Menghargai dan Menghormati Bikhsu
Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira
Orang awam yang masih diliputi kebodohan pastilah banyak keburukan. Orang yang berpikiran buruk, ucapannya buruk, sikap dan perilakunya buruk pastilah bernasib buruk, kelak pun akan terlahir di alam buruk. Orang yang banyak keburukan pasti dijauhkan oleh orang2 awam pada umumnya, Tapi seorang Bodhisattva yang memiliki maitri karuna universal justru iba dan mengasihi orang bodoh yang senang berperilaku keburukan, Bodhisattva berupaya menyadarkan dan membimbing agar berubah menjadi orang baik! Begitupula saat era kemunduran Dharma, jaman lima kekeruhan ini manusia yang mulai sadar memasuki dunia sangha tentu masih jatuh bangun, masih harus banyak belajar dan berlatih, masih perlu mendapatkan bimbingan dan belajar bijaksana!
Orang awam melihat para bhiksu bodoh dan kotor, mereka mencemohkan, merendahkan, mencaci bahkan mengusir mereka! tapi Buddha dan Bodhisattva justru sebaliknya merangkul, membimbing dan menolong anggota sangha yang masih bodoh dan kotor! karena Buddha dan Bodhisattva menyadari semua Buddha dan Bodhisattva sebelum memasuki arus kesucian dan mencapai kesucian total semua berasal dari pilihan menjadi bhiksu yang masih tahap belajar dan alami jatuh bangun pasti tidak luput dari salah dan dosa!
Merekapun menyadari bilamana para bhiksu sangha bodoh dan kotor maka akan berpengaruh tidak baik terhadap kemuliaan dan lestarinya Sang Triratna (Buddha, Dharma dan Sangha) Sedangkan umumnya Sangha suci sudah memasuki Nirvana total, tinggal yang bersisa para bhiksu yang masih tahap belajar belum tercerahkan dan masih belum terkikis habis tiga racun keserakahan, kebencian dan kebodohan! Sedangkan Guru Agung Buddha juga sudah memasuki Maha Parinirvana, hanya membuat pesan Dharma dan vinayalah jadi penggantiKu! Memang Dharma dan vinaya sebagai guru pengganti tapi ia tidak bisa berkomunikasi dan tidak tanggap bila ada masalah yang terjadi pada era kekinian.
Walaupunpun Dharma dan vinaya masih ada justru tidak ada bhiksu senior yang sudah tercerahkan dan suci yang mau peduli, memantau dan membimbing para bhiksu yang masih tahap belajar, malah jaman kebobrokan ini banyak bhiksu senior yang mengganggu dan merusak bhiksu yunior bila tidak sepemikiran, tidak patuh dan tidak sejalan atau tidak mau bergabung dengan bhiksu senior! inilah dilema para bhiksu yunior yang masih tahap belajar! Sebagai umat Buddha kita harus bijaksana, walau bagaimana pun kondisi para bhiksu, kita harus menghormati jangan merendahkan, karena mereka sudah mengambil sila dan vinaya walaupun belum sepenuhnya dilaksanakan! kita harus peduli dan membantu agar para bhiksu dapat meningkatkan kualitas kebijaksanaan dan kesuciannya, bukan malah mencemohkan, merendahkan, mengganggu, menggoda, bahkan merusak! Siapapun berwatak buruk tentu bernasib buruk dan kelak terjatuh ke alam buruk. jadi sepatutnya kita tidak usah mengadilinya, memvonisnya bahkan mencibir dan merendahnyanya!
Seluruh umat Buddha juga punya peran dan ikut andil untuk menegakan dan melestarikan Sang Triratna, tanpa sangha yang berkualitas sulit melestarikan Sang Triratna! Doa dan harapan kita semua semoga para Buddha masih mau menetap di dunia, masih memutar Roda Dharma demi lestari dan kejayaan Sang Triratna untuk selama lamanya, sadhu-sadhu-sadhu, Amituofo