普賢十大願 10 Ikrar Agung Samanthabadra Bodhisattva
Bersumber dari Avatamsaka Sutra
Pada saat itu, Bodhisattva Mahasattva Samanthabadra setelah memuji pahala serta kebajikan Tathagata yang demikian besar dan banyak, bersabda kepada para Bodhisattva serta seorang pemuda suci (Kumara ) bernama Sudhana :
“Putra yang berbudi, ketahuilah, jasa-jasa yang dimiliki para Tathagata sungguh banyak sekali. Apabila semua Buddha di sepuluh penjuru menceritakannya terus menerus selama kalpa yang tak terhitung bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang tanpa berhenti, pahala dan kebajikan itupun tak dapat diungkapkan seluruhnya. Bagi mereka yang ingin menyempurnakan jalan menuju pahala dan kebajikan tersebut haruslah berlatih dengan tekun dalam 10 pelaksanaan prilaku dan ikrar (Samanthabadra) yang luas dan besar.
“Apakah yang disebut 10 perilaku dan ikrar itu?
1. Memuja dan menghormati semua Buddha;
2. Memuji pahala dan kebajikan para Tahagata;
3. Memberikan persembahan kepada para Tathagata;
4. Menyesalkan sedalam-dalamnya atas segala kesalahan dan dosa yang menyebabkan rintangan karma dan bertobat;
5. Mengikuti dan bergembira atas segala pahala dan kebajikan; (apapun yang dilakukan mahluk hidup)
6. Memohon para Buddha memutar Roda-Dharma;
7. Memohon para Buddha berdiam di dunia (guna menyelamatkan mahluk hidup);
8. Selalu menuntut ajaran Buddha dengan tekun;
9. Selalu menyesuaikan diri dan mengabi kepada mahluk hidup;
10. Menyalurkan semua jasa (dari pahal kebajikan) yang diperoleh segala mahluk.
Inilah yang disebut Dasa Samanthabadra Carya Pranidhanam atau 10 Pelaksanaan. Cita-cita Bhadra yang senantiasa dipraktekkan oleh para Ariya, para Bodhisattva;.
Setelah mendengar uraian Bodhisattva Samanthabadra, pemuda Sudhana bertanya: “Maha Ariya terhormat, apakah yang dimaksud dengan “memuja dan menghormati semua Buddha … sampai menyalurkan semua jasa yang diperoleh kepada segala makhluk’?”.
IKRAR PERTAMA
MEMUJA DAN MENGHORMATI SEMUA BUDDHA
Bodhisattva Samanthabadra bersabda kepada pemuda Sudhana: “Putra yang berbudi, ‘memuja dan menghormati semua Buddha’ itu dapat dijelaskan sebagai berikut : Semua Buddha, Tathagata, adalah sebanyak titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, sampai dengan akhir dari alam Dharma dan ruang angkasa. Disebabkan oleh kekuatan prilaku dan ikrar Samanthabadra, aku mempunyai keyakinan dan pengertian yang mendalam terhadap mereka, seolah-olah mereka berada di hadapan mataku. Dengan karma tubuh, ucapan, dan pikiran yang murni aku senantiasa memuja dan menghormati mereka. Di setiap dan masing-masing tempat dimana terdapat Buddha, aku mewujudkaan tubuh yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang. Setiap dan masing-masing tubuh di mana-mana memuja dan menghormati Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah buddha yang tak terbilang”.
Bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, pemujaan dan penghormatanku akan berakhir. Akan tetapi, karena alam ruang angkasa itu tidak pernah berakhir, maka pemujaan dan penghormatanku juga tidak pernah berakhir. Demikian juga, bilamana alam makhluk hidup, karma makhluk hidup, dan penderitaan (klesa) makhluk hidup telah berakhir, pemujaan dan penghormatanku akan berakhir. Akan tetapi, karena alam makhluk hidup, karma makhluk hidup, dan penderitaan makhluk hidup tidak pernah berakhir, maka pemujaan dan penghormatan ku tidak akan berakhir. Hal ini kulakukan terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut, dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
IKRAR KEDUA
MEMUJI PARA TATHAGATA
Selain itu, putra yang berbudi, ‘ Memuji para Tathagata’ dapat dijelaskan sebagai berikut: Di dalam setiap titik debu di seluruh tanah di 10 penjuru dan 3 masa waktu, sampai dengan akhir alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu di semua dunia. Masing-masing dari Buddha ini dikelilingi oleh lautan persamuan Bodhisattva”..
“Dengan pengertianku yang dalam dan luas, aku mengetahui dan, melihat mereka semua. Masing-masing tubuhku menjulurkan lidah yang mengeluarkan kefasihan sempurna melebihi kefasihan bicara dari Sarasvati, dewi kefasihan. Masing-masing lidah mengeluarkan lautan suara yang tidak pernah berakhir. Masing-masing suara memancarkan suatu lautan dari semua kata-kata yang memuji dan mengagungkan lautan segala pahala dan kebajikan para Tathagata. Pujian ini berlangsung terus menerus tanpa berhenti sampai mencapai tepian masa depan. Merambah ke Alam Dharma, suara ini berkumandang dimana-mana”.
“Bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, bilamana alam makhluk hidup telah berakhir, bilamana karma makhluk hidup telah berakhir dan bilamana penderitaan makhluk hidup telah berakhir, pada saat itu pujianku akan berakhir. Akan tetapi karena alam ruang angkasa sampai dengan penderitaan makhluk hidup, adalah tidak pernah berakhir, demikian juga pujianku tidak pernah berakhir. Pujian itu berlangsung terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiran-ku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
IKRAR KETIGA
MEMBERIKAN PERSEMBAHAN KEPADA PARA TATHAGATA
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘memberikan persembahan kepada para ‘Tathagata’ dapat dijelaskan sebagai berikut : dalam setiap titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, sampai dengan akhir dari Alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu halus di semua dunia. Masing- masing Buddha dikelilingi oleh berbagai lautan persamuan Bodhisattva. Dengan kekuatan prilaku dan ikrar Samanthabadra, aku dapat mempercayai dan mengertinya secara mendalam. Aku dapat mengetahui dan melihat mereka semuanya. Kepada masing-masing aku mempersembahkan pemberian yang termulia dan terbagus. Pemberian ini berupa : awan bunga, awan karangan bunga, awan musik surgawi, awan canopy surgawi, awan baju surgawi, segala jenis dupa surgawi, balsam surgawi, dupa bakar, dupa bubuk, dan awan pemberian lainnya seperti ini; masing-masing awan adalah sebesar gunung Semeru, raja segala gunung”.
