Pahala Menjapa Namo Kuan Yin Phu Sa

稱念觀世音菩薩名號的功德
摘錄自《葉衣觀自在菩薩經》◎不空大師/翻譯
(Sumber: Parnashavari Sutra)

…Saat itu, Vajrapani Bodhisattva bangkit dari tempat dudukNya dengan jubah bahu kanan terbuka, bersujud pada kaki padma Avalokitesvara Bodhisattva, dan mengatakan:

“Wahai Suciwan, Engkau berada dalam samadhi maha karuna yang membebaskan diri dari khayalan, dapat melenyapkan segala derita dan kerisauan semua makhluk, memperoleh manfaat duniawi dan non duniawi.

Seandainya, semua makhluk dalam trisahasra mahasahasra lokadhatu pada saat yang bersamaan didera oleh berbagai derita dan 8 macam kesulitan, atau mengharapkan pahala duniawi maupun non duniawi. Bila dapat dengan ketulusan dan penuh konsentrasi melafalkan nama Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva, oleh karena Avalokitesvara tiada melepaskan pranidhana maha karuna-Nya, Beliau akan muncul dalam berbagai tubuh, dapat memenuhi harapan semua makhluk, dapat mencabut penderitaan dan melindungi dunia, dapat memelihara dan mensejahterakan, dapat memusnahkan segala racun, penyakit jahat maupun jin jahat. Mampu memusnahkan pisau, pemukul maupun segala senjata berbahaya. Mampu memusnahkan bencana air dan api. Mampu memusnahkan semua kutukan maupun guna-guna. Mampu memberikan simabandhana bagi suatu daerah…”

《Sutra Ekadasamukha Avalokitesvara Mantra》
“Sungguh sulit dapat memperoleh kesempatan mendengar Nama Avalokitesvara . Bila ada orang melafalkan Nama Buddha yang jumlahnya tak terhingga, atau ada orang yang melafalkan Nama Avalokitesvara. Berkah pahala keduanya adalah sama”.

《Karandavyuha Sutra》:
Berkah pahala yang didapatkan dari mempersembahkan kasaya dan jubah surgawi yang indah, makanan minuman, obat, tempat berbaring maupun tempat duduk, kepada Para Tathagata yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai Gangga, tiada bedanya dengan berkah dari ujung sehelai rambut Avalokitesvara. Dan lagi, Putra yang budiman! Bila keempat benua, dalam setahun 12 bulan., siang dan malam turun hujan lebat, Aku dapat menghitung tiap tetesnya: Sedangkan, wahai Putra yang berbudi! semua pahala Avalokitesvara Aku-pun tidak sanggup menghitungnya: Putra yang berbudi! Bagaikan empat buah samudera yang dalam dan luasnya 84.000 yojana, Aku dapat menghitung tiap tetes airnya: Putra yang berbudi! Aku tidak sanggup menghitung berkah pahala dari Avalokitesvara. Buddha memberitahukan pada putra yang berbudi: “Bukan hanya Aku seorang, bahkan bila Para Tathagata yang jumlahnya tak terhingga dari berbagai dunia semua berkumpul pada satu tempat, tidak sanggup menghitung berkah pahala dari Avalokitesvara Bodhisattva”.

《Sutra Dharani Ekadasamukha》:
『Pada saat itu Avalokitesvara mengatakan kepada Sang Baghavan, O Baghavan, bila terdapat putra maupun putri berbudi dan semua makhluk, siang dan malam tulus melafalkan NamaKu, semua akan memperoleh tingkatan Avaivartika (tak mundur), dalam kehidupan saat ini terhindar dari segala penderitaan dan kerisauan, semua halangan, semua bahaya, dan melenyapkan semua karma buruk jasmani ucapan dan pikiran”.

《Mahakaruna Dharani Sutra》:
『Para manusia dan dewa senantiasa memberikan persembahan, melafalkan namaNya dengan penuh konsentrasi dan ketulusan, memperoleh berkah yang terhingga, melenyapkan karma buruk yang tak terhingga.
《Avatamsaka Sutra》
Avalokitesvara Bodhisattva mengatakan:『Putra yang berbudi, Aku melakukan bhavana dalam pintu Dharma Mahakaruna, bertekad senantiasa melindungi para makhluk. Semoga semua makhluk terhindar dari ketakutan akan jalan yang berbahaya, ketakutan akan keramaian, kebingungan, pembunuhan, kemiskinan, ketidak hidupan, reputasi yang buruk, kematian, kerumunan massa, alam rendah, kegelapan, perpindahan, perpisahan, kemarahan, paksaan, kecemasan. Demikian pula Aku bertekad, bila para makhluk merenungkan-KU, memanggil nama-Ku, bila melihat tubuh Ku, semua akan terbebaskan dari segala macam bahaya. Putra yang berbudi, setelah Aku menggunakan upaya kausalya ini untuk menghindarkan para makhluk dari semua bahaya, kemudian mengajarkan mereka untuk membangkitkan hati Anuttara Samyaksambodhi, selamanya tidak mundur』
Saddharmapundarika Sutra Bab25
《觀世音菩薩普門品》稱念觀音名號可擺脫火災、水溺、黑風、刀兵、惡鬼、牢獄、怨賊等7種災難;還可使眾生遠離淫欲、嗔恚、愚癡等“三毒”的熬煎。經中總結說:“是故眾生皆應受持觀世音菩薩名號。

“Melafal nama Guanyin dapat terhindar dari bencana api, air, angin ribut, senjata, setan jahat, ikatan dan kurungan, perampok dan lain lain. Dapat membuat para insan terhindar dari nafsu birahi, kebencian, kebodohan dan lain lain. Bahkan pada kalimat akhir dinyatakan: “Oleh karena itu lah para insan hendaknya menjapa nama Guanshiyinpusa. Dalam Saddharmapundarika Sutra juga telah dijelaskan pahalanya, karena Saddharmapundarika Sutra telah banyak beredar terjemahan bahasa indonesia nya, maka saya tidak perlu menulisnya kembali disini.

