3 Falsafah & Tujuh Rahasia Sukses Pengusaha Tionghoa

3 Falsafah Sukses Pengusaha Tionghoa

Menurut pakar marketing Hermawan Kartajaya dari Mark Plus Inc, ada tiga nilai tradisi yang dipegang teguh oleh orang Tionghoa yang ikut mendukung kesuksesan mereka sebagai pebisnis. Berikut adalah jurus-jurus yang bisa dicontek:

Quang-Shi
Yaitu hubungan yang sangat erat antar orang Tionghoa. Ketika yang satu terlilit masalah, maka yang lain akan ikut membantu. Misalnya, saat seorang pengusaha Tionghoa bangkrut dan tak punya modal lagi untuk memulai usaha baru, pasti akan ada yang bersedia membantu, sekalipun usaha itu berpotensi rugi. Selama orang yang diberi bantuan berlaku jujur dan tidak berbuat curang, maka teman atau saudaranya akan tetap membantu, meskipun dia sudah 2-3 kali bangkrut. Tapi jika sekali saja dia berbuat curang dan bohong, maka kerabatnya akan berhenti menolong.

Wei-Chi
Yakni optimisme menghadapi krisis. ‘Wei’ artinya bahaya dan ‘chi’ artinya kesempatan. Jadi setiap kali terjadi krisis, ada dua tindakan yang harus dilakukan, yaitu melepaskan diri dari bahaya dan meraih kesempatan. Orang Tionghoa selalu berpikir positif dalam menghadapi krisis dengan mengedepankan peluang yang ada dibandingkan sibuk memikirkan kendalanya. Jadi mereka akan berusaha sekuat tenaga tanpa mengeluh untuk meraih kesempatan itu, sekecil apa pun.

Mian-Zi
Arti harfiahnya ‘muka’. Orang Tionghoa memegang prinsip, apa pun yang terjadi jangan sampai ‘kehilangan muka’ alias harga diri. Misalnya, ia punya utang dan sudah jatuh tempo. Jika tak punya uang tunai, ia rela menjual asetnya untuk melunasi utang tersebut daripada harus kehilangan harga diri.

 

Tujuh Rahasia Sukses Pengusaha Tionghoa
Orang Tionghoa, khususnya yang hidup di perantauan, kerap dianggap bertangan dingin dalam berbisnis. Inilah 7 rahasia kaum Tionghoa menjadi pengusaha sukses!

1. Terlibat sejak dini
Di kalangan pebisnis Tionghoa, melibatkan keluarga sejak dini adalah hal biasa. Bila seorang ayah membuka rumah makan, maka anak-anaknya ditugaskan menjadi pelayan, sedangkan istri menjadi kasir. Begitu anak beranjak dewasa, mereka sudah menguasai seluk-beluk bisnis di luar kepala dan menjalankannya tanpa canggung.

2. Administrasi dan pembukuan yang baik
Sangat jarang toko yang dijalankan pengusaha Tionghoa kehabisan stok barang.
Sebab mereka menerapkan sistem administrasi barang yang baik. Sedangkan pembukuan
yang baik membuat arus kas berjalan lancar.

3. Dua puluh persen biaya hidup
Sebelum bisnis benar-benar sukses (dengan kata lain sudah kaya raya), orang Tionghoa terbiasa hidup sederhana, yaitu dengan cara menggunakan hanya 20 persen dari penghasilan mereka. Bila punya pendapatan Rp 10 juta, maka yang digunakan untuk biaya hidup hanya Rp 2 juta saja dan sisanya ditabung atau diinvestasikan.

4. Berani ambil risiko
Keyakinan bahwa selalu ada kesempatan di setiap rintangan, membuat pengusaha Tionghoa lebih berani mengambil risiko. Kata gagal sepertinya sudah dihapus dari kamus mereka.

5. Survei dan belajar
Pengusaha Tionghoa yang akan memulai usaha tak segan bertanya dan belajar kepada siapa pun untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai usaha yang akan dimulainya. Mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang usaha yang akan digeluti membuat usaha mereka cepat meroket, karena sudah tahu seluk beluknya.

6. Pelayanan terbaik
Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan, ‘Jika tak pandai tersenyum, jangan membuat toko.” Maksudnya, Anda harus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Tanpa pelayanan yang memuaskan, dijamin pelanggan akan pindah ke toko sebelah.

7. Memelihara relasi
Pengusaha Tionghoa terkenal pandai menjaga hubungan dengan pelanggannya. Hal sederhana yang acap dilakukan adalah memberikan hadiah kepada pelanggan. Meski tak selalu berharga mahal, namun tetap akan meninggalkan kesan baik bagi pelanggannya, sehinga mereka ingin selalu kembali ke toko tersebut.

Sumber referensi:
http://www.pesona.co.id/3.falsafah.sukses.pengusaha.tionghoa
http://www.pesona.co.id/tujuh.rahasia.sukses.pengusaha.tionghoa