Jangan Mudah Percaya Dengan Suara dan Kemauan Hati Sendiri

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Sutra 42 Bagian, bab ke 28, Hyang Buddha bersabda: “Waspada dan berhati-hatilah! Jangan turuti kehendak anda, kehendak anda tidak boleh anda turuti! Hanya saja bila telah mencapai kesucian “Tingkat Arahat”, anda baru dapat menuruti dan mempercayai kehendak hati anda.” (Hati orang awam diliputi khayalan, kemelekatan, dan keterbalikan, kecenderungan orang awam hatinya penuh keserakahan, kebencian dan kebodohan; Begitu pula orang awam hatinya masih dicengkram oleh jejak karma masa lampau, sehingga dikuasai oleh watak, tabiat dan karakter bawah sadar yang pernah diciptakan pada masa lampau yang tidak terbatas; Hanya praktisi yang telah mencapai kesucian tingkat Arahat, hatinya sudah murni
sehingga bisa dipercaya dan bisa dituruti kehendaknya.)

Ada 6 Tahapan Untuk Mempercayai Hati Sendiri:

  1. Memperhatikan: Pola Berpikir kita apakah sesuai Dharma Kebenaran? Bila Sesuai dilakukan, bila tidak jangan dilakukan. Hidup Harus dibimbing Dharma; Kehidupan harus sesuai Dharma; Berinteraksi dengan banyak orang juga harus sesuai Dharma.
  2. Mengingat: Semua aktivitas pikiran, ucapan dan perbuatan ada sebab tentu ada akibat; Kebaikan mendatangkan keberuntungan; Kejahatan mendatangkan kemalangan; Sebelum mengambil tindakan berpikirlah tiga kali. Niat, cara dan tujuan apakah yang mau dilaksanakan? merugikan diri sendiri? merugikan orang lain? atau merugikan semua orang? niat dan tujuan jahat yang belum muncul jangan dilakukan; niat dan tujuan jahat yang sudah dilakukan segera dihentikan; Niat dan tujuan baik yang belum dilakukan segera dilakukan; Niat dan tujuan yang baik sudah dilakukan ditingkatkan.
  3. Menimbang: Semua aksi pikiran, ucapan dan perbuatan yang muncul baik atau buruk semua tersimpan digudang kesadaran kita sendiri; diketahui oleh saksi langit dan bumi; dicatat oleh Dewa Yama; Kita adalah kreator pencipta nasib dan kelak ke surga atau keneraka; Semua yang benar dan baik dilakukan; Semua yang buruk dan jahat jangan dilakukan. yakinlah dengan hukum karma yang adil dan efektif. Karma bisa berbuah sekarang, Berbuah untuk yang akan datang dan berbuah untuk masa yang lama sekali.
  4. Memutuskan: Setelah kita memperhatikan, Mengingat dan Menimbang baru kita memutuskan, apa yang harus kita lakukan!
  5. Bertindak: Semua tindakan yang sudah direncanakan dengan baik harus segera dilakukan, jangan bimbang dan ragu.
  6. Evaluasi: Niat, cara dan tujuan baik bila dilakukan belum tentu menghasilkan kebaikan; Kadang terkendala faktor manusia, kondisi, cuaca dan lingkungan bisa merusak semuanya. Untuk itu, butuh observasi dan evaluasi sebelum dan sesudah mengambil tindakan.

Salam bahagia. Amituofo.