Belajar dan Praktik Buddhadharma

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Bila belajar dan praktik Buddhadharma gunakan hati yang berkondisi maka akan mengalami muncul, melekat, berubah dan lenyap. seperti pameo mengatakan: “Tahun pertama belajar Buddhadharma, Buddha ada di depan mata kita. Tahun kedua belajar Buddhadharma, Buddha ada dibelakang kita. Tahun ke tiga belajar Buddhadharma, Buddha ada di surga barat”.

  • Praktik lepaskan kondisi dan lingkungan adalah praktik awal.
  • Praktik lepaskan fenomena hati adalah praktik menengah.
  • Praktik lepaskan aku dan dharma adalah praktik tinggi.
  • Praktik menembusi jati diri dan sempurnakan maitri karuna adalah praktik tertinggi.
  • Belajar asal-asalan terhadap Buddhadharma resikonya tersesat dan melenceng tanpa disadari.
  • Belajar santai terhadap Buddhadharma, hasil dan pahalanya rejeki tipis dan tidak tumbuhnya kebijaksanaan.
  • Belajar tekun Buddhadharma, hasil dan pahala nya rejeki dan kebijaksanaan terus tumbuh berkembang.
  • Belajar untuk ‘mendapatkan’ hasilnya pengetahuan Dharma dan rejeki duniawi.
  • Belajar pelepasan hasilnya adalah ‘pencerahan dan rejeki pembebasan mutlak’.
  • Belajar Dharma dengan mengkondisikan hati adalah berkondisi maju mundur.
  • Belajar Dharma dengan memusatkan pikiran adalah praktik menuju pencerahan.
  • Belajar Dharma dengan hati sunya adalah praktik menuju kesempurnaan!

Catatan: Hati kosong menampakkan Buddha, mudah belajar semua Dharma menuju kesempurnaan Buddha. Hati khayal sulit bertemu Buddha, lg sulit belajar Dharma sehingga terbenam dalam siklus tumimbal lahir!