Bodhicitta, Menuju Kesempurnaan Dharma
Oleh Yang Mulia Lama Yeshe
Saya pikir, adalah sangat penting bagi kita untuk memiliki cinta kasih kepada semua makhluk. Tak ada yang patut disangsikan mengenai hal ini. Cinta kasih adalah hati dari Bodhicitta, sikap dari Bodhisattva. Cinta kasih adalah jalan yang paling menyenangkan, meditasi yang paling mengasikkan. Dengan adanya Bodhicitta, tak ada lagi pertentangan antara Timur dan Barat. Jalan ini adalah jalan yang paling membahagiakan, seratus persen sederhana, dan tidak akan membawa orang kejalan yang ekstrim. Tanpa adanya Bodhicitta, maka tak ada yang bisa berjalan, penyadaran tak akan datang.
Mengapa Bodhicitta diperlukan demi keberhasilan meditasi? Karena ada kemelekatan yang mementingkan diri sendiri. Jika Anda melakukan meditasi dengan baik, tetapi tanpa ada Bodhicitta, maka Anda akan melekat pada kenikmatan yang sangat kecil sekalipun: “Aku, aku, aku ingin lagi”. Maka pengalaman yang mengasikkan itu pun lenyap sama sekali. Melekat adalah halangan terberat dalam usaha melakukan perhatian yang terpusat dalam meditasi. Dan dengan adanya kemelekatan ini, kita akan selalu mengabdi pada kebahagiaan diri kita sendiri: “Aku, aku, aku merana. Aku ingin bahagia. Karena itu Aku bermeditasi”. Itu bukanlah jalan yang benar, karena beberapa alasan, meditasi yang baik dan hasilnya ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan yang akan muncul.
Tanpa Bodhicitta adalah sangat sukar untuk mengumpulkan kebajikan. Anda hanya akan menciptakannya, yang selanjutnya juga akan memusnahkannya. Sebelum hari menjelang sore, kebajikan yang dikumpulkan di pagi hari telah lenyap. Ini sama halnya dengan membersihkan kamar, dan satu jam kemudian membuatnya kotor lagi. Anda membersihkan pikiran, dan segera menodainya kembali. Tentu saja bukan merupakan hal yang menguntungkan. Jika Anda ingin berhasil dalam mengumpulkan kebajikan, Anda harus mempunyai Bodhicitta. Dengan Boddhicitta Anda menjadi begitu berharga seperti emas atau intan. Anda menjadi benda yang paling sempurna di dunia ini, tak dapat dibandingkan dengan materi-materi yang lain.
Dari Sudut pandang materialisme akan terdengar mengagumkan, jika seseorang berkata “Saya akan berdana, saya akan memberikan seratus dolar kepada setiap orang diseluruh dunia.” Bahkan jika orang itu sungguh-sungguh memberikan dana sebesar itu dengan tulus, kebajikan atau jasanya itu tidak akan berarti apa-apa dibandingkan dengan pikiran, “Saya bercita-cita untuk mewujudkan Bodhicitta demi kebahagiaan semua makhluk, dan saya akan melakukan enam paramita sebanyak mungkin”. Itulah sebabnya, mengapa saya selalu berkata bahwa mewujudkan Bodhicitta merupakan jalan kesempurna yang bisa Anda tempuh.
Ingatkah Anda pada cerita Kadampa Geshe, yang melihat seorang tua yang mengelilingi stupa? Ia bertanya “Apa yang sedang engkau lakukan? Orang tua itu menjawab, “Saya sedang berpuja bakti, Guru”. Lalu Geshe menasehatinya, “Tidakkah lebih baik jika engkau mempraktikkan Dharma?”
Berikutnya Geshe melihat orang tua itu sedang bersujud. Ketika ia bertanya apa yang sedang dilakukannya, orang tua itu berkata, bahwa ia sedang melakukan sembah sujud seratus ribu kali. Dan Geshe kembali menasehatinya, “Tidakkah lebih baik engkau mempraktikkan Dharma, saudaraku?”
Demikianlah cerita itu berlanjut. Tetapi maksud dari Kadampa Geshe adalah bahwa melakukan puja bakti atau kegiatan-kegiatan keagamaan tidak selalu berarti mempraktikkan Dharma. Yang perlu kita lakukan adalah meninggalkan kemelekatan dan pemujaan diri sendiri. Sebelum kita melaksanakan hal ini, perbuatan-perbuatan yang lain hanya akan merupakan lelucon. Meskipun Anda berlatih meditasi Tantra, sebelum memperbaiki yang ada disebelah dalam, Anda tak akan berhasil. Dharma berarti perubahan sikap secara menyeluruh, yakni yang membawa kebahagiaan sebelah dalam. Itulah Dharma sejati, bukan apa yang diucapkan. Bodhicitta bukanlah pengembangan ego, atau pengembangan kemelekatan, maupun pengembangan samsara. Bodhicitta merupakan pilihan yang luar biasa, jalan yang paling dasar, tegas dan tidak plintat-plintut. Kadang-kadang pikiran Anda buyar saat bermeditasi. Bodhi-citta berarti Anda bersungguh-sungguh ingin mengubah pikiran dan tindakan Anda, dan mengalihkan seluruh hidup Anda.