Mahakaruna Dharani Sutra
《千手千眼無礙大悲心陀羅尼經》“佛言:此菩薩名觀世音自在……過去無量劫中,已作佛竟,號正法明如來,大悲願力,為欲發起一切菩薩,安樂成熟諸眾生故,現作菩薩。汝等大眾,諸菩薩摩訶薩,梵釋龍神,皆應恭敬,莫生輕慢。一切人天,常須供養。專稱名號,得無量福,滅無量罪,命終往生阿彌陀佛國。

“Sakyamuni Buddha mengatakan, “Bodhisattva ini bernama Avalokitesvara… pada masa lampau kalpa yang tak terhingga telah mencapai ke-Buddha-an, dengan gelar Zhengfaming Rulai (正法明如來), karena kekuatan belas kasih dari ikrarnya, demi membangkitkan para Bodhisattva, demi memberikan ketenangan dan mematangkan rohani para insan, maka Beliau mengambil rupa seorang Bodhisattva. Engkau sekalian para Bodhisattva Mahasattva, Brahma, Indra , Para Dewa dan naga, harus menghormati, jangan timbul rasa meremehkan yang lain dan menyombongkan dirimu. Para Dewata harus selalu memberikan pujana pada Nya. Melafal nama-Nya. Maka akan memperoleh berkah pahala kebahagiaan tak terhingga, melenyapkan dosa yang tak terhingga, pada akhir hayat akan terlahir di Negri Amitabha Buddha.” KEAGUNGAN NAMA AVALOKITESVARA

2 Sutra Dharani Maha Karuna Sutra Amitayur Dhyana
《佛說觀無量壽佛經》雲: 如此菩薩(觀音菩薩),但聞其名,獲無量福,何況諦觀。
Demikianlah Avalokitesvara, hanya mendengar nama Nya akan memperoleh berkah tak terhingga, apalagi merenungkan Nya.

Sutra Mantra Ekadasamukha
《十一面神咒心經》 觀世音菩薩雲:若有稱念百千俱胝那庾多諸佛名號,復有暫時於我名號至心稱念,彼二功德,平等平等。稱我名者 ,皆得不退轉地,離一切病,脫一切障,一切怖畏,滅除身語意惡。

“Avalokitesvara mengatakan: “Bila ada yang menjapa nama Buddha yang banyaknya ratusan ribu koti nayuta, dan ada yang orang lain lagi yang hanya sesaat menjapa nama Ku dengan sepenuh hati, jasa pahala keduanya adalah sama rata. Barangsiapa menjapa nama Ku akan memperoleh tingkatan tak mundur, terhindar dari segala penyakit, terbebas dari segala halangan, segala teror, mengikis segala karma buruk tubuh, ucapan dan pikiran”.

Karandvyuha Sutra
《大乘莊嚴寶王經》雲:若有人能憶念此菩薩名者,是人當來遠離生老病死輪迴之苦,猶如鵝王隨風而去,速得往生極樂世界,面見無量壽 如來,聽聞妙法。如是之人,而永不受輪迴之苦,無貪、瞋、癡,無老、病、死,無饑饉苦,不受胎胞生身之苦。承法威力,蓮華化生,常居彼土。

Bila ada orang mengingat nama Bodhisattva ini (Avalokitesvara), kelak ia akan terhindar dari tumimbal lahir – lahir , tua , sakit dan mati ; Bagai raja bangau terbang mengikuti arah angin, demikian pula ia akan segera terlahir di Sukhavati, bertemu dengan Amitayus Tahagata, mendengar Dharma nan indah. Orang yang demikian , selamanya tidak akan mengalami penderitaan tumimbal lahir, tiada keserakahan, kebencian dan kebodohan. Tiada lahir, tua, sakit dan mati. Tiada derita kelaparan, tidak menerima derita terlahir dari kandungan. Memperoleh kekuatan Dharma, terlahir dari Teratai dan senantiasa menetap di Sukhavati.

Pujian dari Bodhisattva Leluhur
歷代祖師菩薩讚嘆觀音菩薩說: 楊枝凈水,遍灑三千
Yangzhi jingshui, biansha sanqian

Air Suci dahan Yangliu, dipercikkan ke Tiga ribu dunia alam semesta

性空八德利人天,福壽廣增延,Xing kong bade li rentian, fushou guangzengyan

bersifat sunya mengandung 8 moralitas, memberi manfaat bagi manusia dan dewa, usia dan berkah terus bertambah

滅罪除愆,火焰化紅蓮!

mizui chuqian, huayan hua honglian

Melenyapkan dosa dan kenistaan, kobaran api berubah menjadi teratai merah! Kitab Nyanyian Kemujijatan Avalokitesvara

《觀世音菩薩本跡感應頌》觀音菩薩有不可思議威神:救焚、救溺、脫險、免殺、免刑、愈疾、佑歲、錫福、長壽、得子。

Avalokitesvara memiliki kewibawaan yang tak terperikan, mampu menolong bahaya kebakaran, banjir, petaka, pembunuhan, hukuman dan kebodohan. Memperpanjang usia, meberikan rejeki, dan memberikan anak. Kenapa Buddha Mengajarkan Sepenuh Hati Melafal Nama Avalokitesvara.

佛教為何教人一心稱念觀音聖號唸佛,也就是憶想佛。念觀音也是如此。《華嚴經》等大乘佛經認為,這是入道的初門。

Melafal nama Buddha berarti mengingat Buddha. Begitu pula dengan melafal Guanyin. Menurut Sutra Avatamsaka, metode ini adalah pintu awal memasuki ke Buddha an. Metode melafal nama Buddha atau Bodhisattva dapat menyerap batin memasuki samadhi, maka dinamakan:

“Samadhi Pelafalan nama Buddha” (唸佛三昧) ,
Samadhi Visualisasi Buddha (觀佛三昧) ,
Samadhi Prajna (般若三昧) .

