25 Metode Bodhisattva Melaksanakan Dharma
Perbandingan Dari Maha Vaipulya Paripurnabuddhi Nitartha Sutra
Hyang Buddha bersabda: “O, Putra yang berbudi ! Sebenarnya kebijaksanaan dari jati-diri Paripurnabuddhi yang dipegang para Tathagata itu intinya sangat suci murni, tanpa isi apapun. Ia tidak mengandung Dharma, juga tiada satu metodepun yang diperuntukkan bagi siapa-siapa, sebab siapapun tidak memerlukan metode tersebut!
Namun, bagi para Bodhisattva dan para umat yang akan mengalami masa Periode Dharma Terakhir, jika mereka belum bisa membuktikan dirinya telah menyaksikan Alam Bodhi dari Paripurnabuddhi yang dimilikinya sendiri, terpaksalah mereka harus menggunakan metode atau ketrampilan khayal untuk menaklukkan Avidya-nya agar Dharmanya dapat sukses. Itulah sebabnya mengapa mereka ingin mencari suatu metode sebagai pegangan! Sekalipun dengan khayalan melawan khayalan, seakan-akan semuanya menjadi khayalan total, namun jati-diri dari Bodhi-nya dan kesadarannya berdasar suci murni, mana mungkin sampai menjadi khayalan total! Maka dari itu, ketiga metode penting masih amat perlu bagi mereka. Bila mereka akan menggunakannya, boleh saja memakai satu, dua, atau ketiga-tiganya sekaligus. Bisa pula dengan mengumpulkan banyak orang dengan hanya menggunakan satu metode. Utamanya, pilihlah metode yang paling sesuai dengan kemampuan si umat. Untuk memudahkan para umat, maka metode itu dapat dijadikan 25 macam seperti roda yang berputar. Mana yang dianggap cocok dengan dirinya, ambil saja dan amalkan dengan tekun hingga mencapai kesadaran sempurna sedini mungkin! Ke-25 macam metode itu akan Kujelaskan satu persatu sebagai berikut:
1. Ada Bodhisattva yang melaksanakan Dharma hanya dengan metode ketenangan batin untuk melatih dirinya hingga tenang sekali. Mereka setiap saat duduk bersila dalam sikap diam agar segala gagasan yang bersifat khayalan tidak timbul di dalam hatinya. Dengan cara demikian, lambat-laun corak kekhayalan atau kesan-kesan buruk akan sirna semua, Klesapun menghilang. Dan, mereka akan menyaksikan dirinya berada di suatu alam yang sangat tenang dan bening. Lubuk hatinya seperti bercahaya dan kebijaksanaan yang agung pun ikut terwujud. Itu berarti praktek mereka telah berhasil! Ketahuilah, tanpa meninggalkan tempat meditasi pun mereka telah mencapai Nirvana. Cara yang ditempuh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma hanya dengan satu macam metode, yakni Samattia.
2. Ada Bodhisattva yang melaksanakan Dharma hanya dengan menggunakan metode memperhatikan atau mencurahkan segenap semangat untuk meneliti situasi dan gerak-gerik dari segala sesuatu yang berubah terus tanpa henti. Dari perilaku ini mencerminkan bahwa mereka telah menyadari semua corak ini adalah kekhayalan belaka. Tidak ada yang kekal, semuanya bersifat rapuh dan tiada kebenarannya. Karena itu mereka bertekad dengan hati khayal melawan segala gagasan khayal hingga tuntas. Disamping itu, mereka juga bertekad bulat menjalankan tugas yang mulia untuk menyelamatkan para umat sengsara. Mereka sering berdoa memohon kepada Buddha agar selalu memberkati mereka, supaya dirinya bisa membentuk berupa-rupa alam dan bermacam-macam ketrampilan yang sesuai dengan kemampuan para umat. Mereka bercita-cita membimbing para umat menggunakan Dharma Buddha menaklukkan Avidya-nya hingga akhirnya dapat mencapai kesadaran yang sempurna (kebijaksanaan Paripurnabuddhi). Karena Sang Bodhisattva telah paham betul bahwa segala sesuatu khayalan tidak luput dari lahir-batinnya, maka mereka berjuang sambil menuntut Dharma Luhur untuk mengembangkan kebijaksanaan agung yang dimilikinya agar tugasnya selalu lancar! Demikian pula, ratusan ribu Dharani penting atau Saddharma Buddha boleh dipraktekkan untuk menenangkan batin agar semuanya dapat ditangani tanpa meleset sedikitpun. Maka, cara yang dijalankan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma hanya dengan satu macam metode, yakni Samapatti.
