Ibu
Seringkali dalam lingkungan keluarga atau masyarakat, seorang anak laki-laki mempunyai tempat berlebih dibanding perempuan.
Tradisi yang memandang perempuan lebih rendah dari laki-laki memang ada dimana-mana. Sekalipun emansipasi sudah bukan hal asing, tidak jarang pengakuan terhadap perbedaan kodrat diikuti perbedaan derajat.
Ada lima beban khusus, para siswa, yang harus dialami seorang wanita yang membedakannya dari laki-laki. Apakah kelima hal itu?
- Beban pertama, seorang wanita muda usia pindah ke rumah keluarga suaminya.
- Beban ke-dua, seorang wanita mengalami haid.
- Ke-tiga: mengalami hamil.
- Ke-empat: melahirkan.
- Ke-lima: seorang wanita melayani seorang laki-laki.
Pernyataan Buddha ini mengungkapkan bagaimana kondisi masyarakat di India pada masa lalu memandang seorang wanita. Kodrat perempuan memang tidak bisa dipungkiri. Ia haid, hamil, dan melahirkan. Tetapi kita diajarkan untuk membedakan kodrat dan derajat.
Seorang perempuan sama saja dengan laki-laki, mampu mencapai kesucian atau kesempurnaan tertinggi. Sebagaimana terbukanya kesempatan untuk wanita yang ingin mengalami kehidupan membiara.
Wanita bukan pelengkap penderita di dunia yang bergantung pada suami.
Ketika Raja Pasenadi dari Kosala mengunjungi Buddha di Savatthi, seorang hamba istana melaporkan bahwa permaisurinya, Mallika, telah melahirkan seorang anak perempuan. Raja merasa kecewa.
Lalu Buddha bersabda kepadanya:
“Seorang anak perempuan, Paduka Raja, juga mampu menjadi keturunan yang lebih baik dari pada laki-laki, sebab ia dapat tumbuh menjadi bijaksana dan baik budi. Ia akan menjadi seorang istri yang sempurna yang dihargai mertuanya. Putra yang mungkin dilahirkan kelak akan melaksanakan pekerjaan besar, dan memerintah negara besar. Ya, sebagai seorang anak dari wanita yang mulia yang menjadi pembimbing segenap bangsanya.”
Sabda ini tentu bukan sekedar dimaksudkan untuk menghibur. Derajat seseorang tidak ditentukan oleh jenis kelamin, tetapi karma atau perbuatan masing2 yang menjadikan para makhluk berbeda.
Semulia-mulianya seorang laki-laki, ia datang melalui kandungan ibunya. Dan seorang wanita berkesempatan menjadi ibu memiliki peran yang tidak kecil artinya.
“Dengan penuh kasih sayang ibu melindungi kita, membesarkan kita dengan susunya. Seorang ibu adalah jalan ke surga, dan engkaulah yang amat dikasihinya.”
Sumber: “Berebut Kerja Berebut Surga” – K. Wijaya-Mukti.