Dalam Saddharmapundarika Sutra Bab Pintu Semesta 《普門品》disebutkan bahwa para insan yang dirundung dukha, bila setulus hati melafal nama Guanshiyin Pusa, pada saat itu juga Guanyin Pusa akan memperhatikan suaranya dan membebaskannya dari segala derita. Guanyin Pusa memiliki kesaktian penembusan 6 indera (六根圓通) , sehingga bahkan tidak perlu memakai telinga dalam mendengar, bahkan bisa melihat suara melalui mata. Kenapa saat menyebut nama Guanyin Pusa kita bisa bebas dari penderitaan? karena hati Bodhisattva saling terjalin dengan hati para insan. Saddharma Pundarika Sutra menyatakan《法華大成》: “Kenapa saat itu bisa terbebaskan ? Sebab bagai bapa dan bunda yang sangat merindukan anak Nya. Bapa dan bunda ini memiliki banyak harta dan kekuatan besar, maka bila anaknya dalam kesulitan, beliau bisa menyelamatkannya. Demikian juga dengan Bodhisattva. Beliau memiliki Belas Kasih tanpa syarat, kekuasaan dan prajna. Kekayaan Suci Nya tanpa batas, kesaktiannya juga tak terkira. Saddharma Pundarika Sutra juga mengatakan

《普門品》說: “妙音觀世音,梵音海潮音,勝彼世間音,是故須常念。
“Miaoyin Guanshiyin. Fanyin Haicaoyin. Shengbi shijian yin. Shigu xu changnian.
Artinya adalah : Melafal “Namo Guanshiyin Pusa” (南無觀世音菩薩) suara ini bagaikan Suara Brahma (Fanyin 梵音), juga bagaikan suara debur ombak samudera (Haicao yin 海潮音),mengungguli segala suara dalam semesta (Shengguo shijian yin 勝過世間音),oleh karena itu lah hendaknya selalu dipujikan. Kenapa melafal Guanshiyin “觀世音”, diidentikkan dengan suara Brahma ? Dalam Bab pendahuluan Pundarika Sutra 《法華經.序品》dikatakan: “梵音微妙,令人樂聞。” Fanyin weimiao. Lingren lewen” Suara Brahma sungguh sangat indah, membuat orang suka mendengar 5 Macam keunggulan suara Brahma: 1. Teratur 2. Merdu 3. Jernih 4. Suci 5. Suara mencapai tempat yang jauh . Dan apakah keunggulan suara debur ombak samudera? (“海潮音”)

Surangama Sutra 《楞嚴經》menjelaskan : “Sakyamuni Buddha yang Maha Welas Asih , mengasihani Ananda dan para insan, kemudian mengeluarkan suara deburan ombak memberikan ajaran pada para putra berbudi dalam pasamuan”. Ombak samudera adalah tanpa niat (haichao wunian — 海潮無念) dan berkesinambungan. Maka suara ombak melambangkan suara yang besar, dan suara yang pasti.
HEART MANTRA Karandavyuha Sutra 《大乘莊嚴寶王經》: 若誦此咒,隨所住處,有無量諸佛菩薩、天龍八部集會,又具無量三昧法門。

Sakyamuni Buddha mengatakan, Bila melafalkan mantra ini, tempat yang dihuni akan ada Para Buddha Bodhisattva , kedelapan kelompok makhluk dewa naga semua berkumpul. Juga akan mempunyai Pintu Dharma Samadhi yang tak terhingga banyaknya.

誦持之人,七代種族,皆得解脫。

Bagi yang menjapa, leluhur tujuh generasi akan terbebaskan semua.

腹中諸蟲,當得菩薩之位。

Makhluk kecil dalam perutnya kelak semua akan memperoleh tingkatan Bodhisattva.

是人日日得具六波羅密圓滿功德,得無盡辯才清淨智聚,口中所出之氣,觸他人身,蒙所觸者,離諸嗔毒,當得菩 薩之位。

Orang tersebut setiap hari akan memperoleh kesempurnaan pahala Sad Paramita, memperoleh kebijaksanaan suci dan kefasihan berbicara, chi yang keluar dari mulutnya bila menyentuh tubuh orang akan menyebabkannya terhindar dari racun kebencian dan kelak akan memperoleh tingkatan Bodhisattva.

假若四天下人,皆得七地菩薩之位,彼諸菩薩所有功德,與誦六字咒一遍功德,等無有異。

Bila seseorang menjapa mantra enam aksara satu kali, pahalanya sama dengan orang di bawah empat surga yang memperoleh tingkatan Bodhisattva bhumi ke 7.

若以金寶造如來像數如微塵,不如書寫此六字中一字功德。

Bila menggunakan emas dan permata membuat Rhupang Tathagata yang tak terhitung banyaknya bagai debu, pahalanya tidak sebanding dengan  menuliskan salah satu aksara diantara enam aksara Mantra Enam Aksara.

(Om Mani Padme Hum dalam sansekerta atau Tibetan)
若人得此六字大明,是人貪嗔癡不能染著,若戴持此咒在身者,亦不染著貪嗔癡病。

Bila seseorang memperoleh mantra Enam Aksara ini, maka lobha, dosa dan moha tidak akan dapat mengotori, bila mengenakan mantra ini di tubuh, maka tidak akan dikotori oleh penyakit loba, dosa dan moha.

此戴持人,身手所觸,眼目所睹,一切有情,速得菩薩之位,永不復受生老病死等苦。

Orang yang membawa dan menjapa mantra ini, segala yang tersentuh oleh tangan maupun tubuhnya, atau yang terlihat oleh matanya, para insan itu akan segera mencapai ke Bodhisattva an, selamanya tidak akan menderita kelahiran, tua, sakit dan kematian .

若念修此隨欲成就之諸佛精藏如意寶者,則能寂滅一切暫時之疾病、饑荒、刀兵以及四大之損害等違緣,壽命福德 財富受用等增上廣大,諸佛菩薩及龍天護法聖眾垂念守護

Bila melafalkan dan menekuninya, maka akan leluasa mencapai siddhi Cintamani intisari ajaran Para Buddha, bahkan dapat melenyapkan segala penyakit, sesat, kelaparan, senjata serta segala petaka yang ditimbulkan oleh empat unsur. Usia, kemoralan, harta kekayaan akan selalu tercukupi dan bertambah luas. Para Buddha Bodhisattva dan Dharmapala serta dewa naga kedelapan kelompok makhluk selalu melindungi.

並能將無始來所造之業,煩惱、痛苦、罪障及其習氣無餘清淨,遠離輪迴、惡趣、中陰之一切痛苦,往生蓮花莊嚴 極樂剎土,最後獲得一切智智之佛位。

Bahkan dapat menyucikan segala karma buruk sejak masa tak terhingga, dan segala kilesha keruwetan batin, penderitaan, pelanggaran dan kebiasaan buruk. Terhindar dari tumimbal lahir, alam rendah, dan segala penderitaan alam bardo (alam antara/alam arwah) , terlahir di padma agung Sukhavatiloka, kemudian memperoleh tingkatan Buddha yang Maha Tahu. (Harap diingat arti menjapa, bukan berarti sembarang mengucap. Namun bisa mencapai samadhi tertinggi yang hanya bisa dicapai dengan penekunan sila dan lain lain. Sebab dalam sutra Karandvyuha disbutkan pula bahwa saat Avalokitesvara menjapakannya 1 kali bahkan bisa menggoncang alam mara. Kita bisa ambil contoh nyata bahwa saat seorang sadhaka sejati menjapa suatu mantra maka hasilnya akan beda dengan bila seorang biasa menjapa mantra yang sama. Intinya tergantung pada level meditasi seseorang).

