Orang Bermental Munafik
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), munafik artinya bertindak seolah-olah yakin dan taat terhadap sebuah ajaran agama atau yang sejenisnya, namun dalam hatinya memungkiri itu. Atau ia berkata tapi tidak sesuai dengan apa yang dikerjakannya.
Tanda-tanda orang munafik:
“jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat”
Pada orang munafik minimal ada satu ciri, sedangkan munafik tulen memiliki banyak kepalsuan, antara lain:
- Bila berbicara selalu bohong. Orang seperti ini tidak bisa dipercayai dalam setiap perkataan yang diucapkannya. Bisa jadi apa yang dibicarakan tidak sesuai dengan hatinya. Orang mudah berjanji tapi mudah pula mengikari. Misalnya janji pertemuan pukul sembilan pagi tapi hadirnya pukul sebelas siang; Mudah meremehkan janji dan menganggap remeh kepada orang orang yang sudah dijanjikan.
- Bila berjanji, tidak ditepati Orang munafik sulit untuk dipercayai perkataan dan perbuatannya berseberangan; Mulut iya perbuatan tidak; Janjinya muluk perbuatannya busuk.
- Bila diberi kepercayaan selalu berkhianat. Orang munafik sulit diberikan kepercayaan. Setiap kali kepercayaan yang diberikan tidak dapat dia jaga dengan baik.
- Didepan umum wajahnya berpenampilan banyak senyum tapi dibelakang panggung wajah aslinya banyak bringas keji; Berpenampilan domba tapi berhati srigala; Pilihan hidup jadi sramana tapi diam diam punya istri anak atau pelihara berondong; Penampilan jadi sramana tapi praktiknya jadi dukun; Didepan umat ngajarin Dharma di belakang umat gunakan okultisme; Mencitrakan diri sebagai pelaku sosial kebajikan nyatanya praktik komersial; Terlihat didepan orang berkebajikan tapi dibelakang orang jadi preman suka jahati orang.
Sifat orang munafik yang pandai mencitrakan diri sebagai orang yang baik, berpenampilan sebagai orang baik, berlagak seperti orang baik, mereka mudah sesumbar mengatakan akan mengajari kebenaran, memberi kesejahteraan, kebahagiaan, kedamaian dan kenyamanan bagi orang lain. Mereka menyampaikan segala sesuatu yang sangat memukau orang lain, sehingga orang pun percaya bahwa mereka adalah orang yang akan membawa kepada kebahagiaan masyarakat. Ternyata apa yang mereka lakukan dan dilihat secara secara kasat oleh orang lain hanyalah kedok, karena ada agenda-agenda tersembunyi yang sangat berbahaya yang akan mereka lancarkan.
Orang lain baru menyadari dan mengetahui kedok mereka ketika perilaku dan perbuatannya bertentangan dengan apa yang mereka janjikan sebelumnya. Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan memang selalu datang terlambat.
Mentalitas munafik dengan ciri-ciri berikut:
Pertama, mereka menjadikan sumpah mereka sebagai tameng. Lalu mereka menghalangi (manusia) dari praktik Dharma; Artinya, mereka gampang sekali mengumbar sumpah dan janji bahwa mereka adalah kawan dan berusaha memperjuangkan kepentingan orang lain. Akan tetapi, ketika berkuasa atas manusia mereka berusaha menghalangi orang lain untuk menjalankan agamanya. Berbagai alasan mereka sebut, beragam dalil mereka sampaikan. Dari yang seolah-olah ilmiah hingga yang tidak masuk akal sama sekali.
Kedua, yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah berkeyakinan kemudian menjadi jahat lagi lalu hati mereka menolak kebenaran, karena mereka munafik.
Orang munafik terhadap agama tidak terlalu penting. Kalau dibutuhkan mereka akan menggunakan agama sebagai senjata atau kendaraan; Sebaliknya, kalau tidak diperlukan lagi maka agama pun bisa mereka tinggalkan. Bahkan kalau perlu agama bisa mereka anggap sebagai sumber perpecahan, sumber masalah dan sumber penghambat kemajuan. Masalah keyakinan yang berubah ubah tidak jadi persoalan bagi mereka. Sekarang berkeyakinan, besok bertentangan atau sekarang ke vihara lalu besok sudah berada di rumah agama lain pun tidak jadi masalah bagi mereka demi mencapai ambisi mereka.
