Marak & Suburnya Okultisme
Pendahuluan
Di jaman serba canggih seperti sekarang ini, umat manusia banyak yang sudah hidup tidak sehat, normal dan natural. Hanya mengejar kekayaan materi tetapi mengabaikan kekayaan rohani. Sedangkan kebutuhan manusia realitanya sedikit tapi kemauannya terlalu banyak. Untuk memenuhi kemauan yang banyak tersebut mereka berusaha dengan segala cara. Ada yang berusaha dengan sekuat tenaga dengan memeras otak dan bercucuran keringat untuk mendapatkan kemakmuran atau ketenaran. Ada pula yang mempergunakan cara-cara instan dan praktis dengan pergunakan jasa okultisme untuk memenuhi ambisi-ambisinya. Begitupula umat manusia bila menghadapi berbagai masalah, seperti: ramal nasib, perjodohan, penyembuhan, tata letak, perlindungan, pemikat, penglaris, kedudukan, kekayaan, sakit hati, dan lain-lain, bila ia tidak mampu mengatasinya, maka ia pergunakan jasa oklutisme.
Pertanyaannya, Apakah dengan gunakan kekuatan okultisme lantas semua harapan bisa terpenuhi? Bagaimana resiko dan konsekuensi kelak kemudian hari? Apakah Praktik okultisme di benarkan oleh Agama? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, marilah kita menelusuri dan menyimak artikel “Marak & Suburnya Okultisme”. Harapannya semoga kita memperoleh pengetahuan, menambah wawasan pandangan terang dan memahami bahayanya pergunakan okultisme dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi umat manusia.
Propaganda Okultisme
Jaman yang serba canggih dan terbuka seperti sekarang ini, para pelaku dan pemuja ilmu hitam juga tidak ketinggalan untuk menggunakan berbagai media cetak dan media elektronik untuk propaganda okultisme. Karena propaganda dan kekuatan iblis yang luar biasa menakjubkan, menjanjikan semua harapan yang di inginkan dapat terkabul secara instan dan praktis, maka banyak orang tergoda, tertarik dan mengaguminya, berminat, mulai berteman dengannya dan menggunakan jasanya. Banyak umat manusia karena tidak mendalami dan mempraktikkan ajaran agamanya secara konsisten, telaten dan berkesinambungan, sehingga kesadaran dan kearifannya menjadi lemah dan pudar, sehingga mudah tergoda, terkecoh dan terpedaya dengan membiarkan dirinya terseret dan diperbudak oleh tipu daya iblis melalui iming-iming kemewahan atau ketenaran. Iblis sering bermain melalui dunia okultisme untuk membutakan dan menjauhkan manusia dari kebenaran Dharma. Perlu diketahui, iblis yang di luar muncul dan menggoda karena berkembangnya sifat-sifat iblis yang berasal dari dalam dirinya sendiri, yaitu: keserakahan, kebencian, kebodohan, kesombongan, keraguan dan pandangan sesat.
Berangkat dari alasan di atas, kiranya perlu dibahas hal-hal seputar okultisme, mulai dari apa itu okultisme serta bentuknya, alasan dan akibat menggunakan okultisme, hingga bagaimana melepaskan diri dari belenggu okultisme. Harapannya, semoga Para Buddha dan Bodhisattva senantiasa memberikan berkah perlindungan dan bimbingan spiritual kepada kita semua agar kita masih teguh berjalan di rel Dharma untuk meraih pencerahan dan pembebasan mutlak.
Apakah okultisme?
Okultisme berasal dari kata “Occultus” (Latin) yang artinya: Tersembunyi, rahasia, gaib, misterius, gelap, atau kegelapan. Dengan demikian, okultisme dapat diartikan sebagai “Paham yang menganut dan mempraktikkan kekuatan dari dunia kegelapan atau dunia energi jahat”.
Okultisme secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu: “Tipe-lunak” (takhayul, ramalan seperti astrologi, palmistri, spiritisme, astromantik, chronomancy, dan geomansi) dan “Tipe-keras” (sihir putih dan sihir hitam dalam berbagai bentuk, seperti pelet, gendam, tenung, santet, satanisme, dan tenaga dalam). Melalui okultisme, kemampuan adikodrati dapat dilakukan manusia yang mengandalkan kekuatan iblis.
Dalam ajaran Buddha, menyatakan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk iblis atau kuasa kegelapan sedapat mungkin di hindari atau ditinggalkan. Namun, di jaman maju seperti sekarang ini kepedulian terhadap masalah itu semakin lama semakin tinggi, bahkan hampir dapat ditemukan dimana saja. Buktinya, banyak orang menggunakan jasa atau mempraktikkan okultisme, baik secara sembunyi maupun secara terang-terangan. Mereka tidak lagi risih atau malu karena kegiatan menjurus okultisme, dan lagi mereka sangat berminat dan mencarinya jasa okultisme.
Masyarakat modern menganggap kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata, maupun dibuktikan secara ilmiah dan hukum. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah dibutakan dan dibodohi oleh iblis. Berbagai bentuk kegiatan okultisme, seperti ramalan, perbintangan, tenung, santet, pelet, hipnotis, ilmu kebal, dan segala macam ilmu gaib yang disebut ilmu hitam dan ilmu putih, mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.
Sambutan tersebut disebabkan oleh tayangan melalui media massa yang bebas hambatan sehingga okultisme memasuki setiap bidang kehidupan manusia, mulai dari masalah pribadi, keluarga, keuangan, bisnis, dan bahkan industri modern. Aktivitas okultisme ditemukan di seluruh dunia, baik di negara-negara berkembang yang masih terpengaruh animisme maupun di negara-negara maju, bahkan di negara-negara yang mayoritas penduduknya Buddhis.
Bentuk okultisme yang biasa di temui di masyarakat
Takhayul
Tahayul merupakan kepercayaan tidak beralasan yang berasal dari rekayasa iblis dan manusia. Kepercayaan yang bersifat tahayul berlawanan dengan ajaran setiap agama. Setiap suku bangsa memunyai tahayulnya sendiri. Orang Barat memercayai angka tiga belas adalah angka sial. Mereka juga percaya apabila berpapasan dengan pembersih cerobong asap akan terjadi kejadian yang buruk pada hari itu. Orang Jepang dan China menganggap angka empat adalah angka sial karena angka empat dibaca “shi” yang artinya mati. Sebaliknya, mereka menganggap angka delapan merupakan angka mujur. Orang Dayak di Kalimantan tidak berani keluar rumah apabila ada burung yang hinggap dan berbunyi di atas rumahnya. Di samping itu, masih ada tahayul yang juga dipercayai banyak orang. Misalnya, tapal kuda dipercaya dapat membawa keuntungan atau keselamatan apabila dipasang di muka pintu rumah atau di bemper mobil. Periuk yang terguling saat dipakai memasak dipercayai sebagai pertanda kehancuran rumah tangga. Tahayul juga mempercayai larangan-larangan tertentu dalam peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Misalnya: kelahiran, pernikahan, kematian, dan penguburan orang mati.
“Orang yang telah terbebas dari ketahayulan, yang telah mengerti keadaan tak tercipta (Nibbāna), yang telah memutuskan semua ikatan (tumimbal lahir), yang telah mengakhiri kesempatan (baik dan jahat), yang telah menyingkirkan semua nafsu keinginan maka sesungguhnya ia adalah orang yang paling mulia”. (Dhammapada 97)
Ramalan Nasib
1. Astrologi
Astrologi merupakan gabungan antara ilmu astronomi dengan ilmu-ramal. Astrologi di lihat jutaan orang setiap hari melalui surat kabar, majalah, radio, TV, dan internet. Astrologi tidak hanya dipercaya orang duniawi saja, tetapi juga orang Buddhis. Ada dari mereka yang sungguh-sungguh memercayai atau sekadar ingin tahu.
2. Ramalan Melalui Benda-Benda
Ramalan yang menggunakan kartu daun teh, kopi, lidi (ciamsi), atau hari binatang digunakan untuk mengetahui masa depan seseorang sesuai tulisan, kode, angka, atau simbol yang tertera dalam benda-benda yang dipakai untuk meramal.
3. Ramalan Menggunakan Telapak Tangan
Ramalan ini diyakini dapat memberi petunjuk masa depan seseorang sesuai garis tangannya.
4. Ramalan Astromantik
Ramalan ini digunakan untuk meramalkan situasi yang terjadi dalam suatu negeri berdasarkan bintang yang kelihatan. Misalnya: munculnya komet (bintang berekor) sering diramalkan akan terjadinya suatu goncangan politik dan pergantian kepemimpinan.
5. Ramalan Tongkat, Pendulum, dan Bola Kristal
Orang Yunani, Romawi, Skit, dan Jerman sering menggunakan tongkat untuk meramal dan mencari petunjuk dari dewa. Ammanius Marcellus melaporkan bahwa filsuf-filsuf Yunani menggunakan pendulum (bandul) untuk memilih nama Kaisar yang akan memerintah. Orang Gipsy menggunakan bola kristal untuk meramal nasib atau masa depan seseorang.
6. Chronomancy
Chronomancy adalah ilmu ramal yang dipakai untuk menentukan hari baik atau buruk. Misalnya, memilih hari untuk pindah rumah, pernikahan, memulai usaha baru. Chronomancy dilakukan orang Jawa.
Bhagavan Buddha pernah berkata: “Kepandaian benar-benar merupakan bintang keberuntungan kita. kita jangan menghabiskan banyak waktu dengan kegiatan ramal meramal dan memilih hari keberuntungan untuk melaksanakan hajatan. Kita adalah tuan untuk diri kita sendiri. Melakukan yang terbaik untuk berkonsentrasi pada masa sekarang adalah tanda-tanda datangnya keberuntungan”.
7. Geomansi
Geomansi merupakan ilmu ramal yang berhubungan dengan keberuntungan dan kesehatan berdasarkan tata letak bangunan, rumah, dan ruangan. Orang yang tinggal di pesisir Laut Selatan, rumahnya harus menghadap selatan untuk menghormati Nyai Roro Kidul. Orang Toraja membangun rumahnya dari arah utara ke selatan karena mereka percaya arwah-arwah yang melindungi rumah ada di utara. Sedangkan arwah-arwah perusak rumah ada di selatan. Orang Tionghoa menyebut geomansi sebagai Feng Shui (Hong Shui).
Meramalkan masa depan dan menyesali masa lalu hanya akan menyusahkan kita. Tindakan itu sia-sia. Konsentrasi penuh pada keadaan yang sedang kita hadapi. Kalau kita bisa menjaga supaya kaki kita tetap menginjak tanah, secara alamiah kita akan memiliki kesehatan fisik dan mental. (Dharma Sutra)
Di dalam “Vasala-Sutta” [Sutta-Nipata, Bab I : Bab Tentang Ular ; Sutta ke-7] Hyang Buddha bersabda: Siapapun, yang karena terperangkap di dalam kebodohan, memberikan ramalan yang tidak benar demi keuntungan yang sebenarnya tidak berharga, dia lah yang disebut manusia sampah.
Segala yang berkondisi sulit diramalkan dan dipastikan
Hidup di dunia tidak dapat di ramalkan dan dipastikan, inilah sifat dunia dan sifat segala hal. (Sutta Nipata 574-581). Dunia di liputi hukum ketidak-kekalan, semuanya terus berubah tidak menetap, juga di liputi Anatta (tidak berinti). Juga setiap hari rata-rata pikiran manusia berubah dan bergejolak timbul dan lenyap sebanyak 50,000 kali. Karma masa lampau mempengaruhi cara berpikir sekarang, pikiran sekarang dipengaruhi oleh berbagai kondisi dimana ia hidup dan kebutuhan yang diinginkan. Apa yang sudah dilakukan memang bisa diramalkan, tetapi apa yang belum dilakukan sulit untuk diramalkan. Selama pikiran orang tersebut berubah-ubah dan sikap perilakunya tidak menentu, maka nasibnya sukar diramalkan dan dipastikan. Hanya orang yang tidak berubah tekad dan perilakunya maka dapat di ramalkan dengan pasti.
Di anjurkan para insan daripada suka pergi meramal nasib, alangka baiknya mengenali gejolak hati dan pikirannya sendiri, dilanjutkan bagaimana sikap dan perilakunya, juga diperhatikan apa kebiasaan-kebiasaannya, dan bagaimana pula karakter jiwanya, setelah itu baru bisa diketahui dan mudah diprediksi bagaimana corak nasibnya ke depan, dan kualitas hidupnya di dunia ini dan di dunia selanjutnya.
Sebenarnya Hong Sui (Feng Shui) adalah ilmu arsitektur Tiongkok klasik. Jadi, memang memberikan arahan agar rumah yang di bangun akan mendapatkan kondisi ideal untuk cahaya, udara maupun unsur-unsur pendukung lainnya. Agama Buddha memandang Hong Sui ini sebagai tradisi suatu bangsa tertentu yang boleh di ikuti ataupun tidak. Juga tidak mutlak diperlukan! Itu hanyalah pilihan berdasarkan keyakinan masing-masing saja, karena bagaimanapun juga, semua kebahagiaan dan kesuksesan tergantung pada perilaku atau nasib orangnya sendiri. Walaupun rumahnya di tata dengan Hong Sui yang sempurna, kalau nasib dan perilaku penghuninya tidak baik, maka tentulah kebahagiaan dan kesuksesan yang diharapkan tidak akan muncul juga.
Dalam Dhamma, segala suka dan duka yang di alami oleh manusia adalah bagian dari buah karma yang dimilikinya. Kalaupun seseorang mempunyai rumah dengah fengshui yang baik, apabila perilakunya buruk dan melanggar sila, maka kebahagiaan akan jauh pula darinya. Sebaliknya, kalaupun fengshui rumahnya kurang baik, namun perilaku penghuni rumahnya baik dalam ucapan, perbuatan dan pikirannya, maka kebahagiaan dan kesuksesan akan tetap menjadi milik mereka. Adanya pengaruh perbuatan yang jauh lebih kuat dari pada pengaruh fengshui ini dapat dilihat dengan melakukan pertukaran rumah orang sukses ber-fengshui baik dengan rumah orang kurang sukses ber-fengshui kurang baik. Setelah keduanya dipertukarkan rumahnya untuk waktu tertentu, maka belum tentu orang yang kurang sukses itu menjadi sukses setelah menempati rumah yang ber-fengshui baik tersebut. Sebaliknya, orang yang sudah sukses tersebut setelah beberapa lama tinggal di rumah yang kurang baik fengshuinya, ia tidak juga menjadi orang yang menderita. Segalanya tergantung pada karmanya masing-masing.
Mempercayai fengshui dalam perspektif ajaran Dharma adalah kurang baik walaupun hal itu merupakan seni arsitektur Tiongkok klasik. Namun, hal yang paling penting dalam kehidupan ini adalah memperbaiki perilaku, ucapan dan pikiran agar selalu bertujuan untuk memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri, lingkungan maupun semua mahluk. Dengan banyaknya kebajikan yang dimiliki maka otomatis orang akan mendapatkan kebahagiaan walaupun memiliki rumah dengan fengshui yang kurang baik.
Diri sendiri adalah tempat berlindung bagi diri sendiri, siapa yang dapat dijadikan tempat berlindung? Dengan melatih diri secara sungguh-sungguh, akan memperoleh perlindungan yang sukar dicari. Sungguh mudah melakukan perbuatan buruk, yang akan merugikan bagi diri sendiri! Tetapi, sungguh sulit melakukan perbuatan baik, yang akan menguntungkan bagi diri sendiri! (Dhammapada XII, 161-163)
Di dalam Sutra Maha Sila: “Sementara beberapa petapa dan brahmana hidup dari makanan yang disediakan oleh umat yang berbakti, namun mereka masih tetap mencari panghasilan dengan mata pencaharian yang salah, yaitu dengan cara yang rendah sebagai berikut : menentukan hari baik untuk perkawinan, menentukan hari baik bagi mempelai pria dan wanita untuk pergi, menentukan hari baik untuk keharmonisan, … Tetapi Samana Gotama tidak melakukan hal-hal tersebut”.
Renungan:
Hati baik, nasib jadi beruntung, feng shui pun ikut jadi baik.
Hati jahat, nasib jadi malang, feng shui pun ikut rusak.
Feng shui baik, tetapi hati jahat, maka feng shui yang baik pun tidak berguna memperbaiki nasib.
Feng shui tidak baik, tetapi hati baik, nasib berubah jadi mujur maka feng shui tersebut ikut berubah menjadi baik.
Feng shui yang tidak baik bisa dirubah menjadi baik dengan kekuatan dan keampuhan mantra Maha Karuna Dharani dan perlindungan dari para Buddha, Dharma dan Sangha.
Nasib baik di bangun dari hati yang baik, feng shui yang baik terbentuk dari nasib yang baik.
8. Permainan Jailangkung (Quijc)
Permainan ini banyak dilakukan remaja-remaja di berbagai negara. Inti permainan ini berkomunikasi dengan spiritisme untuk menanyakan masa depan, seperti jodoh, nasib, pekerjaan, keuangan, dan sekolah. Mereka tidak menyadari bahwa bertanya kepada spiritisme adalah perbuatan yang beresiko dan berbahaya, karena menciptakan jodoh dan bersekutu dengan mereka, dikhawatir kelak kerasukan dan diperalat oleh spiritisme.
Jimat dan Perhiasan
Amulet yang artinya pertahanan adalah jimat atau benda perhiasan yang digunakan untuk menangkal energi jahat. Dapat berupa benda apa saja, seperti kulit, kuku, taring, tulang binatang, mata uang, batu akik, tapal kuda, kain, rambut, ikat pinggang, dan bunga. Jimat diperoleh dari dukun yang telah dimantrai sesuai permohonan si pemakai, dan diyakini memunyai kekuatan atau pengaruh gaib bagi si pemilik.
Tujuan memakai jimat adalah mengusir makhluk-makhluk jahat, melindungi pemakainya dari serangan lawan, mengendalikan atau menaklukkan pikiran orang lain, menarik lawan jenis atau memudahkan dapat jodoh, menjaga kedudukan, menutupi kejahatannya supaya tidak diketahui atasan atau aparat keamanan. Mereka tidak hanya memakainya sebagai perhiasan, tetapi juga untuk mendapat kekuatan dan perlindungan dari benda-benda tersebut.
Benda-Benda Aneh untuk Kekuatan Magis
Beberapa dukun menyimpan benda-benda aneh seperti janin yang gugur. Janin tersebut dikeringkan; kemudian dibuatkan baju, tempat tidur, dan makanan bayi sebagai sesajen pada saat-saat tertentu. Janin tersebut disebut “anak ambar” atau “jenglot” yang dipakai dukun untuk meramal atau mengetahui masa depan anak-anak yang di bawa orang tuanya. Topeng atau kedok dengan berbagai macam ekspresi digunakan untuk menggambarkan karakter iblis. Topeng-topeng tersebut sering dipakai dukun untuk mengundang makhluk jahat yang diperintahkan untuk mengganggu keluarga yang dibenci. Gangguan tersebut berupa sakit-penyakit, pertengkaran keluarga, hambatan dalam usaha, atau menjadi linglung (pelupa).
Magic, Sihir, atau Tenaga Dalam
Kata magic berasal dari kata “mages” (Persia kuno). Mages adalah golongan imam dari agama Zoroaster yang sering melakukan perbuatan ajaib dengan pertolongan jin. Perbuatan ajaib banyak dilakukan di Asia dan terdiri dari bermacam-macam aliran serta tingkatan. Beberapa orang yang sudah memiliki tingkatan tinggi dapat pindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat dengan jarak yang sangat jauh. Ada orang yang jiwanya dapat keluar dari tubuhnya dan melayang-layang, sementara tubuh jasmaninya semedi atau tergeletak tidur. Ada juga yang jiwanya mengambil bentuk binatang, seperti: babi, monyet, serigala, harimau, buaya yang berkeliaran untuk mencuri, berzinah, berkelahi, membalas dendam, dan membunuh. Bentuk lain yang terkenal di Kalimantan adalah “swanggi”. Swanggi adalah orang yang dapat memisahkan kepala dan isi perut, sementara dirinya sendiri sedang tidur. Kepala dan isi perut tersebut melayang-layang untuk menyihir orang yang dibencinya. Sesudah selesai menjalankan niat jahatnya, kepalanya menyatu dengan tubuh seperti semula.
Kekebalan Tubuh
Di berbagai negara Asia, khususnya di Indonesia, praktik berpuasa dan bersemedi untuk meningkatkan tenaga dalam agar tidak mempan (kebal) senjata tajam, biasa ditemui di lingkungan masyarakat yang keras. Hampir setiap laki-laki harus belajar atau memiliki ilmu bela diri untuk di adu di arena pertandingan antar desa. Untuk meningkatkan kemampuan terhadap lawan-lawannya, mereka biasanya memakai jampe-jampe, berpuasa, dan bersemedi agar mampu bersaing dengan lawan yang lebih besar. Mereka bahkan tidak mempan senjata tajam, sanggup berjalan di atas bara api seperti debus (kekebalan tubuh yang sangat terkenal di Banten, Jawa barat). Di Barat, adegan sihir sering dipertontonkan. Dalam adegan itu, ada orang yang dipenggal kepalanya sampai terpisah, kemudian disambung lagi tanpa cedera. Praktik okultisme seperti ini sering membuat penontonnya terpana, takjub dan terheran-heran.
Mengendalikan Pikiran Orang Lain
Mengendalikan pikiran orang lain dapat dilakukan dengan ilmu pelet, pengasihan, sihir, atau hipnotis sehingga pikiran dan kesadaran seseorang dikendalikan iblis atau jimat-jimat yang diberi mantra khusus oleh dukun. Praktik okultisme seperti ini biasanya dilakukan suami terhadap istri, laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya, sekretaris terhadap atasan agar disayangi, dinaikkan gajinya, atau tujuan seks. Pengendalian pikiran yang lain adalah telepati, telekinesis, dan “Extra Sensory Perception” (E.S.P). Dalam telepati, dua orang sanggup melakukan komunikasi jarak jauh tanpa alat karena mereka sama-sama memakai ilmu gaib untuk menguasai dan menyatukan pikiran mereka. Telekinesis, kemampuan seseorang mengatur dan mengendalikan gerakan benda-benda mati; seperti mengatur jatuhnya dadu atau kartu dalam perjudian, mengangkat benda tanpa menyentuh, dan membengkokkan logam.
Sedangkan Praktik E.S.P (mengendalian pikiran orang lain) untuk melakukan tindak kejahatan adalah gendam yang banyak terjadi di tempat umum. Ketika seseorang digendam (biasanya diiming-imingi uang atau benda berharga), energi jahat mulai mengendalikan pikiran orang tersebut. Selanjutnya pikirannya dapat dikendalikan oleh orang yang menggendam. Energi yang ada dalam orang tersebut memberi kekuatan ke dalam pikiran orang tersebut sehingga dia mampu melakukan perbuatan ajaib yang melebihi dari yang dapat dia bayangkan, pikirkan, dan mohonkan.
Bahayanya seseorang yang memiliki Abhinna (kemampuan batin yang lebih tinggi, yang hanya dapat dimiliki oleh mereka yang berhasil dalam meditasi) sering dikenal sebagai orang sakti. Orang sakti belum tentu suci. Bisa juga karena ia telah mencapai kesucian. Bila ia memiliki kesaktian tapi belum suci maka ada kemungkinan masih mempunyai keinginan untuk memuaskan nafsu-nafsunya, sehingga dapat merugikan orang lain. Orang sakti yang tidak bermoral, kesaktiannya dapat luntur. Tetapi kesaktian orang suci tak akan pernah luntur karena orang suci tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar sila dan aksi kejahatan. Kemampuan-kemampuan batin ini seolah-olah hebat bagi yang memilik, akan tetapi ilmu kesaktian tidak bisa di gunakan untuk merusak karma seseorang. Bila orang sakti merusak karma seseorang maka konsekuensinya ia harus berhadapan dengan hukum karma. Ilmu sakti mustahil dimiliki bagi pikiran manusia modern yang serba diliputi hawa nafsu dan kebodohan. Namun yang terpenting semua kemampuan batin adalah kemampuan melenyapkan kekotoran batin secara mutlak atau mencapai Nirvana.