“Aku memasang segala jenis lampu: lampu mentega, lampu minyak dan lampu dari berbagai minyak wangi. Sumbu dari masing-masing lampu adalah setinggi gunung Semeru; sisi minyak di dalam masing-masing lampu adalah sebanyak isi air di dalam samudra. Dengan segala macam pemberian seperti ini, aku selalu memberikan persembahan”.
Putra yang berbudi, dari segala persembahan, pemberian Dharma adalah yang tertinggi. Hal ini bisa berupa persembahan dengan melatih diri sesuai ajaran (Dharma); persembahan dengan memberi manfaat pada semua makhluk hidup; persembahan mewakili semua makhluk hidup menanggung penderitaan mereka; persembahan mengumpulkan segala akar kebajikan dengan tekun; persembahan tidak meninggalkan perbuatan-perbuatan Bodhisattva dan persembahan tidak mengingkari pikiran Bodhi”.
“Putra yang berbudi, pahala dan kebajikan yang tak terukur dari memberikan persembahan-persembahan materiil berwujud ini, bila dibandingkan sdengan pahala dan kebajikan dari seberkas pikiran persembahan Dharma, tidak bisa menyamai 1/100 bagian, 1/1000 bagian, 1/100.000 nayuta, seper satu upanishad, atau pun seper satu bagian yang bisa disebutkan untuk perbandingan. Mengapa begitu ? Karena semua Tathagata menghormati Dharma. Melatih diri sesuai dengan ajaran melahirkan semua Buddha. Jika semua Bodhisattva memberikan persembahan Dharma, mereka menyempurnakan permberian persembahan kepada semua Tathagata. Melatih diri dengan cara ini adalah persembahan yang sejati, suatu persembahan yang luas, besar dan tertinggi”.
Bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, bilamana alam makhluk hidup telah berakhir, bilamana karma makhluk hidup telah berakhir dan bilamana penderitaan makhluk hidup telah berakhir, pada saat itu pemberian persembahanku akan berakhir. Akan tetapi, karena alam ruang angkasa sampai dengan penderitaan makhluk hidup tidak pernah berakhir, demikian juga pemberian persembahanku tidak pernah berakhir. Setiao saat tanpa berhenti, tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
IKRAR KEEMPAT
MENYESAL ATAS RINTANGAN KARMA DAN BERTOBAT
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘menyesal atas rintangan karma dan bertobat’ dapat dijelaskan sebagai berikut: Sang Bodhisattva merenungkan, semenjak kalpa yang tak berawal di masa lalu, aku telah menciptakan segala karma buruk yang tak terhingga banyaknya melalui badan,mulut, dan pikiranku, yang disebabkan oleh keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan. Jika karma buruk ini mempunyai isi dan wujud, semua ruang angkasa tidak dapat memuatnya. Aku sekarang memurnikan ke-3 karma ini sama sekali, dan dihadapan persamuan semua Buddha dan Bodhisattva, di seluruh Alam Dharma di tanah yang banyaknya bagaikan titik debu, dengan sungguh-sungguh aku menyesal dan bertobat atas kesalahanku dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan selalu berdiam di dalam segala pahala dan kebajikan dari mempertahankan sila murni”.
Demikianlah, bilamana alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, maka penyesalan dan tobatku akan berakhir. Akan tetapi karena alam ruang angkasa sampai dengan penderitaan makhluk hidup tidak pernah berakhir, demikian juga penyesalan dan tobatku tidak pernah berakhir. Hal ini berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Tubuh, mulut, dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatanb ini”.
IKRAR KELIMA
MENGIKUTI DAN BERGEMBIRA DI DALAM PAHALA DAN KEBAJIKAN
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘mengikuti dan bergembira di dalam pahala dan kebajikan’ dapat dijelaskan sebagai berikut : Semua Buddha, Tathagata, yang banyaknya bagaikan debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu diseluruh Alam Dharma dan alam ruang angkasa, semenjak mereka pertama kali menumbuhkan tekat untuk mencari kebijaksanaan tertinggi (Bodhicitta), telah berlatih mengumpulkan pahala dengan tekun tanpa mengindahkan tubuh dan nyawa mereka. Mereka melakukannya sepanjang kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dalam tanah Buddha yang tak terhitung”.
“Dengan cara ini mereka berlatih segala praktek pengingkaran diri yang sulit menyempurnakan pintu berbagai paramita. Mereka memasuki dan berhasil menyelesaikan setiap tahapan bhumi kebijaksanaan Budhisattva dan menenangkan Bodhi tak terlampaui dari semua Buddha. Pada saat Parinirvana mereka, sharira-Nya dibagi dan disebar-luaskan. Aku sepenuhnya mengikuti dan bergembira atas segala akar kebajikan mereka”.
Di samping itu terhadap segala jenis makhluk hidup yang berbeda di dalam keenam alam dan keempat jenis kelahiran di dalam setiap dunia di 10 penjuru, aku juga mengikuti dan bergembira atas pahala dan kebajikan mereka, sekalipun hanya sekecil titik debu. Aku sepenuhnya mengikuti dan bergembira atas pahala dan kebajikan semua Sravaka, Paccekhabuddha, mereka ‘yang masih belajar’dan mereka ‘yang sudah tidak perlu belajar’ di 10 penjuru dan 3 masa waktu. Aku mengikuti dan bergembira atas pahala dan kebajikan yang luas dan besar dari semua Bodhisattva, yang di dalam pencarian Anuttara-Samyak-Sambodhi, berlatih dengan praktek pengingkaran diri yang sulit dan tak terhitung banyaknya.
Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, ‘mengikuti dan bergembiraku’ adalah tidak berakhir. Hal itu berlangsung setiap saat tanpa berhenti, tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
IKRAR KEENAM
MEMOHON PEMUTARAN RODA DHARMA
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘meminbta pemutaran Roda Dharma’ dapat dijelaskan sebagai berikut : di dalam setiap dan masing-masing titik debu di tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, di seluruh Alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat tanah Buddha yang luas dan besar, yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang. Di setiap dan masing-masing tanah, setiap saat terdapat Buddha yang sedang mencapai penerangan sempurna dan setara, jumlahnya sebanyak titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang. Juga terdapat Bodhisattva yang banyaknya bagaikan lautan mengelilingi setiap Buddha. Dengan menggunakan segala cara bijaksana dari tubuh, mulut dan pikiran, aku dengan sungguh-sungguh dan tekun akan selalu meminta mereka memutar Roda Dharma yang sangat bermanfaat”.
Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, permintaanku agar semua Buddha memutar Roda Dharma yang benar/tepat adalah tidak pernah berakhir. Hal ini berlangsung terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
IKRAR KETUJUH
MEMOHON PARA BUDDHA BERDIAM DI DUNIA
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘meminta para Buddha berdiam di dunia’ dapat dijelaskan sebagai berikut : Semua Buddha,Tathagatha, adalah sebanyak titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu yang mencakup seluruh Alam Dharma dan alam ruang angkasa. Sewaktu mereka akan memasuki Parinirvana, bersama para Bodhisattva, para Sravaka, para Pacekkabuddha, mereka ‘yang sedang belajar dan ‘yang sudah tidak perlu belajar’ termasuk semua teman bijaksana (Mitra Kalyana) aku meminta mereka semua agar tidak memasuki Nirvana. Aku meminta agar mereka selalu berdiam di dunia selama kalpa yang lamanya bagaikan titik debu di semua tanah Buddha, guna memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada semua makhluk hidup”.
“Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir, permintaanku tidak poernah berakhir. Hal ini berlangsung terus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiranku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
IKRAR KEDELAPAN
SENANTIASA MENEKUNI AJARAN BUDDHA
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘selalu menuntut ajaran Buddha’ dapat dijelaskan sebagai berikut : aku akan seperti Tathagatha Vairochana dari dunia Saha ini, yang sejak pertama menetapkan pikirannya (untuk mencari Bodhi), tidak pernah meninggalkan ketekunan (Virya). Beliau mengorbankan tubuh dan nyawa yang tak terhitung banyaknya. Beliau mengupas kulitnya untuk dijadikan kertas, membelah tulangnya untuk dijadikan alat tulis, meneteskan darah untuk dijadikan tinta, dan menuliskan sutra yang ditumpuk setinggi gunung semeru”.
“Karena menghargai Dharma, beliau sama sekali tidak menyanyangi tubuh dan nyawanya sendiri. Apalagi yang namanya tahta kerajaan, kota besar, kota kecil, istana, taman ataupun benda material lainnya. Beliau mengerahkan usaha untuk berlatih berbagai praktek pengingkaran diri yang susah dan berat”.
“Beliau mencapai penerangan sempurna di bawah pohon, memanifestasikan berbagai spiritual, menciptakan berbagai transformasi, mewujudkan berbagai tubuh Buddha dan berdiam di dalam berbagai persamuan yang berbeda. Beliau berdiam di tengah persamuan Bodhimandala para Bodhisattva Agung , persamuan Pacekkabuddha. Beliau bediam di tengah persamuan Bodhimandala Raja Pemutar Dharma dan rombongan raja kecil lainya. Beliau berdiam ditengah Bodhimandala kaum Ksatria, Kaum Brahmana, sesepuh dan umat awam, sampai dengan persamuan para dewa, naga dan ke – 8 kelompok makhluk spiritual lainnya, dan manusia maupun non manusia. Sewaktu berdiam di tengah persamuan yang berbeda-beda ini, dengan suara yang mantap dan sempurna bagaikan bunyi guntur, beliau membimbing semua makhluk hidup menuju kesempurnaan sesuai dengan kecenderungan dan keinginan mereka sampai dengan saat Beliau memanisfestasikan Nirvana”.
“Dalam segala cara seperti ini aku akan belajar dari Hyang Buddha, dan sebagaimana dengan Buddha Vairochana di dunia yang sekarang ini, demikian juga dengan semua Tathagata di dalam setiap titik debu di semua tanah Buddha di 10 penjuru dan 3 masa waktu, di seluruh alam Alam Dharma dan alam ruang angkasa. Di dalam setiap saat aku belajar dari mereka semua”.
Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, keinginan belajarku pada mereka tidak pernah berakhir. Hal ini berlangsung terus menerus setiap saat tanpa berhenti. Tubuh, mulut, dan pikirianku tidak pernah merasa letih dan bosan dalam melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
IKRAR KESEMBILAN
SENANTIASA MENYESUAIKAN DIRI DENGAN MAKHLUK HIDUP
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘senantiasa menyesuaiakan diri dengan segala makhluk hidup’ dapat dijelaskan sebagai berikut : Di seluruh lautan dunia (Khsetra) di 10 penjuru yang mencakup alam Dharma dan alam ruang angkasa, terdapat bergai jenis makhluk hidup yaitu berupa: yang terlahir dari telur, yang terlahir dari rahim, yang terlahir dari cairan dan yangterlahir dari transformasi, demikian juga yang hidup yang tergantung pada tanah, air, api, dan udara untuk kelangsungan hidupnya, ada makhluk yang hidup di udara serta ada yang terlahir dan hidup di dalam tanaman dan pohon. Ini termasuk segala jenis dan turunannya dengan tubuh, bentuk, penampilan, umur, keluarga, nama dan sifat yang berbeda. Ini termasuk berbagai jenis pengetahuan dan pandangan, keinginan dan makanan mereka yang berbeda. Ini termasuk makhkluk yang berdiam di desa, kota kecil, kota besar, dan istana yang berbeda, juga para dewa, naga dan ke-8 kelompok makhluk spiritual lainnya, baik manusia maupun bukan. Juga terdapat makhluk tak berkaki, berkaki 2 berkaki 4 dan berkaki banyak, berwujud maupun tidak berwujud, berpikiran maupun tidak berpikiran, yang tidak seliruhnya mempunyai pikiran dan yang tidak berpikiran”.