Diterjemahkan oleh : Lianhua Shian~
MIAO FA LIEN HUA CIN KUAN SHI IN BU SA BU MEN BIN
(Sutra Teratai Jalan Penerangan Avalokitesvara Bodhisattva)
Pada saat itu Akshayamati Bodhisattva, bangkit dari tempat duduk-Nya. Dengan jubah yang bahu kanan-Nya terbuka dan merangkupkan ke-dua telapak tangan-nya menghadap ke Buddha dan berkata, “Yang Mulia Avalokitesvara Bodhisattva dengan alasan apa maka disebut Memandang dan Mendengar Suara Duniawi.

Buddha berkata kepada Akshayamati Bodhisattva, Putra yang baik, jika ada ber-juta-juta dan tak terhingga banyak-nya Makhluk Hidup, menderita kesengsaraan dan kerisauan jika mendengar tentang Avalokitesvara Bodhisattva dan dengan sepenuh hati menyebut nama-Nya maka Avalokitesvara Bodhisattva akan segera memperhatikan jeritan suara-nya dan membebaskan-nya dari kesengsaraan.

Jika ada yang memuliakan nama Avalokitesvara maka walaupun jatuh ke dalam api yang berkobar, api tersebut tidak dapat membakar-nya. Karena kekuatan gaib yang menakjubkan dari Bodhisattva.

Jika ada Orang yang terbawa oleh arus air yang meluap, bila menyebut nama-Nya, maka akan mencapai tempat yang dangkal.

Jika ada ratusan juta Makhluk Hidup karena ingin mencari emas, perak, lazuli, batu bulan, akik, koral, amber, mutiara atau pusaka lain-nya dan harus masuk ke dalam lautan, seandainya ada badai yang meniup perahu mereka sehingga terdampar di Negeri Setan Raksasa. Jika ada salah satu Orang dari mereka menyebut nama Avalokitesvara, maka Orang-orang tersebut akan diselamatkan dari bahaya Yaksa tersebut. Oleh karena itu-lah, maka disebut Avalokitesvara.

Jika ada Seseorang yang akan dibunuh, dengan menyebut nama Avalokitesvara Bodhisattva, maka pisau yang digunakan untuk menyerang Orang tersebut akan patah berkeping-keping dan Orang tersebut mendapatkan kebebasan.

Jika tiga ribu Alam Besar, penuh dengan Yaksa Raksasa yang ingin datang menganggu Orang, ketika mendengar Orang tersebut menyebut nama Avalokitesvara Bodhisattva, maka Para Setan jahat, tidak berani melihat dengan mata yang jahat, apalagi mengganggui-nya.

Jika ada Orang yang bersalah atau yang tidak bersalah, di-belenggu, di-ikat mapun di-rantai tubuh-nya, jika Orang tersebut menyebut nama Avalokitesvara Bodhisattva, maka rantai tersebut akan rusak dan putus, dan dia mendapatkan kebebasan.

Jika tiga ribu Alam Besar yang penuh dengan Penyamun, ada satu Pemimpin Saudagar yang memimpin Para Pedagang membawa permata dan pusaka, lewat jalan yang berbahaya, di antara-nya ada satu Orang berkata,

Para Putra yang baik, jangan takut, Kalian harus dengan sepenuh hati menyebutkan nama Avalokitesvara Bodhisattva karena Bodhisattva dapat memberi keberanian kepada Umat. Jika kalian menyebut nama-Nya, maka akan terlepas dari musuh dan Penyamun. Para Pedagang setelah mendengar hal ini maka mereka bersama-sama berseru Namo Avalokitesvara Bodhisattva. Oleh karena menyebut nama-Nya maka mereka mendapat kebebasan.

Akshayamati, Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva, kekuatan gaib-Nya adalah demikian menakjubkan.

Jika ada Umat, sering diliputi nafsu birahi, sering-lah dengan tekun dan hormat merenungkan Avalokitesvara Bodhisattva, akan terbebas dari hawa nafsu.

Jika sering diliputi rasa marah, sering-lah dengan tekun dan hormat merenungkan Avalokitesvara Bodhisattva, akan bebas dari rasa marah.

Jika sering diliputi kebodohan batin, sering-lah dengan tekun dan hormat merenungkan Avalokitesvara Bodhisattva, akan bebas dari kebodohan batin.

Avalokitesvara Bodhisattva mempunyai kekuatan Maha Gaib yang demikian dan banyak manfaat-nya. Oleh karena itu, Umat seharusnya sering merenungkan-Nya.

Jika ada Wanita yang ingin memiliki Anak Laki-laki, dengan menyembah Avalokitesvara Bodhisattva, akan melahirkan Anak Laki-laki yang luhur dan bijaksana.
Jika menginginkan Anak Perempuan, akan melahirkan Anak Perempuan yang ber-kelakuan baik dan cantik yang telah menanam akar kebijaksanaan di masa lampau, dicintai dan dihormati oleh semua Orang.

Akshayamati, Avalokitesvara Bodhisattva mempunyai kekuatan yang demikian.

Jika ada Umat dengan hormat dan menyembah Avalokitesvara Bodhisattva, maka Pahala-nya tidak akan sia-sia.

Oleh karena itu Para Umat seharusnya memuja nama Avalokitesvara Bodhisattva.

Akshayamati, jika ada Orang memuja nama Bodhisattva yang banyak-nya bagaikan enam puluh dua milyar pasir Sungai Gangga, kemudian mempersembahkan makanan, minuman, baju, perabot tidur, dan obat-obatan. Bagaimana pendapat-mu? Apakah Umat Pria dan Umat Wanita itu besar Pahala-nya? Akshayamati berkata, sangat banyak, Yang Mulia.

Buddha berkata, jika ada Orang memuja nama Avalokitesvara Bodhisattva, bahkan hanya sekejap menyembah dan bersujud, maka Pahala ke-dua Orang itu adalah sama tanpa perbedaan. Sekali pun dalam ber-juta-juta kalpa juga tidak akan habis.