3. Ada juga Bodhisattva yang melaksanakan Dharma-nya hanya dengan menahankan pikirannya terhadap gerak-gerik dari segala pikiran dengan bersikap acuh tak acuh. Mereka tidak mencari cari corak khayal, tetapi juga tidak menolaknya apabila corak khayal itu memenuhi pikirannya. Tidak timbul gagasan liar dan tidak memikirkan hal yang bukan-bukan. Lubuk hatinya selalu suci bersih, segala corak kekhayalan telah dikosongkan tuntas. Avidya-nya tidak ada, Klesapun ikut menghilang tanpa bekas. Kesadaran luhur seperti sinar terang terus menyinari seluruh tubuhnya. Mereka akan menyaksikan dan membuktikan dirinya mencapai kebijaksanaan jati-diri Paripurnabuddhi. Maka, pengamalan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma hanya dengan satu macam metode, yakni Dhyana (Jhana).
4. Ada pula Bodhisattva yang melaksanakan Dharma-nya dengan melatih dirinya untuk mencapai ketenangan batin. Mereka bermaksud menyingkirkan segala gagasan buruk yang selalu menyelinap di dalam pikirannya. Karena mereka bersungguh-sungguh dan rajin, lambat laun merasa lahir batinnya seperti berada di suatu alam yang sangat sunyi dan tenang. Kemudian di dalam jiwanya terbit kebijaksanaan yang amat suci dan bersih. Dalam keadaan ini, mereka menggunakan metode tadi dengan pandangan lebih tajam untuk memperhatikan segala gerak-gerik yang datang dari alam fantasi. Penemuan mereka menunjukkan bahwa semuanya” bercorak khayal. Sambil meneliti corak fantasi, mereka menjalankan tugas yang mulia membimbing para umat menggunakan ketrampilan khayal untuk menghilangkan Avidyanya. Para umat pun dapat diselamatkan dan terbebas dari sengsara. Sistim yang dipraktekkan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samatha kemudian disusul dengan metode Samapatti.
5. Ada Bodhisattva saat melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama mereka menggunakan metode ketenangan lahir-batin.Lambat laun puncak dari ketenangan lahir-batin tercapai, maka kebijaksanaan luhur dari Paripurnabuddhi ikut terwujud. Tatkala segala Klesa yang berasal dari Avidya itu ditaklukkan oleh tenaga kebijaksanaan, saat itu pula mereka terbebas dari penderitaan yang meliputi mati dan tumimbal lahir, hingga dirinya bebas total. Jalan yang ditempuh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samatha kemudian disusul dengan metode Dhyana.
6. Ada pula Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama mereka menggunakan metode ketenangan lahir batin sampai hati dan pikirannnya tenang total dan kebijaksanaan luhur tercapai. Kemudian mereka menggunakan kebijaksanaan luhur itu menciptakan berupa-rupa alam dan bermacam-macam ketrampilan untuk menyelamatkan para makhluk. Setelah tugasnya selesai, barulah mereka membebaskan dirinya sendiri dari segala Klesa yang berasal dari Avidya, hingga mencapai Nirvana. Dharma yang dijalankan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samatha kemudian disusul dengan metode Samapatti, dan akhirnya dengan metode Dhyana.
