Daftar Ratusan Kesalahan Umat Manusia
oleh Ven. Master Chin Kung Hon. Ph.D.
1. Pagi hari adalah saat yang terpenting dalam sehari. Setiap hari bangun tidak merasakan kegembiraan dan bersyukur untuk menyongsong hari yang baik ini serta tidak memotivasi diri bahwa harus berbuat satu jenis kebajikan dan hidup disiplin.
2. Saat bekerja dan istirahat tidak beraturan, tidak memelihara kebiasaan yang baik dalam hal makan, minum dan kehidupan yang sehat.
3. Tidak berpakaian rapi, bersih dan sederhana, tidak berdandan hanya apa adanya, tidak berprilaku anggun. Telah berdandan keterlaluan dan berambut aneh, berpakaian dan perilaku melanggar tata krama.
4. Sambil jalan sambil makan atau sembarangan meludah dan tidak menjaga kebersihan rumah/kantor/ tempat umum. Sembarangan membuang sampah dan puntung rokok mengotori lingkungan.
5. Di tempat umum/kendaraan umum tidak rela memberi tempat duduk untuk orang lanjut usia, cacat atau hamil.
6. Bersifat jorok atau bersih yang ekstrim, tidak memelihara kebersihan dan kerapian sehingga menyebabkan lingkungan hidup menjadi kotor dan berantakan.
7. Tidak langsung memungut/membuang sampah yang di lantai, tidak memelihara kebersihan lingkungan pribadi, keluarga, kantor atau pabrik.
8. Menyetir mobil/motor saat mabok yang dapat merugikan diri dan orang lain, membuat knalpot motor/mobil berbunyi keras yang membisingkan ketenangan, membiarkan knalpot mengeluarkan asap tebal yang mencemarkan udara.
9. Tidak menuruti peraturan lalu lintas dan tidak sabar, tidak mau memberi jalan kepada kendaraan/motor lain/pejalan kaki.
10. Tidak taat peraturan di tempat umum, kekurangan etika umum, seperti membuat kebisingan, merokok, keluar masuk tempat terlarang.
11. Pecandu obat terlarang atau menjadi pengedar yang sangat merugikan diri dan orang lain, melakukan hal yang melanggar hukum dan kehendak alam.
12. Mempunyai kebiasaan buruk berupa merokok, minum arak, makan pinang.
13. Tidak memasak di rumah sendiri, selalu makan di luar rumah dan memesan makanan yang berlebihan dan yang mewah serta tidak dihabiskan. Tidak tahu menghargai makanan dan menghemat; Demikian juga halnya di pesta/pertemuan makan bersama mengambil makanan yang di luar kemampuan diri menyantapnya, dibuang begitu saja dan tidak menghabiskan minuman sampai tetes terakhir (Janganlah membuang makanan/minuman, karena akibatnya kelak Anda harus mencari dan mengorek sendiri makanan dari tempat sampah untuk isi perut diri sendiri. Ingat adanya Hukum Sebab Akibat & Siklus Tumimbal Lahir).
14. Mengadakan upacara pernikahan/HUT/duka cita mewah hanya untuk kepentingan penampilan (untuk pandangan orang luar saja) yang menghamburkan uang banyak.
15. Mengobrol di telepon, tidak berbicara yang penting saja sehingga menyia-nyiakan pemakaian pulsa, waktu dan menghalangi pengguna lain. Tidak/lupa mematikan saluran air serta lampu yang tidak diperlukan, tidak tahu menghemat energy.
16. Tidak bersemangat kerja, sehingga tidak konsentrasi dan bermalas-malasan saat bekerja di kantor, sebagai murid/mahasiswa/i tidak tekun dan konsentrasi saat belajar di kelas, selalu malas, bolos dan lengah, sehingga menyia-nyiakan uang dan menghancurkan harapan orang tua (menjadi anak durhaka).
17. Sebagai pegawai selalu terlambat ke kantor/pulang sebelum jam kantor tutup, tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan dan kerja sembrono, bolos/mencuri jam kantor malah menggunakan perlengkapan kantor untuk mengerjakan pekerjaan pribadi yang menghasilkan keuntungan pribadi. Tidak berkeinginan baik dan tidak bekerja secara efektif dan efisien.