Praktik Yoga yang Menyimpang
Praktik Yoga umumnya ada dua jenis, yang pertama dan utama untuk kebaikan dan selaras dengan ajaran agama. Sedangkan satunya lagi dipraktikkan menyimpang untuk tujuan sensualitas atau kenikmatan yang bertentangan dengan ajaran agama. Praktik Yoga yang menyimpang melakukan praktik untuk ritual muja, mengosongkan pikiran, mencari segala energi dari dari luar, mengembangkan sikap perilaku sensualitas, belajar menikmati dari praktik bersetubuh dengan lawan jenis, karena praktik penyimpangan ini sering dilakukan maka lama-kelamaan jiwanya menjadi liar dan sesat, kelak kemudian hari menjadi nyentrik atau edan. Umumnya Praktik Yoga yang baik berhubungan dengan latihan-latihan pernapasan, posisi tubuh, dan meditasi atau konsentrasi pikiran. Ini disebut kundalini. Tujuan pengaturan tubuh dan pernapasan adalah memperbaiki kesehatan. Selanjutnya tingkatan yoga yang lebih tinggi adalah meditasi total atau kemanunggalan pikiran untuk menggali dan mendapatkan energi dari dalam maupun dari luar alam semesta melalui pernapasan dan praktik lainnya, untuk mendapatkan kebugaran, kedamaian dan pencerahan.
Necromancy atau Spiritisme
Necromancy, spiritisme atau Lok Tang (kesurupan) merupakan komunikasi dengan makhluk-makhluk liar melalui mediumik (dukun atau perantara). Mediumik berkomunikasi dengan arwah-arwah liar untuk meminta petunjuk, nasihat, kekuatan, keberanian, dan bimbingan dalam mengambil keputusan penting. Ada juga spiritisme primitif. Dalam spiritisme primitif, orang yang bersangkutan mencari sendiri makhluk-makhluk liar yang ada di gunung, pohon, gua, tempat keramat, dan kuburan dengan bersesaji, bersemedi, dan berdoa untuk mengundang energi liar. Sedangkan spiritisme modern adalah gerakan spiritisme baru yang memiliki organisasi yang rapi, yang bertujuan meminta pertolongan, petunjuk, dan nasihat dari penguasa dunia hitam atau putih.
Dosa-dosa melalui okultisme
Praktik okultisme dan kegiatannya merupakan praktik kebodohan dan kegelapan yang bertentangan dengan kebenaran Dharma, karena telah berpaling dari Dharma dan mengarahkan pandangan pada ajaran menyimpang. “Orang yang berpaling dan berlindung kepada makhluk-makhluk rendah yang memiliki energi negatif, yakni: berlindung, bersekutu atau berkawan dengan bertanya kepada mereka. Ini merupakan kebodohan yang riskan karena bersekutu, membuka hati, dan bersedia di kuasai iblis. Dosa akibat terlibat okultisme adalah cenderung menjadi kejam, brutal, kasar, jahat, sombong, munafik, termasuk gemar melakukan pembunuhan, perzinaan, penipuan, perkosaan, perampokan, dan tindak kejahatan lainnya yang merugikan masyarakat. Jumlah mereka semakin hari semakin banyak.
Peran & Fungsi Jampe-jampe Okultisme
Jampe-jempe okultisme yang diajarkan berkekuatan energi negatif melalui dukun-dukun, adalah:
1. Jampe menyakiti orang melalui media boneka (Cruciates curse).
2. Jampe untuk berubah wujud dan sifat menjadi hewan (Animagus).
3. Jampe untuk mengutuk orang lain (Accio).
4. Jampe tenung atau santet yang membuat korban mati (Adava Kadavra).
5. Jampe untuk berubah wujud menjadi serigala atau babi ngepet (Homorphus Charm).
6. Jampe untuk menggerakkan benda mati atau alat santet (Mobiliarbus).
7. Jampe untuk menarik lawan jenis yang dikehendaki (Chajati Nasrum).
8. Jampe untuk memberi kekuatan dan kekebalan fisik (Shahuvala).
9. Jampe untuk membutakan mata dan membingungkan orang atau gendam.
10. Jampe untuk menidurkan orang (ilmu sirep) supaya dapat mencuri.
Setiap pembacaan “jampe-jampe” tersebut merupakan upaya bersekutu dan berkomunikasi dengan makhluk gaib sehingga orang yang melakukannya menjadi bersekutu dan terlibat aksi kejahatan.
Perbedaan Okultisme & Ajaran Buddha
Ajaran Okultisme:
Ajaran okultisme cenderung membodohi manusia, mencari dan mendapatkan ilmu dari luar, sehingga bergantung dan digantung oleh makhluk maha kuasa yang berada di luar. Mencari keluar; Menata dan memperbaiki kondisi yang di luar untuk mendapatkan nasib baik; Menggunakan jasa makhluk liar atau bodoh yang berasal dari luar; Mengorbankan makhluk lain; Menyesatkan karena berkembangnya ego demi ‘Sang Aku’ dan ‘Milikku’. Nafsu, keserakahan dan kebengisannya meningkat juga segala keberuntungannya hanya untuk di nikmati dirinya sendiri saja.
Ajaran Buddha:
Ajaran Buddha untuk mencerahkan pikiran, mengembangkan kearifan dan membimbing semua makhluk untuk memperoleh kebahagiaan. Walaupun sementara waktu ilmu di cari ke luar tapi justru mendapatkan ilmu yang sejati harus dari dalam. Mencari kebenaran dari dalam dirinya sendiri; Memperbaiki diri ke dalam untuk mendapatkan nasib baik; Memohon bimbingan dan perlindungan makhluk-makhluk suci yang sudah tercerahkan; Tidak mengorbankan makhluk apapun melainkan menolong semua makhluk. Praktiknya meredupkan bahkan melenyapkan khayalan sang aku dan menyadari ketiadaan milikku. Segala keberuntungannya di danakan kepada semua makhluk.
Praktik Okultisme:
Karena dilanda kegelapan batin, dan lemahnya semangat untuk melatih diri, sehingga jalan pintasnya mencari dukun, pergunakan jasa dukun, bersekutu dengan dukun, berkaul dengan dukun dan memuja makhluk bodoh dan liar untuk mendapatkan sesuatu dengan cara mudah atau menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Bila ia berhasil ditodong oleh dukun, bila tidak berhasil ia marah-marah ke dukun akibat buruknya pagar makan tanaman dikerjain dukun. Lama kelamaan menggunakan jasa dukun orang tersebut menjadi korban dan budaknya dukun. Ending storynya kelak masuk ke tiga alam celaka.
Praktik Buddhism:
Menyadari nasib hanya bisa diperbaiki oleh diri sendiri. Semua masalah harus dihadapi, diterima, diselesaikan dan dilupakan. Menyadari bahwa semua praktik di awali dengan pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, konsentrasi benar dan samadhi (ketenangan) benar. Bila konsisten mempraktikan Dharma yang benar maka kehidupan sekarang selamat, beruntung, lancar dan sukses, setelah meninggal dunia pasti masuk ke surga.
Pengobatan okultisme:
Karena alasan biaya pengobatan dokter dan rumah sakit relatif mahal, maka alternatifnya pergi ke dukun untuk peroleh kesembuhan. Memang ada dukun yang ahli untuk menyembuhkan berbagai penyakit, tetapi ada pula dukun palsu yang membodohi dan mengerjai orang-orang yang lagi bingung dan frustasi. Umumnya dukun hitam menggunakan jasa makhluk iblis atau jin untuk mengobati dengan imbalan yang diminta. Di ibaratkan hendak ‘keluar dari lobang buaya masuk lagi ke lobang ular’ lagi. Penyakit badan tidak sembuh malah bertambah penyakit batin dan kantong jebol karena dikerjain olah dukun jahat. Buktinya lihat saja di banyak berita koran, orang-orang yang menggunakan jasa dukun untuk pengobatan malah menjadi korban dukun. Karena menggunakan ilmu hitam untuk pengobatan, maka walaupun penyakit badan ini bisa disembuhkan untuk sementara waktu, tapi pengaruh dan kuasa ilmu hitam sulit dilepaskan, karena makhluk-makhluk liar yang memiliki ilmu hitam cenderung masih bernafsu dan pamrih, ia bisa menolong juga bisa mencelakakan di kemudian hari.
Pengobatan Buddhism:
Semua penyakit berasal dari apa yang di makan melalui mulut; Sedangkan malapetaka datang dari apa yang di keluarkan oleh mulut. Bila hati sakit, maka tubuh pasti jatuh sakit dan pengaruhnya kondisi ikut sakit pula; Hati sehat, tubuh pun sehat dan kondisi pun ikut sehat. Semua Dharma yang dibabarkan oleh Bhagavan Buddha untuk menyembuhkan berbagai penyakit, semua penyakit di awali dari penyakit hati. Umumnya penyakit dapat di bagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Penyakit badan; 2. Penyakit jiwa; 3. Penyakit karma; 4. Penyakit aneh.
Penyakit jasmani yang ringan harus ke dokter untuk di obati, sedang penyakit badan harus di opname di rumah sakit. Penyakit jiwa bisa dicegah dengan memahami ‘Sutra Hati’, melafalkan nama Buddha dan rajin bernamaskara untuk memulihkan penyakit jiwa. Penyakit karma, harus melakukan penyesalan dan pertobatan atas perbuatan buruk yang pernah dilakukan, melafalkan mantra penghapus dosa, gembira berbuat kebajikan, melepaskan hewan dan menyebarkan kitab suci tentang Hukum Karma. Sedangkan penyakit aneh, yaitu: gangguan dari makhluk halus, setan atau iblis harus melafalkan mantra Shurangama, atau mantra ampuh pengusir iblis lainnya, rajin kebaktian di vihara dan di rumah. Berlindung kepada Sang Triratna (Buddha, Dharma dan Sangha); Rumahnya di blessing, dan di lindungi dengan lingkaran batasan suci, memasang altar di rumah dan rajin melafalkan berbagai mantra pelindung. Adapun peran Guru hanya menjadi petunjuk dan membimbing, sedangkan praktiknya di lakukan oleh diri sendiri. Berhasil atau tidak tergantung dari keyakinan, ketegaran, dan ketekunan untuk membina diri.
Visi dan spirit dari okultisme:
Datang dan percaya kepada okultisme. Semua ucapan dan kitab yang berasal dari “Makhluk Maha Kuasa”, jangan dikaji dan dibuktikan oleh penalaran dan logikanya umat manusia. Karena ajarannya untuk dipercaya bukan untuk dibuktikan. Berdasarkan kitab semua diciptakan oleh “Makhluk Maha Kuasa, Semua berasal dari-Nya, di Takdir oleh-Nya, di coba oleh-Nya, dan akhirnya kembali ke pangkuan-Nya. Jadi manusia harus rajin memuja dan memohon kepada-Nya. Hanya tunduk, gentar dan menjalankan perintah-Nya. Sukses-gagal, untung-rugi, di cela-di puji, bahagia-derita setiap makhluk karena semua atas kehendak-Nya. Umat manusia selamanya menjadi hambanya, tidak mungkin bisa menjadi Makhluk Maha Kuasa.
Visi dan spirit Buddhism:
Datang, lihat dan buktikan sendiri ajaran Buddha. Semua tercipta dari aktivitas batinnya sendiri, semua nasib terbentuk dari perbuatannya sendiri, corak lingkungan yang terbentuk adalah hasil dari upayanya sendiri. Aku adalah pemiliki karma ku sendiri, pewaris karma ku sendiri, terlahir karena karma ku sendiri, berhubungan dengan karma ku sendiri, dan terlindung oleh karma ku sendiri. Sukses-gagal, untung-rugi, di cela-di puji, bahagia-derita, karena ulah ku sendiri dan hasil dari perbuatan ku sendiri. Setiap makhluk mempunyai jiwa Buddha, berpotensi jadi Buddha dan kelak bakal jadi Buddha.
Sasaran utama okultisme
Anak-Anak yang Masih Labil Jiwanya
Anak-anak sering dijadikan sasaran utama iblis karena dapat melakukan program iblis secara mendasar dan dalam jangka yang panjang. Pikiran, emosi, dan rohani mereka belum stabil dan kuat, sehingga belum dapat membedakan mana yang baik dan jahat. Mereka mudah diyakinkan melalui tipuan-tipuan dari permainan-permainan, pertunjukan film, buku cerita, dan hal-hal lain yang menarik untuk diikuti. Betapa bangganya mereka dapat melakukan berbagai hal besar melalui okultisme. Namun secara rohani, mereka tidak menyadari bahayanya. Mereka akan tumbuh dewasa dan menjadi generasi penerus serta dapat mempengaruhi orang lain untuk terlibat praktik okultisme. Akibatnya tanpa mereka sadari, semakin lama semakin banyak anggota masyarakat menjadi pengikut iblis sejak masih anak-anak. Mereka inilah yang disebut sebagai anak-anak iblis.
Orang yang Membuka Dirinya bagi Makhluk Jahat
Dalam masyarakat yang sudah terbiasa dengan dunia mistik, kuasa iblis merupakan kuasa yang sudah lazim dipergunakan dukun-dukun untuk maksud-maksud tertentu. Misalnya, pengobatan alternatif yang biasa disebut ilmu putih. Masyarakat seperti ini selalu bertapa, bersemedi, atau mengosongkan diri agar diisi roh-roh jahat, memanfaatkan jin-jin, dan bermain dengan kuasa gelap, mulai dari jailangkung, tarian kuda lumping, nini thowok (menari dengan kuasa roh jahat), memasukkan benda atau susuk ke dalam tubuh, ilmu kebal, sampai menggunakan jampe-jampe untuk membunuh.
Orang yang Memiliki Sifat Keserakahan, Kebencian dan Kebodohan
Setiap orang, termasuk umat Buddhis, yang batinnya masih memiliki sifat keserakahan, kebencian kebodohan, kemunafikan, dendam, dan iri hati mempunyai kemungkinan terlibat okultisme. Keterlibatan mereka dengan okultisme merupakan upaya untuk melampiaskan kebencian atau balas dendam. Tindakan ini sangat berlawanan dengan hukum kebenaran dan nurani kasih yang di ajarkan agama.
Orang-Orang Terkenal dalam Masyarakat
Orang-orang terkenal yang tidak mempraktikkan ajaran agama, atau tidak mempunyai ilmu pelindung, seperti bintang rock, bintang film, ilmuwan, penulis, dan sastrawan dapat dengan mudah memengaruhi orang banyak melalui ketenaran dan karya-karya mereka. Iblis sering mempergunakan mereka sebagai alat propaganda kegiatan okultisme, semedi, sihir, serta pengajaran-pengajaran setan termasuk penggunaan obat-obat terlarang, perilaku seks bebas. Tujuan semua adalah mencari keluar dan mendapatkan segala sesuatu dari luar dengan cara salah atau sesat, sehingga kehidupannya menyimpang dan menuju jalan sesat.
Pemimpin-Pemimpin Agama yang Buta Rohani
Pemimpin agama akan mudah mempengaruhi umatnya melalui ajaran-ajaran yang disampaikan melalui ceramah maupun tulisan, sehingga mempengaruhi perilaku umat. Iblis berusaha mempengaruhi para pemimpin agama yang buta rohaninya, yang hanya pandai ceramah tapi tidak mempraktikkan ajaran tersebut, sehingga mudah di isi energi jahat ke dalam pikiran yang berlawanan dengan kebenaran. “Waspadalah supaya jangan ada yang menyesatkan kamu, sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku atau penjelmaan-Ku” dan berkata: “Akulah Buddha hidup, Akulah Maha Bodhisattva, Akulah titisan reinkarnasi Guru Besar jaman dulu untuk menolong kalian dan mereka akan menyesatkan banyak orang”.
Pemimpin-Pemimpin Bangsa
Pemimpin bangsa merupakan sasaran iblis untuk memengaruhi bangsa yang dipimpinnya supaya berperang, menjajah, merusak, menganut paham yang bertentangan dengan ajaran kasih semua agama. Banyak pemimpin bangsa yang dikuasai dan diberi visi dan kemudahan oleh iblis sehingga mengizinkan sebagian tentaranya dan rakyatnya untuk membunuh secara massal terhadap umat beragama atau rakyat yang tidak berdosa. Banyak di antara mereka di saat bertempur atau perang menggunakan ilmu jahat atau meneriakkan ayat-ayat setan dan jampe-jampe dalam pertempuran, pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran, penganiayaan, dan tindak kejahatan lainnya.
Perdukunan
Apa itu Dukun? Dukun, adalah seseorang yang membantu masyarakat dalam upaya penyembuhan penyakit dan mengatasi berbagai masalah melalui tenaga Supranatural. Tetapi sebagian dari mereka menyalahgunakan ilmu supranatural tersebut untuk menciptakan “penyakit baru”, kepada masyarakat.
Kebudayaan Dukun dapat ditemukan di seluruh dunia, mereka dapat terbagi berbagai macam aliran dan ilmu, Dukun Pawang Hujan, Dukun Pawang Hewan, Dukun Santet, Dukun Pelet, Dukun Pijat, Dukun Bayi (Bidan Desa), Dukun Ramal, dan lain sebagainya.
Dukun adalah sebutan untuk mereka dalam bahasa Indonesia. Di luar negeri mereka disebut dengan macam macam nama: Witch, Clairvoyant, Fortune Teller (Inggris), Macumba, Xango (Brazil), Obeah, Santeria (Jamaica), Voodoo (Afrika bagian Timur, yang berkembang pula hingga Haiti di Kepulauan Karibia).
DUKUN atau yang sering juga disebut dengan ‘orang pinter’, adalah suatu profesi yang tidak asing kedengarannya di telinga kita, atau di telinga masyarakat Indonesia pada umumnya. Walaupun nama atau istilahnya berbeda antar satu daerah dengan yang lainnya. Dukun adalah profesi yang sangat popular dan memasyarakat, keterlibatan mereka dalam kehidupan masyarakat kita selama ini sangat kuat.
Bagi orang yang belum pernah berinteraksi dengan dukun secara langsung, atau minta bantuannya dan memanfaatkan jasanya, tentu pernah mendengar profesi perdukunan ini dari radio, atau dari mulut ke mulut. Membaca iklan dan praktiknya di majalah, tabloid, koran atau buku-buku. Atau pernah melihat sosok di antara dukun yang bertebaran dalam tayangan layar kaca atau televisi. Mereka memang akrab dengan rakyat, dan juga sebagian besar pejabat.
Bagi orang yang pernah berurusan dengan dukun, sudah pasti akan tahu lebih banyak, tidak hanya namanya atau tempat praktiknya, mereka juga paham spesialisasi dan keahlian yang di miliki dukun kesayangannya.
Selama ini memang ada kelompok masyarakat yang merasa sangat terbantu atau di untungkan dengan adanya praktik perdukunan. Ada yang merasa sakitnya telah tersembuhkan setelah berobat ke si dukun. Ada yang merasa masalahnya telah terselesaikan setelah konsultasi dengan dukun. Dan ada juga yang merasa usahanya telah berhasil, cita dan cintanya telah tercapai, dendamnya terhadap seseorang telah terbalaskan, sakit hatinya terobati, setelah mereka keluar dari ruang praktik si dukun.
Tapi banyak juga yang kecewa. Karena sakit yang di derita tak kunjung sembuh, bisnis yang di rintis tak kunjung laris, problematika yang mengusutkan pikiran tak juga terselesaikan, cita dan cinta tak juga kesampaian, dendam kesumat dan sakit hati tak juga terbalaskan, dan lain-lainnya.Bahkan malah sebaliknya. Sakit yang di derita semakin parah, bisnisnya makin terpuruk atau bangkrut, problematikanya makin ruwet. Padahal mereka telah membayar dukun dengan harga mahal, jutaan bahkan milyaran rupiah telah amblas. Berbagai macam tumbal dan sesajen sudah dipersembahkan, beragam syarat yang di minta telah di penuhi. Ada korban perdukunan yang di kuras hartanya, direnggut kegadisan dan kehormatannya, di teror, di ancam atau di bunuh. Materi di habiskan, akidah digadaikan. Sungguh menyakitkan dan menyedihkan.
Walaupun begitu, mereka tidak kapok juga. Kalau pun ada yang sadar lalu bertobat, itu hanya sedikit dari sekian banyak korban yang berjatuhan. Naifnya, orang lain yang tidak pernah jadi korban dukun, atau belum menjadi korbannya, tidak juga mengambil pelajaran dari tindakan kriminal dan penipuan yang berkedok perdukunan dan telah banyak di ungkap di media massa. Kalau mereka punya masalah yang ruwet dan menurutnya tidak bisa diselesaikan dengan akal sehat, dukunlah yang menjadi alternatif pilihannya.
Praktik Perdukunan yang Berbau Mistik
Selama ini praktik perdukunan selalu di identikkan dengan mistik dan klenik, ruangan yang di selimuti bau kemenyan, di hiasi berupa-rupa kembang dan sesajen, di lumuri darah tumbal dan sesembahan, di lengkapi berbagai macam jimat dan benda pusaka, di naungi kekuatan jin dan setan, diterangi dengan cahaya temaram atau cenderung pada kegelapan, suasana yang mencekam dan mengerikan.
Maraknya Perdukunan
Gejala lari ke dukun, paranormal atau “orang pintar” kini semakin mengakar kuat di setiap lini masyarakat. Entah berapa banyak pejabat, pengusaha, kalangan profesional, intelektual dan rakyat biasa telah menjadi konsumen atau pelanggan jasa perdukunan. Kondisi ini merupakan lahan subur bagi dunia perdukunan dan paranormal. Mereka kian gencar beriklan tentang kemampuan dan kesaktiannya yang disertai gelar atau nama yang aneh, berbau magis dan terkadang nyeleneh. Contohnya: Bisa kita saksikan di stasiun TV yang menayangkan acara-acara atau iklan tentang ramalan jodoh, karir, kesehatan, rejeki, kecantikan, jabatan dan lain-lainnya. Mengapa dunia perdukunan dan ramalan-ramalan semakin subur? Ironisnya ini terjadi di masyarakat yang mengaku religius dan agamis.
PERDUKUNAN GLOBAL
Di kalangan agama-agama dunia di kenal usaha tradisional mencari jalan dengan penguasaan kekuatan alam semesta melalui perdukunan (kebatinan dan mistik) seperti Trantic, nujum/ramalan. Rajah tangan (palmistry), perbintangan (astrologi/horoscope), dan seterusnya. Dikalangan modern dikenal usaha serupa dalam kemasan berbeda seperti Mind Power, Human Potential Development, New Consciousness Movement, Creative Imagination, Self Motivation, Transformation Movement, dan ratusan bentuk lainnya. Jalan pembenaran melalui kekuatan-kekuatan magis dan spiritisme agama-agama dunia ini secara nyata telah mengalamai kebangkitan globalnya, baik perdukunan secara tradisional, konvensional maupun dalam bentuk neo-spiritualisme. Disini kita melihat bahwa perdukunan bukanlah kepercayaan kuno yang sudah berlalu, tetapi merupakan suatu system religi yang selalu ada dan berkembang di setiap tahapan budaya manusia. Disinilah The New Age Movement mengambil peran besar dalam menyesatkan manusia (artikel terkait : The New Age Movement)
Kekuatan-kekuatan magis melalui praktik-praktik perdukunan dapat ditemui di bagian manapun di dunia ini. Baik dalam masyarakat yang memang kental dengan tradisi budaya Okultisme maupun masyarakat secular modern. Ramalan nasib, rajah tangan dan perbintangan bahkan sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat dunia. Perdukunan jenis ini telah diterima semua orang, menjadi budaya universal yang bahkan sudah menjadi konsimsi anak-anak di seluruh dunia.
Berkat atau kutuk bisa dihasilkan oleh perbuatan manusia dalam mengolah kekuatan magis untuk tujuan-tujuan tertentu. Sudah menjadi anggapan umum bahwa ketika kekuatan magis tersebut ditujukan untuk kebaikan, maka akan disebut “white magic”, misalnya: penyembuhan penyakit, keamanan, mencari jodoh, kelancaran bisnis dan seterusnya. Dan ketika kekuatan magis tersebut digunakan untuk tujuan kejahatan, maka akan disebut kekuatan “black magic”, misalnya: mengirimkan sakit penyakit, membunuh orang, menjatuhkan seseorang dari kedudukannya, menyebarkan kerusuhan, dan seterusnya. Dalam dualisme ini kita melihat penyesatan iblis di dalam pemanfaatan kekuatan-kekuatan spiritual tersebut. Begitu banyak tradisi dan agama dunia yang membenarkan praktik perdukunan asalkan untuk tujuan kebaikan. Padahal kita ketahui tidak ada kebenaran yang berasal dari iblis, apapun bentuk kebaikannya selama itu bersumber dari alam arwah kegelapan iblis adalah kejahatan. Dia adalah pencuri, pembunuh dan pembinasa, dan barang siapa melakukan kebaikan dengan memakai sumber iblis berarti melakukan kehendak iblis, dan dan itu kejahatan yang keji bertolak belakang dengan kebenaran dan kebaikan yang di ajarkan oleh agama.