“Aku akan menyesuaikan diri dan menjaga semua dari berbagai jenis makhluk ini dengan memberikan segala macam pelayanan dan persembahan kepada mereka. Aku akan memperlakukan mereka dengan penghormatan yang sama seperti yang ku tunjukkan kepada orang tua sendiri, guru, tetua, arahat, dan bahkan terhadap Sang Tathagatha. Aku akan melayani mereka semua dengan sama tanpa perbedaan. Aku akan menjadi dokter bagi mereka yang sakit dan menderita, aku akan membimbing mereka yang tersesat kejalan yang benar. Aku akan menjadi cahaya yang terang bagi mereka yang berada di kegelapan malam, serta membuat orang miskin dan melarat menemukan harta karun. Demikianlah seorang Bodhisattva memberikan manfaat yang seimbang kepada semua makhluk hidup”.
Mengapa begitu? jika seorang Bodhisattva menyesuaikan diri dengan makhluk hidup, maka dia menyesuaikan diri dan memberikan persembahan kepada semua Buddha. Jika dia bisa menghormati/mengunjungi dan melayani makhluk, maka dia menjunjung dan melayani Tathagatha. Jika dia membuat makhluk hidup berbahagia dia membuat semua Tathagatha berbahagia. Mengapa begitu ? Karena semua Buddha, Tathagata, mengambil pikiran welas asih yang besar (Maha Karuna) sebagai hakikinya (sifat dasar), demi segala makhluk hiduplah mereka menumbuhkan pikiran welas asih yang besar. Dari welas asih yang besar ini pikiran Bodhi (Bodhi Citta) terlahir; dan disebabkan Bodhicitta, mereka mencapai penerangan sempurna dan setara”.
“Bagaikan sebatang raja pohon besar yang tumbuh di karang dan pasir gersang, bila akarnya mendapat air, cabang, daun bunga dan buahnya akan mekar. Raja pohon Bodhi yang tumbuh di belantara kelahiran dan kematian adalah juga demikian. Semua makhluk hidup adalah juga akarnya, semua Buddha dan Bodhisattva adalah bunga dan buahnya. Dengan memberi manfaat kepada semua makhluk hidup melalui siraman air welas asih yang besar, seseorang dapat memperoleh bunga dan buah kebijaksanaan oleh Buddha dan Budhisattva”.
“Mengapa begitu ? Jika semua Bodhisattva memberi manfaat kepada makhluk hidup dengan siraman air welas asih besar, mereka dapat mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Oleh sebab itu, Bodhi berada pada makhluk hidup. Tanpa makhluk hidup tidak ada Bodhisattva yang dapat menyempurnakan penerangan sempurna”.
“Putra yang berbudi, engkau harus mengerti prinsip ini dengan begini : Bila pikiran itu tidak memihak/seimbang terhadap semua makhluk hidaup, seseorang dapat mencapai welas asih yang besar dan sempurna. Dengan menggunakan hati yang welas asih untuk menyesuaikan diri dengan makhluk hidup, seseorang menyempurnakan pemberian persembahan kepada para Tathagatha. Dengan caa demikianlah Seharusnya Sang Bodhisattva selalu menyesuaikan diri dengan makhluk hidup”.
“Demikianlah, sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, aku akan tetap menyesuaikan diri selamanya tanpa berhenti. Tubuh, mulut dan pikiran ku tidak pernah merasa letih dan bosan melakukan perbuatan-perbuatnan ini”.
IKRAR KESEPULUH
MELIMPAHKAN SEGALA PAHALA DAN KEBAJIKAN SECARA MENYELURUH
“Selain itu, putra yang berbudi, ‘melimpahkan segala pahala dan kebajikan secara menyeluruh’ dapat dijelaskan sebagai berikut : segala pahala dan kebajikan yang berasal dari ikrar pertama: memuja dan menghormati … sampai dengan ikrar yang kesembilan: senantiasa menyesuaikan diri, aku melimpahkannya secara menyeluruh kepada semua makhluk hidup hidup yang terdapat di seluruh Alam Dharma dan sampai dengan tepian ruang angkasa. Aku berikrar agar semua makhluk hidup selalu menikmati ketentraman dan kebahagiaan, tanpa penyakit dan penderitaan.
Aku berikrar agar tak seorang pun akan berhasil dalam berbuat kejahatan apa pun, agar semuanya segera menyempurnakan latihan karma baik. Aku berikrar untuk menutup semua pintu menuju kelahiran di alam rendah dan membukakan jalan menuju manusia, dewa dan Nirvana. Aku akan mewakili para makhluk menanggung segala buah penderitaan yang sangat berat, yang diakibatkan oleh karma perbuatan jahat mereka. Aku akan membebaskan semua makhluk ini dan selanjutnya membimbing mereka untuk mencapai Bodhi tak terlampaui.
Demikianlah seharusnya Sang Bodhisattva melatih pelimpahan dengan cara ini”.
“Sekalipun alam ruang angkasa telah berakhir, alam makhluk hidup telah berakhir, karma makhluk hidup telah berakhir dan penderitaan makhluk hidup telah berakhir, aku akan tetap melimpahkan segala pahala dan kebajikan tanpa berakhir, tanpa berhenti, setiap saat, mulut dan pikiranku tidak pernah bosan melakukan perbuatan-perbuatan ini”.
PAHALA DARIPADA IKRAR-IKRAR INI
“Putra yang berbudi, inilah ke–10 ikrar pertama dari Bodhisattva Mahasattva secara keseluruhan. Jika semua Bodhisattva dapat mengikuti dan menjalani ke–10 ikrar utama tersebut, maka mereka akan bisa membimbing semua makhluk hidup menuju kesempurnaan. Mereka akan bisa menyempurnakan perilaku dan ikrar Samanthabadra. Oleh karenaitu, putra yang berbudi, engkau harus benar-benar memahami maknanya”.