7. Begitupula, ada Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharmanya, pertama-tama mereka menggunakan metode ketenangan batin, agar dirinya dapat mencapai puncak ketenangan. Kemudian dengan tenaga dari ketenangan itu menghilangkan Klesa-nya. Setelah dirinya terbebas dari penderitaan mati dan lahir, lalu dengan metode memperhatikan dan ketrampilan menjalankan tugas membantu para umat membebaskan diri dari penderitaan mati dan lahir menuju ke jalan Nirvana. Cara yang dijalankan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samatha, kemudian dengan Dhyana dan akhirnya dengan Samapatti.
8. Ada Bodhisattva yang melaksanakan Dharma-nya pertama-tama mempraktekkan metode ketenangan batin. Karena tekadnya bulat maka mereka dapat mencapai puncak dari ketenangan tersebut. Kemudian, dengan sekuat tenaga mereka mengenyahkan segala Klesa dari Avidya yang menyelinap di dalam lahir-batinnya. Di samping itu, mereka juga menggunakan bermacam-macam metode yang sederhana untuk menyelamatkan para umat agar semuanya dapat terbebas dari Klesa buruk. Cara yang dipakai Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samatha, kemudian dengan dua metode sekaligus, yaitu Samapatti dan Dhyana.
9. Ada juga Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama mempergunakan 2 macam metode sekaligus, yaitu metode ketenangan batin dan metode memperhatikan gerak-gerik atau perubahan dari segala sesuatu. Selanjutnya mereka menciptakan berbagai ketrampilan untuk menolong para umat mempraktekkan Dharma Terakhir, mereka baru membebaskan dirinya sendiri dari segala belenggu dan mati lahir. Sistim yang digunakan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan memakai 2 macam metode sekaligus, yaitu Samatha dan Samapatti, kemudian disusul dengan metode Dhyana.
10. Ada pula Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama mempergunakan 2 macam metode, yakni ketenangan batin dan memperhatikan dengan benar tanpa memihak. Karena dalam meditasi puncak dari ketenangan telah mencapai, maka mereka terus melakukan penaklukkan terhadap segala Klesa-nya yang berasal dari Avidya itu hingga tuntas, sampai dirinya mencapai Nirvana. Setelah itu barulah mereka memperjuangkan dirinya dengan menggunakan metode meditasi. Mereka menuruti situasi alam fantasi guna menciptakan berupa-rupa ketrampilan khusus untuk menyelamatkan para umat, agar umat itu dapat dilahirkan di alam Buddha. Pengamalan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samatha dan Dhyana, yang disusul dengan metode Samapatti.
11. Bodhisattva dalam melaksanakan Dharma-nya, ada pula yang pertama-tama menggunakan metode perhatian untuk meneliti corak kekhayalan dari segala sesuatu sampai pengetahuan dan pengalamannya cukup luas atau cukup banyak. Kemudian dengan pengalaman tersebut menciptakan berupa-rupa metode sederhana yang sesuai dengan kemampuan para umat untuk menyelamatkan mereka. Setelah tugas mulia ini berhasil, barulah mereka mempergunakan metode ketenangan batin untuk mengheningkan lahir-jiwanya hingga dirinya mencapai jati-diri Paripurnabuddhi. Cara yang dilakukan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samapatti kemudian disusul dengan metode Samatha.
12. Ada pula Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama memanfaatkan pengalamannya menciptakan berupa-rupa alam dan bermacam-macam metode sederhana khusus untuk para umat dalam mempraktekkan Dharma-nya. Setelah tugasnya berhasil, mereka tetap konsisten menggunakan metode samadhi hingga dirinya mencapai tingkat Nirvana. Jalan yang ditempuh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samapati yang disusul dengan metode Dhyana.
13. Ada Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama menggunakan cara memperhatikan gerak-gerik dan perubahan dari segala sesuatu. Kemudian dengan berupa-rupa ketrampilan yang diciptakan dari tenaga gaibnya, mereka menjalankan tugas. Namun, jati-dirinya dan lahir-jiwanya masih tetap seperti semula. Untuk itu, mereka melakukan lagi samadhi secara intensif hingga segala Klesa-nya bersih tuntas. Sistim yang dianut Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samapatti, kemudian dilanjutkan dengan metode Samatha, dan akhirnya dengan metode Dhyana.