Industri Raksasa
Pada masa sekarang ini praktik-praktik perdukunan seperti astrologi, sihir, nujum/ramalan, bahkan pengobatan alternatif oleh paranormal telah menjadi suatu usaha bisnis yang besar. Data terakhir di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 40.000 orang yang bekerja “full-time” dibidang ini (meningkat hampir 400 persen dalam 10 tahun terakhir), dan sedikitnya 350.000 orang lainnya bekerja “part-time” di bidang perdukunan, paranormal dan astrologi (meningkat 200 persen dalam 10 tahun terakhir). Angka-angka tersebut merupakan angka resmi yang dalam realitasnya bisa jauh lebih tinggi dari pada itu. Di Brazil, kehidupan spiritualisme yang okultis semakin berkembang pesat ditandai dengan tumbuhnya begitu banyak “bidat” keagamaan yang menyimpang dan bertendensi klenik. Di Inggris sebanyak 6.000 orang ahli sihir terlibat dalam pertemuan-pertemuan secara teratur untuk membuat strategi-strategi bisnis yang baru. Bila dihitung secara global maka keteribatan manusia kepada hal-hal yang okultis dan klenik ini tidak terhitung lagi banyaknya.
Di China dan India misalnya, juga di Afrika dan belahan dunia lainnya terutama di wilayah Negara-negara yang dilalui oleh garis Khatulistiwa (Afrika tengah, Amerika tengah, dan Indonesia) merupakan basis okultisme terbesar di dunia, dimana perdukunan dan klenik telah menjadi bagian dari tradisi budaya manusia yang sangat akrab dalam hidup keseharian. Di Indonesia, seperti pada umumnya terjadi di dakam masyarakat klenik, budaya ini telah mengakar dan menjangkau segenap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat bawah sampai pejabat Negara. membangun rumah harus selamatan dengan bubur merah bubur putih, harus mengibarkan bendera. Membangun jembatan harus ada korban kepala kerbau. Bahkan di dalam pernikahan harus mandi air kembang, menginjak telor dan seterusnya. Begitu kerabnya hal-hal ini kita lihat disekitar kita sehingga kita tidak lagi melihatnya sebagai sesuatu yang salah. Budaya, kebiasaan dan tradisi dipakai iblis sebagai kemasan penipuannya sejak ribuan tahun yang lalu.
Pada kenyataan okultisme sejauh ini telah menjadi industri yang menghasilkan bermilyar-milyar dolar di seluruh dunia. Satu contoh, di Perancis telah terjadi peningkatan penghasilan bisnis para astrologinya. Diperkirakan mereka menghasilkan 650-850 juta dollar setahun yang menghidupi sekitar 60 ribu sampai 80 ribu astrolog. Organisasi-organisasi mereka dirikan dalam setiap strata kehidupan manusia. Buku-buku dan majalah-majalah mereka terbitkan, di antaranya yang paling terkenal adalah majalah “Occult Trade Review”, dan buku-buku best seller seperti “The Stock Market and Witchcraft” (Bursa Saham dan Ilmu Sihir), juga “Sexual Power Through Witchcraft” (Daya Seks Melalui Ilmu Sihir), dan banyak banyak lagi yang lainnya. Jika pada semua industri tersebut ditambahkan juga produksi “Kartu Tarot”, Paket-paket Astrolog, Papan-papan Oujia, sampai striker-striker okultisme yang dijual di seluruh dunia setiap harinya, maka jumlah penghasilan kerajaan gelap dalam industri ini akan mencapai angka yang mengejutkan siapapun.
Jenis industri klenik semacam ini memang tidak dikenal dalam sekolah-sekolah bisnis manapun, juga tidak di ajarkan dalam pelajaran agama apapun, tetapi kehadiran okultisme telah melibatkan sekian milyar manusia melalui metode-metode spiritual yang lebih pasti dari semua ilmu pasti manusia. Kekuatan spiritual kegelapan iblis menjadi pendukung utama penyebaran industri ini, dan terjadi sudah ribuan tahun yang lalu.
Para dukun, motivasi & kondisinya
Para pelaku okultisme ini memiliki kekuatan magis melalui hubungan mereka dengan arwah-arwah kegelapan dari dunia orang mati. Mereka percaya bahwa arwah-arwah orang mati selalu berada di dekat manusia hidup, mereka dipercaya dapat menghibur, memberi petunjuk, menolong, dan dapat juga di minta untuk membalas dendam, menghantui, mengancam, dan mengganggu. Pada dukun-dukun tertentu di berikan spesialisasi, misalnya: kemampuan untuk meramal, menyembuhkan penyakit, mendatangkan kekayaan atau kekuasaan, memberi jodoh, dan seterusnya. Secara tradisional kekuatan spiritual mereka biasanya di dapat dari wangsit melalui proses bertapa, berpuasa, pembicaan mantera atau atau jampe-jampe yang menyertakan korban, sesajen, ataupun jimat-jimat. Ritual-ritual tertentu dilakukan seperti tari-tarian, tabuhan bunyi-bunyian, dan sebagainya. Seorang dukun atau paranormal biasanya dikultuskan sebagai seorang guru ataupun lainnya oleh kelompok pendukung/pengikut yang fanatik. Secara modem pengalaman spiritual dalam prinsip-prinsip okult yang sama dilakukan, hanya mengubah kemasan dan penampilannya. Dari ritual di hutan atau di gunung kepada ritual di hotel bintang lima, dari musik-musik tradisi kepada musik tekno-punk, dari kumpulan orang berjubah hitam berkuda kepada kumpulan orang berdasi bermobil mewah, dari penampilan seram seorang dukun kepada ahli sulap professional berkepala botak, juga ahli kebatinan yang buka counter di mall-mall, dan paranormal peramal gemuk yang mengiklankan diri di televisi dan dapat dihubungi dengan SMS (ketik REG spasi NAMA, dan seterusnya), dan seterusnya.
Seseorang biasanya pergi ke dukun/paranormal atau apapun namanya untuk meminta berkat fisik dan materi seperti kesehatan, kekayaan, atau untuk mencapai tujuan tertentu seperti jabatan tinggi, pangkat, usaha maju, mendapat jodoh, ataupun ingin mengetahui nasib. Tetapi semua keinginan tersebut lebih banyak ditujukan unuk kepentingan diri sendiri. Egoisme menjadi dasar dari segala keinginan mereka. Dan memang peran dukun/paranormal lebih banyak menolong kemajuan dan keberuntungan perorangan daripada kesejahteraan masyarakat. Lebih berorientasi pada sikap untung sama untung.
Saat pemilihan pejabat tiba, atau adanya medan pertandingan, maka segala unsur positif maupun negatif semua di lakukan termasuk segala dukun dan paranormal jitu dicari dan menjadi laku keras seperti pisang goreng. Sudah menjadi rahasia umum, para pejabat atau calon pejabat dari level rendah sampai tertinggi juga menyertakan para dukun untuk mencapai ambisi-ambisi politik mereka. Sudah menjadi hal umum bila pejabat pemerintahan mempunyai hubungan erat dengan para dukun. Bahakan ada pejabat yang secara rutin mengunjungi dukun-dukun untuk mempertahankan jabatannya. Dan penentu keberhasilan mereka sangat bergantung kepada pekerjaan para dukun daripada dukungan politik dari rakyatnya. Di alam arwah terjadi peperangan antar mereka, dukun melawan dukun dalam segala hirarkinya. Pemilihan kepala desapun bisa menjadi arena perang dukun. Bagi mereka yang tidak mengerti hal ini akan terlihat seperti setan melawan setan, dan ini di anggap tidak mungkin karena Kitab Suci menyatakan alam iblis itu kuat karena mereka tidak terpecah.
Berhala yang mengikat
Dalam memanfaatkan kekuatan magis melalui praktik perdukunan tersebut seseorang biasanya di ikat oleh beberapa ketentuan atau persyaratan tertentu yang dapat berakibat celaka bila dilanggar. Pantangan dan tabu akan mengikat manusia tersebut selama hidupnya, ia berada di bawah kontrol iblis. Bahkan keterlibatan dalam praktik-praktik okultisme semacam itu akan memenjaranya ke dalam apa yang di sebut sebagai “Di kuasa alam kegelapan”. Perdukunan membawa manusia masuk ke dalam ikatan penyembahan berhala. Dan segala keterlibatan manusia kepada berhala menjauhkan manusia itu dari agama.
Faktanya banyak umat tradisional termasuk segelintir umat Buddha karena tidak memahami Kebenaran Mutlak sehingga pandangannya tahayul akibatnya kehidupan mereka cenderung dipenuhi oleh berhala secara sadar atau tidak. Tradisi leluhur atau orang tua merupakan salah satu penyebabnya. Kebiasaan ala duniawi juga memberi pengaruh besar. Kesukaan membaca ramalan bintang misalnya, dapat menjadi awal dari keterikatan seseorang terhadap berhala. Kebiasaan untuk mempertanyakan sesuatu masalah kepada paranormal, Feng Shui, muja minta kesembuhan, membaca nasib, melancarkan rejeki, naik pangkat dan jabatan, secara langsung mengikat diri kepada kekuatan gelap.
Keterikatan spiritual kegelapan seringkali tidak di sadari atau di anggap sebagai sesuatu yang tidak berbahaya bagi banyak umat Buddhis. Bahkan jarang orang memikirkannya sehingga pendalaman akan hal ini sering juga di anggap sebagai perilaku tidak normal dan aneh.
Manusia yang masuk dalam aktivitas perdukunan akan menuai konsekuensi spiritual yang mengikat dan memenjara seluruh kehidupannya. Sebab itu, agama yang baik melarang umatnya untuk berhubungan dengan segala jenis perdukunan. Kalau anda pernah minta kekayaan ke gunung-gunung, goa atau kepada makhluk halus lainnya misalnya, maka selama anda belum menyesal dan bertobat dan menyelesaikannya, maka ikatan spiritual kegelapan itu tetap memenjarakan anda, tidak peduli jabatan anda sebagai rohaniwan. Semakin kita mengerti dimensi kesadaran gelap semakin kita harus berhati-hati untuk melakukan sesuatu yang bisa berakibat secara spiritual.
Ilmu-ilmu perdukunan
Di dalam ilmu perdukunan dan kebatinan khususnya yang dipraktikan di bumi nausantara ini dikenal adanya empat tingkatan. Yaitu: tingkat kasantosaan, kadigdayaan, kawijayaan dan kasampurnaan.
Kasantosan berarti menguasai berbagai ilmu dasar seperti mendapatkan dan memelihara jimat-jimat, ilmu kekebalan dan gendam. Kadigdayan, selain menguasai ilmu dasar, juga menguasai ilmu yang lebih tinggi lagi. Seperti ilmu santet, ilmu terawang. Berikutnya adalah kawijayan. Di tingkat ini seseorang akan memiliki kemampuan rogoh sukma dan transfer roh-roh. Sedang kasampurnan adalah tingkatan tertinggi dalam ilmu perdukunan. Orang itu menyatu dengan roh yang dia ikuti dan ini kekuatannya sangat tinggi sebanding dengan roh yang dia ikuti itu.
Untuk mendapatkan ilmu-ilmu ini, tidaklah mudah jalan dan caranya. Bermacam syarat dan ritual harus di jalani dengan berbagai resikonya. Banyak yang gugur sebagai murid perdukunan dan tidak sedikit yang menjadi gila. Karena sulitnya itu, inilah jalan kesesatan yang teramat sulit.
Korban perdukunan
Beberapa waktu yang lalu, masyarakat kota Medan disentakkan dari lamunan, yang seakan akan bagaikan mimpi yaitu dengan ditemukannya 42 korban kebiadaban, dukun Ahmad Suraji (AS) alias Nasib Kelewang (Datuk), di dusun I Aman Damai, Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Deli Serdang. Semua korbannya adalah wanita, yang dijadikan tumbal untuk kesempurnaan ilmu hitam, yang di dalami (dituntut).
Jasa praktek perdukunan, sudah merupakan rahasia umum, yang diharapkan bagi segelintir orang orang, yang tidak tahan di dalam menghadapi rintangan rintangan hidup atau tidak memiliki kepercayaan diri, menatap kenyataan-kenyataaan yang telah terjadi. Di daerah-daerah yang masih terpencil dan jauh dari jangkauan teknologi, praktik perdukunan sangat dominan mempengaruhi pola hidup masyarakat di sekitarnya. Di saat menghindari rintangan hidup, misalnya untuk mendapatkan kesembuhan, meminta hujan, menolak bencana alam atau mendapatkan kesejahteraan hidup, jasa dukun sangatlah diharapkan, apakah memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, itu adalah nomor dua. Yang terpenting, sang dukun telah berusaha, untuk memenuhi apa yang diminta (diinginkan). Kalau praktik perdukunan terjadi di daerah yang terpencil, itu adalah hal yang sangat lumrah dan umum dijumpai serta rasanya, tidaklah perlu diherankan lagi, karena kondisi masyarakatnya masih lugu, polos dan taraf pendidikannya, masih sangat minim. Tetapi di era teknologi yang serba canggih ini, terutama sekali di perkotaan, ternyata praktik perdukunan, juga tidak mengalami penurunan dalam hal “omzet: pemasukan”, dan tidak sedikit yang dijumpai, baik yang datang secara terang terangan maupun sembunyi-sembunyian.
Dengan terungkapnya kasus Dukun Ahmad Suraji (AS), yang telah membantai 42 orang korbannya dengan sadis, nampaklah dengan jelas bahwa praktek perdukunan, sesungguhnya lebih banyak dampak negatifnya, daripada yang diharapkan. Kasus korban dukun Ahmad Suraji (AS), bisa saja hanya merupakan satu, di antara sekian banyak kasus korban, yang dirugikan oleh praktek perdukunan, yang telah berhasil diketemukan (dibongkar) oleh aparat keamanan. Seperti yang telah di uraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, seseorang menggunakan jasa perdukunan, adalah:
1. Kurangnya rasa percaya diri, dalam arti kata, tidak memiliki suatu keyakinan bahwa dia mampu, untuk menyelesaikan problema-problema yang sedang atau yang telah terjadi.
2. Tidak sabar dan ingin secepatnya meraih atau menyelesaikan, apa yang diharapkan.
3. Tidak yakin akan adanya hukum karma, bahwa setiap makhluk pasti akan memiliki, mewarisi dan terlindung oleh perbuatannya masing masing.
Selanjutnya, faktor-faktor lain yang menjadi penyebab, sampai terjerumusnya seseorang menggunakan jasa perdukunan, pada umumnya, adalah:
Masalah perjodohan
Hingga saat ini, masih terdapat anggapan keliru yang menyatakan bahwa hidup berdampingan alias sampai berumah tangga adalah hidup yang sesungguhnya. Sehingga dengan adanya anggapan yang keliru ini, bagi yang masih lajang/gadis, akan berusaha untuk mendapatkan pasangan yang di dambakan, baik secara halus maupun kasar. Yang halus misalnya dengan menggunakan jasa dukun, yang salah satu wujudnya adalah dengan cara memasang “pemanis” untuk memikat yang diinginkan. Sedangkan cara yang kasar adalah dengan menculik atau menggunakan kekerasan lainnya. Ada juga pameo yang mengatakan jika “cinta ditolak maka dukun pun bertindak” Di dalam sabdanya, Sang Buddha mengatakan: bahwa kebahagiaan bisa diraih, selain melalui jalur berumah tangga juga “non” berumah tangga, misalnya menjadi anggota Sangha (Bhikkhu/ni). Hidup berpasangan yang katanya “setia sehidup semati”, tidaklah bertentangan dengan Buddha Dharma, sejauh diraih dengan jalur yang benar dan tidak dengan cara-cara yang kurang terpuji alias pemaksaan, misalnya melalui jasa perdukunan. Di media massa, hampir setiap hari bisa di jumpai berita berita perceraian, yang pada umumnya terjadi setelah beranak satu atau dua. Mengapa perihal ini sampai terjadi……? Ini merupakan salah bukti yang nyata bahwa jalur percintaan yang di awali dengan ketulusan hingga ke pelaminan, tidaklah menjamin kebahagiaan hingga ke anak cucu, dan apalagi jika diraih dengan cara yang tidak benar, misalnya melalui jasa perdukunan (pemakaian “susuk”, “pemanis” atau “guna-guna”) Kalau demikian halnya, untuk apakah hidup berdampingan jika kebahagiaan jauh keberadaannya…? Bukankah setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan…? Bagi pasangan yang mendambakan kebahagiaan yang sesungguhnya, Sang Buddha menyabdakan bahwa terdapat empat syarat yang harus dipenuhi.
Pertama: milikilah “samma saddha: keyakinan yang sama”. Jika:
1. Yakin bahwa setiap perbuatan (baik/jahat), pasti akan berdampak positif maupun negatif bagi si pembuat.
2. Yakin bahwa ketidak-kekalan, pasti akan di alami oleh setiap makhluk.
3. Yakin bahwa kebahagiaan maupun penderitaan, sumber utamanya adalah diri sendiri .
4. Yakin bahwa Triratna (Buddha, Dhamma dan Sangha) adalah tiga permata mulia, yang merupakan acuan, untuk mencapai pantai seberang NIBBANA/NIRWANA dan seterusnya… maka milikilah pasangan yang demikian, agar jalur kehidupan yang dilalui, tidak saling bertentangan.
Kedua: milikilah “samma sila: moral yang sama baik”.
Kalau pada dasarnya, kita memiliki sifat yang selalu berusaha, untuk menghindari pembunuhan, pencurian, perzinaan, pendustaan dan memakan atau meminum yang menyebabkan hilangnya kesadaran (bermabuk-mabukkan) dan membuat ketagihan, maka carilah pasangan yang penuh dengan cinta kasih, jujur, setia,lemah lembut tutur katanya dan senantiasa mawas diri.
Ketiga: milikilah “samma caga : keluhuran budi yang sama”.
Di kala kita berkenan melepaskan beban derita makhluk lain, hendaknya dia pun menyokong niat mulia ini. Dikala kita beraktivitas sosial, hendaknya dia pun ikut berpartisipasi dan seterusnya.
Keempat : milikilah ” samma panna : kebijaksanaan yang sama “.
Di dalam tutur kata dan tindakan, hendaknya sama sama tidak merugikan, pihak manapun juga. Dengan dimilikinya ke empat (berkeyakinan, bermoral, berkeluhuran budi dan berkebijaksanaan yang sama) persamaan ini, maka pasangan (jodoh) yang di jumpai adalah yang abadi, di kehidupan ini maupun mendatang akan senantiasa bersama. Apakah dalam hal ini, jasa perdukunan masih dibutuhkan…?
Masalah Materi
Memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa di era yang serba materialistis ini, semua kedudukan dan ada kalanya kehormatan seseorang, ditakar atau diukur dari jumlah meteri yang dimiliki. Tetapi apakah materi yang berlimpah ruah, akan menjamin kebahagiaan bagi si pemilik……? Fakta telah membuktikan bahwa sejumlah hartawan yang hartanya ada dimana-mana , hidupnya berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan, misalnya ketakutan, stress dan bahkan ada yang melakukan bunuh diri agar terlepas dari cengkraman problema-problema kehidupan ini. Bagi yang berpengertian benar, harta materi hanya dimanfaatkan sebatas sarana, untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik bagi diri sendiri maupun makhluk lain yang membutuhkan uluran tangannya. Materi yang diraih dengan jalur yang benar, penuh dengan semangat dan kesabaran serta tanpa menimbulkan penderitaan bagi makhluk lain, juga merupakan salah satu modal awal, untuk dinikmatinya dengan penuh kebahagiaan. Oleh Sang Buddha ditekankan bahwa kelebihan materi yang berhasil diraih juga bisa dijadikan motivasi awal, untuk meraih kebahagiaan apabila diperoleh dengan cara yang benar serta tidak melanggar sila. Akan adakah manfaatnya, jika kelebihan materi yang berlimpah ruah ini, mengisi kehidupan dengan segala perasaan yang tidak menentu, misalnya: “was-was, takut, kecewa dan cemas”? Dan dapatkah dalam hal ini jasa pedukunan membuat orang menjadi kaya bagaikan mie yang serba “instant: segera”….? Kalau dapat, mengapa realitanya para dukun, kebanyakan di jumpai masih berada dalam kondisi melarat (miskin), sedangkan di sisi yang sebaliknya, kelebihan materi adalah dambaan setiap orang….? Adakah dukun yang mengharamkan kekayaan materi bagi dirinya ….? Bukankah ini suatu hal yang cukup ironis….? Sesuai dengan konsep hukum karma yang di ajarkan oleh Sang Buddha, sesuai dengan apa yang ditanam maka itulah yang akan dipetik. Jika jagung yang ditanam maka jagung pulalah yang akan di panen dan tidaklah mungkin tomat dan sebaliknya. Dan jika sering berdana dalam bentuk materi maka akan terlimpahi dengan kelebihan-kelebihan meteri. Mengapa pula harus gelisah dan takut, untuk menghadapi masa mendatang, bukankah kitalah penentuannya….? Ingin kaya, maka rutinlah berdana dalam bentuk materi!, itulah satu satunya cara yang terlogis, yang seharusnya diterapkan agar terbebas dari dampak negatif yang tidak diharapkan.
Masalah Penyakit
Yang namanya makhluk hidup adalah ladang yang tersubur, untuk diserang oleh bibit bibit penyakit. Kalau berdasarkan “diagnosa” dokter disimpulkan bahwa kita menderita sakit A, B atau C, maka alangkah bijaksananya, sesegera mungkin membeli obat -obatan yang telah diresepkan. Tetapi pada kenyataannya, masih ada juga yang telah berobat ke dokter, masih menjumpai dukun untuk memohon penyembuhan. Alhasil apa yang didapatnya….? Umumnya adalah kekecewaan dan di luar dari yang dikehendaki.
Di alam pemikiran yang logis, apakah mungkin dengan hanya mengumandangkan sejumlah kalimat, yang menurut empunya memiliki kekuatan gaib dan ampuh, serta bisa menyembuhkan beragam penyakit..? Kalau benar adanya, ngapain lagi seseorang mengikuti kuliah yang lamanya, bisa saja puluhan tahun, untuk mengambil dokter spesialis ini dan itu…? Sering dijumpai, kasus yang seharusnya bisa diselamat,eeeeh akhirnya menjadi tamat (mati) karena tidak meyakini, akan hasil diagnosa dokter.
Di bawah ini terdapat sebuah kisah nyata, yang pernah terjadi pada seorang usahawan yang cukup sukses. Suatu hari, usahawan tersebut mengeluh kesakitan, di sekitar sebelah kiri dadanya bagaikan di tusuk jarum halus. Setelah di diagnosa oleh seorang dokter spesialis jantung (cardiologist) maka di simpulkan bahwa dia menderita “angina pectoris: penyumbatan pembuluh darah jantung” dan di sarankan agar segera mungkin, menjalani “coronary bypass: operasi jantung” dan jika tidak, maka kemungkinan hidup hanya 50 % saja. Usahawan yang termasuk kaum “behave: ber-uang” ini, bukannya mengikuti nasehat dokter, malahan mencari dukun. Setelah dikonsultasikan dengan Sang dukun maka disimpulkan bahwa bedah jantung tidaklah diperlukan dan semua keluhan yang dirasakan, tidak lain penyebab utamanya adalah gangguan dari makhluk halus. Setelah dijampe-jampe dengan sejumlah kalimat yang sukar sekali dimengerti, si usahawan dinyatakan sembuh. Sebulan kemudian, si usahawan diberitakan meninggal mendadak akibat dari penyumbatan di pembuluh darah jantung. Dan masih banyak lagi kisah kisah nyata, yang tidak sepantasnya terjadi, eeeeh malahan terjadi…. Siapakah yang bodoh dalam hal ini…….? Sang Buddha kalau sakit tetap makan obat, mengapa kita sebagai siswanya mau dipengaruhi untuk mempercayai sesuatu yang tak seyogyanya diyakini…..? Inilah yang namanya “moha : kebodohan”!
Masalah Kegagalan, Kekuasaan dan Masa Depan
Kegagalan….. siapa sich yang tidak pernah mengalaminya…? Berawal dari belajar merangkak, berjalan dan berlari, rasanya sudah tak terhitung lagi, kita mengalami jatuh bangun…? Demikian juga halnya, dikala ingin meraih juara satu, tetapi kenyataannya, jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Setelah dewasa, begitu berkeinginan memikat si A, ternyata sudah di booking orang (ada yang punya) dan seterusnya. Berdasarkan pada pengalaman ini, haruskah kita mencari jalan pintas, dengan menggunakan jasa perdukunan agar terbebas dari kegagalan…..? Begitu pula halnya dengan kekuasaan, siapapun pasti mendambakannya. Tetapi jika diraih dengan jalur yang tidak benar, akankah bermanfaat..? Bukankah, alangkah nikmatnya hidup ini jika kita selalu disegani daripada ditakuti…? Dan sudah merupakan hukum alamnya bahwa jika kita disegani maka akan menimbulkan rasa enggan dan simpati, dan tiada niat jahat dari pihak manapun juga, untuk mau menyakiti dan apalagi mencederai diri kita. Tetapi jika kita selalu ditakuti oleh orang lain maka konsekuensinya adalah bersiap sedialah 24 jam non-stop, menyewa seorang tukang pukul agar hidup ini bisa berjalan normal dan selamat. Pada umumnya, unsur ketakutan bisa muncul kepermukaan karena adanya perasaan yang tertekan oleh kekuasaan yang otoriter/diktator, tetapi rasa segan/kagum bisa muncul (timbul) karena adanya rasa simpati yang mendalam disertai oleh unsur kelembutan serta keluwesan. Selanjutnya, berbicara mengenai masa depan…apakah perlu dirisaukan…? Sesuai dengan konsep hukum karma bahwa keberadaan atau kondisi yang dimiliki/dirasakan hari ini, tidaklah terlepas daripada timbunan perbuatan perbuatan yang telah diperbuat. Kalau ingin (mengharapkan) kondisi masa depan yang lebih bahagia dan sejahtera maka kuncinya hanya satu yaitu dengan menimbun kebajikan sebanyak banyaknya.