Akshayamati, memuja nama Avalokitesvara Bodhisattva, akan mendapatkan demikian besar-nya karunia Pahala yang tak terhingga dan tak terbatas.

Akshayamati Bodhisattva berkata kepada Budda, Yang Mulia, Avalokitesvara Bodhisattva, bagaimana cara-nya Beliau membabarkan Dharma kepada Umat? Bagaimana Kebijaksanaan-Nya?

Buddha memberitahukan kepada Akshayamati Bodhisattva,

Putra yang budiman, jika ada Makhluk Hidup di suatu Negeri harus diselamatkan melalui tubuh Buddha, maka Avalokitesvara Bodhisattva akan menjelma menjadi tubuh Buddha untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh PacekkaBuddha maka akan menjelma menjadi tubuh PacekkaBuddha untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh Sravaka, maka akan menjelma menjadi tubuh Sravaka untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh Raja Brahmana, maka akan menjelma menjadi tubuh Raja Brahmana untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh Sakra, maka akan menjelma menjadi tubuh Sakra untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh Isvara, maka akan menjelma menjadi tubuh Isvara untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh Mahesvara, maka akan menjelma menjadi tubuh Mahesvara untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh Panglima Dewata, maka akan menjelma menjadi tubuh Panglima Dewata untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh Bishamon, maka akan menjelma menjadi tubuh Bishamon untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang Raja Kecil, maka akan menjelma menjadi tubuh Raja Kecil untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang Sesepuh, maka akan menjelma menjadi tubuh seorang Sesepuh untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang Terpelajar, maka akan menjelma menjadi tubuh seorang Terpelajar untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang Pejabat, maka akan menjelma menjadi tubuh seorang Pejabat untuk membabarkan Dharma kepada mereka.
Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang Brahmana, maka akan menjelma menjadi tubuh seorang Brahmana untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang Bhiksu, Bhiksuni, Upasaka, Upasika maka akan menjelma menjadi tubuh seorang Bhiksu, Bhiksuni, Upasaka, Upasika untuk membabarkan Dharma kepada mereka.
Jika harus diselamatkan melalui tubuh Istri seorang Sesepuh, Terpelajar, Pejabat atau Istri seorang Brahmana maka akan menjelma menjadi tubuh seorang Wanita yang telah menikah untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang bocah Laki atau bocah Perempuan, maka akan menjelma menjadi tubuh seorang bocah Laki atau bocah Perempuan untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui Dewa, Naga, Yaksha, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, Manusia, dan Makhluk bukan Manusia maka akan menjelma menjadi wujud tersebut untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Jika harus diselamatkan melalui tubuh seorang Vajrapani, maka akan menjelma menjadi wujud Vajrapani untuk membabarkan Dharma kepada mereka.

Akshayamati, demikian-lah Avalokitesvara Bodhisattva, Pahala dari prestasi-Nya dengan berbagai macam wujud mengembara di berbagai Dunia untuk menyelamatkan Makhluk Hidup.

Oleh karena itu, Kalian seharusnya dengan tulus memuja Avalokitesvara Bodhisattva.

Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva ini, bila Makhluk Hidup dalam keadaan takut dan berbahaya, dapat memberikan keberanian, oleh sebab itu di Alam Dunia Swaha ini dinamakan Pemberi Keberanian.

Akshayamati Bodhisattva berkata kepada Buddha. Yang Mulia, kini Aku memberikan persembahan kepada Avalokitesvara Bodhisattva. Kemudian dia melepaskan kalung pusaka mutiara dari leher-Nya, yang berharga ratusan ribu tael emas dan mempersembahkan-nya sambil berkata,

Bodhisattva yang Baik, terima-lah persembahan Dana Dharma ini, berupa kalung mutiara. Tetapi Avalokitesvara Bodhisattva tidak mau menerima-nya.

Akshayamati, berulang kali berkata kepada Avalokitesvara Bodhisattva, Bodhisattva yang Baik, kasihani-lah kami, terima-lah kalung ini.

Pada saat itu Buddha berkata kepada Avalokitesvara Bodhisattva, Demi welas asih kepada Akshayamati Bodhisattva serta Empat Kelompok, Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, Manusia dan Makhluk bukan Manusia, terima-lah kalung ini.

Kemudian Avalokitesvara Bodhisattva demi welas asih kepada Empat Kelompok serta Dewa, Naga, Manusia, dan Makhluk bukan Manusia, menerima kalung itu. Lalu membagi-nya menjadi dua bagian.

Yang satu bagian dipersembahkan kepada Sakyamuni Buddha, yang lain dipersembahkan kepada Stupa dari Buddha Prabhuta Ratna.

Akshayamati, Avalokitesvara Bodhisattva memiliki kekuatan gaib yang demikian leluasa, berkelana di Alam Dunia Swaha.

Kemudian Akshayamati Bodhisattva bertanya dengan Gatha.

Yang Mulia dengan bentuk rupa yang sempurna, kini Aku kembali bertanya. Dengan alasan apakah Putra Buddha, dinamakan Avalokitesvara?

Yang Mulia dengan bentuk rupa yang sempurna, menjawab Akshayamati dalam bentuk Gatha.

Dengarkan-lah Jasa dari Avalokitesvara, Kebaikan-Nya telah mempengaruhi berbagai Alam Semesta. Ikrar-Nya yang demikian luas bagaikan lautan, selama ber-kalpa-kalpa tak terhitung lama-nya. Telah melayani ber-juta-juta Buddha, melakukan Ikrar-Nya yang Agung dan Suci.

Aku akan menceritakan kepada kamu secara singkat. Yang mendengar nama-Nya dan melihat-Nya, merenungkan-Nya tanpa berhenti. Bisa menghilangkan segala kesengsaraan.

Jika ada yang berniat jahat, mendorong-nya ke dalam lubang api. Dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, lubang api akan berubah menjadi kolam air.
Atau kalau terapung di tengah Samudera yang luas, terancam oleh bahaya Naga, ikan dan Para Setan. Atau jika di Puncak Semeru, didorong Orang jatuh ke bawah, dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, tidak ada sehelai rambut pun yang terluka.

Atau waktu dikepung oleh musuh, yang masing-masing menghunus pisau untuk mencelakai-nya, denga mengingat kekuatan Avalokitesvara, hati mereka akan menjadi welas asih.
Atau dihukum oleh Raja, dan akan dihukum mati, dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, maka pisau hukuman akan putus berkeping-keping.