18. Malas, hanya mengejar kenikmatan yang semu, bersifat berfoya-foya.
19. Tidak menghargai rezeki, membuang makanan, minuman atau barang yang masih baik/bisa dipakai.
20. Tidak mempertahankan dan menerapkan sifat luhur, rajin, hemat, sederhana, tahu balas budi, tahu malu, bakti, setia dan sebagainya yang harus dimiliki seorang manusia.
21. Membohongi bahkan menipu orang tua, guru, tetua atau atasan.
22. Sebagai anak tidak melapor orang tua saat keluar/pulang rumah, sehingga merisaukan orang tua, tetua; tidak tahu menghargai diri, membuat masalah di luar yang membuat orang tua putus asa.
23. Sembrono bergabung dengan organisasi/kelompok sesat yang menguatirkan orang tua atau guru.
24. Tidak berbakti kepada orang tua, tidak merawat dan mengurus mereka, membentak, melawan bahkan memukuli orang tua.
25. Tidak tahu membalas budi orang tua/guru/tetua yang membiayai dan atau membimbing kita sampai lulus pendidikan, malah meremehkan orang tua/guru, tidak tahu kewajiban sebagai seorang anak didik/murid.
26. Tidak menghormati guru, tidak mendengarkan nasihat guru, bersikap angkuh sombong, malah berbahasa kasar, dendam dan susah dibimbing/di nasihati.
27. Tidak tahu bersyukur dan berterima kasih kepada orang tua atas budi besar mereka sehingga tidak diperlakukan dengan penuh rasa bakti dan hormat. Tidak menghargai budi besar guru dan ajaran suci yang di berikan sehingga tidak menghormati mereka dengan tulus.
28. Sebagai orang tua tidak menjadi teladan bagi anak sendiri agar hidup dengan rajin, hemat, sederhana, bakti, sopan santun, tahu malu serta budi luhur lain dan menjalaninya dengan baik malah membimbing anak menjadi pemboros, hidup mewah dan durhaka (salah asuhan).
29. Selaku guru lalai tidak mengajarkan pendidikan moralitas, tata krama, lebih-lebih lagi guru sendiri, tidak menjalankan etika sopan santun, tata krama dan moralitas. Tidak menjadi teladan bagi murid.
30. Dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari tidak menerapkan hubungan: Orang tua welas asih, anak-anak berbakti, kakak mencintai adik, adik menghormati kakak, suami istri hidup rukun harmonis, dalam keluarga tidak dapat hidup rukun dan damai.
31. Antara kakak dan adik, mertua dan menantu, kakak ipar, adik ipar, tidak dapat hidup harmonis, selalu bertengkar dan banyak konflik, iri dan dengki.
32. Suami istri selalu bertengkar, seenaknya bercerai, sehingga rumah tangga hancur yang menjadi masalah besar dan berat bagi masyarakat dan Negara.
33. Bila bertemu kolega, teman, tetangga, kenalan, tidak inisiatif/menyapa atau memberi senyum yang manis, tidak dapat hidup rukun dengan tetangga tidak saling menjaga dan merawat.
34. Tidak menghormati orang lanjut usia/merawat anak-anak kecil, tidak membantu orang cacat, yang tua dan lemah serta yatim piatu.
35. Sesama teman tidak dapat memegang janji malah mengkhianati, tidak dapat bergaul baik dengan teman, tidak bersifat rendah hati, tidak bersemangat bekerja kelompok dan tidak sportif.
36. Melanggar janji, bersifat sombong, berakal licik, suka mengakali orang dan mengambil keuntungan dari orang lain/kantor/rekan, maunya sendiri mendapat keuntungan yang lebih besar.
37. Kurang percaya diri, selalu mundur bila ada tantangan, tidak berpersepsi, optimis untuk menghadapi kehidupan.
38. Tidak dapat mengatur pengeluaran sesuai pemasukan, tidak dapat menghemat pengeluaran, tidak menanam kepercayaan kepada orang lain.
39. Hanya mengejar materialistis, mengabaikan pemeliharaan kepribadian luhur, batin tidak ada tempat berlindung, selalu hidup dalam kerisauan.