“Jika seorang putra atau putri berbudi memenuhi dunia-dunia yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha yang tak terbilang di 10 penjuru dengan 7 permata yang sangat indah dan berharga dan jika mereka juga memberikan semua ketentraman dan kebahagiaan utama yang dinikmati oleh para dewa dan manusia kepada setiap makhluk di dunia-dunia tersebut; dan jika mereka mempersembahkan pemberian seperti ini kepada semua Buddha dan Bodhisattva di dunia-dunia tersebut, terus menerus tanpa berhenti selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha tersebut, mereka akan memperoleh banyak pahala dan kebajikan”.
“Tetapi pahala dan kebajikan yang diperoleh dari pemberian ini bila dibandingkan dengan pahala dan kebajikan dari orang yang mendengarkan raja ikrar ini baik sekejabpun,tidak bisa menyamai 1/100 bagian, 1/1000 bagian atau nbahkan 1/upanishad sekalipun”.
“Di samping itu, jika seseorang menerima dan mempertahankan ikrar besar ini dengan keyakinan yang dalam, membaca dan mengucapkannya, ataupun menuliskan 4 baris Gatha saja, dia bisa secepatnya menghapuskan karma ke-5 dosa tak terampun. Segala penyakit duniawi yang menghinggapi tubuh dan pikiran ,maupun berbagai penderitaan berat akan terhapus, termasuk karma buruk yang banyaknya setara dengan titik debu di tanah Buddha.
“Segala pasukan iblis, yaksa, raksasa, kumbhada, pishacha, bhuta dan sebagianya, serta segala hantu dan iblis jahat yang meminum darah dan memakan daging tidak berani mendekati orang ini. Atau tidak lama kemudian mereka akan memutuskan untuk mendekati atau melindungi orang ini. Oleh sebabitu, jika dia mengucapkan ikrar ini dengan nyaring, dia akan bergerak dengan bebas di seluruh dunia tanpa rintangan, bagaikan bulan yang muncul melalui awan. Semua Buddha dan Bodhisattva akan memujinya, manusia dan dewa harus memberi hormat kepadanya, dan semua makhluk harus memberikan persembahan kepadanya. Orang bajik ini akan terlahir dengan mudah sebagai manusia dan akan menyempurnakan semua pahala dan kebajikan Samanthabadra. Tidak lama kemudian, dia akan menyerupai Samanthabadra sendiri, memperoleh tubuh fisik yang indah dan halus serta dilengkapi dengan 32 ciri manusia agung. Jika dia terlahir di antara manusia dan dewa dia akan tinggal dalam keluarga mulia (superior). Dia akan terhindar dari nasib buruk dan menjahui teman buruk. Mampu mengalahkan kaum externalist (penganut aliran lain), dia akan terbebas sama sekali dari segala penderitaan (klesa), bagaikan raja singa yang bisa menundukkan semua binatang liar. Orang ini akan pantas menerima persembahan dari segala makhluk hidup”.
“Di samping itu, jika seseorang berada di ambang kematian, pada saat terakhir dari kehidupannya, sewaktu semua daya kemampuannya sudah melemah dan dia harus meninggalkan semua keluarganya, sewaktu semua kekuatan dan wibawa yang pernah dimilikinya menghilang dan tidak ada yang tersisa, semua pengikut dan bawahan termasuk: perdana mentri, pejabat tinggi, lingkungan dalam istana dan kota-kota indah, gajah, kuda, kereta, dan harta kekayaan batu permatanya tidak dapat menyertainya, hanyalah raja ikrar ini saja yang akan menyertainya. Dalam setiap saat raja ikrar ini akan membimbing menuju jalan kebahagiaan, dan dalam sekejab mata dia akan terlahir di tanah suci Sukhavati. Sesampainya di situ, dia akan melihat Buddha Amitabha, Bodhisattva, Manjusri, Bodhisattva, Samanthabadra, Bodhisattva Avalokitesvara, Bodhisattva Maitreya, dan lainnya. Penampilan dari para Bodhisattva ini sangat indah dan dihiasi dengan berbagai pahala dan kebajikannya yang sempurna. Bersama-sama pengikut-Nya mereka akan berjalan mengitari dia”.
“Orang ini akan melihat dirinya terakhir dari sekuntum bunga teratai dan menerima ramalan (pencapaian penerangan sepurnanya ) dari Hyang Buddha. Kemudian dia akan melewati berjuta-juta nayuta kalpa, dan dengan kekuatan kebijaksanaannya dia akan menyesuaikan diri dengan kecenderungan dan keinginan makhluk hidup untuk memberikan manfaat kepada mereka dimana-mana di seluruh dunia yang tak terbilang di 10 penjuru. Tidak lama kemudian ia akan duduk di dalam suatu Bodhimandala, menaklukkan pasukan iblis mencapai penerangan sempurna dan setara, dan memutar Roda Dharma yang indah. Dia akan membuat makhluk hidup di dunia yang banyaknya bagaikan titik debu di tanah Buddha untuk membangkitkan pikiran Bodhi. Sesuai dengan sifat dasar (bakat dan pembawaan) mereka, dia akan mengajari, mengubah dan membimbing mereka menuju kesempurnaan. Sampai dengan akhir lautan kalpa di masa yang akan datang dia akan memberikan manfaat yang besar kepada semua makhluk”.
“Putra yang berbudi, pahala dan kebajikan yang diperoleh makhluk hidup yang mendengarkan dan mempercayaai raja ikrar agung ini, yang menerima, mempertahankan, membaca, dan mengucapkannya, serta yang menerangkannya secara luas kepada yang lain, hanya bisa diketahui oleh Buddha, Hyang Tathagatha sendiri. Oleh sebab itu kalian yang mendengarkan raja ikrar ini tidak boleh meragukannya. Terimalah dengan penghormatan; sesudah menerimanya, engkau harus bisa mengucapkannya dengan nyaring, sesudah mengucapkannya dengan nyaring, engkau harus mempertahankannya, sampai dengan taraf menuliskan dan menerangkannya secara luas kepada yang lain. Maka, dalam sekejab mata, perilaku dan ikrarnya akan terpenuhi”.
Pada saat itu, Bodhisattva Mahasattva Samanthabadra, untuk menyatakan kembali maksudnya, merenung ke segala arah di 10 penjuru dan mengucapkan Gatha ini”.
Di hadapan para Nara-simha di seluruh dunia di 10 penjuru,
di masa lalu, sekarang dan yang akan datang,
dengan tubuh, mulut dan pikiran yang murni sekali,
aku memberi hormat kepada mereka semua tanpa kecuali.