Atau kalau di penjara, tangan dan kaki-nya di-rantai, dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, maka akan bebas dan selamat.

Atau kalau kena baca Mantra dan diracuni, ada yang mencelakai tubuh-nya, dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, maka semuanya akan balik kepada Orang yang melakukan-nya.

Atau bertemu dengan Yaksa yang jahat, Naga beracun dan Para Setan, dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, maka seketika itu mereka tidak akan berani mencelakai-nya.

Kalau dikepung oleh binatang yang jahat, taring yang tajam dan cakar yang menakutkan, dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, maka mereka akan lari tunggang langgang.

Ular sendok, ular berbisa dan kalajengking, yang hawa beracun dan asap-nya mengepul, dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, maka mereka akan mendengar suara dan mundur dengan sendiri-nya.

Awan guntur dan kilat saling menyambar, hujan es dan hujan deras. Dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, maka reda-lah semua bencana.

Makhluk Hidup dirundung sengsara, tertekan oleh penderitaan yang tak terhingga. Avalokitesvara dengan kebijaksanaan yang luar biasa, bisa menolong kesengsaraan yang ada di Dunia.

Dengan kekuatan gaib yang sempurna, melaksanakan Kebajikan dan Kebijaksanaan yang luas.

Sepuluh penjuru Alam Dunia, tiada tempat yang tidak menampakkan diri-Nya. Di berbagai Alam Sengsara, Neraka, Setan dan Hewan. Penderitaan dari kelahiran, tua, sakit dan mati, berangsur-angsur akan lenyap.

Pandangan yang benar, bersih dan suci, kebijaksanaan yang sangat luas. Cinta kasih dan welas asih, selalu kami rindukan dan hormati.

Cahaya yang bersih dan tak bernoda, cahaya Kebijaksanaan menghancurkan semua kegelapan. Dapat menaklukkan bencana angin badai dan api, memberi cahaya menyinari Alam Dunia.

Kasih sayang-Nya bagaikan guntur menggoncang, welas asih-Nya bagaikan awan yang sangat luas.

Hujan Dharma bagaikan siraman embun, memadamkan kobaran kerisauan.

Perdebatan di depan Hakim, ketakutan di dalam pertempuran. Dengan mengingat kekuatan Avalokitesvara, para musuh akan mundur dan bubar.

Suara mengagumkan, suara memandang mengamati Dunia, suara Brahmana, suara gelombang lautan.

Suara yang melampaui segala yang ada di Dunia, oleh karena itu harus sering mengingat-Nya.

Jangan-lah mempunyai keraguan, tentang Avalokitesvara yang Suci dan Bijaksana.

Di dalam kesengsaraan, kerisauan, kematian dan malapetaka, dapat-lah menjadi andalan.

Memiliki segala Pahala dan Jasa-Nya, memandang Makhluk Hidup dengan mata yang welas asih.

Pahala yang terkumpul bagaikan lautan yang tak terbatas, oleh sebab itu seharusnya kita bersujud dan memuja-Nya.

Pada saat itu Dharanindhara Bodhisattva, bangkit dari tempat duduk-Nya, menghadap Buddha dan berkata,

Yang Mulia, jika ada Makhluk Hidup, mendengar Jasa luhur Avalokitesvara Bodhisattva, dan menunjukkan kekuatan gaib yang tercantum dalam Buku tentang Avalokitesvara Bodhisattva, maka perlu diketahui Jasa Pahala Orang tersebut adalah tidak sedikit.

Pada saat Buddha membabarkan bagian dari Buku Jalan Penerangan ini, delapan puluh empat ribu Makhluk Hidup yang hadir dalam Persamuan itu, semuanya bertekad untuk mencapai Anuttara Samyak Sambodhi.

Sutra Teratai Jalan Penerangan Avalokitesvara Bodhisattva, selesai.

Gatha Avalokitesvara Bodhisattva
Avalokitesvara Bodhisattva Yang Mulia tidak dapat disangkal, Suci Agung ber-kalpa-kalpa lama-nya.
Tiga puluh dua Ikrar mengontak batin di seluruh Alam Semesta.
Ber-juta-juta kalpa menghilangkan kerisauan.
Air suci dalam jambangan selalu dipercikkan-Nya.
Ranting pohon willow yang ada di tangan-Nya tidak dapat dihitung telah berapa lama-nya.
Dimana saja berdoa Beliau akan tampil.
Selalu menjadi kapal penyeberang bagi Orang yang berada di lautan kesengsaraan.
Terpuji-lah Alam Lazuardi Buddha-Loka.
Maha Welas Asih Avalokitesvara Bodhisattva.

Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva Yang Agung
Avalokitesvara, ini adalah sosok Bodhisatta (sanskrit: Bodhisatva) yang nama lainnya sering juga disebut Boddhisatva Avalokitesvara dalam bentuk sosok pria berdasarkan kitab Mahayana, tetapi istilah Kuan yin dalam tradisi Tionghoa berbeda, ia merujuk pada keluarga kekaisaran yang bernama Miao Shan.

Lotus Sutra merupakan rujukan penganut Buddha aliran Mahayana. Tokoh Kuan Yin yang bermaksud “maha mendengar” atau nama Sansekertanya “Avalokiteśvara” merupakan tokoh Mahayana dan dipercayai telah menitis beberapa kali dalam alam manusia untuk memimpin umat manusia ke jalan kebenaran. Dia diberikan sifat-sifat keibuan seperti penyayang dan lemah lembut. Menurut sejarahnya Avalokitesvara adalah seorang lelaki murid Buddha, akan tetapi setelah pengaruh Buddha masuk ke Tiongkok, Avalokiteśvara berubah menjadi sosok feminin dan dihubungkan dengan legenda yang ada di Tiongkok sebagai seorang dewi.

Sang Avalokitesvara saat mencapai tingkat Boddhisatva mengucapkan ikrar suci untuk Menyelamatkan semua mahluk di jambudwipa. Tetapi sebagaimanapun usaha Sang Welas Asih, mahluk di Jambudwipa masih saja tidak terlepas dari Samsara. Pada satu kelahiran seorang di selamatkan dan memperoleh ajaran benar dari Avalokitesvara dan selama beberapa kehidupan berikutnya karena ajaran tersebut manusia tersebut mampu sedikit demi sedikit melepaskan diri dari penderitaan.

