的肉眼來看,以凡情的生死心來說的。要知道極樂世界雖然離我們的娑婆世界有十萬億佛剎那麼遠,可是只要眾生的淨土業修成的話,臨終時淨定的心,就是在淨土受生的心。起心動念之時,就是往生淨土之時。
因此觀無量壽佛經說:「阿彌陀佛的極樂國,離我們這兒並不遠。」而且業力是不可思議的,只要一念清淨就能往生,所以用不著擔心那兒遙遠。又好比我們做夢,身體雖然躺在床上,而我們的心意識卻已經神遊到其他的地方去了,而世間的一切卻如平常一樣毫無不同。往生淨土也和做夢一樣,心頭動念就到了,用不著懷疑。
女人及根缺,二乘種不生是說,已經生到那裏的,沒有人是女人、瞎子、耳聾者或啞巴。而不是說這裏的女人及殘障者,不能生到那兒去。如果這麼認為的話,那就太笨了,根本就不瞭解佛經的意思。經裏面韋提王后是女人,她也是請佛講淨土的當機者,佛陀授記她和五百位宮女都能往生極樂國。因此娑婆世界的女人及盲聾暗啞的人,只要修淨土法門,往生極樂國之後,就不再是女人身,也不會是殘障者了。
小乘人只要回小向大,發菩提心,願意往生極樂國。到了淨土自然就不會再有小乘人的執著。這是往生論所謂「女人及根缺,二乘種不生」的意思,不是說這裏的女人及殘障者不夠資格往生。
無量壽經裏,阿彌陀佛發四十八願,其中一願說:「當我成佛時,十方世界的一切女人,要是厭惡自己是女人,如果稱念我的名號,死了之後下輩子還是女性之軀的話,我就不成佛。」何況生到該國,還會是女人身嗎?殘障者也一樣。
第十疑
問:今欲決定求生西方,未知作何行業,以何為種子,得生彼國?又凡夫俗人皆有妻子,未知不斷淫欲得生彼否?
答:欲決定生西方者,具有二種行,定得生彼。一者厭離行,二者欣願行。
言厭離行者,凡夫無始已來為五欲纏縛,輪迴五道備受眾苦,不起心厭離五欲未有出期。為此常觀此身膿血屎尿,一切惡露不淨臭穢。
故涅槃經云:「如是身城,愚癡羅剎止住其中,誰有智者當樂此身?」又經云:「此身眾苦所集,一切皆不淨,扼縛癰瘡等根本無義利,上至諸天身皆亦如是。」
行者若行若坐,若睡若覺,常觀此身唯苦無樂深生厭離。縱使妻房不能頓斷,漸漸生厭作七種不淨觀。一者觀此淫欲身從貪愛煩惱生,即是種子不淨。二者父母交會之時赤白和合,即是受生不淨。三者母胎中在生藏下居熟藏上,即是住處不淨。四者在母胎時唯食母血,即是食 不淨。
五者日月滿足頭向產門,膿血俱出臭穢狼藉,即是初生不淨。六者薄皮覆土,其內膿血遍一切處,即是舉體不淨。七者乃至死後膨脹爛壞,骨肉縱橫狐狼食 ,即是究竟不淨。
自身既爾他身亦然,所愛境界男女身等,深生厭離常觀不淨。若能如此觀身不淨之者,淫欲煩惱漸漸滅少。又作十想等觀,廣如經說。
又發願,願我永離三界雜食,臭穢膿血不淨,耽荒五欲男女等身,願得淨土法性生身。此謂厭離行。
二明欣願行者,復有二種,一者先明求往生之意,二者觀彼淨土莊嚴等事欣心願求。明往生意者,所以求生淨土,為欲救拔一切眾生苦故。即自思忖,我今無力,若在惡世煩惱境強,自為業縛淪溺三塗動經劫數,如此輪轉無始已來未曾休息,何時能得救苦眾生?