Dengan kekuatan spiritual yang menakjubkan dari ikrar Samanthabadra,
Aku muncul bersamaan di hadapan setiap Tathagatha dan
Dalam tubuh trassformasi yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia.
Memberi hormat kepada Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia.
Di dalam setiap titik debu terdapat Buddha yang banyaknya bagaikan titik debu,
masing-masing berdiam diantara sekelompok Bodhisattva ,
demikian juga halnya seluruh titik debu di dalam Alam Dharma yang tak berakhir
aku percaya sepenuhnya bahwa itu di penuhi dengan Buddha.
Dengan lautan dari setiap dan masing-masing suara,
di mana-mana aku mengeluarkan suara dan ungkapan indah dan tak berakhir,
dari sekarang dan sampai dengan semua kalpa di masa yang akan datang,
memuji lautan pahala dan kebajikan Buddha yang besar dan mulia.
Karangan bunga nan indah dan terutama,
musik, parfum,panji dan canopy, serta dekorasi lainnya yang mahal dan langka,
aku mempersembahkannya kepada setiap Tathagatha.
Pakaian indah, dupa istimewa,
dupa bubuk dan dupa bakar, lampu dan lilin,
masing-masing ditumpuk setinggi gunung,
aku mempersembahkan seluruhnya kepada semua Tathagatha
Dengan pikiran yang luas, besar dan tak terikat,
aku percaya pada semua Buddha di dalam ke-3 masa,
transformasi dengan kekuatan prilaku dan ikrar Samanthabadra,
Aku memberikan persembahan kepada semua Tathagatha di mana-mana,
Terhadap segala kekuatan jahat yang kulakukan di masa lalu,
melalui tubuh, mulut dan pikiranku,
yang timbul dari keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan yang tak berawal,
aku sekarang merasa malu dan menyesalinya semua.
Aku bergembira di dalam pahala dan kebajikan
dari semua makhluk di 10 penjuru
mereka yang ‘masih belajar’ dan ‘tidak perlu belajar’
dari tahapan Sravaka, dan
semua Tathagatha dan Bodhisattva.
Di hadapan lampu dunia (Loka Pradipa)
di 10 penjuru mereka yang pertama mencapai kebodhian,
aku sekarang meminta dan memohon mereka semua,
memutar Roda Dharma yang sempurna dan tertinggi.
Jika ada Buddha yang ingin memasuki Nirvana,
aku meminta dengan sungguh-sungguh agar mereka berdiam di dunia,
selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia
guna memberikan mangfaat dan kebahagiaan kepada setiap makhluk
Aku memuja mereka dengan pahala,memuji mereka dan memberikan
persembahan, aku meminta agar para Buddha berdiam di dunia untuk memutar Roda Dharma,
segala akar kebajikan akar yang kuperoleh dari mengikuti dan bergembira di
dalam pahala dan kebajikan, serta dari menyesal dan bertobat,
kulimpahkan kepada semua makhluk hidup dan jalan Buddha.
Aku mengikuti dan bergembira dalam pahala dan kebajikan
menyesal dan bertobat atas perbuatan burukku,
kemusdiaan melimpahkan akar kebajikan ini maupun pahalannya
agar makhluk hidup bisa segera mencapai ke-Buddhaan
Aku menuntut ajaran Buddha dan mempraktekkan prilaku Samanthabadra yang sempurna
aku memberikan persembahan kepada semua Tathagata dari masa lalu dan
kepada semua Buddha masa kini di 10 penjuru.
Semua guru para dewa dan manusia di masa yang akan datang,
yang cita-citanya untuk menemukan kebahagiaan telah terpenuhi,
aku akan mengikuti bimbingan-Nya sampai dengan ke-3 masa waktu,
dan secepatnya mencapai Maha Bodhi
Di semua dunia di 10 penjuru yang luas, besar, dan dihiasi dengan indahnya,
semua Tathagatha duduk di bawah raja pohon Bodhi,
dan persamuan yang mengelilingi mereka,
aku berikrar agar semua makhluk di segala penjuru memperoleh ketentraman,
kebahagiaan, dan tanpa kuatir, semoga mereka memperoleh bantuan besar dari
Dharma yang tepat dan semoga segala penderitaan mereka terhapus tanpa kecuali.
Bilamana aku melatih diri untuk mencapai kebodhihan, aku akan memperoleh
pengetahuan tentang kehidupan masa lalu dari semua makhluk hidup,
aku akan selalu meninggalkan kehidupan berkeluarga dan melatih sila murni,
tanpa ‘kebocoran’, pelanggaran, dan tidak bernoda.
Apakah itu dewa, yaksha atau kumbhanda,
sampai dengan manusia, bukan manusia, dan lainnya,
dalam berbagai bahasa dari semua makhluk hidup hidup seperti ini,
dengan setiap suara aku membabarkan Dharma,
Aku akan melatih Paramita murni dengan tekun,
dan tidak pernah meninggalkan pikiran bodhi,
aku akan meninggalkan semua rintangan dan pencemaran,
dan memenuhi semua praktek yang sempurna.
Terhadap segala kepalsuan, karma dan pengaruh iblis, diantara jalan duniawi,
aku akan terbebas seperti bunga teratai yang tidak menyentuh air,
seperti matahari dan rembulan yang tidak pernah berhenti di angkasa.
Mengakhiri penderitaan dari perbuatan jahat,
dan memberikan kebahagiaan yang setara kepada setiap orang ,
semoga aku selalu memberi manfaat kepada semua di 10 penjuru
selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia .
Senantiasamenyesuaikan diri dengan makhluk hidup,
berlatih prilaku Samantabhadra yang luas,
sampai dengan seluruh kalpa yang akan datang,
aku akan menyempurnakan Maha Bodhi yang tak terlampaui
Semoga semua yang berlatih bersamaku,
berkumpul bersamaku di suatu tempat,
dengan karma tubuh, mulut, dan pikiran yang sama,
kami berlatih dan belajar semua praktek dan ikrar.
