Keyakinan dan Kesadaran
Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira
人問:何故多人不信佛? 師曰:理幽難顯,名相易持;不見性者,所以不信;若見性者,號之為佛;識佛之人,方能信入;佛不遠人,而人遠佛;佛是心作,迷人向文字中求,悟人向心而覺。迷人修因待果,悟人了無心相。迷人執物守我為己,悟人般若應用現前。愚人執空執有生滯,智人見性了相靈通。乾慧辯者口疲,大智體了心泰。菩薩觸物斯照,凡人怕境昧心。悟者日用無生,迷人見前隔佛。凡人忙在妄事,智者忙在修行,悟者見性成佛。
Orang bertanya: kenapa orang orang tidak yakin kepada Buddha? Guru menjawab: Kebenaran itu remang remang sulit ditampilkan, nama dan wujud mudah dipraktikkan. Praktisi yang tidak menampakkan kesejatian diri, sehingga tidak yakin. Bilamana praktisi sudah menampakkan kesejatian diri, disebut sebagai Buddha. Orang yang menyadari Kebuddhaannya mudah masuk kedalam keyakinan. Buddha tidak menjauhi orang, tapi orang menjauhi Buddha. Buddha dibentuk oleh hati. Orang bodoh mengarah kepada hurup hurup dan memohonnya. Orang yang sudah cerah mengarah ke hati sehingga peroleh kesadaran murni. Orang bodoh menciptakan sebab menunggu akibat. Orang yang sudah cerah memahami tiada corak hati. Orang bodoh melekat kepada objek menyimpan ‘Sang Aku’ untuk menunjukkan ‘Dirinya’. Orang yang sudah cerah gunakan prajna (kebijaksanaan bodhi) dalam penampilannya. Orang bodoh melekat kepada kosong melekat kepada eksistensi munculkan histeris. Orang bijaksana menampakkan kesejatian diri memahami perwujudan dan gaib. Pemilik kebijaksanaan kering dan cendikiawan mulutnya lelah (pelit babarkan kebenaran Dharma). Pemilik kebijaksanaan besar memahami inti hatinya damai. Bodhisattva bersentuhan dengan objek ia memancar, orang awam takut kondisi hatinya gelap. Orang yang sudah cerah setiap hari hatinya digunakan tapi tidak muncul. Orang bodoh melihat kedepan tapi terpisah dengan Buddha. (Tidak menyadari ‘dapat melihat’ itu adalah fungsi kesejatian diri / hakikat Buddha yang sedang berfungsi). Orang awam sibuk dalam urusan khayal, Orang bijak sibuk dalam membina diri, Orang yang sudah cerah menampakkan kesejatian jadi Buddha.
Salam sejahtera. Amituofo.