Keheningan Meditasi & Kesuksesan Pegolf Tiger Woods
Oleh: Jo Priastana
Pegolf dunia Tiger Woods (34), baru-baru in membuat permintaan maaf atas perselingkuhannya dengan lebih dari selusin perempuan. Pernyataan terbuka yang diliput besar-besaran oleh media cetak dan elektronik. Belum pernah ada permintaan maaf seperti ini diliput dan disiarkan sedemikian luas. (Kompas, 21/2/10).
“Uang dan ketenaran memudahkan saya mengakses godaan”, ujarnya. “Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas tindakan saya yang tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan diri sendiri”.
Ibunya Kultida Woods yang mengasuhnya dalam tradisi agama leluhurnya, agama Buddha sejak kecil mengungkapkan, “Peristiwa ini mengajarkan kepadanya, seperti juga golf. Ia cuma manusia biasa yang punya kesalahan, membuat kekeliruan dan kesalahan. Kita semua mengalami hal yang sama. Tetapi kita harus terus melanjutkan kehidupan ketika kita membuat kesalahan dan belajar dari hal itu”.
Dalam pernyataannya, Woods jujur mengakui, “Saya tidak setia. Saya berselingkuh. Saya berbohong. Apa yang saya lakukan tak bisa diterima, dan sayalah satu-satunya orang yang harus dipersalahkan”.
Agama Buddha dan Meditasi
Untuk memulihkan kondisi batinnya kembali dan terbebas dari perilaku seksual yang tidak terpuji, Woods kemudian menjalani rangkaian terapi. Ia pun mengaku kembali menekuni Buddhisme dan meditasi seperti waktu kecilnya, yang akan membantunya didalam rehabilitasi dirinya.
Setelah menyampaikan permohonan maafnya secara terbuka, di markas besar PGA Tour di Ponte Vedre Beach, Florida, Amerika Serikat, Jumat (19/2). “Sang Fenomenal” juga tidak lupa mengingatkan bahwa dirinya akan kembali mendalami pelajaran agama Buddha, yakni ajaran agama yang diperolehnya dari mama tercinta sejak ia kecil.
Kutilda, sebagai seorang wanita berdarah campuran Thailand, China, dan Belanda, yang dinikahi almarhum Earl Dennison Woods pada tahun 1969 di Brooklyn, New York, kerap mengajarkan Eldrick – nama kecil Tiger Woods – agama leluhurnya, Buddha.
Selain mengajarkan bagaimana cara bermeditasi guna mencapai keheningan yang kerap digunakan Woods untuk berkonsentrasi saat berlaga di padang golf, Woods pun menerima ajaran untuk tidak merugikan sesama serta tidak terlibat dalam perilaku seksual yang tak terpuji.
Upaya penebusan kesalahan yang tidak terpuji akan dijalaninya dengan kembali mendalami ajaran-ajaran agama Buddha yang telah dipelajari sejak kecil. Sebab, kata Woods, pelajaran agama Buddha memberikan rasa aman tenteram, dan telah mengajarkan kepada saya untuk menghentikan setiap pengaruh dari luar serta juga mengajarkan untuk dapat mengendalikan diri.
Keheningan Meditasi
Meditasi dibutuhkan Woods hari-hari ini untuk dapat memulihkan kembali dirinya dari perilaku seksual yang tidak terpuji. Dorongan seksual memang bisa menjadi gangguan terbesar dalam kehidupan sesama manusia, termasuk dapat merusak hubungan suami istri yang terikat pada komitnen hubungan seksual untuk selamanya.
Kita harus selalu waspada terhadap dorongan seksual tersebut. Untuk itu kita harus melakukan meditasi agar batin kita dapat berkembang matang. Meditasi dapat menghantar pada kematangan batin, keutuhan diri dan terbebas dari gangguan-gangguan pikiran yang terdistoris oleh khayalan dan ilusi seperti misalnya kekhayalan kesenangan seksualitas.
Meditasi merupakan bagian dari disiplin diri dan harus dijalankan melalui diri yang disiplin. Dalai Lama, tokoh spiritual Tibet yang menjalani pengucilan dari Pemerintah Cina juga menekankan pentingnya kedisiplinan diri sendiri.
Katanya, kesadaran akan disiplin diri itu menjadi hal yang sangat penting, sebab disiplin diri akan terus mengingatkan kita kepada setiap konsekuensi yang kita peroleh akibat perbuatan diri kita sendiri.