Bersama semua teman baik dan bijaksana (Mitra Kalyana)
yang membantuku,
dengan menerangkan perbuatan Samantabhadra,
aku berikrar untuk selalu berkumpul bersama,
semoga aku tidak pernah mengecewakan mereka.
Aku berikrar agar selalu bertemu langsung dengan para Tathagatha dan
kumpulan siswa yang mengelilingi mereka,
aku akan mengumpulkan persembahan yang luas dan besar,
tanpa mengenal lelah sampai dengan akhir kalpa yang akan datang.
Aku akan mempertahankan Budha Dharma yang sempurna dan halus,
serta menerangi praktek kebodhian,
aku akan dimurnikan dalam praktek Samantabhadra pada akhirnya,
dengan mempraktekkannya sampai dengan akhir masa.
Aku berlatih mengumpulkan pahala dan kebijaksanaan, yang tak terhabiskan di
dalam semua kehidupan, dengan konsentrasi, kebijaksanaan, cara bijaksana dan
pembebasan,
aku akan memperoleh simpanan pahala dan kebajikan yang tak habis-habisnya.
Di dalam setiap titik debu terdapat dunia yang banyaknya bagaikan titik debu
di dalam setiap dunia terdapat Buddha yang tak terhitung jumlahnya,
di setiap tempat di mana Buddha berdiam aku melihat persamuan,
membabarkan semua praktek bodhi dengan tak habis-habisnya.
Di mana-mana di 10 penjuru, di seluruh lautan dunia,
di ujung setiap lembar rambut di dalam lautan semua masa,
juga terdapat suatu lautan Buddha, suatu lautan tanah Buddha,
menjelajahi semua aku berlatih selama suatu lautan masa yang tak berakhir.
Perkataan semua Tathagatha adalah murni,
setiap kata mencakup suatu lautan dari semua suara,
sesuai dengan apa yang ingin didengar makhluk hidup,
lautan kefasihan Buddha mengalir keluar.
Semua Tathagatha dari ke-3 masa waktu
selamanya memutar Roda Dharma sempurna tentang realita dan fenomena,
dalam lautan kata dan bahasa yang tak habis-habisnya ,
aku memahaminya dengan kekuatan kebijaksanaan yang mendalam
di mana-mana.
Aku dapat menembus masa yang akan datang,
dan menembus semua kalpa dalam sekejap pikiran,
di dalam sekejap pikiran aku sepenuhnya memasuki seluruh kalpa dari ke-3 masa
waktu.
Dalam sekejap pikiran aku melihat semua Nara-simha dari masa lalu, sekarang dan yang akan datang,
aku selalu menjajaki keadaan Buddha,
pembebasan gaib mereka dan kekuatan mereka yang menakjubkan
Di ujung dari selembar rambut halus,
muncul tanah permata dari waktu yang kekal,
dunia di ujung rambut yang banyaknya bagaikan titik debu
di dunia di 10 penjuru
aku memasukinya semua, menghiasi dan memurnikannya.
Di masa mendatang banyak Loka-pradita akan datang
Menerangi dunia, menyempurnakan jalan, memutar Roda Dharma,
dan menyadarkan makhluk hidup,
sewaktu mereka menyempurnakan tugas Buddha dan
memanifestasikan Nirvana, aku mengunjungi dan
mendekati mereka semua serta memperoleh
Kekuatan spiritual untuk pergi dengan cepat ke mana-mana,
kekuatan untuk memasuki Mahayana melalui pintu yang seragam
kekuatan kebijaksanaan dan perilaku untuk melatih pahala dan kebajikan
secara universal,
kekuatan spiritual untuk melindungi semuanya dengan Maha Maitri
(cinta kasih besar)
Kekuatan untuk memurnikan dan menghiasi pahala utama di mana-mana,
kekuatan kebijaksanaan yang tidak melekat dan bebas,
kekuatan spiritual yang menakjubkan serta kekuatan konsentrasi,
kebijaksanaan dan cara bijaksana,
kekuatan mengumpulkan Bodhi secara universal
Kekuatan karma baik yang memurnikan segala hal,
kekuatan untuk menghapuskan semua penderitaan,
kekuatan untuk menaklukkan semua iblis,
kekuatan untuk menyempurnakan prilaku Samantabhadra
Aku menghiasi dan memurnikan lautan dunia di mana-mana, dan aku
membebaskan lautan segala makhluk hidup, dengan ketrampilan aku
memahami lautan segala Dharma, dan memasuki lautan kebijaksanaan
yang dalam.
Aku bisa memurnikan lautan segala latihan,
menyempurnakan dan menyelesaikan suatu lautan ikrar,
aku mendekati suatu lautan Buddha dan memberikan
persembahan dan berlatih tanpa merasa lelah selama satu lautan waktu.
Kepada semua Tathagatha dari ke-3 masa waktu,
dengan Bodhi, prilaku, dan ikrar yang paling utama,
aku sepenuhnya mempersembahkan latihanku yang sempurna,
dengan praktek Samantabhadra, aku menyadari Bodhi,
Setiap Tathagatha mempunyai siswa utama,
yang dinamakan Samantabhadra, yang dijunjungi,
aku sekarang melimpahkan semua akar kebajikan,
dan berikrar untuk melakukan perbuatan bijaksana yang sejenis
Aku berikrar agar tubuh, mulut dan pikiranku akan selamanya murni
dan agar segala kegiatan dan tanah Buddha juga akan demikian,
aku berikrar agar dalam segala hal bisa menyamai kebijaksanaan
Samantabhadra.
Aku akan memurnikan prilaku Samantabhadra secara keseluruhan,
dan juga Maha ikrar Manjusri,
segala perbuatan mereka akan kujalankan, tanpa ada yang tertinggal,
sampai dengan akhir masa yang akan datang aku tidak pernah merasa letih.
Latihanku adalah tak terhitung dan tak terbatas,
pahala dan kebajikan yang kuperoleh tak terhingga,
di tengah praktek yang tak terbatas aku akan berdiam dalam ketentraman,
dan menyempurnakan berbagai kekuatan spiritual.
Manjusri memiliki kebijaksanaan, keberaniaan dan ketabahan,
prilaku dan kebijaksanaan Samantabhadra juga demikian,
aku sekarang melimpahkan semua akar kebajikan,
guna mengikuti mereka dalam praktek dan belajar.