為此求生淨生親近諸佛,若證無生忍,方能於惡世中救苦眾生。故往生論云:「言發菩提心者,正是願作佛心。願作佛心者,則是度眾生心。度眾生心者,則是攝眾生生佛國心。」
又願生淨土須具二行,一者必須遠離三種障菩提門法。二者須得三種順菩提門法。何者為三種障菩提法?一者依智慧門,不求自樂,遠離我心貪著自身故。二者依慈悲門,拔一切眾生苦,遠離無安眾生心故。三者依方便門,當憐愍一切眾生欲與其樂,遠離恭敬供養自身心故。
若能遠三種菩提障,則得三種順菩提法。一者無染清淨心,不為自身求諸樂故。菩提是無染清淨處,若為自身求樂,即染身心障菩提門,是故無染清淨心,是順菩提門。
二者安清淨心,為拔眾生苦故。菩提心是安隱一切眾生清淨處,若不作心拔一切眾生,令離生死苦,即違菩提門。是故安清淨心,是順菩提門。
三者樂清淨心,欲令一切眾生得大菩提涅槃故。菩提涅槃是畢竟常樂處,若不作心令一切眾生得畢竟常樂,即遮菩提門。
此菩提因何而得?要因生淨土常不離佛,得無生忍已,於生死國中救苦眾生。悲智內融定而常用自在無礙,即菩提心。此是願生之意。
二、明欣心願求者,希心起想緣彌陀佛,若法身若報身等。金色光明八萬四千相,一一相中八萬四千好,一一好放八萬四千光明,常照法界攝取念佛眾生。又觀彼淨土七寶莊嚴妙樂等,備如無量壽經十六觀等。常行念佛三昧,及施戒修等一切善行,悉已回施一切眾生,同生彼國,決定得生。此渭欣願門也。
【白話釋】
問:我現在決定要求生西方極樂世界,不過不知道該怎麼修,怎麼做,才能得種往生之因,而得往生之果報?我們這些凡夫俗子都有妻室,不知未斷淫欲,是否也可以往生?
答:決心往生西方的人,只要修兩種行,就一定能往生。一種是厭離行,一種是欣願行。
厭離行是說,凡夫從無始以來,就被五欲所纏縛住,因此在五道裏面輪迴,受種種的苦,因此如果心裏不厭惡此五欲,不想離開此五欲的話,想要脫離三界實在是遙遙無期的。所以我們要經常觀想觀看我們這個充滿了膿血屎尿,含藏了一切惡臭污穢的臭皮囊。
涅槃經說:「這個身體好比是一座城堡,裏面住著愚蠢而吃人的羅剎,有智慧的人誰會喜歡這樣的身體呢?」經上又說:「這個身體聚集了所有的苦惱及一切的汙 ,被束縛不得自在,又會生癰長瘡等,根本沒有絲毫的好處。就連諸天的身體,也是一樣的。」
修行的人不管是動是靜,不管是醒著或睡時,都要經常觀想這個身體只有苦沒有樂,對它深生厭離之心。即使房事不能一下子馬上斷掉,也要漸漸產生討厭的心態,同時要修七種不淨觀。一、觀想我們這個淫欲的身體,是從父母貪愛淫欲的念頭而來的,這是最初的種子不清淨。二、父母由於淫念起而行淫,行淫時父精母血結合,我們的神識就進入精子與卵子的結合體中,這就叫做受生不清淨。三、胎兒在母親的子宮裏,居於五臟六腑之內,這就叫做居住之處不清淨。四、胎兒在母腹中,食的是母親的血,這就叫做食 不清淨。
五、在母胎內期滿之後,胎兒要出生時,自然頭部轉向產門。出生時刻,膿血一起流出來,又臭又髒,滿地狼藉,這就叫做初生時不清淨。六、出生之後,日日長大,全身被一層薄皮包裹住,皮內到處是膿血,這就叫做全身不清淨。七、死了之後,屍體腫脹腐爛,被狐狸野狼吃得骨肉縱橫,這就叫做到了最後都還是究竟不清淨。
