Otoritas Tertinggi Dalam Agama Buddha

Dalam kerangka ajaran Sang Buddha Gautama, sejauh berhubungan dengan pembebasan dari derita, tidak dikenal adanya “lembaga pemegang otoritas tertinggi”.

Hal ini dapat dibuktikan dalam sabda Sang Buddha Gautama yang terdapat dalam Kalama Sutta dan Maha Parinibbana Sutta.

Hubungan yang wajar dan sepatutnya antara umat awam dengan para Bhikkhu telah digariskan dengan jelas oleh Sang Buddha Gautama dalam Sigalovada Sutta.

“Jangan engkau menerima segala sesuatu hanya karena itu berdasarkan atas laporan, tradisi, kabar angin, tertulis di dalam kitab-kitab suci … atau hanya karena hormat terhadap guru (pandita). Akan tetapi, bilamana engkau ketahui sendiri… “hal-hal ini tidak baik, tercela, tidak dibenarkan oleh para bijaksana, tidak sesuai untuk dilaksanakan, menimbulkan kerugian dan penderitaan, maka engkau harus meninggalkannya … bilamana engkau ketahui sendiri … “hal-hal ini baik, tidak tercela, dipuji oleh para bijaksana, sesuai untuk dilaksanakan, membawa pada kesejahteraan dan kebahagiaan, maka terimalah hal-hal itu dan laksanakanlah dalam hidupmu”. ~Anguttara Nikaya I, 189.

Dalam Maha Parinibbana Sutta (Digha Nikaya 16) antara lain dikatakan “apa yang telah Kutunjukkan dan Kuajarkan (Dhamma Vinaya) inilah yang akan menjadi gurumu setelah Aku tiada”.

Hubungan antara Bhikkhu dengan umat awam merupakan hubungan yang bersifat moral religius semata-mata dan bersifat timbal balik sebagaimana dijelaskan Sang Buddha Gautama dalam Sigalovada Sutta :

“Umat awam hendaknya menghormati Bhikkhu dengan : membantu dan memberlakukan mereka dengan perbuatan , kata-kata dan pikiran baik, membiarkan pintu terbuka bagi mereka dan memberikan makanan serta keperluan yang sesuai dengan mereka.

Sebaliknya para Bhikkhu yang mendapat penghormatan demikian mempunyai kewajiban terhadap umat awam , yaitu: melindungi dan mencegah seseorang dari perbuatan jahat, memberi petunjuk untuk melakukan perbuatan baik, mencintai mereka dengan hati yang tulus, menerangkan ajaran yang belum didengar atau diketahui, menjelaskan apa yang belum dimengerti, dan menunjukkan Jalan untuk menuju pembebasan”.

Dengan demikian, para Bhikkhu yang benar-benar menjalankan Dhamma Vinaya adalah sahabat yang baik (Kalyana Mitta), yang sepatutnya mendapat pelayanan dan penghormatan yang layak dari umat awam.

Sumber: Buku Vijja Dhamma
http://vianis117.blogspot.com.au/2013/05/otoritas-tertinggi-dalam-agama-buddha.html