Orang bermental munafik adalah mereka yang bergabung bersama orang-orang beragama Buddha, mereka mengaku beragama Buddha, Mereka mengklaim memperjuangankan kepentingan agama Buddha. Apa yang mereka lakukan adalah demi kepentingan agama Buddha. Tidak jarang mereka masuk ke vihara vihara ke rumah ibadah, atau mencari dukungan dari pemuka agama. Sebaliknya, kalau berjumpa dengan setan-setan mereka, maka mereka pun kembali kepada jati dirinya sebagai musuh agama Buddha tadi. Mereka malah mengatakan bahwa mereka hanya memperolok-olok saja agama Buddha. Orang munafik mempunyai sifat buruk dan kontradiksi, didepan memuja Agama Buddha, dibelakang merusak citra dan ajaran Buddha; mereka yang munafik jadikan agama Buddha hanya sebagai kendaraan untuk cari keuntungan pribadi untuk memperkaya diri; untuk cari dukungan dan popularitas; sesudah semua diperoleh mereka perolok-olok bahkan menghujat atau menjadi bahan mencemohkan kemudian menghempaskannya.
Orang munafik biasanya memiliki penampilan yang secara umum membuat decak kagum orang lain. Pokoknya ia pandai sekali menarik simpati orang lain dengan penampilannya. Kata-katanya “padat berisi” mencerminkan seorang yang ahli dan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi. Boleh jadi ia menjadi sumber informasi yang pendapat dan pandangannya banyak dimintai oleh orang lain. Nasihat-nasihatnya dianggap sebagai sumber penyelesaian masalah, tapi perbuatan nya berseberangan dengan kata kata maupun dengan citra penampilannya; Hatinya penuh kebusukan dan kepura puraan. penampilannya di muka umum selalu berbeda beda untuk memperdayakan banyak orang.
Sebab akibat munafik
Orang bermental munafik adalah gejala orang sakit jiwa, kenapa disebut gejala sakit jiwa? karena ia merusak keselarasan dan keserasian dirinya seperti terjadi kosleting dalam dirinya karena sadar atau tidak sadar ia telah merusak proses keselarasan dan keserasian antara pikiran, ucapan, perbuatan, citra dan harkat diri dengan kemunafikan yang ia ciptakan sendiri.
Orang bermental munafik itu umumnya suka berdusta, suka menipu, suka mempermainkan orang, dan suka memperalat orang demi mencapai ambisi dan tujuannya.
Orang bermental munafik bagaimana ia bisa membina diri dengan baik? bagaimana ia bisa menyatukan pikiran, ucapan dan perbuatannya? Bagaimana ia bisa mengheningkan pikirannya? Orang munafik bagaimana ia bisa memusatkan pikirannya bermeditasi bila hati nya selalu bergejolak dualitas yang kontradiktif? Umumnya orang bermental munafik bisa bodohi orang awam tapi tidak bisa mengelabui makhluk suci; Orang yang bermental munafik umumnya doanya sulit terkabul, dan ritual sembhayangnya tidak mukjizat. Apa yang diperoleh tidak bisa dia nikmati.
Umumnya orang yang bermental munafik batinnya kacau sulit tidur, banyak sakit, dan usia pendek. juga didekati oleh lingkungan orang orang yang munafik juga.
Buku komentar dari Khuddakapaṭha dan Itivuttaka menyebutkan manfaat dari seseorang yang berkata jujur (tidak berbohong), atau tidak munafik, seperti:
- Tidak memiliki bau mulut.
- Memiliki barisan gigi yang rapi dan putih.
- Saat berbicara akan menarik perhatian orang.
- Kata-katanya dapat mempengaruhi orang lain.
- Memiliki pribadi yang menyenangkan kepada siapapun juga.
- Memiliki landasan indra yang baik dan sehat jasmani.
- Memiliki pikiran yang terkendali, bebas dari stres dan tenang.
- Mudah dinasehati dan tidak sombong.
- Lidahnya berwarna kemerahan, lunak dan tipis.
- Memiliki postur tubuh yang sesuai atau seimbang dengannya.
- Orangnya tidak terlalu gemuk atau kurus.
- Tubuhnya tidak terlalu tinggi atau pendek.
- Cara bicaranya penuh sopan-santun dan jelas.
Akibat dari berbohong atau kemunafikan
Apabila seseorang semasa hidupnya suka berbohong dan suka munafik, saat kematiannya tiba akan terlahir kembali di alam rendah. Setelah itu sesuai dengan karmanya orang ini bisa terlahir kembali sebagai manusia. Sebagai akibatnya, orang ini mentalnya kacau atau sakit yang mempunyai kecenderungan yang kontradiksi, fisik dan mental tidak menyatu selaras mungkin berseberangan; seperti bertubuh pria tapi bermental wanita atau sebaliknya; bisa juga sudah dewasa tapi sifat berperilaku seperti anak anak; Pikiran dan tubuhnya tidak bisa bejerja sama; Dusta atau sifat munafik ini berakibat sering menerima cercaan dan tuduhan palsu atau pelecehan yang dilontarkan orang lain pada dirinya.
Akhir kata, Semoga kita sebagai umat
Buddha senantiasa sadar dan mawas diri, berusaha mencegah dan melenyapkan kemunafikan.
Salam damai sehahtera. Amituofo.