Tapi sifat mahluk di jambudwipa yang di liputi keserakahan, kebencian dan kegelapan batin. Setelah beberapa kehidupan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin kembali menyelimuti diri mereka sehingga untuk kesekian kalinya Avalokitesvara menyelamatkan mereka, untuk kesekian kalinya pula mereka kembali terjerumus ke penderitaan. Pada saat Sang Avalokitesvara mencapai batas waktu untuk memenuhi semua sumpahNya, masih banyak mahluk di Jambudwipa yang masih terjerat di lingkaran penderitaan.

Pada saat itu karena perasaan welas asihNya yang mendalam terhadap semua mahluk dan dengan melihat betapa menderitanya mereka dan melihat ketidakmampuan diriNya untuk menolong mereka, Avalokitesvara mengalami penderitaan yang sangat besar. Pada saat saat terakhir sumpah, karena besarnya penderitaan Sang Avalokitesvara akibat simpatiNya terhadap semua mahluk, tubuh Sang Welas Asih hancur menjadi debu. Tapi saat sebelum tubuhNya hancur dia meratap dan berteriak kepada seluruh Buddha di 10 penjuru alam untuk meringankan penderitaan mahluk di alam Samsara.

Karena kekuatan dari ketulusan Avalokitesvara suara ratapan tersebut terdengar di semua 31 Alam bagaikan suara guntur. Dan karena kekuatan ketulusan Avalokitesvara semua Buddha masa lampau di 10 penjuru kembali menampakan dirinya. Dengan kekuatan seluruh Buddha dari 10 penjuru tubuh Avalokitesvara dipersatukan kembali dan semua Buddha dari 10 penjuru menyumbangkan kekuatanNya untuk membantu Avalokitesvara dalam menggenapi ikrarnya.

(Di sini digambarkankan Guan Yin dikaruniai 1 pasang tangan dan 1 pasang mata dari masing masing Buddha. Setiap pejuru alam mempunyai Buddha di masa lampau yang tak terhitung banyaknya sebanyak pasir di sungai gangga. 10 penjuru alam mempunyai 10 x Buddha yang tak terhitung banyaknya.

Tiongkok & Tibet masa lampau menggambarkan konstruksi wujud Avalokitesvara yang baru dengan banyak tangan dan mata pemberian dari para Buddha, dari sinilah sebutan Chien sou Chien Yuen Guan Shi Yin Bu Sa muncul).

Sang Maha Welas Asih Kuan Im, mengajarkan sebagai berikut:
1. Melihat
Tidak selalu melihat kesalahan orang lain, melainkan selalu memperhatikan kesalahan diri sendiri.
2.     Korban
Tidak selalu mengutamakan kepentingan diri sendiri, melainkan berkorban demi kepentingan orang banyak.
3.  Murah Hati
Tidak berbuat sewenang-wenang, melainkan murah hati dan welas asih kepada semua umat manusia.
4.     Keadilan
Tidak memfitnah, membohong, dan memutar lidah, melainkan jujur, setia, dan adil.
5.     Menerima
Tidak tamak kedudukan, harta, dan segala kemilauan dunia, melainkan menerima apa adanya.
6.     Duri-duri
Tidak menumbuhkan duri-duri dalam, yaitu menyimpan rasa benci dan dendam pada orang yang tidak disenangi. Tidak melawan duri-duri luar, yaitu rasa emosi menanggapi tantangan dari orang yang mencari huru-hara, melainkan rela mencabuti duri-duri dalam dan menghindari duri-duri luar, supaya tidak menciptakan segala permusuhan.
7.     Mondar-mandir
Tidak mondar-mandir ke sana ke mari walaupun terkena hujan lebat, angin puyuh, dan terik matahari, melainkan tetap tegak lurus dan tumbuh ke atas.
8.     Mengasihi
Tidak mencari, menyesatkan dan menjerumuskan orang lain, melainkan mengasihi dan menuntun ke jalan yang benar kepada semua orang.
9.     Nafsu dan Berzinah
Tidak mengikuti keinginan untuk menyenangkan tubuh dan menuruti nafsu, melainkan sebaliknya melawan keinginan tubuh yang buruk supaya pikiran tidak menjadi kotor dan matikan segala nafsu supaya tidak melakukan perzinahan.
10.     Orang Sakit
Tidak seperti orang sakit, diobati sembuh berhenti berobat kambuh, melainkan sebaliknya kalau sekali bertaubat, maka harus rela membuang segala macam bentuk perbuatan dan pikiran yang buruk, menghimpuni kebaikan dan menyongsong hidup baru yang bersih dari noda.
11.     Bersih
Tidak hanya penampilan saja yang dibersihkan tetapi segala yang tak terlihatpun jangan lupa dibersihkan.
12.     Imbalan
Tidak memikirkan upah dan imbalan besar, kalau membantu orang harus sepenuh hati.
13.     Manfaat
Tidak memanfaatkan tenaga seseorang untuk kepentingan pribadi, tetapi mengorbankan diri sendiri untuk menolong kepentingan orang lain tanpa harapan apapun.
14.     Curang
Tidak berpangku tangan dan berbuat curang, tetapi rajin bekerja dan tidak merugikan orang lain.
15.     Berbuat Baik
Seharusnya berbuat kejahatan tidak pernah sekejap mata pun dan berbuat kebaikan untuk kekal selamanya.
16.     Obat
Tidak emberikan obat kepada orang yang tidak sakit, melainkan obat yang diberikan adalah untuk menyembuhkan penderitaan
17.     Memilih
Tidak semuanya dipilih, tetapi memilih satu di antara dua jalan yang serupa benarnya tapi berlainan arah.
18.     Menerkam
Tidak hanya menerkam keinginan dan nafsu yang kecil saja, tetapi jadilah seperti harimau yang menerkam mangsa besar dan kecil.
19.     Beban
Tidak karena merasa berat lantas dilepas, tetapi bagaimanapun beratnya beban itu tetap diangkat.
20.     Jalan
Tidak memilih jalan yang gelap dan menurun, tetapi pilihlah jalan yang mendaki dan terang.
21.     Mata
Tidak melihat kebenaran dengan mata terbuka, tetapi dengan menutup mata melihat kebenaran
22.     Kendali
Tidak membiarkan kemauan tubuh menjadi semakin liar dan tak terkendali, melainkan rela mengendalikan kemauan tubuh itu dengan kesucian.
23.     Kekerasan
Tidak melawan kekerasan dengan kekerasan, melainkan kekerasan harus dikendalikan dengan kesabaran.
24.     Mulut
Tidak menggunakan mulut untuk menjelek-jelekkan dan memfitnah orang, melainkan sebaiknya mulut harus dibersihkan dan hanya digunakan untuk memuji-muji (perkataan benar, baik).
25. Kesombongan
Tidak melawan kesombongan dengan kesombongan, melainkan melawan kesombongan dengan rendah hati.
26. Kejahatan
Tidak melawan kejahatan dengan kejahatan, melainkan melawan kejahatan dengan kebaikan dan kelemah-lembutan.
27. Telinga
Tidak hanya mendengarkan suara-suara yang memuji dan menyanjung, tetapi suara-suara yang sifatnya menjelek-jelekkan dan menjatuhkan pun diterima.
28. Pikiran
Tidak membiarkan pikiran berpikir hal-hal yang tidak baik hingga menjadi kotor, melainkan rela mengosongkan pikiran dan mengisinya dengan kebenaran-kebenaran.
29.     Mencari
Tidak mencari kebenaran disertai debu-debu kotoran dunia, tetapi mencari kebenaran harus disaring supaya kotoran-kotoran tersebut dapat tertinggal seluruhnya.
30.     Wajah
Tidak memandang wajah tetapi menilai hatinya yang baik.
31.     Melihat
Tidak melihat ke bawah yang berkemilauan, melainkan melihat ke atas yang kosong melompong.
32. Kekuatan
Tidak menggunakan kekuatan untuk menakuti dan menyiksa yang lemah, melainkan kekuatan untuk melindungi yang lemah.
33. Hati
Tidak membiarkan hati menjadi gelap, melainkan menjaga agar hati tetap terang.
34. Tahan Uji
Tidak mengindahkan godaan, melainkan mengejar kebenaran supaya tahan uji.
35.     Sadar
Tidak berbuat dosa dahulu baru kemudian sadar, melainkan sadar dulu supaya tidak berbuat dosa.
36.     Kebenaran
Tidak mencari kebenaran setelah gelap tiba, melainkan mencari kebenaran di saat fajar menyingsing.
37.     Berbuat Baik
Tidak melakukan perbuatan baik hanya kepada orang yang disenangi, melainkan berbuat baik kepada semua orang.
38. Menyenangkan
Tidak mencari jalan hanya untuk kesenangan diri sendiri, melainkan juga untuk orang lain.
39. Pendapat
Tidak memaksakan pendapat diri sendiri kepada orang banyak, melainkan menerima pendapat orang banyak.
40.  Membuahkan
Tidak membuahkan kejahatan, melainkan membuahkan kebenaran di mana-mana.
41.     Menolong
Tidak mencari kesempatan di dalam kesempitan, melainkan menolong orang didalam kesempitan.
42. Percaya
Tidak menyatakan percaya hanya di mulut saja, melainkan harus dengan perbuatan baik.
43.     Mengakui
Tidak menuduh orang lain atau mencari kambing hitam, melainkan mengakui kesalahan sendiri.
44.     Menyenangkan
Tidak membuat susah hati orang lain, melainkan selalu menyenangkan hati orang.
45.     Bekerja Keras
Tidak diam berpangku tangan dan bermalas-malasan saja, melainkan bekerja keras untuk mencari hari esok yang lebih cerah.
46.     Tamak
Tidak tamak, melainkan selalu merasa bersyukur atas apa yang sudah dimiliki
47. Jasa
Tidak mengingat-ingat jasa sendiri, melainkan harus selalu ingat akan kebaikan orang lain.
48.     Memberi dan Menerima
Tidak selalu hanya menerima saja, melainkan juga harus memberi
49.     Rahasia
Tidak membongkar rahasia orang lain, melainkan selalu menjatuhkan diri dan seolah-seolah tidak mengetahui.
50.     Cermin
Tidak bercermin hanya melihat wajah diri sendiri yang indah elok, melainkan bercermin juga mau mengamati watak diri sendiri yang kurang sempurna.