14. Ada juga Bodhisattva saat melaksanakan Dharma-nya pertama-tama mempergunakan cara memperhatikan segala sesuatu yang identitasnya cepat berubah. Kemudian dengan tenaga gaibnya menyingkirkan segala halangan guna membimbing para umat menuntut Dharma Buddha. Disamping itu, mereka tetap mempraktekkan samadhi secara intensif guna menghilangkan Klesanya hingga tuntas. Setelah itu barulah mereka menggunakan metode ketenangan batin, agar dirinya selalu berada di alam hening .Pengamalan Dharma yang dijalankan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samapatti, disusul dengan metode Dhyana, dan terakhir menggunakan metode Samatha.
15. Demikian pula, ada Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama menggunakan kepandaiannya dalam meditasi guna menciptakan berupa-rupa metode yang sederhana, yang sesuai dengan kemampuan para umat untuk menaklukkan Klesa-nya. Setelah tugas mereka berhasil, kemudian mereka menggunakan metode ketenangan batin untuk menenangkan lahir jiwanya. Di samping itu, mereka tetap melaksanakan samadhi secara intensif untuk membersihkan segala Klesa-nya. Cara yang dilakukan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samapatti, kemudian menggunakan 2 metode sekaligus, yakni Samatha dan Dhyana.
16. Ada Bodhisattva yang saat melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama mempergunakan 2 macam metode sekaligus, yaitu metode ketrampilan gaib yang berguna untuk membantu para umat melepaskan belenggunya, dan metode ketenangan batin untuk menenangkan lahir-jiwanya agar pikirannya selalu hening dan sadar. Setelah kedua macam metode itu berjalan lancar, barulah mereka menjalankan samadhi secara intensif untuk menghancurkan segala penderitaan yang bersangkutan dengan kematian dan kelahiran, hingga dirinya dapat memperoleh Ketenangan Agung. Cara yang dimanfaatkan oleh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma yang dimulai dengan 2 macam metode sekaligus, yakni Samapatti danSamatha, kemudian disusul dengan metode Dhyana.
17. Ada juga Bodhisattva yang dalam melaksanakan Dharma-nya, pertama-tama mempergunakan 2 macam metode, yaitu metode menciptakan berupa-rupa ketrampilan yang sesuai dengan kemarnpuan para umat, untuk membantu umat terbebas dari penderitaan sengsaranya, dan metode Samadhi Intensif untuk melatih diri sendiri agar segala Klesa dapat sirna secara tuntas. Setelah kedua metode itu berhasil, akhirnya mereka mempergunakan metode ketenangan batin agar dirinya selalu berada di suatu alam yang amat tenang dan tenteram. Sistem yang dipakai Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan Samapatti dan Dhyana sekaligus, kemudian dengan metode Samatha.
18. Ada pula Bodhisattva yang mempraktekkan Dharma-nya dengan Samadhi secara intensif guna melatih dirinya mencapai tingkat Nirvana, namun mereka tidak ingin tetap berada di tingkat tersebut. Mereka ingin berada di suatu alam yang tidak memiliki corak apapun. Cara yang ditempuh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Dhyana, kemudian dengan metode Samatha.
19. Ada Bodhisattva yang saat mempraktekkan Dharma-nya pertama tama melatih dirinya dengan metode Samadhi Intensif. Setelah membuktikan dirinya telah mencapai tingkat Nirvana, lalu mereka menggunakan tenaga gaibnya untuk memperhatikan corak gerak-gerik dari segala sesuatu. Kemudian mereka menciptakan suatu metode yang bermanfaat bagi para umat untuk membebaskan belenggunya. Langkah yang diambil Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Dhyana, kemudian disusul dengan metode Samapatti.