40. Hidup yang ketat, stress, selalu gelisah, tidak dapat menggunakan bacaan yang baik, kesenian untuk memelihara batin.
41. Tidak dapat menggunakan hati yang damai untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, terlebih-lebih dalam menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan.
42. Sepanjang hari terlena oleh TV, permainan elektronik, internet, menonton film/siaran yang merugikan badan dan batin atau film porno, sehingga membangkitkan nafsu birahi dan pikiran sesat.
43. Masih muda tidak mau sekolah dan mempelajari sejenis keahlian, segan akan kesulitan dan takut menderita, rakus akan kesenangan, menyia-nyiakan waktu, merusak masa depan diri sendiri.
44. Malas bekerja hanya mau bersenang-senang, tidak mengerjakan satu usaha/pekerjaan yang baik, hidup dalam kemesuman, tidak bercita-cita luhur, semangat runtuh, suka minum, selalu hidup dalam khayalan.
45. Menggunakan minuman beralkohol untuk membangkitkan keberanian berbuat hal-hal yang melawan etika, mencelakai orang, berzinah dan membunuh sehingga membawakan malapetaka bagi orang lain.
46. Bersifat kasar dan bengis, sangat subyektif, tidak mau menerima nasihat, berniat sesat, licik dan menipu, berbuat segala kejahatan tidak mau bertobat.
47. Tidak dapat membedakan mana yang betul dan mana yang salah, mana yang sesat dan mana yang benar, menganggap yang salah adalah betul, yang sesat adalah benar, selalu bergaul dengan orang jahat membuat kejahatan, masih menganggap diri adalah benar dan sombong.
48. Biarkan hati ini berubah mengikuti perubahan lingkungan, tidak mengerti bahwa hukum kebenaran alam tidak pernah berubah, sendiri malah tidak sadarkan diri bahwa hati murni ini telah berubah mengikuti arus sesat.
49. Ajaran sesat merajalela, kita tidak ada kebijaksanaan untuk membedakannya dan mengenalnya, tidak dapat mempertahankan moralitas dan sifat luhur asal, malah turut mengikuti dan menganggap diri adalah hebat dan modern.
50. Hidup dalam kebebasan, berbuat sewenang-wenang dan semau kehendak, tidak taat etika dan hubungan darah, tidak menjunjung tinggi moralitas dan tata krama, mengikuti arus mengejar yang sesat; sendiri bukan orang bijak malah berani menasihati orang dengan nasihat yang salah sehingga membuat orang melakukan hal-hal yang melawan etika dan moralitas dan menjerumuskan orang kejurang penderitaan.
51. Membunuh, melukai dan mencelakakan mahkluk hidup, tidak melindungi dan mengasihani jiwa mahkluk lain.
52. Merahasiakan/menyembunyikan ilmu yang dapat menguntungkan orang banyak, menghalangi arus tersebarnya keahlian/hal yang baik.
53. Teknologi yang dicipta tidak digunakan untuk kesejahteraan manusia dan alam semesta, malah menggunakannya untuk merusak/mencemarkan lingkungan, merugikan dan mencelakakan kelangsungan hidup manusia dan mahkluk lain.
54. Menggunakan cara yang illegal untuk mendapat keuntungan yang bukan haknya sendiri. Untuk mendapat penghasilan tidak berdasarkan semboyan bahwa “manusia sejati menerima keuntungan dengan cara yang tepat serta benar yang merupakan haknya”.
55. Dalam hal keuntungan dan jasa hanya mementingkan keuntungan diri, tidak menghiraukan kerugian orang lain, walaupun terhadap sanak saudara sendiri, mengabaikan moralitas dan etika, rakus, tidak pernah puas akan kekayaan dan reputasi. Dengan akal licik memanipulasi uang kantor/orang yang memberi budi/membantu sehingga kita berhasil.
56. Mengambil/menggunakan barang orang tanpa persetujuan pemilik, mencuri, merampok. Dengan cara menipu, dengan akal licik, menipu untuk memperoleh hak milik orang lain.
