Ketuhanan Yang Maha Esa di Dalam Ajaran Agama Buddha
Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1738) kata Tuhan mempunyai arti sebagai sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Yang Maha Esa dan sebagainya.
Lambang Panca Sila Negara terdapat semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, (Berbeda-beda tetapi satu jua), ini frase di ambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, warisan Hindu-Buddha. Sila pertama dari Pancasila Negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; Kata Ketuhanan terdiri ‘Ke’ Tuhan ‘an, berarti mengarah ke sifat ke Tuhan an yang dikenal: Maha Esa, Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun dan Maha Bijaksana.
Agama Buddha mempunyai konsep Ketuhanan yang berbeda dengan agama lain. Tuhan dalam agama Buddha tidak dipersonalkan sehingga tidak dipusatkan untuk dipuja melainkan mengembangkan sifat sifat Ketuhanan menuju Dharmakaya, Kebenaran Absolut)
Dalam ajaran agama Buddha khususnya Aliran Mahayana, Buddha memiliki 3 tubuh:
- Tubuh penjelmaan (Nirmanakaya);
- Tubuh Cahaya/ Kebijaksanaan ( Sambhogakaya);
- Tubuh Absolut (Dharmakaya);
Dharmakaya dikenal sebagai Tathata (Yang Absolut) Tathata adalah kebenaran impersonal, Yang Hakiki (Yang Mutlak) bersifat transenden dan imanen; Ia transenden sebagai kenyataan absolut dan imanen selalu hadir dalam setiap makhluk.
Kata Buddha bukan nama orang melainkan gelar kesempurnaan. Setiap Buddha memiliki sifat sifat Ketuhanan yaitu:
- Maha Prajna (Maha Bijaksana);
- Sabbannuta-Nana (Maha Tahu);
- Maha Karuna (Maha Penyayang);
- Maha Vidya (Pengetahuan Sempurna);
- Dharmaraja (Penguasa Kebenaran);
- Lokanatha (Guru Jagat Dunia);
- Anuttara (Tiada Taranya);
- Sugata (Kebajikan Sempurna);
- Purusadamyasarathi (Pengajar Segenap Alam);
- Tercapainya Nirvana (Terbebas dari Fenomena dan Noumena).
Pengertian Amita Buddha, adalah A = Tidak, Mita= Terbatas, tidak terbatas cahayanya dan Tidak terbatas usia kehidupannya; sedangkan kata Buddha adalah memiliki kesadaran agung, kebajikan sempurna dan kesucian tertinggi. Amita Buddha memiliki 3 tubuh dan 10 kesempurnaan seperti yang sudah saya terangkan di atas. Amita Buddha menjadi Raja para Buddha, cahayanya menjelma jadi Buddha tidak terukur, memanifestasikan dirinya menjadi Bodhisattva tidak terbatas, memiliki 48 Ikrar Agung dan 4 Tingkatan surga!
Surganya yang tertinggi adalah Nirvana yang dihuni oleh para Buddha. Amita Buddha membimbing semua makhluk untuk memasuki surganya untuk menjadi Buddha.
Semua makhluk termasuk umat manusia dengan segala kondisi yang berbeda, pada hakikatnya memiliki benih Kebuddhaan (Tathagatagarbha) memiliki sifat-sifat Kebuddhaan (Hati adalah Buddha, Hati menjadi Buddha), berpotensi jadi Buddha, kelak bakal Jadi Buddha.
Lagi praktik dan doa umat Buddha setiap saat adalah: Semoga semua makhluk berbahagia; Pengertian bahagia dapat dibagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah kebahagiaan duniawi, berupa sehat, panjang usia, makmur, bijaksana dan bahagia; Sedangkan yang kedua adalah kebahagiaan mencapai Nirvana (sifat-sifat Ketuhanan yang mutlak, Dharmakaya).
Kesimpulannya: Agama Buddha mempunyai konsep Ketuhanan Yang Maha Esa, tapi Ketuhanan dalam agama Buddha tidak dipersonafikasikan melainkan mengembangkan sifat-sifat Ketuhanan dan mencapai Dharmakaya.
Demikian penjelasan singkat dibuat, semoga bisa dipahani dan bermanfaat, terima kasih.
Salam bahagia: Bhiksu Tadisa Paramita.