Kita semua berhubungan satu sama lain. Mengapa kita berkata “Aku mencintaimu”. Dan kadang-kadang pula, “Aku membencimu” Dari mana pikiran yang naik dan turun ini datang?” Dari pikiran yang memuja sendiri (tanpa Bodhicitta). Apa yang kita ucapkan sebenarnya adalah, “Saya benci padamu karena engkau tidak memuaskanku. Engkau melukaiku, engkau tidak memberiku kesenangan”. Itulah keseluruhannya: ‘Aku’ – ‘egoku’, ‘kemelekatanku’ – ‘tidak mendapatkan kepuasan darimu’, ‘karenanya aku benci kamu’. Menggelikan! Semua masalah yang timbul dalam hubungan antar pribadi muncul karena tiadanya Bodhicitta, karena kita belum mengubah pikiran kita.
Jadi, Anda lihat bahwa meditasi saja belum cukup. Jika Kadampa Geshe melihat mu bermeditasi, ia akan bertanya “Apa yang sedang engkau lakukan? Tidakkah lebih baik jika engkau mempraktikkan Dharma?” Puja bakti bukan Dharma, bersujud bukan Dharma, meditasi bukan Dharma. Celaka!, lalu Dharma itu apa? Inilah yang mengusik pikiran orang tua dalam cerita itu. Ia tak bisa memikirkan hal lain lagi untuk dikerjakan. Baiklah…, praktik Dharma yang terbaik, yang paling sempurna, dan yang paling mendasar, adalah tak diragukan lagi, mewujudkan Bodhicitta.
Anda bisa membuktikan secara ilmiah bahwa Bodhicitta adalah latihan terbaik yang bisa dilakukan. Pikiran kita yang mementingkan diri sendiri merupakan akar dari semua masalah kita. Ia membuat hidup kita sulit dan mengesalkan. Penawar pikiran yang mementingkan diri sendiri ini, lawannya, adalah pikiran yang penuh dengan Bodhicitta. Pikiran yang egosentris hanya memikirkan aku atau diri sendiri dengan orang lain.
Bodhicitta membuka ruang dalam pikiran Anda, sehingga teman Anda yang paling dekat sekalipun, jika lupa memberikan hadiah ulang tahun, tidak akan membuat Anda tersinggung. “Ah, tahun ini ia tidak memberiku coklat, tidak apa-apalah”. Bagaimanapun juga, Anda hidup bukan untuk coklat, bukan untuk kenikmatan indria, Sesuatu yang lebih dalam dapat muncul dari kebersamaan kita. Jika Anda ingin benar-benar bahagia, tidaklah cukup hanya dengan bermeditasi. Banyak orang yang telah bertahun-tahun menyepi bermeditasi seorang diri, berakhir dengan hal yang paling jelek. Kembali ke masyarakat, mereka menjadi tidak bisa bergaul. Mereka menjadi tidak dapat berhubungan kembali dengan orang lain. Keadaan damai yang mereka ciptakan merupakan keadaan yang palsu, tetapi merupakan fenomena relatif tanpa sesuatu keutuhan. Dengan Bodhicitta, tidak peduli dimanapun Anda berada, Anda tidak akan pernah asing dan linglung. Semakin sering Anda berhubungan dengan orang lain, semakin bahagia hari-hari Anda. Orang-orang menjadi sumber kebahagiaaan Anda. Andapun hidup untuk orang -orang. Meskipun tetap saja ada orang yang memperalat Anda, Anda akan bisa mengerti, “Ah, dimasa lalu saya juga mendapatkan manfaat dari mereka”. Dengan demikian, hal itu tidak menggangu Anda.
Jadi Bodhicitta merupakan cara paling sempurna untuk mempraktekkan Dharma. Khususnya diabad modern ini, Bodhicitta sangan bernilai. Dengan berakar pada Bodhictta, Anda pasti akan tumbuh subur.
[Dikutip dari Majalah Buddhis Sinar Buddha, Edisi II]
http://artikelbuddhist.com/2011/05/bodhicitta-menuju-kesempurnaan-dharma.html