Dukun Sudah Merambah Ke Dunia Sramana
Di jaman kemerosotan Dharma seperti sekarang ini, banyak aliran-aliran yang menyimpang menyusup ke dalam tubuh agama Buddha. Seperti Pepatah mengatakan: “Memajang kepala kambing tapi menjual daging anjing” (artinya menggunakan merek agama Buddha tapi menyebarkan ajaran menyimpang atau penggabungan ajaran dari banyak agama). Begitupula banyak aliran-aliran dukun sekarang ini menggunakan label agama Buddha, khususnya di aliran mistik, karena rancunya ajaran yang lebih dominan kepada peran dan faktor gurunya ketimbang Buddhadharmanya. Sehingga ajarannya menjadi kacau, tumpang tindih satu sama lainnya, dan rentan di salah gunakan. Perbedaannya bisa kita simpulkan, misalnya:
Dukun yang berprofesi menjadi sramana
Perilaku dukun yang menjadi “Sramana Palsu” tersebut kehidupan sehari-harinya adalah berumah tangga, mempunayi istri, anak dan usaha. Disamping itu, keahlian utamanya adalah mengusai dan mahir menggunaan ilmu gaib yang serba berbau mistik, klenik dan kotor, tapi penampilannya seperti seorang sramana suci. Kepala gundul, memiliki vihara, memiliki altar Buddha dan altar Jin (pelihara setan atau tuyul untuk tugas kerjain orang lain), memakai jimat dan perhiasan lengkap, memakai pakaian aneh seperti pendekar dengan segala atributnya yang mewah. Menerima murid dan di ajarkan teori dan praktik sesat yang sama pula. Orangnya masih hidup tapi sudah dibikinkan patung untuk dipuja oleh para pengikutnya. Dukun yang menyamar jadi sramana tersebut umumnya penampilannya selalu murah senyum tetapi pribadinya liar tidak menjalankan sila dan vinaya dalam kehidupan sehari-harinya. Gemar menggunakan berbagai gelar kesucian palsu untuk menarik umat agar lebih banyak untuk memuja dan berdana kepadanya. Ia haus akan pujian, kemewahan dan pelayanan. Ia berkelana dari satu negara ke negara lain untuk mencari dan mengumpulkan umat dengan propaganda pembabaran “dharma” dan “ilmu gaib yang serba bisa”. Ciri-ciri penulisan artikel dan pembabaran dharma adalah selalu menonjolkan mistik dan menyombongkan kehebatan dirinya sendiri. Ia senang mengumpulkan nama, tanda tangan serta foto-foto umat yang hadir untuk di koleksi dan di jampe-jampe, agar patuh dan menjadi penurut untuk di jadikan abdi dan budak. Karena aksi peletnya tersebut sehingga banyak umat tanpa sadar menjadi buta nurani dan logika akibatnya memberikan dana sumbangan besar dan bersikap loyal untuk memenuhi segala ambisi dan nafsunya yang tidak terpuaskan. Hanya umat-umat bodoh saja yang terkecoh, terpedaya dan menjadi korban atas ulah dukun penipu yang menjadi sramana. Umat yang sadar hanya berlindung kepada Sang Triratna Buddha, Dharma dan Sangha saja, di luar itu ia tidak terpancing dan terpedaya dengan slogan-slogan kegaiban, kemudahan dan embel-embel gelar kesucian, karena di sadari semua yang dipromosikan adalah palsu dan dusta. Siapapun yang memiliki ilmu gaib bila bukan berasal dari praktik kesucian maka ilmu gaib tersebut adalah ilmu Mara (iblis). Bila mengandalkan pertolongan Mara (iblis) maka orang tersebut xmemuja kepada berhala yang mengikat. Tentu konsekuensinya kelak harus jadi budak iblis dan akhirnya terjatuh ke alam menyedihkan.
“Di kehidupan sekarang menjadi “dukun” dan menipu harta dan benda orang lain, setelah meninggal dunia akan terlahir di alam neraka yang berbentuk gunung daging”. Dikutip dari “Sutra Tentang Sebab Akibat Perbuatan Baik dan Buruk”. (Maha Tripitaka jilid XXVIII, Halaman 920)
“Di kehidupan sekarang menjadi “dukun” yang menipu orang lain dengan mengatakan dapat pergi ke alam dewa untuk menghidupkan orang mati, maka setelah meninggal dunia akan terlahir di alam neraka dengan penderitaan punggungnya di bacok/ditebas”. Dikutip dari “Sutra Tentang Sebab Akibat Perbuatan Baik dan Buruk”. (Maha Tripitaka jilid XXVIII, Halaman 920)
“Di kehidupan sekarang menjadi dukun mengajarkan orang untuk membunuh makhluk hidup untuk upacara, mendatangkan kutukan bagi makhluk hidup dan alam, maka setelah kematiannya akan terjatuh di alam neraka dengan penderitaan mata terpotong dan matanya terpatok”. Di kutip dari Sutra Fo Shuo Shan Eh Ying Kuo Cing (“Sutra Tentang Sebab Akibat Perbuatan Baik dan Buruk.”), Maha Tripitaka jilid XXVIII, Halaman 920.
Sramana yang merangkap jadi dukun
Banyak “Sramana -Aspal” (asli tapi palsu) sekarang ini malas dan enggan mempelajari dan mempraktikkan Buddhadharma dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten dan berkesinambungan. Karena malas melatih diri sehingga batin mereka masih liar, mudah tergoda dan tergiur dengan kegemerlapan dan kenikmatan duniawi. Karena tergoda dan tergerus dalam kehidupan duniawi yang terselubung sehingga kemauannya menjadi banyak sehingga kebutuhan hidup sramana menjadi tinggi. Sedangkan bila mengharapkan sumbangan para umat pasti tidak memadai, sehingga di cari jalan alternatif menjadi sramana merangkap jadi dukun pula. Mereka bukan belajar Dharma dan membabarkan Dharma, melainkan menjadi pakar feng shui, menjual ”hu penglaris” dengan harga bernilai puluhan juta untuk para usahawan, bila saja usahwan tersebut tidak mau membeli maka mereka pun dikerjain agar usahanya sepi bahkan dibikin bangkrut. Profesi selanjutnya adalah menjadi dukun mistik untuk membantu mengatasi berbagai masalah umat, membuka praktik meramal nasib melalui wajah, garis tangan, melihat Pace, memilih tanggal baik atau bulan baik dan sebagainya dengan memasang tarif tertentu. Sepak terjangnya juga mengerjai bhiksu-bhiksu lain atau umat yang tidak sejalan dengannya, dan aksi utamanya yang jahat adalah menyerobot dan mengambil vihara-vihara orang lain dengan berbagai cara yang jahat dan kotor. Kesibukan sesat demikian tentu tidak punya waktu lagi untuk mendalami ajaran Buddhadharma apalagi dapat mempraktikan jalan, sehingga pilihan hidup menjadi sramana menjadi sia-sia malah bertambah dosa dan karma buruk, karena penyimpangan dan merusak tatanan hukum karma para umat, walupun tujuan menolong orang tapi bila caranya salah maka akan berhadapan dengan konsekuensi hukum karma itu sendiri. Kenyataan banyak sramana yang menjadi dukun tubuhnya banyak sakit, reputasinya buruk, jiwanya liar dan jahat, sikap dan perilakunya mencemari dan merusak citra agama Buddha. Perbuatan sesat demikian sungguh dosa besarnya adalah karma buruk sepuluh penjuru, kelak akhir kehidupannya pasti terjatuh ke tiga alam celaka, mengalami penderitaan besar dan lama.
(Kutipan dari Mahaparinirvana Pacchimovada Sutra. Hyang Buddha bersabda: O, para Bhiksu, setelah Aku Parinirvana, kamu sekalian harus patuh pada pratimoksa (peraturan bagi para Bhiksu), bagaikan menemukan terang di dalam kegelapan, dan bagaikan seorang miskin menemukan harta karun. Engkau semua harus mengetahui bahwasanya tiada perbedaan apakah Aku masih berada di dunia ini atau setelah Aku parinirvana. Bagi mereka yang menjalankan sila dengan baik, tidak dibenarkan untuk berdagang atau menjual belikan barang-barang, mengerjakan pembangunan-pembangunan rumah atau menggarap sawah, memperkerjakan para budak, pembantu-pembantu wanita, dan memelihara ternak, engkau harus menjauhkan diri dari segala pekerjaan bercocok tanam, menjauhkan diri dari harta kekayaan duniawi bagaikan menjauhkan diri dari kobaran api! Juga tidak dibenarkan mengusahakan pekerjaan ramuan-ramuan obat, meramal dan nujum atau mencarikan hari-hari baik untuk orang lain. Bahwasanya hal demikian terlarang bagi para Bhiksu.
“Di kehidupan sekarang menjadi Guru Feng-shui, Pengurus kematian atau penguburan (peramal yang menentukan hari penguburan/kremasi dan letak posisi peti mati yang bersifat komersial dan cari untung), Peramal Nasib, menipu uang dan harta orang lain, setelah meninggal dunia terlahir di alam neraka yang berbentuk penjara besi dan perunggu. Mengalami penderitaan karena tubuh dan tulang jasmaninya dipatuk burung, menerima penderitaan yang tak terhingga”. (Dikutip dari “Sutra Tentang Sebab Akibat Perbuatan Baik dan Buruk”.) (Maha Tripitaka jilid XXVIII, Halaman 920)
Di dalam Majjhima Nikaya 1, 197, disabdakan: “Menjalani kehidupan suci, berarti tidak mengharapkan keuntungan dari laba. Tidak mengharapkan imbalan dan tanpa pamrih, juga kehormatan dan kemasyhuran. Menjalani kehidupan suci, berarti tidak mengharapkan keuntungan moral. Tidak mengharapkan keuntungan dari konsentrasi, juga keuntungan dari pengetahuan. Tetapi kehidupan suci, adalah kebebasan pikiran yang tidak tergoyahkan, dan terbebas dari kebencian dan keserakahan. Itulah tujuan kehidupan suci, sasaran dan puncak tertinggi yang harus diraih!”
Apa itu santet?
“Santet” sebuah kata yang bikin merinding bulu kuduk siapa aja yang mendengarnya, sebuah kata yang masih jadi bahan perdebatan, jadi bahan seminar para intelektual, jadi bahan gosip di warung-warung, pos ronda, pojok jalan, sampe pengajian. Semua sibuk mengkaji, membahas dan memperdebatkan. Ada yang pro ada yang kontra, ada yang percaya ada yang nggak, ada yang serius menyimak ada pula yang menganggapnya cuma omong kosong belaka alias sampah.
Masalah kejahatan ilmu hitam seperti santet, memang akan terus menjadi polemik yang tidak habis-habis, dibilang ada tapi tidak kelihatan dan emang secara empiris tidak ada bukti, dibilang tidak ada juga tapi banyak korban yang berjatuhan, malah yang lebih kontraversial ada yang usul kalo santet di masukkan ke dalam perundang-perundangan dan di masukkan ke jalur hukum melalui peradilan (ini lucu nih) mungkin nanti ada UUD Undang-Undang Di santet, saksi dan terdakwanya Jin. (lucu kali ya) dan udah di pastikan di persidangan nanti tidak ada yang nonton..pada takut…. Lalu apa santet itu, gimana cara kerjanya…???? Santet adalah bagian dari kejahatan ilmu hitam, yang dilakukan oleh dukun dengan makhluk halus/Jin sebagai mediator,dilihat dari cara kerjanya santet di bagi dua, yaitu:
– Dematrialisasi (proses perubahan materi menjadi non materi)
Jasad manusia, hewan (bukan arwah..) dan semua benda sesungguhnya kumpulan partikel-partikel kecil yang di padatkan, dan dengan meminjam rumus Einstein E=MC2 , bahwa benda padat apapun dengan Kepadatan Massa (M) dengan kecepatan yang melebihi kecepatan Cahaya ‘(C) dapat di urai menjadi partikel-partikel kecil atau semacam energi yang tidak kelihatan. Proses perubahan materi menjadi energi yang kelihatan alias non materi ini dalam Ilmu Bela diri di sebut Dematrialisasi. Dengan prinsip hukum inilah para dukun mengubah materi atau benda apapun, seperti: Paku, jarum, pecahan kaca, ijuk, rambut atau hal-hal yang lebih seram lagi yang berbau kuburan, seperti: Pecahan Batu nisan, tanah kuburan, sobekan kain kafan, tali pocong, dan lain-lainya yang menjadi non materi atau energi yang tidak kelihatan.
Cara kerja dematrialisasi ini bisa dengan tenaga dalam, kekuatan batin atau meminta bantuan makhluk halus/Jin. Kemudian Energi yang tidak kelihatan ini di masukkan ke dalam minuman atau makanan dalam bentuk “Paket Hemat”, dan paket hemat tersebut dikirim ke korban yang juga melalui kurir yang dilakukan oleh Jin juga, hasilnya si korban yang meminum atau memakan paket yang berisi benda-benda padat tersebut akan kelojotan muntah darah, perut kembung, pendarahan, dan lain-lainya. Gimana nggak?. Lah wong paku atau silet masuk ke dalam tubuh orang itu menghambat peredaran darahnya sehingga darah menjadi tidak bisa mengalir dan berbalik arah, sistem tubuh jadi kacau dan rusak. Masih syukur jika benda-benda itu bisa berubah wujud ke bentuk aslinya, nah kalo nggak, alat-alat kedokteran yang paling canggih manapun tidak akan bisa mendeteksi kehadiran benda-benda tersebut, ilmu dokter masih kalah canggih sama dukun….?
– Cara kedua adalah cara langsung, yakni:
Langsung Si Jin lah yang menjadi pemeran utamanya, tanpa harus menggunakan benda-benda aneh tersebut. Para jin suruhan inilah yang langsung di tugaskan untuk “mengerjai” sang korban, Si Jin itu mengerjai bisa dengan berbagai cara, mengganduli (orang/korban itu seperti bongkok, seperti menggendong sesuatu yang berat), memeluk, mencekik, menduduki, sehingga korban akan susah bernapas, pusing, badan terasa berat, susah tidur. Dan yang lebih canggih lagi adalah dengan menggunakan aura negatip dari jin itu atau dengan memancarkan gelombang Electro Enchepalo Magnetis yang di punyai Jin, dengan keberadaan jin yang beraura negatif tersebut, si dukun mengirim getaran gelombang yang berbentuk partikel untuk mempengaruhi gelombang otak korban. Dikalangan bisnis, cara inilah yang di ambil, melalui getaran gelombang energi negatip inilah para jin menghalau para rekan bisnis korban atau customer untuk tidak datang membeli atau menolak tawaran bisnis, sehingga usaha yang biasa ramai menjadi sepi atau tender tidak dapat-dapat dan lama kelamaan mengalami kebangkrutan. Sehingga korban akan sering pusing dan berhalunisasi lalu berteriak-teriak ketakutan seperti melihat penampakan makhluk yang menakutkan, bukan itu saja dia juga suka mendengar suara-suara yang tidak jelas, mimpi seram dan buruk, sehingga otak kehilangan kontrol mengakibatkan orang itu menjadi gila, beraktifitas seksual yang menyimpang, emosi tidak terkendali hingga bunuh diri.
Sama seperti sifat Santet yang berbau mistis dan gaib, maka solusi sederhana yang ditawarkan untuk menanggulanginya pun selalu bernapas mistis, spiritual dan religius, beberapa cara tersebut antara lain:
Tidur di Lantai
Tahu tidak, Kenapa semua makhluk halus tidak pernah menyentuh bumi? Dia pasti akan melayang sekitar 10-15 cm di atas tanah. Ya, karena sifat tanah dan api adalah sifat yang berlawanan, konon tanah/bumi mempunyai energi positip, karena itu para lelembut (Jin) gak pernah menginjak tanah akaibat pengaruh tanah terasa panas bagi bangsa mereka. Maka bila ingin terhindar dari kejahatan ilmu hitam seperti santet di anjurkan untuk membiasakan tidur di lantai, Ilmu santet yang dilancarkan biasanya berjarak 50 cm di atas tanah, untuk itu bila seseorang tidur di atas tanah akan terhindar dari bahaya santet.
Merang Ketan Hitam
Menurut kepercayaan agar terhindar dari kejahatan ilmu hitam adalah dengan cara membawa merang ketan hitam kemanapun anda pergi (Merang = batang pohon yang dikeringkan dan di bakar). Secara spiritual merang ketan hitam memiliki power yang positip yang bisa menetralisir kekuatan ilmu hitam.
Pohon Palm Merah
Menanam pohon palm merah di halaman depan rumah merupakan metode lain yang dipercaya bisa menetralisir kekuatan santet, konon pohon palm merah merupakan tanaman yang sangat di musuhi kaum jin yang beraura negatip
Daun Kelor
Untuk menangkal serangan ilmu hitam yang notabene adalah jin suruhan, maka letakkanlah daun kelor di pintu rumah, aura daun kelor yang berenergi positif memang sangat ditakuti makhluk halus yang beraura negatip
Tumbuhan beraura Positip lainnya
Banyak sekali tumbuhan yang beraura positip kuat sekali yang dipercaya dapat menetralisir aura negatip para mahluk halus jahat, dari ribuan bahkan jutaan tumbuhan yang beraura positip yang kuat, yang paling menonjol adalah Dewandaru, Kalimasada, Bambu kuning (apalagi yang di dalamnya terdapat bambu buta atau bambu tidak berongga), pohon kenanga, sirih (apalagi di dalamnya ada sirih yang ketemu urat), stigi, mentawa, songgo langit, nogosari, kayu Rau dan Liwung. Tapi sayang kayu-kayu atau pohon tersebut masih langka dan susah banget ditemukan.
Mantra Shurangama (Leng Yen Cou), sangat ampuh mengusir pengaruh dan kejahatan okultisme. Mantra Shurangama tersebut rutin dilafalkan setiap pagi-sore, atau mantra tersebut dibuatkan kalung diletakan di badan, kemana saja dibawa. Atau diletakkan di depan pintu teras rumah, bisa juga di kamar. Sungguh kekuatan Mantra ini sangat laura biasa dan sangat ampuh untuk mengusir segala santet dan gangguan dari makhluk halus.
TANYA-JAWAB TENTANG SANTET
Email dari pembaca yang menanyakan soal santet cukup banyak. Keingintahuan pembaca tentang santet ini luar biasa besar. Email-email pembaca menjadi inspirasi penulisan ini dan ditulis dalam bentuk tanya jawab sehingga kita semua akan mengetahui asal ilmu hitam itu dan bagaimana menjinakkannya. Sekaligus diharapkan kita akan mempunyai pengertian yang jelas tentang ilmu-ilmu tersebut agar semakin bijaksana.
Kenapa Para Dukun Santet Masih Eksis Hingga Kini?
Alasan utamanya adalah soal penghasilan. Dukun santet dijadikan porofesi. Hingga sekarang di media massa masih tersebar iklan dari para pakar santet. Mereka menyediakan jasa seperti ‘meramal’, ‘menghilangkan sengkala’, dan ‘menyantet dan menyembuhkannya santet’. Ada yang menyebut diri mereka raja santet’. Di jaman dahulu, ‘pakar santet’ memiliki status sosial yang mempunyai empat peranan sebagai berikut: A. Sebagai dokter untuk mengobati orang yang sakit. B. Sebagai guru untuk mengajarkan mantra dan jimat kepada orang orang sesukunya, berlaku sebagai pemimpin upacara, dan penguasa suku dan budaya. C. Sebagai hakim untuk berbicara atas nama “Tuhan”. D. Sebagai penasihat perang. Bila ada perang, ia akan melakukan upacara dan membawa tentaranya kepada kemenangan sesuai dengan kekuatan batinnya. Di Mesir dan Tibet mereka yang memiliki ilmu santet disanjung dan jadi penasehat raja. Sampai sekarang, orang masih percaya bahwa pakar santet adalah seorang yang mempunyai kekuatan supernatural yang disegani.
Ada Berapa Macam Jenis Santet?
Banyak. Kita tidak mungkin mengetahui karena setiap suku bangsa di tanah air dan di dunia rata-rata memiliki semacam ritual penyantetan. Pada umumnya, santet dapat dikategorikan menjadi empat jenis berdasarkan sarananya, yaitu: Makhluk halus, Jimat dan Jampe/Mantra jahat, Kekuatan batin dan Pengobatan.
Berasal Dari Mana Santet?
Tidak ada yang tahu persis darimana sebenarnya ilmu santet berasal. Ada pendapat yang berasal dari ilmu malaikat harut marut di jalan Nabi Sulaiman dan sebagainya. Di Indonesia santet begitu dikenal, misalnya di daerah Banyuwangi. Ilmu hitam di nusantara ini sangatlah banyak jenisnya dan di Dayak dikenal sangat kuat. Bahkan santet juga dikenal di kalangan para Brahmin di India. Negeri India bisa dikatakan sebagai tempat kelahiran ilmu hitam. Santet yang digunakan oleh suku asli Taiwan mirip dengan yang digunakan oleh orang Thailand dan Filipina. Bahkan nama-nama istilahnya juga mirip. Karena bahasa yang digunakan sangat dekat, pasti ada hubungan dan kaitan di antara ilmu hitam.
Apakah Sarana Untuk Menyantet?
Banyak sarananya. Di berbagai budaya di tanah air dan di dunia, sarana menyantet dan metodenya juga beragam. Misalnya dengan paku, rambut, cermin, tujuh ayam untuk sesajen dan seterusnya. Di selatan Cina, santet disebut ‘ku’ yang berarti sama dengan ‘santet’. Perbedaannya hanya pada metode yang digunakan. Ada banyak macam ‘ku’. Di antaranya, sepanjang yang saya ketahui, adalah ku ulat sutera, ku ular, ku batu, ku gila, ku cacing, dan sebagainya. ‘Ku’ adalah sebenarnya semacam virus. Santet sejenis ini menggunakan virus untuk melukai orang. Penggunaan hu dan mantra oleh pengikut aliran hitam juga merupakan suatu bentuk santet. Ilmu hitam yang digunakan oleh aliran hitam di Tibet adalah santet yang bersifat primitif dan penyembahan.
Apa Yang Dapat Dilakukan Oleh Seorang Awam Jika Ia Terkena Santet?
Karena seorang awam tidak melatih ilmu perisai pelindung diri, ia akan terkena santet, begitu disantet. Setelah ia menyadari bahwa ia disantet, ia harus mencari seorang yang waskita untuk membuang santet tersebut. Orang waskita ini akan menyelidiki santet jenis apa yang digunakan dan menggunakan kekuatan batinnya yang sesuai untuk membuangnya. Untuk membuang santet, sang waskita ini harus menggunakan ilmu “menanggung” dan “mentransfer”. Seorang waskita dapat membuang santet sendiri, bahkan dapat melakukannya dari jarak jauh. Jarak tidaklah penting karena semua olah batin adalah berdasarkan kekuatan konsentrasi. Banyak visualisasi, mantra, dan simbol dapat digunakan untuk membuang berbagai jenis santet. Ilmu ini dapat digunakan secara efektif oleh seorang yang telah hidup dengan Guru sejatinya.
Bagaimana Seorang Awam Melindungi Diri Dari Santet?
Dukun santet dapat memikirkan berbagai cara untuk menggunakan santet nya. Si calon korban seperti berada di tempat terbuka, sedangkan si dukun santet berada ditempat yang tersembunyi. Bila mengunjungi seseorang yang tahu ilmu hitam, lebih baik tidak makan makanan yang disuguhkannya atau meminum teh yang disiapkannya. Jangan memberitahu data kelahiran (tahun, bulan, tanggal, dan jam kelahiran). Jangan memberikan barang-barang simbol seperti kuku, rambut, dan sapu tangan. Bila seseorang tahu dengan jelas bahwa seseorang akan menggunakan santet untuk mencelakainya, ia harus segera mencari seorang waskita dan meminta suatu alat perlindungan yang telah diberikan kekuatan Guru Sejati.
