Aktivitas Hati Sekarang Membentuk Kondisi, Kelak Menentukan Bentuk Kelahiran

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Sutra Avatamsaka bersabda: Buddha, hati dan semua makhluk hakikatnya tidaklah berbeda.

Pertanyaannya: Kenapa sekarang Buddha, hati dan semua makhluk bisa berbeda?

Jawabannya: semua alam Dharma dhatu terciptakan oleh aktivitas hati.

Umumnya semua makhluk mempunyai hak asasi bebas berpikir dan bebas berkehendak, dan bebas bertindak. Mereka tidak menyadari semua aktivitas hati tanpa kendali atau bebas bertindak telah menciptakan karma, kelak dikurung dan dipenjara oleh karmanya sendiri. Apa yang sering mereka pikirkan ia akan menjadi.

Walau baru sekedar kehendak dicetuskan dalam niat mereka sudah ciptakan karma baru. Satu pikiran buruk muncul ia harus menerima konsekuensi kelahiran atau kondisi buruk hadir untuk nya; Sebaliknya bila pikiran baik muncul tentu ia akan menerima kelahiran atau kondisi baik hadir untuknya; Bila pikiran murni tidak tergerak ia sudah terbebas dari kurungan Triloka dhatu (Karma dhatu, rupa dhatu dan arupa dhatu). Umumnya pikiran murni bisa muncul apabila jejak karma lampau sudah reda, sekarang semua perbuatan dikendalikan oleh praktik sila, ditambah lagi praktik pertobatan dan penyesalan senantiasa dilakukan, juga tekad kuat dan keteraturan dalam bermeditasi untuk kendalikan semua gejolak hati.

Umumnya manusia awam inginkan kehidupan bebas, bebas berpikir, bebas berkehendak, bebas berbicara, bebas bersikap perilaku, bebas menyatakan pendapat, bebas berekpresi, bebas bersandiwara, dan bebas liar tidak terkendali, tentu semuanya direkam dalam gudang kesadaranya dan dicatat oleh Dewa Yama.

Aku adalah pemilik karmaku sendiri; Pewaris karmaku sendiri; Terlahir karena karmaku sendiri; Berjodoh dengan karmaku sendiri; Berkondisi dengan karmaku sendiri.

Pikiran dan aktivitas perbuatan semua yang berbeda tentu akibatnya karma semua makhluk ini di alam semesta terlihat begitu banyak jenis kelahiran, rupa, sifat, dan berbagai kondisi yang tidak terhitung banyaknya satu sama lain berbeda.

Bila manusia bebas berpikir dan berkendak tentu ia tidak bisa bebas menentukan kondisi dan bentuk kelahirannya kelak; Hanya manusia yang mampu mengendalikan gejolak hatinya saja dan sudah berhasil menaklukkan hatinya ia bisa menentukan bagaimana kondisi dan bentuk kelahiran selanjutnya.

Bebas berbuat jahat yang dilandasi kebencian ia akan dilahirkan ke neraka; Bebas berbuat jahat yang dilandasi keserakahan ia akan terlahir jadi setan kelaparan; Bebas berbuat jahat yang dilandasi kebodohan ia akan terlahir jadi binatang; Kebaikan dilandasi nafsu tanpa sila pengendalian ia akan dilahirkan jadi asura; Kebaikan yang dikendalikan oleh Pancasila Buddhis ia akan dilahirkan jadi manusia; Kebaikan yang dikendalikan oleh Dasa Kusala ia akan dilahirkan jadi Dewa; Kesucian yang dikendalikan oleh Empat Kesunyataan Mulia ia akan jadi Arahat; Kesucian yang dikendalikan oleh Paticcasamupada ia akan jadi Pratyeka Buddha; Kesucian disertai kebajikan yang dikendalikan oleh pengembangan Bodhicitta dan praktik Sad Paramita ia jadi Bodhisattva; Pengendalian, kesucian dan semua kebajikan sudah dilaksanakan dengan sempurna mencapai Kebuddhaan.

Walau hakikat semua makhluk pada intinya sama tapi karena aktivitas hati yang bebeda maka kondisi kelahirannya pun berbeda pula.

Manusia tanpa pengendalian diri hanya mau kebebasan maka ia tidak bisa terbebas dari siklus tumimbal lahir; Sebaliknya pilihan pengendalian diri menentukan kondisi dan bentuk kelahiran selanjutnya.

Semua makhluk adalah kreator nasibnya dan bentuk kelahiran selanjutnya.

Mengaku sebagai umat Buddha tetapi tidak memahami ajaran Buddha sungguh memalukan Dunia Buddha; Mengaku umat Buddha tapi maunya bebas tidak ada pengendalian diri merusak citra agama Buddha; Mengaku sebagai umat Buddha tetapi malas melakukan kebajikan dan praktik kesucian meredupkan hakikat dan potensi Kebuddhaannya sendiri.

Kita sebagai umat Buddha atau siswa Buddha harus belajar dan praktik Buddha Dharma, hanya inilah yang dapat membimbing dan melindungi diri sendiri untuk keluar dari lautan samsara.

Semoga semua makhluk menekuni ajaran Buddha berjuang membina diri agar bebas dari bodoh dan derita, svaha.

Salam pencerahan. Amituofo.