Dunia Politik Dalam Pandangan Buddhis

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Politik itu bukan baik bukan pula buruk; baik dan buruk ada dipikiran kita sendiri;

Orang awam tentu boleh mendirikan partai politik, menjadi pemimpin dan anggota partai politik, semua pengabdian dan kontribusinya hanya untuk kebaikan, keutuhan dan kemajuan Bangsa dan negaranya. Ajaran Buddha tidak melarang umat Buddhis kecemplung dalam dunia politik asalkan sepak terjangnya sesuai Dharma kebenaran dan tidak merugikan atau merusak kondisi yang sudah baik, juga tidak merubah idiologi dan hukum yang sudah baik juga tidak mengacaukan keharmonisan dan kerukunan rakyatnya.

Tetapi Seorang bhiksu yang sudah terikat dengan sila dan vinaya hanya boleh menyalurkan hak politiknya atau ikut menyebarkan kebaikan seorang capres untuk keselamatan bangsa dan negara. Tapi seorang bhiksu tidak boleh bermain politik atau jadi mesin politik apalagi jadi kendaraan politik.

Inti Ajaran Buddha untuk kebaikan semua untuk keselamatan bangsa dan keutuhan negara, tentu sebagai umat, kita jangan cuek bebek dalam konstelasi pemilu dengan mengatakan kita harus netral, apakah ada ajaran Buddha kita harus netral dan pasrah saja? keselamatan dan kemajuan bangsa dan negara harus kita ikut peduli dan tentukan, Capres yang baik harus didukung dan dipilih oleh segenap umat Buddha, inilah hak dan kewajiban politik yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat Buddha!

Pemimpin bangsa yang baik terbukti baik dan kelak untuk kebaikan bangsa dan negara apakah kita tidak boleh ikut serta menyebarkan?

Bila kita cuma bisa netral / golput atau masa bodoh dengan keselamatan dan kemajuan bangsa dan negara, sehingga terpilih pemimpin bangsa yang mempunyai histori buruk, belum ada bukti kebaikannya, lagi terlihat tidak kredibel dan tidak mumpuni tentu dikhawatirkan negara akan kacau dan pecah, umat Buddha pasti kena imbasnya!

Seorang bhiksu jelas tidak bermain politik tapi sebagai warga negara wajib menyalurkan hak politik juga wajib ikut menyebarkan info pemimpin yang baik dan sudah terbukti berprestasi!

Tujuannya untuk keselamatan dan keutuhan bangsa. ajaran Buddha jelas mendukung segala kebaikan dan tidak mendukung segala keburukan.

Organisasi Buddhis apapun adalah tempat menyebarkan kebenaran, kebaikan, memberikan info kebaikan dan prestasi kebaikan semua orang termasuk pemimpin bangsa yang baik, sudah dipuji kan oleh pemimpin bangsa2, tentu akhirnya keputusan dan memilih siapa pemimpinnya berpulang kepada umat Buddha itu sendiri!

Marilah dukung yg sdh baik terbukti baik utk masa depan yg baik!

“Organisasi Buddhis Hanya bisa Netral tapi pengurusnya jangan netral”

Semua organisasi Buddhis apapun alirannya pasti menyatakan netral, kenapa hanya bisa netral karena tidak di kasih kesempatan organisasi apapun untuk ikut coblos, atau tidak ada orang yang dapat mewakili organisasi apapun untuk coblos! lalu bagaimana dengan pengurus dan anggotanya apa juga ikut netral? netral berarti golput, tentu golput di larang, pasti pilih satu capres, ini bukan lagi semua nya netral, organisasi netral tapi pengurusnya pusat dan daerah punya kesempatan memilih salah satu capres dengan cara LUBER langsung umum bebas rahasia. Semua pilihan mencoblos tentu untuk tujuan keselamatan dan kebaikan bagi agama Buddha, Bangsa dan Negara Indonesia yang tercinta ini.

Salam bijak. Amituofo.