Di dalam ke-3 masa waktu,
semua Buddha memuji ikrar yang demikian agung dan besar,
aku sekarang melimpahkan semua akar kebajikan,
dengan harapan menyempurnakan praktek tertinggi dari Samantabhadra.
Aku berikrar bila hidupku akan berakhir
segala rintangan akan terhapus,
aku akan melihat Buddha Amitabha,
dan terlahir di tanah Sukhavati-Nya.
Sewaktu terlahir di tanah suci barat,
aku akan menyempurnakan dan sepenuhnya memenuhi ikrar agung ini tanpa
kecuali, guna menyenangkan dan memberi manfaat kepada segala makhluk.
Persamaan Buddha Amintabha adalah sangat murni,
sewaktu aku terlahir dari sekuntum teratai yang tak tertandingi,
aku akan melihat cahaya Sang Tathagatha yang tak terhingga sewaktu beliau
muncul dihadapanku,
untuk memberikan ramalan pencapaian Bodhi.
Menerima ramalan dari Tathagatha,
aku akan menciptakan tubuh yang tak terhitung,
dan dengan kekuatan kebijaksanaan yang besar dan luas
mengembara ke-10 penjuru untuk memberi manfaat ke alam makhluk hidup.
Alam dari dunia-dunia dan ruang angkasa bisa berakhir,
serta karma dan penderitaan makhluk hidup bisa di hilangkan,
tetapi tidak bisa habis-habisnya
demikian juga semua ikrarku adalah tidak habis-habisnya
Dengan berbagai permata di dunia yang tak terbilang di 10 penjuru
aku membuat dekorasi dan persembahan kepada Tathagatha
selama kalpa yang banyaknya bagaikan titik debu di dunia,
aku memberikan ketentramandan kebahagiaan yang utama kepada para dewa
dan manusia.
Sekalipun begitu, jika seseorang mempercayai raja ikrar yang utama ini,
bilamana terdengar biar hanya sekalipun,
dan jika di dalam pencarian Bodhi seseorang sungguh-sungguh mendambakan
ikrar ini, pahala dan kebajikan yang akan diperoleh akan jauh melampaui.
Dengan menjauhi teman buruk selamanya,
seseorang selamanya menjauhi jalan buruk menuju kesengsaraan,
segera akan melihat cahaya tak terhingga dari Tathagatha,
dan menyempurnakan ikrar utama Samantabhadra.
Dengan mudah mem-peroleh pahala usia panjang
kelahiran di alam manusia terjamin,
tidak lama kemudian dia akan menyempurnakan dan menyelesaikan praktek
Samantabhadra.
Di masa lalu, disebabkan kurangnya kebijaksanaan
ke-5 dosa berat tak terampun telah kulakukan
dalam sekejap pikiran dosa itu bisa terhapuskan,
dengan mengucapkan raja ikrar agung Samantabhadra
Marga, suku, warna kulit, ciri-ciri dan karakteristiknya,
berikut kebijaksanaannya adalah sempurna dan utuh seluruhnya,
iblis dan kaum sesat tidak bisa mengganggunya,
dan dia pantas menerima persembahan dari ke-3 alam.
Dia akan segera menuju ke raja pohon Bodhi,
dan duduk di situ untuk menaklukkan pasukan iblis,
mendapat penerangan sempurna dan setara,
dia akan memutar Roda Dharma, guna memberi manfaat kepada kumpulan
makhluk hidup.
Jika seseorang bisa membaca, mengucapkan, menerima, dan
mempertahankan selalu ikrar Samantabhadra serta menyebarkannya,
pahalanya hanya bisa diketahui oleh Buddha,
dan dia akan memperoleh jalan Bodhi yang tertinggi.
Jika seseorang mengucapkan ikrar Samantabhadra,
maka hanya dari sebagian kecil akar kebajikan yang dimilikinya,
segalanya akan disempurnakan dalam sekejap pikiran,
dan ikrar murni dari makhluk hidup akan terpenuhi seluruhnya.
Pahala tertinggi dan tak terbatas dari perilaku Samantabhadra,
aku sekarang melimpahkannya secara universal,
semoga segenap makhluk hidup, terbenam dan terapung
segera kembali ke tanah cahaya tak terhingga (Sukhavati)
Pada saat itu, sesudah Bodhisattva Mahasattva Samantabhadra selesai mengucapkan Gatha murni tentang raja ikrar agung Samantabhadra ini dihadapan Tathagatha, pemuda Sudhana diliputi kegembiraan yang meluap. Semua Bodhisattva juga sangat bergembira, dan Hyang Tathagatha memuji-Nya dengan bersabda : “Bagus!Bagus!”.
Pada saat itu, Tathagatha membabarkan Pintu Dharma yang tertinggi tentang keadaan pembebasan yang tak terbayangkan kepada semua orang suci dan Bodhisattva Mahasattva, dengan Bodhisattva Manjusri sebagai pemimpin mereka.
Juga hadir di situ para Bodhisattva agung dan ke-6000 Bhiksu yang telah sempurna, dengan Bodhisattva Maitreya sebagai pemimpin mereka. Semua Bodhisattva dari kalpa Bhadra (Worthy kalpa), dipimpin oleh Bodhisattva Samantabhadra yang tak ternoda, juga hadir.
Semua Bodhisattva agung yang setelah sekali kelahiran lagi akan menjadi Buddha berikutnya dan yang berada di posisi pendiksaan mahkota berkumpul bersama dengan semua persamuan Bodhisattva Mahasattva, banyaknya bagaikan titik debu di dalam lautan dunia, yang datang dari dunia lainnya di 10 penjuru. Mereka dipimpim oleh Arya Shariputra Mahamaudgalyana dan lainnya.
Semua Sravaka (Arahat) agung, bersama semua manusia dewa, penguasa dunia, maupun para naga, yaksha, gandharva asura, garuda, kinnara, mahoraga, manusia dan non manusia dan sebagainya, serta seluruh persamuan besar, begitu mendengarkan apa yang diucapkan Hyang Buddha, semua sangat bergembira, menerimanya dengan keyakinan dan mempraktekkannya.
南無阿彌陀佛