20. Ada juga Bodhisattva yang saat melaksanakan Dharma-nya pertama-tama dengan samadhi secara intensif untuk memuncakkan dirinya ke tingkat Nirvana. Kemudian dilanjutkan dengan metode ketenangan batin. Dalam kondisi tenang itu mereka dapat mengetahui bahwa para umat memang asalnya sudah memiliki jati-diri dari Paripurnabuddhi, walaupun sikap jati-diri dari masing-masing berlainan. Setelah hal ini diresapi oleh mereka, lalu dengan metode memperhatikan menciptakan berupa-rupa ketrampilan, kemudian menerjunkan dirinya kelautan sengsara untuk menyelamatkan para umat sengsara. Cara seperti yang dilakukan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan menggunakan metode Dhyana, kemudian Samatha, dan akhirnya Samapatti.
21. Ada Bodhisattva yang pertama-tama menggunakan metode Samadhi Intensif untuk membuktikan dirinya telah mencapai tingkat Nirvana. Kemudian dengan hasil dari keintensifannya menitik beratkan pada corak perubahan dari segala sesuatu, lalu mereka menggunakan tenaga gaib untuk mengembangkan berupa rupa metode yang sederhana untuk menolong para umat. Setelah tugas mulianya berjalan lancar dan sukses, diteruskan dengan metode ketenangan batin untuk mengheningkan lahir-batinnya. Cara yang ditempuh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Dhyana, kemudianSamapatti dan akhirnya dengan Samatha.
22. Ada Bodhisattva yang memulai Dharma-nya dengan metode Samadhi Intensif untuk membuktikan dirinya telah terbebas dari segala Klesa. Kemudian dilanjutkan dengan 2 macam metode sekaligus, yakni metode menenangkan pikiran hingga mencapai keheningan, dan metode mawas diri agar tidak terikat oleh suatu apapun. Sesudah berhasil, mereka melanjutkannya dengan metode memperhatikan corak dari segala sesuatu yang bersifat khayal, lalu dengan tekad bulat menjalankan tugas yang mulia hingga sukses. Cara yang dipraktekkan oleh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Dhyana, kemudian dengan 2 macam metode sekaligus, yakni Samatha dan Samapatti.
23. Ada juga Bodhisattva yang memulai Dharma-nya dengan 2 metode sekaligus yaitu metode Samadhi Intensif untuk menaklukkan Klesa-nya, dan metode ketenangan batin agar dirinya tetap berada di suatu alam yang sunyi dan tenang, hingga pikirannya merasa demikian hening dan penuh keinsafan. Setelah kedua metode itu terlaksana, barulah mereka menggunakan metode memperhatikan untuk meneliti gerak-gerik dari segala sesuatu. Lalu dengan tenaga gaibnya diciptakan berupa-rupa metode untuk menjalankan tugas mulia di dunia sengsara. Jalan yang ditempuh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Dhyana dan Samatha sekaligus, kemudian disusul dengan metode Samapatti.
24. Ada pula Bodhisattva yang memulai Dharma-nya dengan 2 macam metode, yaitu Samadhi Intensif untuk menghilangkan Klesa-nya, lalu dengan ke-intensifan-nya dijadikan tenaga gaib guna menciptakan berbagai metode yang sederhana untuk membantu para umat melepaskan belenggunya. Setelah tugas itu berhasil, diteruskan dengan metode ketenangan batin untuk memperoleh suatu kebijaksanaan yang sangat terang dan suci. Dharma yang dijalankan Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Dhyana dan Samapatti sekaligus, kemudian diteruskan dengan metode Samatha.
25. Ada Bodhisattva yang sejak semula telah paham tentang jati-diri dari Paripurnabuddhi. Mereka dengan penuh kebijakan dan kesadaran sempurna meleburkan diri dengan ketiga macam metode untuk melaksanakan Dharma-nya. Karena ketiga metode itu sifat maupun manfaat atau jati-dirinya cukup sempurna, maka kesemuanya tidak akan terpisahkan dari kebijaksanaan dari jati diri Paripurnabuddhi. Dengan ketiga macam metode sekaligus melaksanakan Dharma, akan lebih cepat mencapai ke-Buddha-an. Adapun cara yang dipraktekkan oleh Bodhisattva yang sukses ini disebut Pelaksanaan Dharma dengan metode Samatha, Samapatti, dan Dhyana sekaligus”.