57. Dengan kekerasan, kekuasaan untuk merampas hak milik orang lain, menyandera orang bahkan membunuh untuk mendapatkan uang, berbuat hal yang sangat melawan kebenaran.
58. Dengan kekuasaan/secara paksa untuk mendapat keuntungan raksasa, KKN, memakan uang Negara yang merupakan kekayaan milik rakyat atau uang perusahaan [anda harus sadar bahwa sangat merugikan diri bila memakan uang Negara, karena ini berarti anda berutang kepada seluruh rakyat Negara dan (kelak kelahiran yang akan datang) akan di ikat oleh alam dengan bunga yang sangat tinggi, harus ingat dan percaya akan siklus tumimbal lahir].
59. Menggunakan uang negara/perusahaan atas nama kepentingan perusahaan/negara, tetapi sebenarnya untuk keuntungan/kepentingan pribadi sendiri, sehingga merugikan perusahaan/Negara.
60. Merampas/membajak hak cipta orang lain untuk keuntungan diri.
61. Dengan cara illegal untuk memperoleh promosi/suatu jabatan.
62. Menggunakan kekayaan/kekuasaan sesat untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan raksasa, menggunakan kekayaan yang di peroleh tersebut untuk berfoya-foya dan hidup dalam kemesuman serta keangkuhan.
63. Tidak memikirkan tugas dan kewajiban sendiri; selalu berkhayal untuk memperoleh kekayaan dan reputasi, tetapi tidak menilai dan menjalankannya sesuai kemampuan diri.
64. Menunggak utang kepada orang dan berlarut-larut tidak mau membayar walaupun telah ditagih oleh pemiliknya; meminjam uang untuk hidup mewah sehingga utang melilit, dengan cara menggali lubang tutup lubang untuk bayar utang, tidak menilai pengeluaran sesuai pemasukan.
65. Memperlakukan orang secara tidak adil, membela yang disenanginya dan membenci pihak yang tidak disukai; selaku atasan tidak mempedulikan/memperhatikan kesejahteraan bawahan; membentak/mencaci maki pembantu.
66. Mengatur keuangan berdasarkan untung-untungan/spekulasi, berkhayal untuk mendapatkan uang dengan cepat, tidak berdasarkan yang sebenarnya, maunya mendapat keuntungan tanpa berbuat sesuatu.
67. Rakus. Tidak pernah puas, tenggelam dalam perjudian atau permainan elektronik illegal yang selain membuang uang sia-sia, merusak adat istiadat juga mencemarkan lingkungan yang baik.
68. Suka bersenang-senang dan bersantai saja, berbuat seenaknya, selalu memikirkan hal-hal cabul, selalu melepaskan hawa nafsu birahi yang menghamburkan uang, merusak badan, melanggar hukum alam/sila agama.
69. Sebagai suami/istri melakukan perzinahan yang merusak kehidupan keluarga dan juga hubungan suami-istri, melanggar moralitas, membawakan aib bagi keluarga, masyarakat.
70. Yang belum menikah melakukan hubungan seks bebas yang akan membawakan dampak berat bagi kehidupan suami istri kelak yang bukan pasangan seks sekarang, melakukan aborsi.
71. Melihat wanita cantik langsung timbul niat cabul dan memperkosa serta menganiaya dengan keji.
72. Semaunya melepaskan nafsu birahi tanpa memperhatikan hubungan sedarah atau tidak, tidak memandang umur tua/muda/anak kecil.
73. Mengejar kekayaan dengan pelacuran, berperilaku tidak senonoh untuk menggoda orang sehingga menimbilkan nafsu birahi yang merusak hukum alam/azas susila.
74. Menggunakan media elektronik untuk menyebarkan, memperdagangkan hal-hal yang porno, sangat menghancurkan etika dan moralitas yang akan meruntuhkan Negara.
75. Tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak berbuat hal-hal yang melawan etika/sopan santun/moralitas.
76. Banyak berbicara hal-hal yang tidak berguna, berbohong.
77. Berbicara lain di mulut lain di hati, demikian juga perilakunya, sebagai manusia munafik.
78. Menggunakan kata manis untuk menipu orang, menggoda orang dengan kata-kata porno/cabul, memfitnah orang.
79. Berperilaku kasar, tidak anggun, tidak kalem, dengan tidak sopan memutuskan pembicaraan orang.
80. Suka membesar-besarkan masalah, berbicara yang melukai harga diri orang, suka mencampuri urusan orang lain.
81. Suka mengadu domba yang merusak hubungan orang lain, tidak menjaga etika mulut.
82. Suka mengungkapkan rahasia/kejelekan orang, suka menutupi kelebihan/kebajikan orang lain, membesar-besarkan kelebihan diri, menutupi kekurangan/kesalahan diri.
83. Suka mendengar pujian dan banggakan diri sehingga menjadi angkuh, tidak suka mendengar kata-kata nasihat malah timbul kedengkian terhadap orang yang menasihati.
84. TIdak rendah hati saat sukses malah sombong, tidak memotivasi diri saat gagal, malah mengomel dan mencari kesalahan orang lain.
85. Tidak tahu budi dan tidak membalas budi orang dengan tulus ikhlas, malah mengomel atas ketidakadilan orang yang memberi budi/membantu, mendapat kritikan orang langsung dendam dan atau berniat membalas dendam.
86. Tidak dapat membantu orang yang sangat memerlukan bantuan.
87. Tidak bergembira atas keberhasilan orang lain malah iri hati, tidak prihatin melihat kegagalan orang malah merasa gembira dan bersyukur.
88. Hati ini terkekang oleh kerakusan yang tak pernah puas, menginginkan sesuatu yang di luar kemampuan diri, bila keinginan tidak tercapai malah menjadi gelisah dan tegang.
89. Berhati sempit, tidak dapat memaafkan orang, selalu berhitungan, bersifat rakus akan keuntungan kecil.
90. Tidak dapat menahan sakit hati, langsung timbul niat dengki dan ingin membalas dendam.
91. Tidak senang melihat/mendengar hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan.
92. Suka curiga, iri kepada orang lain, pelit tidak mau berdana, atau setelah berdana merasa menyesal.
93. Merendahkan orang lurus, memfitnah orang saleh/bermoral, mencemarkan reputasi dan martabat orang lebih-lebih lagi menganggap diri adalah benar dan lurus.
94. Berpendidikan dan jabatan tinggi, tetapi tidak diimbangi peningkatan juga budi pekerti dan moralitas, pada zaman kebobrokan ini, tidak dapat memegang teguh moralitas dan budi pekerti (belajar untuk menjadi seorang guru, berprilaku sebagai teladan bagi dunia) malah terbawa arus jahat dan tidak dapat melepaskan diri.
95. Tidak dapat mempraktikkan: belajar dari kelebihan orang, instropeksi diri bila melihat kesalahan orang lain, bila diri juga ada kesalahan demikian, segera dikoreksi, bila tidak ada maka motivasi diri untuk tidak berbuat kesalahan yang demikian.
96. Tidak dapat selalu merenungkan kekurangan/kesalahan diri, malah selalu melihat kesalahan/kekurangan orang lain, tidak mau berbuat kebajikan yang kecil, selalu membuat kesalahan kecil. (Ingat, akumulasi kesalahan kecil bila telah banyak, maka akan berubah derajatnya menjadi dosa yang sulit dibersihkan).
97. Dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat menerapkan: rendah hati, disiplin, sopan santun, ramah, welas asih, sederhana, hemat dan budi luhur lainnya yang harus dimiliki seorang manusia.
98. Tidak mempraktekkan: disiplin yang ketat, memaafkan orang, mengikuti keadaan yang baik, bila mendapat sesuatu yang baik, tidak rakus.
99. Tidak merasa menyesal dan tidak mau bertobat terhadap kesalahan-kesalahan dan kebiasaan-kebiasaan buruk.
100. Tidak dapat mempraktekkan “Daftar Ratusan Kesalahan umat manusia” ini dengan rasa malu, rasa takut untuk berbuat kesalahan, tidak tekun dan ketat menjalani jalan “Setiap hari mengetahui kesalahan diri dan setiap hari mengoreksi diri”.
Sumber Referensi:
– Daftar Ratusan Kesalahan Manusia.