我們自己的身體如此,別人的身體也一樣。因此我們對於內心貪愛的男女肉身等外貌,要深深生起厭離之心,常常觀想它的污穢。如果能這樣觀身不淨的話,淫欲就會日漸減少。這時還可以再作十想觀,經典上都有詳細的說明,這裏就不講了。
此外還要發願,願自己能夠永遠離開這個在三界中,充滿膿血污穢、沈迷淫欲及五欲的雜食之肉身,願自己能夠得到淨土的法性生身。以上就是所謂的修厭離行。
其次要講欣願行。修欣願行有二個步驟,第一,要先明白為何要求往生。第二,要觀淨土的美好莊嚴,心裏喜歡很想要去。先講求生淨土的意義,我們求往生淨土,是為了要救拔一切痛苦的眾生。這時就要想,我現在沒有這個能力。如果我在濁惡的世間,周遭環境太惡劣,說不定我還會被宿世的惡業所束縛,而墮落三惡道,求出無期。如果這樣的話,我怎麼能夠拯救苦惱的眾生呢?
因此之故,我應該要求生到淨土,在那裏可以親近諸佛修行,等到有一天證到了無生忍,這時我才有能力到濁惡世中拯救苦難的眾生。所以往生論裏說:「發菩提心就是發願成佛,發願成佛的心就是發心度脫眾生免受災難,而度眾生的心就是教眾生往生佛國的心。」
發願生淨土要具備二種修行,第一,要遠離三種心,第二,要生起三種心,這樣才能獲得清淨的菩提心。首先我們講要遠離那三種心,一、要以智慧為前導,不要只追求自己的快樂,因此要遠離只貪愛自身的心。二、要培養慈悲心,要時時想如何來拔除一切眾生的苦惱,因此要遠離不為眾生著想的心。三、要修行神通方便,要憐憫一切眾生,以神通力讓他們得到快樂,因此要遠離只以神通供養自己的心態。
若是能遠離上面所說的三種自利心的話,自然就能生出三種清淨的利他心,那就是一、無染清淨心,能夠不為自己求各種快樂。菩提是無染汙的清淨之所,如果為自己求快樂的話,就染汙了身心,就障礙了菩提門。
二、安清淨心,就是能夠為眾生拔除痛苦。菩提心就是能讓眾生獲得安穩無憂的心。如果不發心拔除一切眾生的痛苦,讓他們得以脫離生死的束縛,那就違背了菩提門。
三、樂清淨心,就是要讓一切眾生獲得大菩提涅槃的心。菩提涅槃是最究竟之處,能夠獲得永遠的快樂。如果不發心讓一切眾生獲得畢竟的常樂,那就遮障了菩提之路。
那麼這種菩提心要如何才能獲得呢?要生到淨土,經常不離諸佛,證得無生忍之後,到有生死苦惱的國度去,救度苦惱眾生,這時才能獲得。菩提心是慈悲與智慧的互相融合,雖在禪定之中而能生起大用,這種神通大用能自在運用,了無障礙。以上所言是講如何生起求往生的心。
接下來談如何修行以得往生?那就要修觀想法。首先要觀想阿彌陀佛,觀佛的法身、報身等,觀佛身金色光明中的八萬四千種相貌,每一種相貌中的八萬四千種妙好,每一種妙好又有八萬四千種光明,而這些光明一直在攝取念佛的眾生。又觀淨土的七寶莊嚴及種種的殊勝妙樂,這些觀法在觀無量壽佛經裏,全都講得很清楚。此外,平常還要常常修念佛三昧,還要修布施持戒等一切的善行,同時把這些善行,通通回向施給一切眾生,同生極樂國。如果能夠這樣子修行的話,絕對可以往生。以上所說,就是所謂的欣願門。
【提要】