Apa Yang dapat Digunakan Untuk Melindungi Rumah Dari Santet?
Rumah dapat dilindungi dengan ritual membuat PAGAR gaib. Cara yang paling mudah adalah meminta orang waskita untuk memberkati air yang sudah diisi kekuatan batin. Lalu, percikkan air itu didalam rumah dan sekelilingnya. Air yang sudah diisi doa itu dilindungi dan dijaga oleh kekuatan malaikat. Memercikkan air doa didalam dan diluar rumah adalah ilmu membuat pagar gaib. Semua santet tidak akan dapat mencelakakan. Bila ia dapat mengundang seorang ahli Guru Sejati ke rumahnya untuk membuat pagar, itu juga cara yang efektif dan mudah.
Bagaimana Prosedur Membuang Santet?
Pertama, memurnikan. Kedua, membuat batas. Ketiga, membuat benteng. Keempat, berlatih olah batin dengan tekun.
Siapakah Makhluk Halus Penguasa Santet?
Ahli santet di Eropa menyebutnya sebagai ‘Satan’. Di India, Thailand, dan Malaya, para ahli santet percaya bahwa ‘Shiva’ adalah kekuatan santet yang terbesar. Shiava adalah dahnyang Isvara, dahnyang penghancur dalam Hindu. Surga Isvara adalah satu dari beberapa aliran sesat didalam agama Hindu. Menurutnya, Shiva adalah penguasa segalanya. Sewaktu dunia berakhir, mereka percaya bahwa semua akan memasuki sebuah tempat bernama Mahesvara. Dahnyang Isvara mempunyai tubuh hijau. Penampilannya adalah bersisi tiga dan berlengan empat. Satu sisi adalah dalam bentuk raja langit; satu sisi lagi dalam bentuk raksasa (yaksha); dan sisi ketiga adalah dalam bentuk dewi. Setiap sisi mempunyai tiga mata. Dari ke 4 lengan, tangan kiri atas memegang trisula, tangan kiri bawah memegang botol dari emas, tangan kanan atas memegang bunga, tangan kanan bawah memegang mutiara. Di Tibet, dahnyang dahnyang tertinggi dari aliran hitam adalah ke 6 Saudara Langit dan ke 12 Tama. Ini agak berbeda dengan santet jenis lainnya.
Agama Apa Yang Dikaitkan Dengan Santet?
Santet tidaklah jelas di jaman primitif. Bila di amati kita akan tahu bahwa sesungguhnya ia bersumber dari pemujaan alam. Para ahli sejarah kuno seringkali menemukan sisa-sisa altar dengan tubuh tubuh pemujanya di atasnya. Santet jelasnya adalah sebuah seni kuno. Tidak mungkin mengkaitkan santet dengan agama tertentu karena banyak santet bersumber dari doktrin bahwa segala sesuatu mempunyai roh. Pakar santet percaya bahwa bila seseorang berkonsentrasi dan berdoa pada sesuatu objek, maka ia akan ‘mengisi’ (memberi kekuatan) pada objek itu sehingga menjadi semacam ’sumber kekuatan’ yang dapat digunakan oleh pemujanya. Ini adalah kepercayaan metafisis bahwa ’segala sesuatu mempunyai roh’. Secara serius, santet juga dapat diasosiasikan dengan agama apapun. Asal muasalnya adalah pemujaan primitif dan doktrin bahwa segala sesuatu mempunya roh.
Orang percaya bahwa makhluk gaib ada disemua tempat. Di gunung ada dahnyang gunung. Di sungai ada dahnyang sungai. Di matahari ada dahnyang matahari. Di bulan pasti ada dahnyang bulan. Di bintang pasti ada dahnyang bintang. Di langit pasti ada dahnyang langit. Bila ada halilintar, pasti ada dahnyang halilintar. Bila hujan, pasti ada dahnyang hujan. Bila angin bertiup, pasti ada dahnyang angin. Juga, ada dahnyang pohon, dahnyang batu, dan sebagainya. Sebagian dari santet adalah pemujaan leluhur. Sebagian lagi adalah pemujaan kuburan.
Sebagian Pakar Santet Memuja Iblis. Siapakah Iblis?
Bila seorang pakar santet memuja Iblis, berarti ia benar-benar jahat. Ada banyak orang India, Haiti, Malaysia dan lainnya yang memuja Iblis. Iblis adalah raja yang berkuasa untuk menghancurkan dan memusnahkan umat manusia. Penampilan Iblis bisa malih rupa. Kadang ia berbentuk sebagai berikut: sepasang mata yang menyelidik, gigi yang seperti serigala, dan empat tangan. Satu tangan memegang pisau, satu lagi memegang kepala manusia, satu lagi memegang panci berisi penuh dengan darah, dan yang terakhir melakukan upacara. Iblis adalah maha guru santet dalam menghancurkan, menghukum, dan memperkosa umat manusia.
Mengapa Darah Digunakan Dalam Ritual Santet?
Para pakar santet percaya bahwa didalam alam semesta ada dua kekuatan. Yang baik disebut Malaikat. Yang jahat disebut Iblis. Iblis suka membunuh dan memakan manusia dan meminum darahnya. Karena itu, sewaktu memujanya, seseorang harus menggunakan daging dan darah manusia sebagai persembahan. Di Eropa, aliran aliran Satan juga melakukan hal yang serupa. Mereka menyemprotkan darah ke tubuh manusia dan mengorban orang itu. Aliran hitam di Mesir dan Tibet juga telah lama melakukan pembunuhan bayi sebagai korban. Mereka percaya bahwa dengan melakukan hal ini, mereka akan mendapat kekuatan dari makhluk halus. Upacara mereka ini sangat efektif. Di Taiwan, orang asli yang hidup di pegunungan dahulu menggunakan kepala manusia sebagai objek persembahan. Itu sebabnya kepala Wufeng digunakan sebagai persembahan (sesajen). Di dalam santet, sangat umum menggunakan manusia sebagai sesajen.
Apakah Santet Sama Dengan Ilmu Sihir?
Pakar santet menggunakan makhluk halus jahat. Yang paling kuat seperti kekuatan Iblis bersumber dari kekuatan jahat yang aneh. Di tempat tempat dimana santet umum dipraktekkan, kebanyakan orang sangat gentar pada santet dan menjadi ketakutan mendengar istilah ini disebut. Karena santet menganjurkan kejahatan, sudah jelas ini bukan jalan yang benar. Mempelajari ilmu jahat tidaklah baik bagi orang lain. Untuk mempunyai hubungan yang baik dan saling menguntungkan dengan pujaannya, para siswa ilmu hitam harus menjadi budak yang memberikan persembahan darah. Santet sejenis ini tentu saja adalah ilmu sihir.
Ada Legenda Tentang “Babi Ngepet” Yang Dapat Mengubah Manusia Menjadi Babi, Benarkah Ini?
Ilmu hitam yang digunakan oleh dukun terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Ada yang dapat mengubah manusia menjadi babi dan mencari pesugihan. Sepanjang pengetahuan saya, ada suatu seni yang digunakan aliran hitam. Mereka mulai dengan menguliti kulit korban dan membiarkannya berdarah terus. Kemudian, ia akan menempelkan dengan sangat lekat kulit babi yang baru dipotong pada tubuh korbannya itu. Karena kulit babi itu melekat dengan sangat kuat, tubuh korban itu menjadi sebuah makhluk yang bukan manusia bukan babi. Legenda mengubah manusia menjadi babi atau babi ngepet dan mungkin berasal dari hal ini.
Bagaimana Santet Menggunakan Makhluk Halus Untuk Melaksanakan Tugas Yang Di Bebankan?
Karena mengandalkan makhluk halus, sudah jelas santet bukanlah sesuatu yang baik. Sebagian ilmu santet mengandalkan makhluk halus makhluk halus untuk meramal. Ini masih termasuk sopan. Tapi, kebanyakan dari mereka berniat jahat. Mereka menggunakan makhluk halus untuk melakukan lima tugas (mencuri; memindahkan barang, untuk mem-pelet, untuk membuat orang tak sadarkan diri, untuk membuat orang sakit, dan untuk membunuh orang. Ilmu-ilmu seperti semacam hipnotis mental sesat, drakula, kepala terbang, santet menerbangkan keris adalah pekerjaan-pekerjaan makhluk halus dan sejenisnya. Ini sesat. Orang yang memegang agama yang benar akan menghindari penggunaan berbagai jenis santet ini.
Apakah Ada Santet Yang Menggunakan Bantuan Arwah Leluhur?
Orang waskita dan winasis biasanya dapat berkomunikasi dengan dunia arwah. Arwah manusia adalah semacam energi yang melekat pada tubuh manusia. Ketika seseorang meninggal dan dikuburkan, ruhnya akan keluar dari tubuh itu dan menjadi arwah. Arwah yang menguasai sebuah kota atau wilayah disebut ‘dahnyang’. Arwah tingkat rendah disebut ‘hantu’.
Arwah tinggal di alam kelanggengan berdimensi empat. Mereka bisa berada disekeliling kita dan sering berhubungan dengan kita. Lewat penggunaan frekuensi dan radioaktif, ini bisa diselidiki. Untuk menundukkan sesosok arwah, ahli santet kadang-kadang bermeditasi sehingga ia dapat mencapai keadaan dimana ia dapat berkomunikasi dengan arwah. Sebagian menggunakan upacara, jimat, dan mantra. Sebagian membuat kontrak janji dengan makhluk halus. Sebagian berkonsentrasi dengan mantra dimana mereka membaca mantra sambil menghadap pohon dan terus membaca sampai pohon itu menjadi kuning kering dan mati. Bila sudah mencapai tahap itu, dianggap sudah lulus. Ada banyak rahasia dalam menundukkan arwah. Sebagian pakar santet sendiri berada dalam keadaan setengah sadar. Tubuh mereka dikuasai oleh arwah.
Bagaimana Perasaan Korban Ketika Di Santet?
Ada banyak jenis santet sehingga perasaan si korban akan berbeda beda. Tapi ada gejala umum yaitu mereka merasa aneh dan bimbang dan dirugikan oleh gerakan gerakan aneh. Sebagian akan merasa mempunyai masalah mental; kadang kadang mereka sadar; kadang kadang mereka kerasukan. Korban santet pada jam-jam tertentu akan merasa bingung, kehilangan kendali, dan sudah mendekati kegilaan. Sebagian lagi menghadapi kematian. Sebagian berubah tingkah lakunya. Sebagian menjadi menderita penyakit aneh. Santet dapat membuat korbannya keluar dari batas kesadarannya sehingga mereka dikuasai oleh kekuatan lain.
Apakah Sumber Kekuatan Dari Ilmu Pelet?
Pelet adalah sejenis santet yang mengubah pikiran manusia. Misalnya, cewek tidak menyukai seorang cowok. Tapi, setelah di pelet, cewek itu merasakan banyak hal yang baik tentang pria tersebut. Cewek itu perlahan-lahan menyukai sang cowok. Ia menjadi percaya akan segala hal baik tentang pria itu dan perasaan ini akan bertahan selama bertahun tahun. Setelah beberapa lama, cewek kemudian jatuh cinta beneran pada cowok. Ilmu pelet dapat mengubah seorang tua yang jelek seakan menjadi ganteng menarik di mata korban wanitanya. Biasanya, tukang pelet mempunyai pandangan mata yang aneh. Sinarnya tidak normal. Ia biasanya selalu berkacamata supaya tidak membuka pandangan matanya yang unik. Ilmu pelet bukanlah cerita belaka. Banyak wanita cantik yang mengelilingi ahli santet bagaikan lalar berputar putar disekitar tahi, mengejar yang sebenarnya tak menarik.
Makhluk Halus Jenis Apa Yang Digunakan Dalam Ilmu Hitam?
Tujuan menggunakan makhluk halus dalam ilmu hitam adalah untuk meningkatkan kekuatan dari upacara ritual. Jumlah makhluk halus yang digunakan sampai sekarang tidak dapat dikonfirmasi. Namun, ke 36 jenis makhluk halus sangat dikenal dalam aliran hitam. Di Indonesia namanya bermacam-macam, ada genderuwo, peri, kuntilanak dan lainnya. Di malaysia namanya makhluk halus gunung, makhluk halus kolam, makhluk halus lugu, tuyul, makhluk halus hidung panjang, makhluk halus penghisap darah, setah jialamai. Makhluk halus yang digunakan untuk menyantet biasanya adalah makhluk halus gantung, makhluk halus beracun, tuyul, makhluk halus kepala besar (buto ijo). Memang ada kekuatan supernatural yang mereka miliki Mereka yang mempelajari olah batin yang benar setelah mencapai tingkat tertentu akan mengetahui secara otomatis hal ini Di tingkat itu, ia tidak akan dapat disantet orang.
Apakah Santet Ada Kaitannya dengan Memberikan Korban Persembahan Kepada DAHNYANG?
Sesungguhnya, memberi persembahan korban kepada arwah leluhur penguasa wilayah merupakan hal yang sudah berlangsung lama. Di Jawa arwah ini disebut dahnyang. Tradisi menghormati leluhur ini lelum lenyap hingga kini. Pada saat ini, jarang sekali ada agama yang tidak memberi persembahan korban kepada dahnyang. Budhisme Cina memberikan makanan tak berjiwa sebagai persembahan. Kelima persembahan adalah bunga, dupa, lilin, teh, dan buah. Budhisme Esoterik memberikan 8 persembahan yaitu 5 persembahan yang telah disebutkan ditambah air sabun, kerang, dan tiga batang dupa hio. Ada banyak macam persembahan korban kepada dahnyang di Tibet, Afrika, dan Amerika Selatan. Banyak wanita cantik terpilih untuk menari diiringi musik; ini juga sebenarnya merupakan pelayanan kepada dahnyang. Di Islam, secara metafisik kita diminta untuk mengorbankan sesuatu sebagai rasa hormat kepada yang kekuatan adikodrati yaitu Tuhan. Dan Tuhanlah yang mengatur rezeki semua makhluknya tidak terkecuali arwah leluhur ini.
Namun, tujuan persembahan yang digunakan oleh santet berbeda dari tujuan menunjukkan rasa terima kasih kepada dahnyang. Tujuannya lebih seperti keuntungan bersama. Memberi persembahan kepada dahnyang santet berarti membayar atau memberi imbalan. Misalnya, ketika sang makhluk halus menolong ahli santet itu untuk menjalankan suatu tugas, ahli santet itu akan memberinya imbalan, bahkan sampai menggunakan cara menggores jari sendiri dengan pisau sehingga makhluk halus itu dapat menghisap darahnya sebagai imbalan. Jadi, ini bisa dikatakan suap dan bisa juga dikatakan imbalan. Sedangkan, persembahan yang diberikan dalam upacara upacara keagamaan normal adalah berdasarkan rasa terima kasih.
Adakah Dukun Yang Memelihara Makhluk Halus?
Ya ada. Bahkan banyak dukun yang saya kenal memelihara makhluk halus Ini terutama dilakukan oleh dukun santet. Kebanyakan dari dukun santet ini memelihara satu makhluk halus. Namun, dukun santet tingkat tinggi dapat memelihara beberapa makhluk halus. Sewaktu dukun santet menggunakan sebuah makhluk halus untuk merugikan orang lain, korbannya akan meminta tolong pada ahli kebatinan ilmu putih yang akan menggunakan sebuah makhluk halus untuk menolongnya. Ketika kedua makhluk halus bertemu, maka akan ada pertarungan antara keduanya. Dalam pertarungan itu, yang lemah akan dimakan oleh yang lebih kuat. Pertarungan antar makhluk halus ini sangat sengit. Keduanya berwarna hijau gelap, saling berkejaran di hutan. Mereka saling menggigit dan saling tidak mau melepaskan. Teriakan mereka sungguh memilukan. Yang satu akhirnya tidak dapat bertahan. Warnanya menjadi makin gelap dan akhirnya hilang musnah. Yang menang menari kegirangan.
Adakah Manfaat Belajar Santet Untuk Pengembangan Batin?
Tidak, santet adalah ilmu hitam/ilmu sihir. Sama sekali tidak ada unsur pembinaan dan olah batin. Keduanya sangat berbeda. Bila seorang guru melatih ilmu hitam sampai lulus, guru dan murid sama-sama dikatakan sudah sesat. Ilmu hitam bukanlah cara pembinaan diri yang benar. Cara mereka merupakan pemalsuan dari cara Esoterik. Ada perbedaan antara Ilmu Putih yang mengandung Kesucian dan Santet. Santet adalah ilmu hitam. Sama sekali tidak ada hubungannya. Pembinaan diri adalah untuk mengubah tingkah laku, pola pikir agar mencapai pencerahan. Santet adalah penggunaan sihir dengan tujuan mencegah kesialan dan mendapatkan keuntungan.
Bagaimana Siswa Paguron Olah Batin Membebaskan Diri Dari SANTET?
Siswa setelah mencapai tingkat “tak berada dan ada” akan dapat membebaskan diri sendiri dari santet. Ini adalah karena siswa itu telah mencapai tingkat menemukan kebenaran. Pada tingkat itu, ia akan dapat masuk dalam ketenangan meditasi. “Keberadaan adalah realitas.” “Tidak berada adalah kekosongan” Karena siswa itu dapat bermeditasi untuk mencapai tingkat kekosongan manusia, suwung di dalam manusia maka santet tak dapat melekat pada tubuhnya sebab tak ada tubuh disana. Ini tingkat yang sangat tinggi. Sekali dicapai, semua santet tak lagi berdaya mencelakainya. Setelah mencapai tingkat “Alam Semesta adalah aku; aku adalah alam semesta”, seseorang tidak perlu takut apa apa lagi. Di ahli kebatinan, santet hanyalah ilusi. Tak ada yang dapat dianggap santet karena tidak ada santet. Karena itu, tidak ada keperluan untuk membuka ikatannya pula. Bila tingkat makrifat/kekosongan telah dicapai, ilmu hitam tidak berfungsi lagi.
Bagaimana Mencapai Tingkat Suwung Tersebut?
Ia harus melatih meditasi. Di dalam kekosongan, muncul seorang guru sejati dengan untuk melindungi diri kita. Ini merupakan ilmu perisai pelindung diri. Inilah rahasia paling dalam perguruan olah batin. Dengan menjalankan latihan olah batin ini sang siswa akan memiliki kekuatan bertahan. Bertemu dengan guru sejati, makhluk halus yang digunakan santet itu tidak berani mendekati sang siswa, malah akan ketakutan. Bila siswa masih terkena santet, ia berarti harus melakukan perisai pelindung diri. Pelindung akan muncul dari kekosongan yang memancarkan sinar untuk memberi kekuatan sehingga sang siswa akan dimurnikan dan memancarkan cahaya. Melihat sinar terang dari tubuh, makhluk halus itu akan lari karena ia tidak tahan berdiam didalam tubuh yang bercahaya.
Jadi Kesimpulan Apa Yang Bisa Diambil Tentang Santet?
Pada hakikatnya di alam semesta ini ada kekuatan supranatural dan gaib yang sangat luar biasa. Sebagian bersifat baik, dan sebagian lagi jahat. Kita harus menyadari bahwa kekuatan jahat sangatlah besar dan dapat dengan mudah mencelakai orang. Orang harus mempunyai kecerdasan dan pengetahuan (KEBIJAKSANAAN) untuk membedakan yang baik dan yang jahat, yang putih dan yang hitam, sehingga mereka tidak akan tertipu. Mereka berarti menggunakan kekuatan yang benar untuk membuka rahasia ilmu hitam yang jahat sehingga makhluk halus itu akan kelihatan dan tak lagi dapat bersembunyi dalam terang.
Apakah ILMU SANGKAN PARAN Dapat Digunakan Untuk Menundukkan Santet?
Dalam ilmu sangkan paran kita diminta untuk nrimo, sabar dan iklas, pasrah total dan sumeleh/sumarah yang dimulai dengan laku pasti langsung diberi pengajaran-pengajaran langsung dari Tuhan. Setiap tahap laku tidak hanya dapat digunakan untuk menundukkan santet bahkan mengalahkan para dukun santet dengan sangat mudah. Semudah membunuh seekor nyamuk. Cara-cara eksoterik yang digodok para waskita dan winasis yang ahli kebatinan akan memunculkan kekuatannya yang luar biasa. Bila dilatih dengan tekun, seseorang akan dapat menjadi seorang ahli kebijaksanaan dalam perjalanannya mengarungi hidup yang sejatinya kekal abadi ini dalam genggaman dan perlindungan.
DUKUN VERSUS ROHANIWAN
Mungkin banyak kita jumpai perilaku seorang Rohaniawan bertindak seperti layaknya seorang Dukun, hal ini ‘sepertinya’ bukan hal yang asing/aneh di mata umatnya…, bahkan para umatnya menggebu-gebu bertanya ini dan itu sehubungan dengan hal ramal-meramal nasib, rejeki, jodoh dan hal-hal gaib lainnya.
Bagaimana dengan kita sendiri sebagai umat Buddhis? tentu saja masih banyak di antara umat Buddhis sendiri yang juga melakukan hal itu bukan? (kalau ini berdasarkan pengamatan langsung dari saya sendiri..), jangan-jangan di antara kita juga masih banyak yang sering bertanya soal nasib, rejeki dan jodoh kepada para bhikkhu atau romo ya? hehe….
Sekarang apa sih bedanya kita beragama Buddha dan tidak beragama Buddha? Kebanyakan jawabnya : “Pasti beda!”
Alasannya juga bervariatif, antara lain: “Karena saya beragama Buddha, makanya saya bisa jadi seperti sekarang ini, coba kalau saya tidak beragama Buddha…pasti saya sudah jadi begitu..bla…bla…bla….”
Berbicara tentang keagamaan, seringkali orang berbicara sesuatu yang berbau mistis dan erat kaitannya dengan sesuatu yang berurusan dengan ‘sesuatu yang gaib’, misteri semacam itulah yang membuat seseorang kadang memeluk suatu agama dengan kuatnya, ada juga yang hanya karena menyaksikan hal-hal magis/mujizat lalu terpikat dengan agama tersebut…dan masih banyak lagi alasan-alasan lainnya bagi yang pada awalnya beragama maupun yang tidak beragama sehingga akhirnya ia memeluk suatu agama tertentu.
Sebagai Contoh:
1). Sang Buddha dalam riwayat hidupnya pernah bermeditasi di bawah pohon beringin/banyan, kemudian Beliau di kunjungi oleh seorang perempuan muda kaya raya bernama Sujata. Sujata ingin membayar kaul kepada dewa pohon karena permohonannya supaya di beri seorang bayi laki-laki terkabul. Hari itu Sujata mengirim pelayannya ke hutan untuk membersihkan tempat di bawah pohon di mana ia ingin mempersembahkan makanan yang lezat-lezat kepada dewa pohon. la agak terkejut waktu pelayannya dengan tergesa-gesa kembali dan memberitahukan: “O, nyonya, dewa pohon itu sendiri telah datang dari kayangan untuk menerima langsung persembahan nyonya. Beliau sekarang duduk bermeditasi di bawah pohon. Alangkah beruntungnya bahwa dewa pohon berkenan untuk menerima sendiri persembahan nyonya”.
Sujata gembira sekali mendengar berita itu. Setelah makanan selesai di masak, berangkatlah Sujata ke hutan. Sujata merasa kagum melihat dewa pohon dengan wajah yang agung sedang bermeditasi. la tidak tahu, bahwa orang yang di kira sebagai dewa pohon sebenarnya adalah Pertapa Gotama. Dengan hati-hati makanan ditempatkan ke dalam mangkuk dan dengan hormat dipersembahkan kepada pertapa Gotama yang dikira Sujata adalah dewa pohon.
Pertapa Gotama menyambut persembahan itu. Setelah selesai makan, terjadilah percakapan antara pertapa Gotama dan Sujata seperti di bawah ini:
“Dengan maksud apakah engkau membawa makanan ini?”
“Tuanku yang terpuja, makanan yang telah aku persembahkan kepada Tuanku adalah cetusan rasa terima kasihku karena Tuanku telah meluluskan permohonanku agar dapat diberi seorang anak laki-laki”.
Kemudian pertapa Gotama menyingkap kain yang menutupi kepala bayi dan meletakkan tangannya di dahinya sambil memberi berkah:
“Semoga berkah dan keberuntungan selalu menjadi milikmu. Semoga beban hidup akan engkau terima dengan ringan. Aku bukanlah dewa pohon, tetapi seorang putra raja yang telah enam tahun menjadi pertapa untuk mencari sinar terang yang dapat dipakai untuk memberi penerangan kepada manusia yang berada dalam kegelapan. Aku yakin dalam waktu dekat ini Aku akan berhasil memperoleh sinar terang tersebut. Dalam hal ini persembahan makananmu telah banyak membantu, karena sekarang badanku menjadi kuat dan segar kembali. Karena itu dengan persembahan ini engkau akan mendapat berkah yang sangat besar.