Ajaran Welas Asih Kuan Im Po Sat dalam kehidupan sehari-hari:
1.     Jika orang membuat kita susah, anggaplah itu adalah tumpukan rezeki.

2.     Mulai hari ini, belajarlah selalu menyenangkan hati orang lain

3.    Jika kamu merasa pahit dalam hidupmu dengan suatu tujuan, itulah bahagia

4.     Lari dan berlarilah yang cepat untuk mengejar hari esok.

5.     Setiap hari engkau harus merasa puas dengan apa yang kau miliki saat ini

6.     Setiap kali ada orang memberi kamu satu, kamu harus mengembalikan sepuluhkali lipat.

7.     Ingatlah kebaikan orang lain terhadap engkau, tetapi hapuskanlah semua kebaikanmu yang pernah engkau berikan kepada orang lain

8.     Walaupun benar, engkau difitnah, disalahkan dan dihukum, engkau akan mendapat pahala.

9.     Dalam keadaan salah, engkau dipuji dan dibenarkan, itu merupakan hukuman.

10.     Orang yang benar kita bela, tetapi yang salah kita beri nasehat.

11.     Jika perbuatan kamu benar tetapi kamu difitnah dan dipersalahkan, dan tetapi engkau menerimanya, maka akan datang rezeki kepadamu berlimpah ruah.

12.     Jangan selalu melihat atau mengecam kesalahan orang lain, tetapi lihatlah diri sendiri, itulah kebenaran.

13.     Orang yang baik diajak bergaul, tetapi orang yang jahat dikasihani.

14.     Kalau wajahmu seyum dan hatimu senang, pasti engkau akan aku terima.

15.     Dua orang yang saling mengakui kesalahan masing-masing, maka mereka akan bersahabat sepanjang masa.

16.     Bila saling enyalahkan, maka akan mengakibatkan putus hubungan.

17.     Kalau kamu rela dan tulus dalam menolong orang, janganlah sampai diketahui bahwa kamu sebagai penolongnya.
18.     Jangan membicarakan sedikitpun kejelekan orang lain di belakangnya, sebab kamu akan dinilai jelek oleh yang mendengarkan.

19.     Bila engkau mengetahui orang lain salah, tegurlah dengan kata-kata yang lemah lembut sehingga orang tersebut menjadi lebih insyaf.

20.     Doa dan sembah sujudmu Aku terima, apabila kamu bisa sabar dan menuruti jalanKu.