Orang Awam dan Orang Bijak

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Orang awam berpikir hidup ini singkat, haruslah diisi dengan senang senang;
Orang Bijak berpikir hidup ini berharga, haruslah rajin membina diri;

Orang awam berpikir apa yang aku bisa dapatkan
Orang bijak berpikir apa yang aku bisa berikan.

Orang awam sibuk dalam dalam urusan duniawi,
Orang bijak sibuk membina diri untuk mengakhiri siklus tuminbal lahir;

Orang awam merajarelakan pancaskandha untuk memuaskan semua indera,
Orang bijak berjuang sucikan hati dan pikiran;

Orang awam sibuk mengumpulkan banyak materi,
Orang bijak sibuk kumpulkan banyak pahala;

Orang awam selalu dipermainkan segala kondisi dualitas suka dan tidak suka,
Orang bijak belajar tidak bergiming tidak tergerak oleh kondisi apapun;

Orang awam sibuk mengisi kehidupan dengan kemewahan,
Orang bijak melepaskan keduniawian hidup sederhana;

Orang awam pikirannya khayal demi aku untuk menjadi milikku,
Orang bijak menyadari tiada aku bagaimana bisa jadi milikku?

Orang awam rajin belajar untuk dapat segala gelar dan predikat;
Orang bijak rajin bermeditasi melepaskan semua ciri;

Orang awam berusaha tertawa dan bersenang dalam penderitaan,
Orang bijak berusaha tegar mengatasi semua penderitaan;

Orang awam berharap makhluk suci dapat menolongnya saat kematian,
Orang bijak hanya berjuang menyatukan dan mensunyakan pikirannya untuk mengatasi kematiannya.

Orang awam menyia-nyiakan kehidupan berharganya untuk urusan khayalannya,
Orang bijak mengisi kehidupan untuk sempurnakan sarva paramita;

Orang awam berpikir surga dan Buddha ada di luar sana,
Orang bijak menyadari surga ada di dalam hati dan Buddha adalah kesejatian diri sendiri;

Orang awam sibuk mencari apa yang bisa aku makan hari ini,
Orang bijak rajin berpuasa pantang makan produk dari hewani;

Orang awam menghiasi dirinya dengan produk kecantikan,
Orang bijak menghiasi dirinya dengan etika, kebijaksanaan dan pahala;

Orang awam masih bingung dan lalai menata dan menyambut kematian mau kemana?
Orang bijak sudah punya bekal, aktivitas dan tekad untuk dilahirkan di surga Buddha.

Semoga berbahagia, Amituofo.