2). Demikian pula ketika pintu atau jendela tiba-tiba bergerak menutup sendiri secara pelahan-lahan karena hembusan angin, namun karena seringkali terpengaruh oleh omongan teman-teman dan saudara-saudaranya, maka kita mengira itu adalah kerjaan makhluk halus yang sedang menggoda…dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sering merupakan pengaruh dari persepsi kita sendiri.., mengapa? Karena apa-apa yang kita lihat, realitasnya benda itu kan tidak masuk ke dalam mata kita, yang masuk adalah cahayanya, cahaya masuk ke dalam mata di ubah menjadi sinyal aliran listrik lewat syaraf-syaraf sampai ke sel-sel di otak.., sinyal itu di terjemahkan membentuk bayangan di otak kita dan kita pun melihat bayangan itu. Jadi yang kita lihat itu adalah bayangannya, bukan benda yang nyata itu…Karena itulah kita sering ‘salah lihat’ hehehe…kalau debu masuk ke mata dalam bahasa jawa disebut ‘kelilipen’, tapi kalau benda itu berupa batu sebesar bola volly masuk kemata ..bayangin sendiri deh, hehe….
Mendengar juga begitu.., bila indera kita ada cacat atau terganggu, maka pasti kita tidak bisa mendengar seperti orang normal, bila indera keliru ‘menangkap’ bayangan itu, maka persepsi kita pun juga akan keliru.
Di dalam ke-agamaan, persepsi-persepsi inilah yang berbeda-beda, yang satu menganggap ‘sesuatu itu’ ajaib, tapi yang lainnya menganggap biasa-biasa saja.
Tapi kalau kita ditanya: “Apakah agama Buddha mengakui dan percaya adanya makhluk-makhluk halus? Gaib-gaib?”, tentu saja jawabnya: ‘YA, Percaya’!
Nah…Kesulitannya adalah bagaimana kita dapat untuk membedakan mana yang ‘kerjaan’ makhluk halus dan mana yang cuman sekedar angin berhembus sehingga pintu itu tertutup sendiri…?, ini adalah soal kemampuan batin kita, kita yang tidak memiliki kemampuan batin ini tidak akan bisa membedakannya.
3). Di dalam Petavatthu (uragavagga 1.1 – Khettupamapetavatthuvannana),
Ada seorang wanita penghibur, sulasa namanya. Ia ‘menghilang’ diculik oleh dewa pohon yang penuh nafsu birahi dan keinginan yang besar, dewa itu lalu menimbulkan kebutaan pada Sulasa dan membawa Sulasa ke alamnya. Setelah hidup secara intim dengan Sulasa selama tujuh hari, dewa itu kemudian berterus terang tentang identitasnya. Sementara itu, ibu Sulasa, yang tidak dapat melihat anaknya, pergi ke sana ke mari sambil menangis. Orang-orang yang melihatnya berkata, ‘Y.M. Mahamoggallana memiliki kemampuan batin yang luar biasa. Beliau pasti tahu di mana Sulasa berada. Pergilah ke sana untuk bertanya.’ ‘Baik, sahabat’. Si ibu lalu menghadap Sang Thera dan menanyakan hal itu. Sang Thera berkata, ‘Tujuh hari dari sekarang, kamu akan melihat Sulasa di pinggir kerumunan orang ketika Sang Buddha sedang mengajarkan Dhamma di Mahavihara di Hutan Bambu’.
Sulasa kemudian berkata kepada devaputta itu, ‘Tidaklah pantas bila aku berdiam di alammu. Hari ini adalah hari ketujuh, dan ibuku yang tidak dapat melihatku sudah amat khawatir dan sedih. Bawalah aku kembali ke sana, dewa’. Dewa itu lalu membawa kembali Sulasa ketika Sang Buddha sedang mengajarkan Dhamma di Hutan Bambu dan meletakkan Sulasa di tepi kerumunan orang, sedangkan dia berdiri tak terlihat (di sampingnya). Ketika melihat Sulasa, orang-orang berkata, ‘Wahai Sulasa, kemana saja kamu selama berhari-hari? Karena kamu tidak kelihatan, ibumu merasa amat cemas dan sedih seperti orang kebingungan.’ Sulasa pun menceritakan kejadian itu kepada orang-orang itu ……
Contoh-contoh tersebut diatas adalah suatu gambaran yang terkait dengan magis/kepercayaan terhadap hal-hal gaib yang sangat mempengaruhi pola pikir dan batin seseorang dalam menganut suatu agama tertentu, sehingga hal-hal yang tidak bisa dipikirkan tersebut menjadi sesuatu yang cukup hanya untuk ‘di Imani’ saja.
Di dalam Buddhisme tidak mengenal soal ‘keimanan’ ini, Umat Buddhis lebih memaknai agama sebagai suatu pedoman hidup berdasarkan ‘keyakinan’ (saddha). Keyakinan di sini bukan berarti kepercayaan yang membabi-buta atau asal percaya saja, akan tetapi suatu “Keyakinan yang di dasarkan pada pengertian yang muncul karena bertanya dan menyelidiki” (Vimamsaka Sutta,MN).
Karena keyakinan ini muncul berdasarkan pengertian, maka keyakinan umat Buddha pada sesuatu yang di yakini adalah tidak sama kualitasnya. Tidak ada pengertian yang sama dari orang yang berbeda-beda, akibatnya kualitas keyakinan setiap individu pun berbeda-beda.
PRAKTEK MAGIS & RELIGIUS
Di dalam praktiknya, kedua hal tersebut sangatlah berbeda, sebagai contoh: Di dalam menghadapi suatu pertandingan kejuaraan sepak bola dunia (FIFA) yang baru saja berlalu misalnya,… ‘Orang yang beragama’ tapi lebih suka pergi ke Dukun, dan yang satu lagi pergi ke Rohaniawan untuk tujuan yang sama, yaitu: Untuk menjadi juara!
** Yang pergi ke Dukun:
-Team tersebut mendatangkan ‘Dukun Hitam’ (sebut saja begitu….) dan mereka diberi jimat-jimat yang konon sudah ‘di isi’ dengan mantra-mantra gaib.
** Yang pergi ke Rohaniawan:
– Team tersebut mendatangkan ‘Dukun Putih’ (Rohaniwan) dan mereka ‘di ajak’ bersama-sama untuk…” Marilah kita berdoa kepada Tuhan agar……….dan seterus”.
Sampai disini timbul suatu pertanyaan: “Apa Beda antara ‘Dukun Hitam dan Dukun Putih’ tersebut? Mereka sama-sama ‘mengharapkan’ Teamnya menang dan Team yang lain kalah, Sebenarnya Tujuan mereka berdua adalah sama, hanya ritualnya saja yang berbeda..!
Bila doa-doa dari Rohaniwan itu sudah dipanjatkan kepada Tuhan, apakah berarti Team tersebut PASTI MENANG ? atau karena kemanjuran daripada RITUALNYAKAH yang menyebabkan salah satu di antara Team tersebut menjadi Juaranya?
Tentu saja semuanya itu “TIDAK BENAR”, yang paling menentukan untuk menjadi pemenang adalah USAHA dari Team itu sendiri, bukan karena ritual-ritual tersebut.
Kalau saja Team yang didampingi oleh Rohaniwan itu menang…semua pasti menganggap bahwa itu adalah hasil dari doa-doa mereka yang telah ‘Dikabulkan’ oleh Tuhan.., TAPI..Kalau team itu ternyata kalah dari team yang didampingi sang Dukun…? hehehehe….masa Tuhan kalah ama Dukun?
KERAHASIAAN
Pada umumnya, orang yang pergi ke Dukun pasti melakukannya dengan ‘Diam-diam’ dan tidak ingin perbuatannya itu diketahui oleh orang lain… “Rahasia pribadi” dan kalaupun ada yang bertanya, ia pasti berbohong ketika menjawabnya…, gak mungkin ia terang-terangan bilang : “Saya mau ke Dukun!”
Tapi sebaliknya Orang yang hendak ke Vihara, dia melakukannya secara ‘Terbuka’…dan ketika ada yang bertanya, ia akan segera menjawab : “Saya mau ke Vihara”.
Nah…Agama pun demikian, Bila di dalam ajaran agama itu ada yang dirahasiakan, pasti ada sesuatu disitu yang salah/magis dan bukan benar-benar Religius.
MELATIH DIRI UNTUK MEMBUANG KE-AKU-AN
Di dalam ajaran Agama Buddha, kita justru bertujuan untuk melatih membuang “ke-Aku-an” dan memikirkan untuk orang lain.
Namun sebaliknya dengan pergi ke Dukun, justru disini orang tersebut mempertebal ke-Aku-annya.., pokoknya sang Dukun harus memenuhi apa yang diinginkannya…’ saya maunya begini dan begitu… asal berhasil, berapapun akan saya bayar!”
KETAATAN
Kalau yang jalur agama (orang yang melaksanakan ibadahnya dengan benar), Ia akan menunjukkan kesediaan untuk taat dan akan mengikuti ajaran-ajaran kebaikan dari agama tersebut.
Tapi kalau yang percaya ke Dukun, Ia malah meminta dan memaksakan keinginannya.
HUKUM ALAM
Kalau yang agama ; Kita menaati hukum–hukum alam yang ada (Niyama) dan sebagainya. Tapi kalau pakai Jalur Dukun ; Ia malah memanipulasi mengubah hukum alam.
MANFAAT
Kalau yang jalur agama; Perbuatan yang dilakukannya adalah juga untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain.
Tapi kalau yang pakai jalur Dukun ; Perbuatannya itu adalah semata-mata untuk keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri, perkara orang lain hancur egp..pokoknya saya makmur…
Tapi kadang ada yang lucu juga kalau kita amati…., Orang yang pergi untuk keagamaan ternyata ‘mirip’ perilakunya seperti ketika pergi ke Dukun…, yaitu ketika ditanya untuk apa sih ke Vihara? Jawabannya: “Berdoa dong…supaya dapat jodoh, rejeki tambah banyak, umur panjang…dan agar ‘ saingan’ saya itu lho biar cepet bangkrut dan mampus…abis dia sering jahatin saya sih…..!”
Yang menjadi pertanyaan adalah : “Apakah seorang Dukun bisa menutup rejeki musuhnya?”
Rejeki seseorang didapat dari Usaha dan pengaruh Karma masing-masing. Si Dukun tidak akan bisa menutup rejeki seseorang, tapi ia bisa mengganggu dengan mematangkan karma buruk seseorang JIKA yang dituju adalah orang yang lemah atau kehilangan kesadarannya, atau memang karma buruk orang tsb. bertepatan sedang berbuah. Jika Orang yang dituju itu kuat, maka upaya si Dukun tidak akan mampu menembus dan mengganggunya, karena bila orang yang dituju sedang melakukan dan menerima Karma-karma baik, maka Karma akan berjalan tanpa ada satu kekuatan apapun yang dapat mengubahnya, Karma itu sendirilah yang menjadi pelindungnya.
“Semua mahluk hidup mempunyai kamma sebagai milik mereka,mewarisi kammanya sendiri, lahir dari kammanya sendiri, berhubungan dengan kammanya sendiri, dilindungi oleh kammanya sendiri. Kamma itulah yang membedakan makhluk hidup dalam keadaan rendah atau tinggi”. (Cullakammavibhanga Sutta; Majjhima Nikaya 135)
“Bagaikan kota di perbatasan yang dijaga ketat, yang dikitari oleh benteng-benteng yang kuat. Demikianlah hendaknya engkau menjaga dirimu, jangan sampai membiarkan dirimu tergelincir agar kesedihan tak menyusul sesampai di neraka”. (Dhammapada, Sukha Vagga XV-204)
AJARAN SANG BUDDHA
Sang Buddha tidak pernah mengajarkan para siswa-Nya untuk berdoa dan berserah diri pada “Maha-Dewa” siapapun namanya, termasuk kepada Sang Buddha sendiri. Kebalikan dari ajaran “berserah-diri” tersebut, Sang Buddha justru mengajarkan para siswa-Nya untuk berusaha, berdaya-upaya dengan kemampuan dirinya sendiri, dengan segenap-tenaga, hingga meraih kesuksesan. Untuk itulah, Sang Buddha memberikan rumusan bagi para siswa-Nya supaya berhasil dengan sukses meraih apa yang dicita-citakan, yang disebut dengan “Panca-Bala”:
“Pañcimani, bhikkhave, balani. Katamani pañca?”
Saddhabala, viriyabala, satibala, samadhibala, paññabala”.
Inilah, O para Bhikkhu, lima kekuatan. Apakah lima kekuatan itu?
Kekuatan keyakinan (Saddhabala),
Kekuatan ketekunan/semangat (viriyabala),
Kekuatan perhatian (satibala),
Kekuatan samadhi/konsentrasi (samadhibala),
Kekuatan Kebijaksanaan (paññabala).
Inilah kunci bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan menggapai cita-citanya. Di dalam berusaha mencapai cita-cita, alih-alih menyibukkan diri dengan uncaran doa-doa berjam- jam, kita hendaknya selalu penuh keyakinan, ketekunan/semangat, perhatian, konsentrasi, dan kebijaksanaan, dalam berusaha dan berdaya-upaya meraih cita-cita, hingga apa yang kita cita-citakan itu berhasil.
KESIMPULAN:
Praktik perdukunan tidaklah sesuai dengan Konsep Buddhis. Di dalam “Vinaya: peraturan kebhikkuan” ditekankan bahwa seorang Bhikkhu yang meramal-ramal masa depan siapapun juga akan dikenakan sanksi. Untuk terhindar dari jeratan praktik perdukunan, marilah kita tingkatkan; Rasa percaya diri yang kuat Yakinlah selalu bahwa dia bisa mengapa pula aku tidak…?
Memiliki kesabaran dalam segala hal. Oleh bersabarlah baru kita bisa melatih diri dengan baik. Yakinlah hukum karma dengan sebaik-baiknya jangan mencari perlindungan diluar dirimu dan berlindunglah dengan kekuatan dari karma (perbuatan baik) yang diperbuat.
Semoga dengan adanya pengertian yang benar, hendaknya kita tidak lagi terjerumus kepandangan- pandangan salah, untuk meraih sesuatu yang di luar logika
Apa yang dimaksud perlindungan yang utama? Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan ini, Sang Buddha bersabda; “Ia yang berlindung pada Buddha, Dhamma, dan Sangha dengan penuh kebijaksanaan dapat melihat empat kesunyataan mulia, yaitu: Dukkha, sebab dari dukkha, akhir dari dukkha serta jalan mulia berfaktor delapan yang menuju akhir dukkha. Sesungguhnya itulah perlindungan yang utama, dengan pergi mencari perlindungan seperti itu, orang akan bebas dari penderitaan (Dhammapada XIV ; 190-192).
佛对风水占卜星相等的看法
Pandangan Buddha Terhadap Ilmu Fengshui, Meramal, Melihat Nasib & Perbintangan
《佛说分别经》
佛言。事佛有三辈。一辈者为魔弟子事佛。二辈为天人事佛。三辈为佛弟子事佛。学习佛法、归依三宝有这样三种人:一种是魔弟子、一种是天人、一种为佛弟子。
何谓魔弟子事佛。佛言。虽受佛戒。心乐邪业。卜问是祟解除祷祀。信有家亲丈人。不信正真。不知有罪恶之对。假名事佛。常与邪俱。死堕无择地狱。受苦 长久。久乃出为魔邦属。谀谄妖[女*瞿]。难可得度。是曹辈人。宿命余福。暂得一时。见于正道。心意瞢瞢难晓宿。已当复更入邪见无穷已也。是为魔弟子事 佛。
什么叫魔弟子事佛呢?这样的人虽然受了佛的戒律,却心乐邪法、邪业。看风水、占卜算命、祈祷、祭祀魔魅外道,相信家有亲眷等。不相信正见教导。不知道啥是罪?啥是恶?这样的人都是假名信佛。这样的人常常与邪类为伍、死堕无间地狱。长久受苦。即便脱离地狱苦报,仍为魔眷属。种种谀谄伪诈,难以得度。这样的人凭着前世剩余的福报,暂时得闻正道。邪见故令心意懵懂、难明正路。这样的人反复受邪见之害,无有穷尽。这就是魔弟子事佛。《智度论》云:“邪见罪重,故虽持戒等身口业好,皆随邪见恶心。如佛自说,譬如种苦种,虽复四大所成,皆作苦味,邪见之人亦复如是,虽持戒精进皆成恶法。
Di dalam Sutra Fo Shuo Fen Pie Cing
Bhagavan Buddha berkata: Terdapat tiga kelompok yang berbakti pada Buddha:
Pertama, adalah kelompok Mara (Raja Iblis) yang berbakti kepada Buddha
Kedua, adalah kelompok dewa dan manusia yang berbakti kepada Buddha
Ketiga, para siswa Buddha yang berbakti kepada Buddha
Belajar Buddhadharma, berlindung pada Sang Triratna (Buddha, Dharma dan Sangha) juga ada kelompok: Kelompok Mara, kelompok Dewa dan manusia, dan kelompok siswa Buddha.
Apakah yang dimaksud dengan ‘Mara Berbakti’ kepada Buddha? Meskipun menerima sila tetapi batinnya senang dengan hal-hal sesat. Bertanya tentang ramalan/kwamia, dan menyingkirkan hal-hal buruk. Tidak percaya pada kebenaran. Tidak tahu hal-hal yang buruk. Berpura-pura melayani/berbakti pada Buddha dan bersekutu dengan hal-hal yang sesat. setelah meninggal terjatuh di alam neraka dan mengalami penderitaan yang lama. Lama- kelamaan akhirnya bersekutu dengan kelompok Mara. Sulit untuk di selamatkan. Batinnya terbelenggu dan terjatuh pada pandangan sesat yang dalam. Itulah yang dimaksudkan kelompok mara yang berbakti pada Buddha.
Apakah yang disebut Siswa Mara yang berbakti kepada Buddha? Walaupun orang ini sudah menerima sila Buddha, tetapi hatinya senang ajaran sesat dan perbuatan sesat. Seperti melihat Hong shui, meramal, melihat nasib, berdoa dan memuja Mara dan siluman aliran menyimpang, percaya omongan keluarga dan lainnya, tidak yakin dengan pandangan dan bimbingan benar. Tidak tahu melepaskan kesucian adalah karma buruk dan kejahatan? Orang demikian adalah sebutan palsu sebagai untuk keyakinan Buddha. Orang itu sering berhubungan dengan kelompok sesat, setelah mati masuk keneraka Avici, dengan waktu lama menerima penderitaan. Setelah keluar dari penderitaan neraka menjadi keluarga Mara. Bermacam-macam peroleh pujian dan sanjungan untuk penipuan, sulit untuk ditolong. Orang demikian karena kehidupan lalunya masih bersisa rejekinya sehingga untuk sementara waktu dapat mendengarkan ajaran Buddha, disebabkan pandangan sesat sehingga hatinya bingung, sulit memahami jalan benar. Orang demikian sebaliknya mendapat pandangan sesat yang mencelakakan, tidak pernah berakhir. Inilah yang disebut Siswa Mara yang berbakti kepada Buddha.
Di dalam Abhidharma Ce Tu Lun, disabdakan: memiliki pandangan sesat dan karma buruk, meskipun menerima sila, perilaku jasmani dan ucapannya baik, tetapi mengikuti pandangan sesat dan niat yang buruk. Seperti yang di sabdakan Bhagavan Buddha: Bagaikan menanam benih yang pahit, meskipun tumbuh hasilnya akan terasa pahit. Demikian pula orang yang memiliki pandangan sesat, walaupun melaksanakan sila dan bersemangat akan berakibat kondisi buruk.
《大智度论》卷19〈1 序品〉:“问曰:
何等是五种邪命?
一者、若行者为利养故,诈现异相奇特;二者、为利养故,自说功德;三者、为利养故,占相吉凶,为人说;四者、为利养故,高声现威,令人畏敬;五者、为利养故,称说所得供养以动人心。”(CBETA, T25, no. 1509, p. 203, a17-22).
Di Dalam Maha Praja Sastra (Ta Ce Tu Lun), bab 19, dikatakan:
Apakah yang dimaksudkan dengan Lima Macam kehidupan yang Sesat?
1. Praktik ekstrim untuk keuntungan dan kepentingan, menampakan hal-hal aneh.
2. Demi kepentingan pribadi, biacara tentang pahala kebaikan pribadi (sering memuji kebajikan diri sendiri)
3. Demi kepentingan pribadi, meramal dan mencarikan hari baik untuk orang lain.
4. Demi kepentingan pribadi berbicara tentang diri sendiri, agar supaya orang lain takut dan timbul rasa hormat (suka membanggakan kehebatan diri sendiri)
5. Demi kepentingan pribadi, berbicara tentang menerima pemberian dana orang lain, agar dapat menpengaruhi oarng lain. (CBETA, T25, No. 1509, p. 203, a17-22)
《药师琉璃光如来本愿功德经》
上说了九种横死,其中有一种横死的原因就是求神问卜,正信的佛法不求,而去相信世间的外道巫师等等。有病不看病,杀生拜鬼神,画符喝香灰等等都能把病人拖死。
Di dalam Sutra Yao She liu Li Kuang Ju Lai Pen Yen kung Te Cing, disabdakan: Ada Sembilan macam kematian yang tidak baik (mengenaskan), di antaranya adalah: suka bertanya pada peramal, bertanya pada dukun-dukun. Tidak memohon Dharma yang benar, malah percaya aliran menyimpang dan para dukun. Sakit tidak berobat ke dokter tapi malah bertanya ke dukun, medium dan kesurupan, membunuh makhluk memuja setan dan dewa sesat, sehingga pada akhirnya pesakit tersebut tewas.
《大方广佛华严经》卷35〈26 十地品〉:“菩萨住于正道,不行占卜,不取恶戒,心见正直,[1]无诳无谄,于佛、法、僧起决定信。”(CBETA, T10, no. 279, p. 185, b24-25)
Di dalam Avatamsaka Sutra (Ta Fang Kuang Fo Hua Yen Cing), bab ke 35, ( 26 tentang Dasa Bhumi), disabdakan:” Seorang Bodhisattva yang berjalan dalam jalan kebenaran, tak melakukan ramalan, tdak mengambil sila yang buruk. Batinnya melihat kebenaran. Tidak menjilat dengan katakata dan tidak sembarangan. Hanya di dalam Buddha, Dharma dan Sangha lah menguatkan keyakinan. (CBETA, T10, no. 279, p. 185, b24-25)
杂阿含经会编二则, 三三; 一五八九( 五二0)
如是我闻∶一时,佛住王舍城。乃至路中见一众生,顶有铁磨,盛火炽然,转磨其顶,乘虚而行,受无量苦。乃至佛告诸比丘∶「此众生者,过去世时,於此王舍城,为卜占女人,转式卜占,欺妄惑人以求财物,缘斯罪故,已地狱中受无量 苦。地狱馀罪,今得此身,续受斯苦。诸比丘!如大目揵连所见,真实不异,当受持之」。佛说此经已,诸比丘闻佛所说,欢喜奉行。
Di dalam Samyuktagama Sutra (Jan Ah Han Cing), 33, 1589 (520). Demikianlah telah ku dengar: pada suatu ketika, Bhagavan Buddha berdiam di Rajagraha. Di tengah perjalanan ada seseorang makhluk yang di kepalanya ada besi panas dan api menyala, memutar di atas kepalanya dan bergerak dengan cepat serta sangat menderita luas. Melihat keadaan seperti itu, Bhagavan Buddha berkata: “orang tersebut dalam kehidupan sebelumnya di kota Rajagraha hidup sebagai seorang peramal, suka menipu dan berbohong pada banyak orang untuk memperoleh keuntungan materi. Karena perbuatannya maka terlahir di alam neraka, kemudian lahir lagi memiliki tubuh seperti itu dan terus menderita. Wahai para bhiksu, seperti Maudgalyana dapat melihat dan membuktikannya. Sungguh nyata. Ingatlah hal tersebut. Setelah Bhagavan Buddha membabarkan Dharma tersebut, para bhiksu dengan senang hati melaksanakannya.
《渐备一切智德经》节录 西晋月支三藏竺法护译
又弃邪见。奉于正见。不堕外学。舍于贪事虚伪之术。吉良之日。不择时节。不思国位。若睹帝主。不以为贵。不怀谀谄。表里相应心性仁和。奉佛法众不失三宝。愍哀 三界皆欲度脱。
Sutra Tentang Menyiapkan Segala Macam Kebijaksanaan dan Pahala. Terjemahan Zhu Fa Hui. Meninggalkan pandangan yang sesat, melaksanakan pandangan yang benar. Meninggalkan ilmu-ilmu semu yang menimbulkan keserakahan, tidak mencarikan hari-hari baik. Tidak berambisi melayani Raja. Tidak memikirkan kemuliaan. Tidak suka menjilat. Penampilan dan perilaku ramah dan damai. Berbakti pada Buddhadharma dan selamanya mengikuti Triratna (Buddha, Dharma dan Sangha), maka akan terlepas dari Triloka samsara (lautan derita).
