Makna Berlindung kepada Buddha

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Tisarana, Bhs Pali, Trisarana Bhs Sansekerta, aku berlindung pada Buddha; Buddha yg mana kita pergi berlindung? dengan apa kita berlindung? untuk apa kita berlindung? dan manfaat apa kita pergi berlindung? Buddha sekarang ada dimana? kenapa Hanya berlindung kepada Buddha, tidak ada embel2 nama Buddha? kenapa kita tidak berlindung kepada Buddha Gotama? atau Buddha Sakyamuni? Buddha mengajarkan berlindung kepada Buddha, jadi siapa saja yang bergelar Buddha yang disabdakan oleh Buddha kita harus berlindung, setidak tidaknya tidak meremehkan dan menghujat Buddha!

Makna berlindung kepada Buddha adalah:

  1. Buddha adalah seorang praktisi yang sudah mencapai pencerahan sempurna, Ia Guru Agung semua alam beserta isinya! Buddha guru sempurna tiada bandingnya di alam semesta, sehingga layak dan berkah bila kita nyatakan berlindung kepada Buddha;
  2. Kenapa kita musti berlindung kepada Buddha? semua makhluk yang masih bodoh, gelap batin belum cerah pikirannya, hatinya masih kotor penuh hawa nafsu, masih terjerat oleh karmanya dan terseret arus tumimbal lahir, kiranya sangat membutuhkan bimbingan dan perlindungan dari Buddha, agar ia bisa sadar dan bijak melepaskan khayalan, kemelekatannya dan pikiran terbalik untuk mencapai tataran kebijaksanaan dan kebajikan sekaligus keluar dari lautan samsara (derita).
  3. Tubuh Manusia Buddha sudah Maha Parinirvana (wafat) lalu kemana dan dimana kita harus berlindung? Buddha bergelar Seorang Samyaksambuddha (mencapai kesempurnaan dengan usaha dan upaya diri sendiri) memiliki 3 tubuh:
    1. Tubuh Dharmakaya bersifat absolut, transenden dan bebas dari segala kondisi, tubuh sejatinya tidak lahir tidak mati, tidak datang tidak pergi, Tubuh Dharmakaya ini meliputi alam semesta, Dipanggil ia bergema, diundang ia hadir! dimana dibutuhkan Ia datang tanpa diundang! ;
    2. Tubuh Sambhogakaya tubuh kebijaksanaan/ cahaya: Tubuh kebijaksanaan atau Cahayanya menerangi semua kegelapan, Tubuh cahayanya memancar ke segenap alam tidak ada yang bisa menghalanginya bagaikan frekuensi radio memancar, hanya orang yang memiliki radio, antena, dan memutar frekuensi yang sama sehingga ia dapat menerima signal dan gelombang siaran. Artinya hanya orang yang selalu mengingat dan melafalkan pujian kepada Buddha, ia akan menerima bimbingan dan perlindungan dari Buddha yang dia panggil, ingat dan muliakan!;
    3. Tubuh Nirmanakaya tubuh penjelmaan. Setiap Buddha yang hadir dimana tentu ada jodoh, karma baik dan tujuannya sendiri. Buddha Sakyamuni hadir menjelma menjadi Manusia Buddha karena makhluk2 di dunia saha berjodoh dengan ajaran Buddha, dan mempunyai karma baik bisa menerima ajaran Buddha, dan Tujuan Buddha untuk hadir di dunia saha, bermaksud untuk membuka, menjelaskan, menuntun pencerahan dan memasuki pengetahuan dan pandangan Buddha, istilah mandarinnya adalah 开示悟入佛知見, disabdakan di dalam Lotus Sutra。
      Untuk membimbing semua makhluk , maka Buddha menjelma menjadi manusia dan bersandiwara dengan berbagai lakon sesuai kondisi untuk menggugah, menyadarkan, membimbing dan melindungi makhluk2 yang berjodoh. Kehadiran seorang Manusia Buddha untuk membabarkan kebenaran Dharma dan menolong semua makhluk maka didukung oleh para Buddha yang lainnya dengan menjelma sesuai kondisi yang dibutuhkan!
  4. Dengan apa kita berlindung? denganmelaksanakan ajarannya, yaitu: Jangan berbuat bodoh dan jahat; Sempurnakan segala kebajikan; Sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran para Buddha! inilah sejatinya tempat berlindung. Bila kita masih tidak mampu melaksanakan tentu Buddha ada cara lain atau cara mudah untuk mencapai tujuan yang mungkin tidak pahami. Tidak ada ikan yang mau kedarat apabila tidak dipancing, utk memancing harus ada umpan. Tidak ada orang yang tertarik dengan ajaran Buddha bila hanya mengajarkan realita kekosongan. Buddha dengan kebijaksanaan yang luas dan dalam serta gunakan cara2 mudah untuk memancing dengan iming-iming tertentu untuk menumbuh kembangkan ketertarikan, memahami dan mempraktikkan ajaran Buddha! Begitupula orang dewasa, sehat dan normal tentu berjalan dengan kakinya sendiri, orang lumpuh kakinya berjalan dengan kursi roda, anak kecil berjalan dituntun oleh orang tuanya, orang sakit parah di tidurkan di atas ranjang dan dan didorong oleh perawatnya. ini lah kebenaran Dharma yang bijak. Menuntut kebenaran tanpa kebijaksanaan adalah tidak efektif. Mengajarkan Kebenaran dengan Kebijaksanaan dan kemudahan pasti lah efektif!
