Hati Yang Sunya
Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira
Hati pada hakikatnya sunya (kosong), walau kosong tapi tanggap, walau sunyi tapi punya daya luar biasa. Bagi yg lemah kondisi diluar mempengaruhi hatinya, sehingga timbul-lenyap, pasang-surut, bertambah-berkurang, kotor-bersih dipermainkan dualitas kondisi.
Setiap kondisi memunculkan corak hati yaitu: timbul, melekat, berubah dan lenyap. Hati memunculkan kondisi hati adalah khayal. Hati terjebak kepada kondisi hati adalah kemelekatan. Hati untuk kondisi hati itulah jungkir balik, kenapa bisa tamu jadi majikannya?
Bagi para bijak, mereka gunakan hati secara bijak dan bajik, walau mereka berhadapan dengan berbagai kondisi, hati muncul tapi tidak khayal, tidak melekat, dan tidak terbalik! gunakan hati untuk kebajikan tanpa melekat kepada subjek objek kebajikan itu, karena mereka menyadari tiga hati, waktu dulu sekarang dan akan datang tidak diperoleh, juga hati tidak berada di dalam, diluar dan diantaranya. Mereka berjuang menyatukan semua potensi hati, melebur kembali jadi sunya, dalam kesunyataan tiada derita, tiara lahir, tiada kebodohan, tiada kebijaksanaan dan tiada yg diperoleh mencapai pencerahan sempurna non dualitas!
Semoga semua makhluk berbahagia, Amituofo