《佛说阿难分别经》节录 乞伏秦沙门释法坚译
为佛弟子。不得卜问请祟符咒厌怪祠祀解奏,亦不得择良时良日。受佛五戒者,福德人也。有所施作。当启三尊。道护为强。设使诸天。天龙鬼神。无不敬伏。戒贵则尊。无往不吉。岂有忌讳不善者耶?
Di dalam Sutra Fo Shuo A Nan Fen Pie Cing, disabdakan: sebagai siswa Bhagavan Buddha tidak dibenarkan bertanya nasib dengan jimat-jimat serta menanyakan hari-hari baik. Orang yang menerima Pancasila Buddhis, orang itu memiliki rejeki dan berkebajikan. Ada yang dikerjakan secara positif dalam Triratna. Berlindung dalam Dharma secara kuat. Dihormati dan dilindungi oleh para dewa. Berlindung pada Dharma akan memperoleh kemuliaan, semua berjalan dengan baik. Maka dengan demikian apakah ada yang dikhawatirkan yang tidak baik?
《大般涅槃经》卷第十一节录 宋代沙门慧严等依泥洹经加之圣行品第十九之一
不以爪镜芝草杨枝钵盂髑髅而作卜筮。亦不仰观虚空星宿。
Di dalam Sutra Ta Pan Nie Phan Cing (Maha Pari Nirvana Sutra), bagian XI, kutipan Bhiksu Hui Yen, Dinasti Sung, bagian Nirvana Sutra bab XIX. “Tidak menggunakan akar batang pohon, tengkorak sebagai alat untuk melamarkan, serta mengamati bintang di langit untuk meramalkan dan prediksi”.
《大般涅槃经》卷第十八节录 宋代沙门慧严等依泥洹经加之梵行品之第五
王语耆婆。若使如来审如是者。明当选择良日吉星然后乃往。耆婆白王。大王。如来法中,无有选择良日吉星。大王。如重病人犹不看日时节吉凶唯求良医。王今病重求佛良医。不应选择良时好日。
大王。如栴檀火及芛兰火二俱烧相无有异也。吉日凶日亦复如是。若到佛所俱得灭罪。唯愿大王。今日速往!
Sutra Ta Pan Nie Phan Cing (Sutra Maha Pari Nirvana) bagian XVIII
Raja berkata kepada Ji Po, apakah perlu hari baik untuk bertemu dengan Bhagavan Buddha. Ji Po menjawab: Raja di dalam ajaran Dharma, tidak ada hal memilih hari yang baik. Raja bagaikan seorang sakit tidak perlu melihat hari baik dan buruk untuk berobat, hanya memohon kepada dokter yang baik (mahir). Raja sekarang sakit berat memohon Bhagavan Buddha yang menjadi dokter baik, tidak perlu memilih waktu dan hari yang baik.
Oh Raja, bagaikan api yang membakar semua jenis kayu tidak berbeda, demikian pula hari baik atau hari buruk. Mendekati pada Buddha akan dapat menyingkirkan semua karma buruk. Semoga Raja dapat segera bertemu dengan Beliau.
《大般涅槃经》节录
实非沙门现沙门像。邪见炽盛诽谤正法。如是等人破坏如来所制戒律正行威仪。说解脱果离不净法。及坏甚深秘密之教。各自随意反说经律。而作是言。如来皆听我等食肉。自生此论。言是佛说互共诤讼。各自称是沙门释子。善男子。尔时复有诸沙门等。
贮聚生谷受取鱼肉。手自作食。执持油瓶宝盖革屣。亲近国王大臣长者。占相星宿勤修医道畜养奴婢。
金银琉璃车磲马瑙颇梨真珠珊瑚虎珀璧玉珂贝。种种果蓏学诸伎艺。画师泥作造书教学。种植根栽蛊道咒幻。和合诸药作倡伎乐。香花治身樗蒱围棋学诸工巧。若有比丘能离如是诸恶事者。当说是人真我弟子。
Kutipan dari Maha Nirvana Sutra
Sesungguhnya bukan sramana tetapi wujud penampilan sramana. Dengan pandangan sesat menghujat kebenaran Dharma. Orang–orang demikianlah yang merusak vinaya yang telah dibentuk oleh Tathagata. Berbicara tentang hasil pembebasan serta metode Dharma untuk menjauhi diri dari Dharma yang tidak bersih. Bahkan merusak ajaran yang dalam dan penuh rahasia. Diri sendiri menuruti kehendak hati sembarangan bicara yang melanggar sutra dan vinaya, serta berkata : Sang Tathagata pun juga mendengar (membiarkan) kami semua memakan daging. Memfitnah ajaran Buddha tetapi sendiri mengaku Sramana sebagai Putra Sakya. Oh putra yang saleh, sungguh terdapat sramana-sramana yang demikian.
Menimbun makanan, menerima ikan dan daging, kemudian di makan. Dengan memegang botol pusaka untuk menaruh minyak, mendekatkan diri pada raja dan pembesar, meramal nasib, belajar ilmu tabib, memelihara ternak dan mengerjakan pembantu, menyimpan emas, perak permata, serta batu-batu ratna manikam. Menanam bermacam-macam buah serta belajar bermacam-macam ilmu melukis, memahat serta mengajar, menanam segala macam yang berhubungan dengan ilmu sihir, mengumpulkan berbagai ramuan obat serta bersenang-senang dengan musik. Memoles dirinya dengan parfum wangi serta mempelajari kesenangan dan permainan duniawi lainnya.
Kalau ada bhiksu yang dapat menjauhkan diri dari hal-hal buruk tersebut, maka sesungguhnya orang-orang demikianlah yang menjadi siswa Aku (Siswa Buddha) yang sesungguhnya.
《佛说般舟三昧经》节录 后汉月支三藏支娄迦谶译
优婆夷闻是三昧欲学者。当云何行。佛言。优婆夷欲学者。当持五戒自归于三。何等为三。自归命佛。归命法。归命比丘僧。不得事余道。不得拜于天。不得祠鬼神。不得视吉良日。不得调戏。 不得慢恣有色想。不得有贪欲之心。常当念布施。欢乐欲闻经。念力学问敬重善师。心常拳拳不得有懈。若有比丘比丘尼过者。以坐席宾食之。
Di dalam Sutra Fo Shuo Pan Tan San Mei Cing, terjemahan Jinakyaca; disabdakan: Para Upasaka (Umat yang telah mengambil Pancasila Buddhis) yang telah mendengarkan tentang Samadhi dan ingin mempelajarinya, bagaimana harus melakukannya? Bhagavan Buddha bersabda: Para Upasaka yang bermaksud ingin praktik harus melaksanakan Pancasila dan berlindung pada Buddha, Dharma dan Sangha. Tidak boleh berlindung pada yang lain para dewa dan tidak dibenarkan memuja dewa setan (makhluk-makhluk rendah) tidak dibenarkan mencari hari-hari baik serta mengelabui dan mempermainkan orang.
Tidak menimbulkan sikap-sikap yang merangsang birahi. Jangan timbulkan niat-niat serakah. Selamanya suka berdana, senang mendengarkan ceramah. Berusaha giat belajar dan menghormati guru yang bijaksana. Batinnya selalu terjaga, seandainya berjumpa dengan bhiksu dan bhiksuni dapat memberikan tempat duduk dan makanan.
《大乘理趣六波罗蜜多经》卷第四节录 罽宾国三藏般若奉 诏译 布施波罗蜜多品第五
若为布施,互相嫉妒,令家眷属,斗诤不和。不名布施。若为布施,讥毁乞人,汝今丁壮,诸根具足,何不自作营理生业,而求乞耶?!如是施者,不名布 施。或施已追悔,而作是言:‘我为愚痴,枉费财物。如是施者,不名为施。’或希他赞叹,或怖恶名。如是施者,不名布施。或为恶愿,而行布施。不名布施。或 择日而施,谓白月:一日、八日、十四日、十五日;黑月:三日、八日、九日、十三日、十四日、十五日。如是日施,余日不施,不名为施。或择时施。晨朝布施,午时不施。日暮余时,亦复如是。如此施者,不名布施。
或择人施。施与贫者,不施富者。或贫富俱施,不施病者。或与病者不施余类。或施此人不施彼人。如是施者不名布施。或选知识。颜貌端正而与好物。余施恶物不名为施。或见乞者俳优鼓乐善戏谈笑。而施与之余者不施。如是施者不名布施。
Sutra Ta Sheng Li Chi Lyu Po Lo Mi Tuo Cing, bab ke-4, terjemahan Bhiksu Prajna.
Kalau suka berdana tetapi batinnya penuh dengan rasa iri hati, membuat anggota keluarga berselisih dan tidak rukun, hal itu bukanlah dana (dana paramita). Seandainya berdana tetapi menghina orang yang menerima dana dengan kata-kata: anda cukup kuat, lengkap panca inderanya, kenapa tidak berusaha, malah mengemis? berdana seperti ini bukanlah dana (dana paramita). Atau bisa terjadi setelah berdana timbul penyesalan dengan berkata: Aku sungguh bodoh, menghabis-habiskan harta-benda. Berdana seperti ini bukanlah dana (dana paramita). Atau mengharapkan pujian dari orang lain, atau takut namanya buruk karena tidak berdana. Berdana dengan cara demikian, bukanlah dana (dana paramita).
Dengan kehendak yang tidak baik melakukan berdana, bukanlah dana (dana paramita). Atau memilih hari untuk berdana dengan bulan putih: tanggal satu, delapan, empat belas dan lima belas. Bulan hitam: tanggal tiga, delapan, Sembilan, tiga belas, empat belas dan lima belas. Hanya hari-hari demikian berdana, hari lainnya tidak. Hal tersebut bukanlah dana (dana paramita). Atau memilih waktu untuk berdana, berdana di pagi hari, tetapi sore hari tidak berdana, demikian pula waktu-waktu lainnya. Berdana demikian bukanlah dana (dana paramita).
Atau berdana dengan memilih orang, hanya berdana kepada orang miskin dan tidak berdana kepada orang kaya. Atau berdana kepada orang miskin dan orang kaya tetapi tidak berdana kepada orang sakit. Atau kepada yang sakit tidak diberikan sesuatu. Dengan berdana kepada orang ini tetapi tidak kepada orang itu. Dana demikian bukanlah dana (dana paramita). Atau dengan memilih orang-orang yang berpengetahuan, yang berwajah rupawan diberikan dana yang baik yang lainnya dana dengan barang yang buruk, tidak dinamakan dana (dana paramita).
Melihat pengemis, pengamen dan pelawak diberikan dana yang lain tidak. Hal tersebut bukan dana (dana paramita).
《佛说梵网六十二见经》节录
有异道人。受人信施食。以畜生业自给活。持薪然火。咒栗皮毒蒲萄子作烟。咒鼠伤杀人。学咒知人生死时。佛皆离是事。有异道人。受人信施食。以畜生业自给活。一人言当大雨。一人言当小雨。一人言米谷当丰熟。一人言不熟。一人言米谷当贵。一人言当贱。一人言当大病疫。一人言不。一人言当有贼来破坏此国。一人言当有大死亡。一人言当有崩王。当有立王。一人言地当大动。一人言不。一人言月当蚀。一人言月不蚀。一人言日当蚀。一人言日不蚀。
一人言日从东西行。一人言从西东行。一人言月星宿。从东西行。一人言从西东行。用是故有吉西。一人言用是故日月星宿。从东西行。一人言用是故日月星出。一人言用是故日月星入。一人言云当覆日。一人言当出于云。一人言天当清无云。佛皆离是事。
Kutipan Sutra Fo Shuo Fan Wang Liuh Se Ol Cien Cing
Ada orang-orang dari aliran lain mendapatkan kepercayaan menerima dana. Dengan berternak menjaga hidupnya. Dengan kayu menyalakan api, serta dengan biji tumbuh-tumbuhan dibakar menjadi asap, dengan mantra tikus melukai dan membunuh manusia. Belajar mantra untuk mengetahui kapan saat orang tersebut hidup dan mati. Bhagavan Buddha meninggalkan hal-hal demikian.
Ada orang-orang dari aliran lain mendapatkan kepercayaan dari orang-orang lain dan menerima dana. Dengan pola binatang menyambung kehidupannya sendiri. Dengan meramalkan tentang hujan besar atau kecil. Meramalkan panen berhasil atau gagal. Meramalkan tentang wabah penyakit, penyamun, kematian, wafatnya raja serta pengangkatan raja baru. Dengan meramalkan tentang gempa bumi, gerhana bulan dan matahari.
Dengan meramalkan berjalan dari timur ke barat, atau dari barat ke timur. Dengan mengatakan adanya berkah ini dan itu. Dengan mengatakan adanya bintang berkah ini dan itu. Dengan mengatakan adanya awan menutupi matahari atau udara cerah. Bhagavan Buddha meninggalkan hal-hal tersebut.
《大方等大集经》节录
佛言。众生闇行。着于颠倒烦恼系缚。随逐如是星宿书籍。仙人星宿虽好。亦复生于牛马狗猪。亦有同属一星生者。而有贫贱富贵参差。
是故我知是不定法。仙人汝虽得禅。我是一切大智之人。何故不问解脱因缘乃问是事。光味又言。汝今现身如世无异。而尊其事与仙无别。我今真实不知汝是 天耶仙耶。龙耶鬼耶。声如梵音色如古仙。我从昔来未曾见闻如是色相如是事业。是故今问。汝为是谁系属于谁。姓氏何等。宣说何事。唯愿广说我当听受。尔时世 尊即说偈言
若有学习著相书 是人不能知此彼 若有烦恼所缚者 不得解脱常受苦
我今具足六神通 是故名大婆罗门 六波罗蜜是我性 以六和敬调诸根
我以受持三种戒 行空无相三脱门 我往初发菩提心 尔时得名大出家
我都不觉一法相 是故不说星宿书 法无众生无寿命 是故演说无我净
已度三受三行岸 断诸根故无有相 我已真实知诸法 是故获得大寂静
若无挂碍如虚空 虽行菩提不学法 修集禁戒大忍辱 即得无想大智慧
若不觉业求果报 如法不转得菩提 心不贪著一切阴 亦复不观于此彼
又不觉知菩提道 是能速得菩提道 无有相貌无想念 于一切法无觉观
亦不贪著于诸法 即能获得一切觉 若有修集净梵行 是人得名婆罗门
观察诸法如虚空 是人即得名大觉
Kutipan Sutra Ta Fang Ten Ta Ci Cing
Bhagavan Buddha bersabda: Para insan berjalan dalam kesalahan (Kegelapan), terbelenggu oleh kilesa (Kekotoran batin), mengikuti buku-buku ramalan bintang. Manusia dewa walaupun bintangnya dulunya baik tetapi dapat terlahir menjadi sapi, kuda, anjing dan babi. Ada juga yang sama bintang kelahirannya tapi ada yang miskin, hina, kaya, mulia terlihat perbedaan-perbedaan.
Oleh karena Aku (Buddha mengetahui Dharma yang tidak tetap. Manusia Dewa walaupun memiliki Dhyana (Samadhi). Aku (Buddha) adalah manusia yang memiliki maha kebijaksanaan. Kenapa tidak bertanya pembebasan dan sebab akibat juga masalahnya? Dewa Kuang Wei kembali bertanya: siapakah Anda? Apakah Anda dewa atau naga? Saya belum pernah menjumpainya! Anda ingin bicara tentang apa? Saya bersedia mendengarkannya. Saat itu Bhgavan Buddha menguraikan gatha tersebut:
– Kalau ada orang yang menulis tentang ramalan, orang itu tidak mengerti dirinya sendiri dan orang lain.
– Bila terjerat oleh kilesa (kekotoran batin), tidak dapat terbebas, dan menderita.
– Aku memiliki enam Abinya (ilmu gaib), maka disebut Maha Brahma.
– Enam paramita adalah yang ku miliki dengan enam sifat keharmonisan sebagai dasar.
– Dengan mematuhi sila, pelaksanaan sunyata dan tanpa bentuk sebagai pintu kebebasan.
– Aku mengembangkan Bodhicitta, maka disebut seorang pertapa besar.
– Aku tidak terbelunggu oleh bentuk Dharma, maka tidak berkata tentang ramalan-ramalan.
– Dharma tidak memiliki Pudgala dan usia, maka sering menjelaskan tentang An-Atman (tanpa inti yang berketetapan)
– Telah membantu mereka yang menerima sila dan pelaksanaan, memutuskan semua belenggu kemelakatan.
– Aku telah mengerti tentang semua Dharma, maka memperoleh ketenangan besar.
– Tidak lagi ada belenggu batin dan bebas bagai jagat raya, belajar Bodhi tetapi tidak melekat.
– Melatih sila dan virya (semangat), maka memperoleh kebijaksanaan besar.
– Kalau tidak menyadari tentang karma, tidak berharap tentang buah karma, bagaikan Dharma tidak berputar tapi memperoleh Bodhi.
– Batin tidak ternoda oleh segala bentuk, juga tidak memandang ini dan itu.
– Juga tidak merasakan jalan menuju Bodhi yang akan mempercepat memperoleh Bodhi.
– Tidak melekat pada bentuk, begitu pula pada bentuk pikiran, pada semua Dharma tidak melekat pada pandangan.
– Juga tidak serakah dan melekat pada semua bentuk Dharma, namun memperoleh segala kesadaran.
– Kalau dapat melatih dalam kesucian prilaku, maka orang tersebut disebut Brahmana .
– Melihat semua fenomena Dharma sebagai kekosongan, demikian orang tersebut telah mencapai pencerahan.
《佛垂涅槃略说教诫经》节录 姚秦三藏法师鸠摩罗什译
释迦牟尼佛,初转法轮,度阿若憍陈如。最后说法,度须跋陀罗。所应度者,皆已度讫。于娑罗双树间,将入涅槃。是时中夜,寂然无声。为诸弟子,略说法要:
“汝等比丘,于我灭后,当尊重珍敬波罗提木叉。如暗遇明,贫人得宝。当知此则是汝等大师,若我住世,无异此也。持净戒者,不得贩卖贸易,安置田宅,畜养人民、奴婢、畜生。一切种植及诸财宝,皆当远离,如避火坑。不得斩伐草木,垦土掘地。合和汤药,占相吉凶,仰观星宿,推步盈虚,历数算计,皆所不应。
节身时食,清净自活。不得参预世事,通致使命。咒术仙药,结好贵人,亲厚媟慢,皆不应作。当自端心,正念求度。不得包藏瑕疵,显异惑众。于四供养,知量知足。趣得供事,不应畜积。此则略说持戒之相。戒是正顺解脱之本,故名波罗提木叉。因依此戒,得生诸禅定,及灭苦智慧。是故比丘,当持净戒,勿令毁缺。若人能持净戒,是则能有善法。若无净戒,诸善功德皆不得生。
是以当知,戒为第一安隐功德住处。
Kutipan Sutra Fo Chui Nie Phan Lie Shuo Jiau Cie Jing (Nasehat Menjelang Parinirvana)
Bhagavan Sakyamuni Buddha, setelah memutar Roda Dharma yang pertama kalinya menerima Kondanna dan yang terakhir Sibadra. Yang dapat diterima semuanya telah diterimanya. Setelah itu Bhagavan Buddha berbaring di antara dua ‘Pohon Sala’. saat menjelang Maha Parinirvana, suasana hening, Bhagavan Buddha berpesan kepada para siswa:
“Wahai para bhiksu, setalah Aku Parinirvana, harus mengikuti Pratimoksha (Sila-sila kebhiksuan). Bagaikan dalam kegelapan orang menemukan terang, bagaikan orang miskin mendapatkan harta. Jadikanlah Pratimoksha sebagai pedoman, seperti saat Aku masih berada di dunia. Orang yang melaksanakan sila-sila tersebut, tidak boleh berdagang, mengelola sawah, mengerjakan orang dan pembantu serta berternak. Menghindari dan menjauhi dari bercocok tanam serta mengumpulkan berlian (permata). Menjauhkan diri dari hal-hal demikian bagaikan menjauhkan diri dari api. Tidak dibenarkan menebang pohon dan mengelolah sawah, meramu obat, meramal serta melihat perbintangan untuk menghitung nasib. Semua hal-hal tersebut tidak diperbolehkan”.
“Menjaga badan jasmani serta menjaga diri waktu makan. Mensucikan diri. Jangan berpartisipasi dalam dunia politik. Tidak belajar ilmu-ilmu sesat, hanya bersahabat dengan orang-orang dari kalangan atas dan menumbuhkan kesombongan. Selamanya bertingkah laku baik. Tidak mengumpulkan benda-benda antik yang aneh, juga tidak membodohi umat. Merasa puas dengan pemberian dana. Hasil dana tak boleh disimpan. Inilah garis besar sila yang harus di taati”.
Sila adalah dasar dari usaha untuk menuju pembebasan, maka disebut Pratimoksa. Dengan sila-sila tersebut memperoleh Dhyana (Chan) serta dengan kebijaksanaan melenyapkan penderitaan. Oleh karena itu, wahai para bhiksu, harus mentaati sila dan jangan melanggarnya. Kalau ada yang dapat melaksanakan akan memperoleh kebajikan. Tanpa sila yang benar semua kebajikan tidak akan timbul. Oleh karena itu, sila adalah tempat mengumpulkan kebajikan.
《优婆塞戒经》卷第五节录
云何说言时节星宿,自在作耶?若以时节星宿因缘,受苦乐者,天下多有同时同宿!云何复有一人受苦一人受乐。一人是男一人是女。天阿修罗有同时生同宿 生者。或有天胜阿修罗负。阿修罗胜诸天不如。复有诸王同时同宿俱共治政。一人失国一则保土。诸外道等亦复说言:‘若有恶年恶宿现时。当教众生令修善法以攘 却之。’若是年宿,何得修善而得除灭。以是因缘,智者云何受于外道邪错之说?善男子。一切众生随于业行。若修正见受于安乐。修邪见者受大苦恼。
因修善业得大自在。得自在已众生亲近。复为宣说善业因缘。善业因缘故得自在。一切众生皆由修善业因缘故。得受安乐。非年宿也。
Kutipan dari Sutra Yu Pho Se Cie cing, (Upasaka Sila Sutra), bab ke-5.
Jadi apa yang dikatakan tentang pengaruh bintang terhadap kehidupan? Kalau dihitung dan diperkirakan dengan hitungan bintang, ada berapa orang yang menderita dan bahagia? Di dunia ini ada berapa banyak orang yang lahir pada waktu yang sama, mengapa ada yang menderita ada pula yang senang? Ada laki-laki dan ada perempuan? Ada yang terlahir sebagai dewa dan asura (raja setan), begitu juga ada raja yang sukses, ada yang gagal dalam politik. Maka aliran menyimpang (wai tao) suka mengatakan: “Kalau di tahun yang tidak baik hendaknya orang diminta berbuat kebaikan, untuk menangkal hal-hal buruk”. Mengapa dikatakan demikan? Mengapa harus dipengaruhi oleh pandangan sesat? Wahai putra yang saleh, semua insan dipengaruhi oleh apa yang diperbuat (karmanya sendiri). Melatih kebaikan akan memperoleh kebahagiaan. Menjalankan hal-hal keliru dan sesat akan menderita. Melatih kebajikan akan memperoleh ketenangan. Hidup damai dan terang dengan insan lain. Demikianlah setiap makhluk dengan latihan kesalehan memperoleh ketenangan dan kebahagiaan. Bukan karena pengaruh tahun-tahun tertentu (bukan dipengaruhi oleh pergantian tahun Cap Ji Shio).
