Mencari Kebahagiaan & Kedamaian Ke Dalam Diri Sendiri

(Oleh YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira)

Pendahuluan
Seperti kita ketahui, bahwa:
Kondisi dunia maya adalah cerminan dari pikiran kita sendiri
Kesadaran dan mentalitas pribadi menciptakan dunia untuk kita
Intensitas kondisi berasal dari cara memaknai hidup dan kebendaan
Cara pandang dan berpikir dapat mengubah bentuk dan sensasi dunia
Semua manifestasi bahagia atau derita berasal dari nuansa dan peran hati
Surga maupun neraka tercipta oleh aktivitas pikiran dan perbuatan

Kebahagiaan Semu
Bila kita perhatikan, semua orang sedang mencari, berusaha dan ingin mendapatkan kebahagiaan, namun banyak orang tidak mengetahui bagaimana dan dimana wujud kebahagiaan itu dapat diperoleh. Bila kebahagiaan dicari keluar malah dikhawatirkan menjadi pengemis dan rakus kebahagiaan sehingga kebahagiaan yang sudah didapat malah berbalik membuat susah dan derita. Karena kebahagiaan yang datang dari luar bersifat maya dan semu, hanya khayalan bahagia, delusive kebahagiaan, atau sekedar bahagia yang berlangsung sekejab saja, antara lain:
Kebahagian karena peran kasih dari orang tua bisa terjadi pasang dan surut.
Kebahagiaan karena perkawinan bisa terbentuk dan bercerai. (bercerai hidup atau mati)
Kebahagiaan karena memiliki harta benda bisa terjadi timbul dan lenyap.
Kebahagiaan karena meraih kedudukan bisa di pilih dan diganti.
Kebahagiaan karena jalinan hubungan bisa bertemu dan berpisah.
Kebahagiaan karena terlahir sebagai manusia bisa terjadi sakit dan mati.
Kebahagiaan bermukim di Triloka Dhatu (28 surga) bisa terjadi naik dan turun silih berganti.
Kebahagiaan duniawi bersifat ilusi bagaikan fatamorgana hanya sekejab dan pasti akan berlalu.
Kebahagiaan yang berkondisi terbentuk oleh sebab dan akibat yang berkarakteristik sunya dan tidaklah kekal, hanya bisa digunakan tetapi tidak bisa dimiliki untuk waktu yang lama, hanya kebahagiaan hakiki yang bersumber dari dalam diri sendiri dan mampu digali yang tidak dapat dirusak oleh kondisi apa pun juga, tidak tergantung dan digantung oleh siapa pun dan bisa muncul dimana pun juga.

Kebahagiaan Hakiki
Kebahagian sejati harus di cari ke dalam diri sendiri, karena kebahagiaan tidak di dapat dari mengemis kebahagiaan dari luar, juga bukan kebahagiaan yang diperoleh dari kondisi sebab-akibat yang dibentuk, melainkan kebahagiaan mutlak dari sunyanya hati yang bebas dari dualisme yang bergejolak dan melekat kepada kesunyian sepihak. Kebahagiaan hakiki itu lah yang  dapat bertahan lama dan luas bagaikan angkasa raya, yaitu:
Kebahagiaan adalah bebas dari keterikatan mengenai doktrin;
Kebahagiaan adalah bebas dari kemelekatan terhadap fenomena dualitas;
Kebahagiaan adalah mampu mengalahkan nafsu indera;
Kebahagiaan adalah selalu merasa puas di hati;
Kebahagiaan luhur adalah tercapainya Nirvana, batin yang terbebas dari ilusi Sang Aku dan Dharma.
Kebahagiaan Bodhisattva adalah praktik menolong semua makhluk tanpa ciri dan diskriminasi.
Kebahagiaan Buddha adalah telah menyempurnakan segala kebajikan dan kesucian sehingga memiliki keagungan, kegaiban dan keteladanan yang selalu dikenang dan dipuja oleh semua alam.

Hakikat Kebuddhaan adalah sumber segala kebahagiaan dan perwujudan kebahagiaan diperoleh dari pengamalan Buddhadharma, yaitu; “Janganlah berbuat bodoh dan jahat, sempurnakan segala kebajikan, sucikan hati dan pikiran”. Inilah kunci kebahagiaan yang harus dipraktikkan oleh seluruh umat manusia yang mendambahkan kebahagiaan hakiki.

Kembangkanlah keadaan pikiran yang tenang; ciptakan kondisi pikiran yang stabil, baik ketika dipuji maupun dicela oleh orang lain. Bebaskanlah pikiran dari rasa benci; Bebaskanlah pikiran dari rasa bangga diri, hadapi rintangan sebagai tantangan untuk memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik, arahkan pikiran untuk melaksanakan kebajikan maka jalan hidup kita  pasti penuh kedamaian dan keberuntungan.

Marilah kita semua mempraktikkan dan mengimplementasikan makna dan tujuan hidup beragama, yaitu: ke atas mencapai Kebuddhaan dan ke bawah menolong semua makhluk. Mengembangkan  sikap dan perilaku saling menghormati dan menebarkan cinta kasih, berjabat tangan menunjukkan simbol love peace kepada siapa saja, menyatakan prinsip dan perilaku cinta damai dan anti kekerasan. Diwujudkan dengan tekad dan upaya menjalin persatuan, meningkatkan persaudaraan, mengembangkan sikap toleransi, menjalin kerukunan, menciptakan perdamaian demi keselamatan, kemakmuran dan kebahagiaan kita semua.

Akhir kata terimalah pesan bahagia ini: “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh; Berdamai kita bahagia, Bertikai kita hancur”. Setelah menyadari betapa pentingnya esensi dari kerukunan dan perdamaian, marilah kita wujudkan damai di pikiran, damai dalam ucapan, damai dalam berperilaku, bila saja segenap  umat manusia dapat merealisasikan damai di hati, maka akan terjadi damai di bumi, dan damai di semua alam, semoga demikian hendaknya. Tadyatha om gate gate paragate parasamgate bodhi svaha, semoga semua makhluk berbahagia, Sadhu, sadhu, sadhu.