Terlebih penting lagi, pengakuan Tiger Woods terhadap perilaku seksualnya yang tidak terpuji itu merupakan sebuah tindakan kejujuran yang sangat terpuji, sebuah bukti bahwa Woods sadar sepenuhnya akan realitas dirinya yang sesungguhnya saat ini. Menyadari sepenuhnya (mindfulness) akan keberadaan kita saat ini merupakan sebuah bentuk kehidupan yang meditative.
Gelombang Kehidupan
Perjalanan kehidupan dapat diibaratkan dengan gelombang samudera. Ada gelombang besar dan gelombang kecil, sebagaimana dengan kehidupan yang naik dan turun, memperolah ketenaran nama baik dan mengalami keterpurukan nama buruk.
Kerap pula ketika berada dalam pusaran reputasi, ketenaran nama baik yang dijunjung oleh gelombang besar melenakan dan melupakan akan keberadaannya yang sesungguhnya, bahwa dirinya adalah tiada lain air samudera yang dapat berpusar besar maupun kecil.
Banyak orang melihat dirinya sebagai gelombang-gelombang dan melupakan bahwa gelombang-gelombang itu sesungguhnya adalah air. Mereka hanyut dalam pusaran kelahiran ketenaran masa lalu dan keterpurukan yang akan dilaluinya di masa-masa mendatang dan melupakan bahwa sesunguhnya bahwa dirinya adalah air saat ini.
Kesadaran meditasi mengembalikan kita kepada kesadaran saat ini. Gelombang adalah juga kehidupan, nama baik dan nama buruk adalah keberadaan diri kita sendiri, sebagaimana kehidupan dan keberadaan diri kita sendiri tampak dalam gelombang besar dan kecil, dalam ketenaran dan keterpurukan.
Menerima keadaaan yang selalu berubah dan menyadari akan keberadaaan yang sesungguhnya, seperti menerima gelombang besar dan kecil, nama baik dan nama adalah kembali kepada kebangkitan kesadaran saat ini, kembali kepada air kehidupan yang sesungguhnya.
Kesuksesan Kembali
Tiger Woods dalam pengakuan akan penyesalan masa lalu mengembalikan kesadaraannya untuk tidak melupakan dan menenggelamkan masa lalu begitu saja dengan mau menjalani kejujuran dan terbebas dari kemunafikan, serta sekaligus membangkitkan kesadarannya saat ini dalam menjalani hari-hari meditasi dalam menapaki masa depan apa adanya.
Kita hanya membutuhkan untuk mengenali kehidupan kita dalam ketiadaan kelahiran dan ketiadaan kematian, mengatasi dualisme gelombang kehidupan dan menyelam kedalam air samudera atau kehidupan jujur itu sendiri. Kehidupan jujur yang mencerminkan apa adanya dalam kehidupan sekarang juga, mengatasi masa lampau dan masa depan.
Kehidupan meditative adalah kesadaran yang tidak terikat oleh masa lampau dan masa depan tetapi kesadaran penuh yang merealisasi saat ini juga. Realisasi atau menghadapi hidup apa adanya adalah wujud dari tindakan meditasi, karena realisasi adalah mindfulness itu sendiri.
Segenap kegiatan meditasi adalah bertujuan untuk membangkitkan kesadaran kita saat ini, menghadapi kenyataan apa-adanya. Itulah yang dilakukan Tiger Woods melalui pengakuannya, berani melihat kenyataan hidupnya, berani menghadapi dan sekaligus mengatasi gelombang dualisme kehidupan ketenaran dan keterpurukan yang semuanya bersumber dari dirinya sendiri.
Tiger Woods sejak kecil telah melakukan meditasi dan bukan tidak mungkin kegiatan perhatian dan kesadaran penuh ini telah memberi andil bagi kesuksesannya sebagai pegolf dunia. Kini, selepas pengakuannya akan perilaku yang tidak terpuji, Woods pun akan kembali giat bermeditasi.
Sebagaimana dengan meditasi yang menumbuhkan kesadaran sepenuhnya dan memberikan fokus dalam melakukan kegiatan dengan sukses sebagai pesohor golf dunia, maka keheningan meditasi yang tengah kembali dijalani saat ini pun niscaya akan menghantarnya kembali kepada kesuksesannya.
Kesukesan seorang Tiger Woods baik dalam menjalani profesinya kembali dan menjadi manusia. Kesuksesan Tiger Woods sebagai pegolf dunia dan terlebih lagi adalah sebagai manusia Buddha yang selalu berada dalam berperhatian penuh (mindfulness), waspada dan bangkit kesadarannya. (JP).