《大般若波罗蜜多经》卷第三百二十七节录 三藏法师玄奘奉诏译
复次善现。若不退转位菩萨摩诃萨。恒为上士不为下士。时具寿善现白佛言。世尊。云何说此菩萨摩诃萨恒为上士不为下士。佛言。善现。是菩萨摩诃萨一切烦恼不复现前。刹那刹那功德增进。乃至无上正等菩提。于一切时心无散乱。故我说此菩萨摩诃萨恒为上士不为下士。善现。若成就如是诸行状相。当知是为不退转菩萨摩诃萨。复次善现。若不退转位菩萨摩诃萨。成就无上菩提作意。常不远离大菩提心。为净命故不行咒术医药占卜诸邪命事。不为名利咒诸鬼神令着男女问其凶吉。亦不咒禁男女大小傍生鬼等现希有事。亦不占相寿量长短财位男女诸善恶事。亦不悬记寒热丰俭吉凶好恶惑乱有情。亦不咒禁合和汤药左道疗疾结好贵人。尚不 染心观视男女欢笑与语。况有余事。
何以故。善现。是菩萨摩诃萨知一切法自相皆空。自相空中不见有相。不见相故远离种种邪命咒术医药占相。唯求无上正等菩提。究竟利乐诸有情类。
善现。若成就如是诸行状相。当知是为不退转菩萨摩诃萨。复次善现。若不退转位菩萨摩诃萨。于诸世间文章伎艺。虽得善巧而不爱着。所以者何。善现。是菩萨摩诃萨达一切法皆毕竟空。毕竟空中世间所有文章伎艺皆不可得。又诸世间文章伎艺皆杂秽语邪命所摄。是故菩萨知而不为。
善现。是菩萨摩诃萨于诸世俗外道书论。虽亦善知而不乐着。
何以故。善现。是菩萨摩诃萨了一切法性相皆空。于此空中一切书论皆不可得。又诸世俗外道书论所说理事多有增减。于菩萨道非为随顺。皆是戏论杂秽语摄。是故菩萨知而不乐。善现。若成就如是诸行状相。当知是为不退转菩萨摩诃萨。
Kutipan Maha Prajna Paramita Sutra, bab ke-327, terjemahan Maha Bhiksu Xuan Zhang.
Demikianlah Dewata Shan Sien. Jika memperoleh hasil dalam tingkat Bodhisattva Mahasattva, maka akan memperoleh tingkat luhur. Dewata Shan Sien kemudian bertanya kepada Bhagavan Buddha, mengapa bisa demikian?
Bhagavan Buddha bersabda: “Karena para Bodhisattva Mahasattva telah dapat menyingkirkan KILESA (kekotoran batin). Saat itu semua pahala kebajikannya timbul hingga mencapai Anuttara Samyak Sambodhi (tingkatan Kebuddahaan). Hatinya tenang dan damai, maka dikatakan mencapai tingkat luhur, batinnya selalu mengembangkan Bodhicitta. Dalam kesucian tidak melakukan hal-hal keliru dan sesat, seperti: meramal dan berbuat magis/magic, serta pengobatan sesat. Tidak karena materi dan ketenaran, menggunakan mantra untuk meramal pria dan wanita. Juga tidak dengan mantra memelihara setan-setan kecil (tuyul). Tidak meramal soal kebaikan, keburukan, usia dan harta. Juga tidak meramal tentang hal-hal yang berhubungan cuaca, ramalan kebaikan, kejahatan serta ramalan-ramalan mengganggu ketentraman. Juga tidak dengan ramuan atau penyembuhan-penyembuhan untuk mendekati kaum elite. Tidak bergaul dengan orang banyak dalam senda gurau. Demikianlah, oh Dewata Shan Sien, Bodhisattva Mahasattva mengetahui semua Dharma bersifat kosong. (sunya), maka tidak melekat dan menjauhi dari hal-hal yang sesat, meramal dan pengobatan magis. Hanya dengan menuju Anuttara Samyak Sambohi akan dapat membahagiakan dan membimbing semua makhluk.
Dewata Shan Sien, jika telah mencapai tingkatan Anuttara Samyak Sambodhi terhadap ilmu duniawi, meskipun mengerti tetapi tidak melekat, karena harus mengerti bahwa semua Dharma pada dasarnya kosong (sunya). Lagi pula pengetahuan-pengetahuan duniawi tersebut bersifat maya dan sesat. sudah seharusnya Bodhisattva mengetahuinya dan tidak melakukannya.
Oh Dewata Shan Sien, Bodhisattva Mahasattva terhadap pengetahuan dan ilmu-ilmu dunia tersebut, meskipun mengetahui tetapi tidak menyukainya. Bila mengerti hal-hal tersebut maka akan selamanya berkarya sebagai Bodhisattva Mahasattva.
宣化上人:风水算命的看法 (Maha Bhikshu Xuan Hua, Pandangannya tentang feng shui dan meramal nasib).
1、问:一般都说,风水要好,大门入口处要掛镜子,屋内左边要有绿色植物,主人床上应掛两把剑,走道上应掛风铃,是否如此?
Pertanyaan: kebanyakan orang berkata, agar feng shuinya bagus, 1. di pintu depan harus taruh kaca/cermin. 2. Sebelah kiri dalam rumah harus ada tumbuhan-tumbuhan warna hijau. 3. Dekat tempat tidur harus digantungkan dua buah pedang. 4. Di lorong jalan harus ada wind bell (fung Ling), apakah harus begitu?
宣化上人答:(1) 镜者净也,净身出户,扫地出门,穷得乾净。镜者明也,明白事理,认命知足,不贪不求。一般无知的人,要信邪说,认为设照妖镜,邪魔不敢侵犯。若存此念心, 邪魔已入体矣!(2)绿色植物,只是装饰品而已。(3)慧剑斩情丝,不应乱七八糟。两把剑即男女各持一把。不掛,邪魔尚不来;一掛,邪魔就要和你斗。孰胜孰败,在不可知之数。(4)风铃,凋零也。言其家庭衰败,一天不如一天,慢慢零落。
总之,风水不出自心。心地好,光明磊落,则样样好,不好也会好;心地不善良,则样样不好,好也变成不好。故佛云:「一切唯心造。」古人也云:「世人皆言穴在山,岂知穴在方寸间。」江湖术士强词夺理,制造不正确的理论,欺骗愚夫愚妇,可怜!可怜!
Jawabannya Maha Bhikshu Xuan Hua (diringkas):
1. Cermin lambing dari kebersihan dan penerangan. Tidak serakah dan tidak terbelenggu oleh pandangan-pandangan sesat.
2. Tanaman hijau hanya hiasan belaka.
3. Pedang melambangkan kebijaksanaan. Jangan berpikir yang tidak baik, sebaiknya jangan dilakukan .
4. Wind seal tidak perlu di gantung, karena sering diartikan keadaan keluarga yang semakin tidak baik.
Ringkasnya: Feng shui harus bertujuan mengembangkan kebaikan, dengan niat dan motif yang baik pula semua akan baik karena dikatakan: “Semua berdasarkan niat dan kehendak” jangan terpengaruhi oleh pandangan-pandangan keliru.
2、问:为什么佛教不算命、问卦、看风水?
宣化上人答:一切唯心造,佛教是教人求智慧,不要信到迷了。
问:佛教有没有看风水?
宣化上人答:风水在你的心。心好,自然有善神守护。
Pertanyaan: Kenapa Buddhis tidak meramal, nujum dan lihat feng shui?
Jawabannya: Semua berdasarkan kehendak. Buddhadharma mengajarkan kebijaksanaan, jangan keliru dan takhayul.
Pertanyaan: apakah Buddhis ada atau tidak ada melihat feng shui?
Jawabannya: Feng shui berada dalam batin anda. Bila batin (hati) anda baik dan saleh, para dewa akan melindungi anda.
3、尤其在道场里头,也不要讲命运,不要批八字。我们佛教徒不应该去信命运的,这个命运是普通一般人信的,而我们学佛的人是要超出命运的,超出数的,所 以不应该信命运,也不应该尽作财迷。譬如说你去到雷诺这一赌,就赢了多少钱,搭巴士去到那地方只带两块钱,回来时就拿了几十万回来,不可以这样子,这叫投机。我们修行的人,学佛的人不可以尽学那些投机的方法,也不可以尽说我要怎么样才能很快就发财,赚多少钱啊!修道的人,信佛的人,要听其自然的发展,不要 尽做一些投机的行为,这是要紧的。所以也不要讲命运,也不要信风水。这个不是说我反对夏老师讲风水,我为什么不教人讲这个,因为一讲这个,讲得人更迷了,把所有的人都变成财迷,这个也看风水,那个也看风水,晚上就睡不著觉,我买那个房子应该再请夏老师去看一看,搞不好过一两年我也就发了,等我发了,我要报 答夏老师。你这么一想,想得头发也白了,眼睛也花了,牙也掉了,耳朵也聋了,但是还没有发财,这就可怜了,所以不要这样子。我们如果应该发财的,早晚是会 发的;不应该发的,你就勉强得到了,也会丢的。所谓‘做豆腐,置了河洼地,从浆来了,就从水去了。’就好像做豆腐,要压豆腐,浆来了,赚了钱了。置了河洼地,买海边、河边上的地,一涨水,怎么样呢?把所种的地都冲得没有了,什么也收不著了。这个意思就是我们人一定要注重因果,在因果上要特别注意,不要那么 迷,迷得太厉害,这是不好的。所以我们学佛的人要认命、知足。说我这个命运,应该发财的,我就会发;不应该发的,我不要去做土匪,去打劫银行,这是不行 的。
Ringkasnya: Di tempat Dharmasala (Tempat Ibadah), jangan bicarakan tentang nasib dan bikin Pek Ji. Umat Buddha harus punya pengertian yang jauh ke depan untuk melampaui pengertian nasib. Jangan terbelenggu oleh keserakahan materi. Seperti pergi ke casino (tempat judi) berharap dengan judi akan menang. Ini tidak baik! Orang yang melatih diri dalam Bhavana, jangan berspekulasi! Dan jangan juga sering berharap bagaimana cepat menjadi kaya raya. Semuanya harus berjalan secara alamiah. Jangan melekat pada feng shui, nanti akhirnya menderita. Segala sesuatu berjalan secara alamiah. Kalau memang dasarnya memiliki harus dapat maka akan dapat. Kalau tidak dapat jangan dipaksakan. Kita harus selamanya yakin pada hukum karma, hukum sebab-akibat. Harus mengenal kehidupan dan mudah merasa puas.
4、还有我们信佛的人,不要尽放不下金钱,白天也想著,我要怎么样发财啊!晚间也想著,我要怎么样当官啊!总想著这些问题,不可以的。所以以后大家学佛,研究佛法的人,不要今天叫这个给他批八字,明天叫那个给批八字,后天又请那个给看风水。不要这样,你若是真有德行,不论什么都会好的;若是没有德行,批八字,批九字也没有用的,你批九字也不会走字的。那么看风水也是一样,若是没有德行,就是有好的地方,也会受不了,也得不到的。因为你没有德行,擎不住 的。为什么会有这些人出现呢?又有批八字的?又有算命的?又有看风水的?这就是给你来个考验,给你来个当面关,看你遇到这个境界,你动不动心,是不是还是 一个财迷?是不是一听说发财就跟著钱跑了?看你有没有定力。‘一切是考验,看尔怎么办,对境若不识,须再从头炼。
Ringkasnya: Bagi pengikut Buddha, jangan melekat kepada uang. Begitu juga terhadap Pek Ji dan feng shui. Orang yang berbudi luhur dan mempunyai sila yang baik, semuanya akan menjadi baik. Harus memiliki keyakinan yang benar untuk menghadapi tantangan hidup.
5、当阿难尊者出家的时候,他请问佛什么叫吉凶?这个「吉凶」,并不是帮人家算卦占相,说人的吉凶。这「事佛吉凶」,事是承事,是讲承事佛的教诫。
阿难尊者问事佛吉凶,佛当时也很简单地、很平实地答覆他,说:「你能持戒这就是吉,你不持戒、犯戒这就是凶。」因為佛在世的时候,比丘都要持戒。持戒就是吉祥如意,不持戒就是凶,就是会很不吉祥的。你要是持戒律就逢凶化吉、遇难呈祥,不持戒律就是吉也变成凶,祥也变成不祥了,所以这个持戒律是要紧 的。由这两句就知道,我们人要「诸恶不作」就是个吉,「众善奉行」也是吉。总而言之,我们都应该量力而為去做种种的善事。
Ringkasnya: ketika Ananda ingin menjadi Bhikshu dan bertanya pada Bhagavan Buddha tentang pahala dan buruknya untuk menjadi pengikut Buddha.
Bhagavan Buddha berkata: “Bila Anda dapat laksanakan sila, maka itu adalah kebaikan. Kalau tidak dapat melaksanakan sila, maka itu adalah hal yang buruk dan malapetaka. Bila melaksanakan sila maka yang buruk bisa menjadi baik. Bila tidak melaksanakan sila maka yang baik bisa menjadi buruk. Utamanya laksanakan sila. Bila kita tidak berbuat jahat maka adalah kebaikan. Melaksanakan kebajikan adalah kebaikan. Intinya kita harus sekuat tenaga melaksanakan berbagai macam hal kebaikan.
在《易经》上说:「作善降祥,作不善降殃.」做好事就会得到好的果报,做不好的事情就会得到不好的果报,这就是吉凶生大业;做善就得到吉祥的大事 业,做恶就得到凶的大事业,就有凶的事情发生。所以命运不是一定的,吉凶也不是一定的,只要你往好了做,你心一转变,什么都转变了!为什么不吉祥呢?因为 心里不吉祥,所以就遇著不吉祥的事情。《易经》开章第一义,说:「趋吉避凶,积善之家必有餘庆,积不善之家必有餘殃.」假设命运逃不出去的话,吉何可趋? 凶何可避呢?那里有吉的事情,你就可以到那个吉的地方去;那个凶的地方,你就可以避开它。命运如果逃不出去,怎么可以趋吉避凶呢?
什么是「众善奉行」?就是做好事、做善事,所有的善事都要做。众善奉行又有什么好处?那好处就多了!能得到「一切种智」的智慧。「诸恶不作」有什么 好处呢?这个好处可大了!可以证得大涅槃,得到常、乐、我、净这涅槃四德。可是众生偏偏就有这么一个坏脾气:教他做好事,偏不去做;教他做坏事,他很快就 去做了。很奇怪的,众生的坏习气就这样,你教他不准做错事,他单要做去!不像做善事,你叫他做,他也不做。诸恶不作,你叫他不要做去,他偏偏要试一试,试 试它到底有什么不好处,或者就变个方法去做那恶事。啊!试一试,将来就堕落了。唉!众生的习气太深,连佛也没有办法;佛一看,你这样不听话,我不教化众生 了!
《易经》这种中国的学问,是妙到极端,深不可测。所有的天地五行、过去未来、人类的奥妙,这种种的变化都是深不可测。我们人可以知道《易经》的道 理,但是不需要占卜,不要给人算卦、看相,尽给人说这些吉凶祸福的事情。为什么?所谓「君子问祸不问福」,君子不问福报,不问吉凶祸福的事情。因為君子不 怕这个灾难,一切逆来顺受,所以不行占卜。「占」就是占卦,「卜」也是占卦的意思。我虽然爻卦,医、卜、星、相都涉猎过,可是我都不做。我也会批八字,但 是我不批。为什么呢?这些不究竟。虽然也是真的,但是这是在路上走,绕弯子呢!
Di ringkas: Di dalam kitab Yi Jing (The Book of Changes) dikatakan: “Berbuat baik dan saleh mendapat berkah, berbuat jahat mendapat bahaya malapetaka”. Oleh karena itu, agar memiliki jalan hidup/nasib yang baik, harus selamanya melakukan kebaikan dan kebajikan.
Di dalam Kitab Yi Jing dikatakan: “Mendekati diri pada kebajikan, menghindari hal-hal yang tidak baik”. “Keluarga yang saleh memperoleh berkah; Keluaraga yang jahat memperoleh malapetaka”. Selamanya harus mendekatkan diri pada kebajikan. Selama nya berusaha menghindar diri dari hal yang jahat.
Selamanya melakukan kebaikan dan kebajikan akan memperoleh kebijaksanaan. Dapat merealisasikan sifat-sifat nirvana, yaitu: Chang: keabadian; Le: kebahagiaan; Wo: hakikat diri; Cing: Kesucian.
Para insan mempunyai kebiasaan buruk melakukan kejahatan dan zalim, oleh karena harus berusaha untuk melakukan kesibukan berbuat kebaikan.
Kitab Yi Jing adalah kitab Tiongkok kuno yang mencakup pengetahuan yang amat dalam tentang jagad raya, waktu sekarang dan akan datang serta tentang kehidupan. Kita boleh belajar dan mengetahuinya, tetapi jangan dipakai untuk meramal dan memprediksi . Seorang gentleman tidak gentar dan kuatir akan hal-hal yang tidak baik. Semuanya dihadapi dengan ketenangan dan kewajaran.
Orang-orang di dunia ini tidak percaya pada hukum sebab akibat (hukum karma), tetapi mereka senang bertanya tentang perihal nasib mereka. Bertanya dan meramal tentang nasib adalah tahayul dan salah.
Bhagavan Buddha dengan tegas melarang para siswa Beliau melakukan hal-hal demikian.
《杂阿含经》第十九卷上面说了两种罪苦众生的原因,都是过去世做占卜师,或假借神鬼附体,妄说祸福。或抽签卜卦,迷惑世人。这种人死后都要堕在地狱受无量苦,即使出离地狱仍然要受余苦。
世人常说“一命二运三风水”。其实这都是表相,我们任何人都离不开因果法则。首先人的命运本身是不定的,佛教是反对宿命观的。如果命运是注定的,那我们修行就变的没有意义。可能有些人通过看风水得到了一些利益,但这都是短暂的。“福地福人居”,有福报的人才能得遇好的风水。
真正决定命运的是什么?是因果,是业力。那么命算的再准有什么意义?佛陀尚且不能转变定业。所以,算命不如改命,我们广结善缘,多种福田。善缘成就了,就能成就入世和出世的善业,我们的命运自然是所作皆办,诸事圆满!
Di dalam Sutra Jan Ah Han Cing, bab ke 19, dikatakan: disebutkan dua sebab yang membuat makhluk-makhluk mengalami penderitaan, yaitu: di kehidupan masa lalu pernah menjadi peramal, menjadi medium untuk meramal nasib. Menipu dan berbohong dengan berkata tentang ramalan-ramalan membodohi orang-orang duniawi. Orang demikian setelah kematian akan terjatuh ke neraka mengalami penderitaan yang tidak terbatas. Jikapun sudah keluar dari neraka masih harus menerima penderitaan-penderitan lainnya.
Kalau orang mengatakan jiwa, nasib dan fengshui mempengaruhi kehidupan kita itu semua hanya ppenampilan saja, karena semua tidak lepas dari hukum sebab-akibat (hukum karma). Agama Buddha tidak menerima tentang “TAKDIR”, karena semua berhubungan dengan latihan bhavana untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak baik dan bhavana (latihan) memiliki makna penting dalam kehidupan seseorang.
Mungkin ada orang mendapatkan faedah dan petunjuk berkat feng shui tetapi itu sifatnya sementara.
“福地福人居”(tanah yang bagus di diami oleh orang yang saleh dan berakhlak mulia)
Yang benar-benar menentukan jalan kehidupan itu adalah sebab-akibat (hukum karma) dengan banyak berbuat amal kebajikan, kita dapat merubah nasib. Kita menjaga hubungan baik dalam kebajikan, maka akan tercipta kondisi yang baik, semua usaha akan berjalan lancar dan baik!
Di dalam Abhidharma Cing Kuang Kwo Luen Ti Yi, Bagian Bab ke-20, di sabdakan: Bilamana para makhluk melihat Buddha tidak menghormat, mendengar Dharma tidak yakin, bertemu dengan Sangha tidak respek, menfitnah pelaku kebajikan, merusak Atthasila yang dipraktikkan orang lain, tidak yakin terhadap hukum karma, merendahkan dan tinggi hati terhadap makhluk mulia dan suci. Malah berpaling percaya kepada kesesatan dan setan, setahap demi setahap menciptakan karma buruk, tidak membina kebajikan. Makhluk-makhluk demikian lengkap sudah pandangannya sesatnya, saat hidup tidak yakin terhadap ajaran dan bimbingan dari Sang Triratna, setelah mati pasti terjatuh ke alam tiga celaka, menerima penderitaan dan kesusahan yang luas, memohon keluar sulit terjadi, ribuan Buddha muncul di muka bumi ini pun tidak bisa ditolong.
Mantra Untuk Menjauhi dan Meninggalkan Okultisme:
Om Anale Anale Visadha Visadha Bandha Bandha Bhandani Bhandani Vira Vajra Pani Phat Hum Bhrum Phat Svaha ( di lafalkan minimun 21X s/d 108 X)
Mantra ampuh untuk melenyapkan Santet dan pengaruh okultisme:
Om Avira Hum Ka Zha Ra (di lafalkan sebanyk 21X s/d 108)
Mantra untuk mengusir kejahatan okultisme dan aliran menyimpang
Namo Acalanatha Vidyaraja; Namo Trailokya-Vijaya Vidyaraja; Namo Kundali Vidyaraja; Namo Yamantaka Vidyaraja; Namo Vajra-Yacha Vidyaraja (di lafalkan 3X)
曩 謨 悉 底, 悉 底, 蘇 悉 底, 悉 底 伽 羅,
Nang Mo Si Ti, Si Ti, Su Si Ti, Si Ti Cia Luo
羅 耶 俱 琰, 參 摩 摩 悉 利. 阿 闍 麼 悉 底, 娑 婆 呵
Luo Ye Ci Yen, Sen Mo Mo Si Li, A Shi Mo Si Ti, Sa Po Ho. (di lafalkan sebanyak 21X s/d 108 X)
Segala ilmu yang berkondisi hanyalah sekedar ilmu belaka
Mencari ilmu keluar; Mendapatkan ilmu ke dalam. Mencari dan memperoleh ilmu yang berkondisi, tidaklah didapat. Segala pengajaran ilmu dipengaruhi oleh kualitas pendidikan guru dan nilai prestasi terbentuk dari berbagai kondisi batin. Ilmu hanyalah sekedar ilmu. Sesungguhnya semua ilmu bukan baik bukan pula tidak baik termasuk okultisme. Hanya saja banyak ilmu disalahgunakan untuk aksi kejahatan. Ilmu pun berasal dari berbagai perpaduan dan tunduk kepada hukum alam, hukum Anicca (ketidak-kekalan), Anatta (tidak berinti), dan Dukkha (derita). Juga tidak luput dari hukum kesunyataan (kekosongan) dan diliputi berbagai unsur paduan, kondisi dan kepalsuan. Hanya saja orang bijak belajar dan menggunakan semua ilmu untuk kebaikan dan keberuntungan umat manusia tanpa ego dan pamrih; Kalau orang bodoh, belajar dan menggunakan semua ilmu hanya untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri; Sedangkan orang jahat belajar dan pergunakan berbagai ilmu justru untuk merusak dan menghancurkan kehidupan manusia yang benar dan baik.
Jangan pergunakan jasa okultisme untuk memenuhi segala keinginan
Jangan mengharapkan anak, kekayaan, kedudukan, keberhasilan, dan kemuliaan dengan cara yang salah (okultisme). Hendaklah seseorang hidup sesuai dengan kenyataan, berkelakuan baik, bijaksana dan teguh dalam Dharma. (Dhammapada VI, 84)
10 Perbuatan yang dapat memenuhi berbagai harapan
Ada sepuluh perbuatan yang membuahkan sepuluh hal, yang diinginkan, mempesona dan sukar didapat di dunia ini.
1. Bekerja keras membuahkan kekayaan.
2. Perhiasan dan dandanan membuahkan keindahan.
3. Hidup secara teratur membuahkan kesehatan.
4. Bersahabat dengan para bijaksana membuahkan kebajikan.
5. Mengendalikan nafsu rendah membuahkan kehidupan suci.
6. Tidak berselisih paham membuahkan persahabatan.
7. Sering mengulang pelajaran membuahkan pengetahuan.
8. Sering mendengarkan ajaran membuahkan kebijaksanaan.
9. Banyak belajar membuahkan kemampuan mengajar.
10. Hidup sesuai dengan Dharma, membuahkan kelahiran kembali di alam surga.
(Angguttara Nikaya V, 136)
Penutup
Setelah kita menyimak dan meneliti keberadaan dan bahayanya okultisme, alangkah baik kita mencegah, menghindari dan menjauhi pesona okultisme yang berdampak buruk . Untuk itu, mari kita tingkatkan keyakinan, pemahaman dan praktik dalam BuddhaDharma, untuk mencapai cita-cita religius yang luhur, yaitu: memperoleh keselamatan, berkembangnya kearifan, meningkatnya Bodhicitta, dan akhirnya mencapai kedamaian Nirvana. Harapannya semoga umat Buddha dan umat agama lainnya dapat mengambil hikmah dan manfaat dari tulisan artikel ini. Akhir kata semoga semua makhluk berbahagia, svaha.
Sumber Referensi:
• Kitab Suci Maha Tripitaka
• Rangkuman dari berbagai sumber yang tidak diketahui namanya.
• Perdukunan (Di ubah judulnya menjadi ”Korban Perdukunan”); oleh UP. Dharma Mitra (Peter Lim)
• tanya-jawab-tentang-santet; kampus samudra ilmu hikmah
• Dukun Versus Rohaniwan, oleh Tanhadi