一、剛發菩提心的菩薩,忍力沒有成就以前,是沒有能力去救眾生的。因此要常親近佛,證得無生忍之後,才能救度眾生。
二、所謂不生,是指生的因緣,是由於諸法的和合而成的,它是沒有一個堅守的自性的。然而尋求此生物之本體,也找不到。它生的時候,不知道從那裏來,所以叫做不生。其次講不滅,不滅是說諸法散時,它也沒有堅守一個自性,說我要散滅了。當它散滅時,不知它到了何處,所以叫做不滅。所以說,並不是因緣生之外,另外有一個不生不滅。也不是說不求生淨土,就叫做不生。
三、由於眾生的根器鈍,內心混濁雜亂的人多。如果不專心只放在一件事物上的話,三昧是很難修得成的。專心念阿彌陀佛,就是修一相三昧。由於專心到了極點,所以能夠往生極樂世界。又,因為法身無二無別之故。所以,精進專心念一尊佛時,也就是精進專心在念一切的佛。
四、釋迦牟尼佛講淨土法門時,十方像恒河沙數那麼多的佛,都證明一切眾生,只要肯念阿彌陀佛,那麼就能乘佛的大悲心跟本願力,一定能往生極樂世界。又、阿彌陀佛特別發了四十八個大悲願,來接引眾生。因此誠心念阿彌陀佛的人,就會獲得感應,最後一定能往生極樂世界。
五、若是相信阿彌陀佛的大悲願力,能夠攝取念佛的眾生,於是就開始發菩提心,開始修念佛三昧,心裏很厭惡三界,很想離開三界,並且身體力行修布施、持戒等的善行福報,還把所有的善行福報,全部都回向願意往生阿彌陀佛的極樂淨土,最後乘佛的願力及自己的念力,互相感應而得以往生。
有漏凡夫只要發了無上的菩提心,求生淨土,經常念佛之故,所以能把煩惱伏住或斷滅,因此而得以往生淨土。並且能隨各人的功力見到佛的粗略相,而菩薩見到的是微妙相。
六、生到西方淨土,證得不退位,有五個原因(略,見上)
七、彌勒淨土是要通過修行眾多的三昧,要深深的進入正定聚,才能夠往生。而彌陀淨土是用阿彌陀佛的本願力和光明力,來攝取念佛眾生。又,兜率天宮屬於欲界,在那兒修行的諸天退步的很多。而且那兒又有女人,這些都是讓修行者增長貪愛五欲的環境。再說天女極美。諸天容易被迷惑而沈迷欲愛不能自拔。所以兜率天不如西方淨土。
八、在心是說,造罪業的時侯,是從虛妄顛倒的心念所產生的。而念佛的人,是聽到善知識教念佛法門,知道阿彌陀佛的真實功德名號之後,用真心誠意的心來念佛的。
在緣是說,造罪業的時候,是從虛妄愚暗的心,緣由虛妄顛倒的境界而起的。而念佛的心,是從聽聞佛的清淨真實功德名號,緣由無上的菩提心而生的。
在決定者,造罪之時。以有間心有後心也。念佛之時,以無間心無後心,遂即捨命,善心猛利是以即生。
九、娑婆世界的女人及盲聾暗啞的人,只要修淨土法門,往生極樂國之後,就不再是女人身,也不會是殘障者了。
十、厭離心是要我們在心裏厭惡五欲,只有離開五欲的繫縛,才有脫離三界的希望。發菩提心就是發願成佛,發願成佛的心就是發心度脫眾生免受災難,而度眾生的心就是教眾生往生佛國的心。
要以智慧為前導,不要只追求自己的快樂,因此要遠離只貪愛自身的心;要培養慈悲心,要時時想如何來拔除一切眾生的苦惱,因此要遠離不為眾生著想的心;要修行種種方便,要憐憫一切眾生,以種種方便使他們得到快樂,因此要遠離僅為令自己身心快樂而勤作方便的心態。