Hidup dan Mati adalah masalah besar
Kehidupan dan kematian adalah hal biasa yang dialami oleh semua makhluk. Buddha mengatakan bahwa setiap makhluk akan mengalami proses kelahiran, sakit, usia tua dan mati.
Namun banyak orang tidak memahami sesungguhnya hidup dan mati adalah masalah besar.
Banyak yang masih hidup untuk masa lalu, tidak sedikit pula hidup untuk masa yang akan datang, sehingga tidak bisa memaknai dan mengisi kehidupan sekarang.
Dalam Sutra Intan Buddha mengatakan: Hati masa lalu tidak didapat, hati masa sekarang tidak didapat dan hati masa akan datang juga tidak didapat.
Kelahiran sekarang terlahir sebagai manusia adalah suatu karma baik, namun jangan lagi disia-siakan hanya untuk suatu hal yang tidak bermanfaat terlebih untuk berbuat kebodohan dan kejahatan.
Apa yang anda lakukan pada kehidupan sekarang akan menentukan kemana Anda dilahirkan pada kehidupan selanjutnya.
Manusia mati hanya membawa karma dan kesadaran. Maka isilah hidup ini dengan senantiasa kebajikan agar karma baik senantiasa menyertai kemanapun kita pergi.
Energi kesadaran didalam Buddhism merupakan gudang memori yang merekam semua aktivitas hati, pikiran ucapan dan perbuatan. Oleh sebab itu gudang memori ini hendaknya senantiasa dimurnikan agar tidak menyimpan data negatif dan tidak bermanfaat.
Kenapa ada orang terlahir sangat cerdas dan kenapa ada orang terlahir memiliki keterbelakangan mental. Semua ini terjadi karena karma dan kesadaran yang ia bawa dari kehidupan sebelumnya.
Hidup dan mati tidak perlu dirisaukan, selama kita masih memiliki pedoman Buddha Dharma dan menjalankannya dengan bajik dan benar, pasti akan membawa pada kebahagiaan hakiki.
Buddha mengajarkan tiga hal:
Dengan Sila untuk mengendalikan ucapan dan perbuatan.
Dengan Samadhi untuk mengendalikan pikiran.
Dengan Prajna Kebijaksanaan untuk mengendalikan pandangan.
Kematian bukanlah hal biasa, dan kematian adalah awal dari sebuah perjalanan baru untuk kehidupan berikutnya.
Di dalam Sutra 42 Bagian, Buddha bertanya kepada para Sramana, usia kehidupan manusia bisa berapa lama? Sramana pertama mengatakan hanya hitungan hari, Buddha menjawab Anda belum paham; Sramana lain berkata Dalam hitungan saat makan, Buddha pun berkata: anda belum paham juga; Ada satu sramana, mengatakan hanya dalam hitungan nafas, Buddha berkata sadhu, anda sudah paham.
Hidup hanya sepanjang napas, maka pergunakanlah kehidupan yang singkat ini untuk senantiasa mengembangkan kesadaran: Sadar diri, sadar Dharma dan sadar Bodhi.
Amituofo.