Belajar dan Praktik Buddhadharma
Bila belajar dan praktik Buddhadharma gunakan hati yang berkondisi maka akan mengalami muncul, melekat, berubah dan lenyap. seperti pameo mengatakan: “Tahun pertama belajar Buddhadharma, Buddha ada di depan mata kita. Tahun kedua belajar Buddhadharma, Buddha ada dibelakang kita. Tahun ke tiga belajar Buddhadharma, Buddha ada di surga barat”.
- Praktik lepaskan kondisi dan lingkungan adalah praktik awal.
- Praktik lepaskan fenomena hati adalah praktik menengah.
- Praktik lepaskan aku dan dharma adalah praktik tinggi.
- Praktik menembusi jati diri dan sempurnakan maitri karuna adalah praktik tertinggi.
- Belajar asal-asalan terhadap Buddhadharma resikonya tersesat dan melenceng tanpa disadari.
- Belajar santai terhadap Buddhadharma, hasil dan pahalanya rejeki tipis dan tidak tumbuhnya kebijaksanaan.
- Belajar tekun Buddhadharma, hasil dan pahala nya rejeki dan kebijaksanaan terus tumbuh berkembang.
- Belajar untuk ‘mendapatkan’ hasilnya pengetahuan Dharma dan rejeki duniawi.
- Belajar pelepasan hasilnya adalah ‘pencerahan dan rejeki pembebasan mutlak’.
- Belajar Dharma dengan mengkondisikan hati adalah berkondisi maju mundur.
- Belajar Dharma dengan memusatkan pikiran adalah praktik menuju pencerahan.
- Belajar Dharma dengan hati sunya adalah praktik menuju kesempurnaan!
Catatan: Hati kosong menampakkan Buddha, mudah belajar semua Dharma menuju kesempurnaan Buddha. Hati khayal sulit bertemu Buddha, lg sulit belajar Dharma sehingga terbenam dalam siklus tumimbal lahir!