  5. Menghormati Buddha:
    1. Membangun altar, menghiasi altar, memberikan aneka persembahan dupa, bunga, pelita, air dan buah2an;
    2. Dengan pikiran, ucapan dan perbuatan kita memuliakan Buddha;
    3. Dengan mempraktikkan ajaran Buddha dengan tulus dan kesungguhan hati. dimulai dari keyakinan, pemahaman, tekad luhur, pelaksanaan dan target yang mau dicapai! Sejatinya Menghormati Buddha adalah mempraktikkan ajaran Buddha.
  6. Buddha ada dimana? Buddha ada dimana-mana, Buddha yang di luar itu milik mereka tapi Buddha yang di dalam hati kita itu milik sendiri. Karena masih bodoh, kotor penuh nafsu sehingga Buddhanya masih tertidur lelap belum bangkit, belum mencuat dan belum berfungsi. Untuk membangkitkan dan memunculkan Kebuddhaan kita, maka kita Butuh Buddha yang di luar sebagai sarana untuk membimbing dan berlindung. Awalnya kita memanggil dan membutuhkan bimbingan dari Buddha yang di luar untuk memancing keluar Buddha yang di dalam. Walau sekarang kita bertubuh manusia dan berhati manusia, apa bila kita selalu ingat dan memuliakan nama Buddha, maka hati kita bisa berubah menjadi Hati Buddha, berkembangnya potensi Kebuddhaan dan kelak bakal jadi Buddha.
  7. Kita orang awam tidak memahami realita Buddha, tidak tahu bagaimana ikrar agungnya, tidak tahu bagaimana perjuangan Buddha, tidak tahu kesulitan, rintangan dan gangguan seorang praktisi untuk jadi Buddha, tidak paham kualitas Buddhanya, tidak mengetahui upaya kausalya yang dilakoni Buddha untuk membimbing dan melindungi makhluk, kita tidak menyadari kemana pergi dan bermukimnya Buddha setelah wafat, bahkan kita tidak tahu Buddha sekarang ada dimana? apakah saya berjodoh dengan Buddha? apakah saya diskriminasi terhadap para Buddha? apakah saya pernah meremehkan dan menghujat seorang Buddha? apakah saya pernah melukai seorang Buddha? coba renungkan dan sadari dengan pikiran jernih dan tenang!
  8. Jati diri kita sendiri adalah Hakikat Buddha, jati diri kita bila di abaikan kita jadi bodoh, bila ditelantarkan jadi makhluk, disadari kita adalah calon Buddha, bila di perjuangkan tanpa mundur lagi kita bakal jadi Buddha. Tidak mempelajari ajaran Buddha kita tidak tahu makna dan kebenaran Buddha. Mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk jadi Buddha itu teramat sulit, dan sukar terlaksana. Hanya berlindung kepada Buddha, menjadi siswa atau umat Buddha baru mudah mengikuti jejak dan praktik Buddha untuk jadi Buddha!
  9. Setiap makhluk termasuk manusia tentu mempunyai kondisi karma dan kemampuan yang berbeda dan beragam, sehingga Guru Buddha mengajarkan 84,000 metode Dharma. kebenaran absolut dari Dharma tidak mendua (non-dualitas), tentu kita tidak mungkin dan tidak mampu menekuni 84,000 Ragam Dharma sekaligus dengan waktu bersamaan, kita boleh pilih salah satu metode yang sesuai kondisi dan kemampuan untuk kita praktikkan. Setelah kita pilih satu Dharma yang cocok dan efektif kita tidak boleh meremehkan Dharma atau metode lainnya!
  10. Setiap Buddha hadir tentu berkaitan dengan kondisi alam, lokasi dan kemampuan makhluk. Sehingga setiap Buddha memiliki ikrar dan metode yang berbeda tapi mempunyai tujuan yang sama, untuk membimbing, melindungi dan mengajarkan keselamatan diri dan semua makhluk; Kebenaran relatif terlihat berbeda tapi kebenaran absolut non dualitas; Alangkah bijaksananya siswa dan umat Buddha menghormati semua Buddha, yang diperkenal oleh Buddha Gotama/ Buddha Sakyamuni melalui ajarannya dalam sutta maupun sutra! karena mereka semua para Buddha sudah sempurna segalanya! Hanya patut dijunjung, dan dihormati jangan di cela!

Akhir kata semoga semua makhluk mengembangkan kesadaran agung, gunakan hati Buddha dan menapak jalan Buddha. semoga semua makhluk berbahagia, sadhu, sadhu, sadhu.