Keampuhan & Manfaat Mantra Shurangama

Di dalam Sutra Shurangama Hyang Buddha bersabda: Ananda, Dharani Kumpulan Cahaya Usnisha Buddha (Shurangama Dharani) ini melahirkan sepuluh penjuru para Buddha, sepuluh penjuru para Tathagata,  karena mantra ini memperoleh Anuttara Samyak Sambodhi. Dengan berpegangan pada mantra ini, sepuluh Penjuru para Tathagata menaklukkan semua Mara dan semua ajaran sesat. Dengan berkendaraan Dharani ini, Sepuluh Penjuru para Tathagata dapat duduk di atas Ratnapadma dan hadir di berbagai penjuru dunia yang banyaknya bagaikan butiran debu. Dengan mengandung Dharani ini, Sepuluh penjuru para Tathagata memutar Maha Dharmacakra di berbagai dunia yang banyaknya bagaikan butiran debu. Dengan menjapa Dharani ini, sepuluh penjuru para Tathagata dapat memberikan Vyakarana (ramalan pencapaian ke-Buddhaan) di sepuluh penjuru dunia. Meskipun hasil belum terwujud, namun telah menerima Vyakarana dari Buddha.

Dengan Dharani ini, Sepuluh penjuru Tathagata mampu mencabut penderitaan para insan di sepuluh penjuru, seperti derita neraka, setan kelaparan, alam hewan; derita buta, tuli dan bisu; derita kebencian, dendam dan derita berpisah dengan yang dicinta; derita tidak memperoleh apa yang diharapkan; derita merajalelanya Panca Skandha (kelompok batin) serta berbagai petaka kecil maupun besar, dalam waktu bersamaan akan dibebaskan. Kesusahan akibat perampokan, bala tentara, raja, penjara dan belenggu; Kesusahan yang ditimbulkan oleh unsur angin, api dan air, kelaparan dan kemiskinan, semua akan sirna dengan merenungkannya Dharani ini.

Dengan senantiasa mengikuti Dharani ini, sepuluh penjuru Tathagata mampu menjadi seorang Guru Pembimbing bagi sepuluh penjuru, dalam kondisi beraktivitas, diam, duduk, maupun berbaring dapat memberikan berbagai Pujana sesuai kehendak. Bahkan menjadi seorang Dharmarajaputra ditengah Pasamuan Tathagata yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai gangga.

Dengan menjalankan Dharani ini, sepuluh penjuru Tathagata mampu membimbing para kerabatnya dari berbagai kehidupan yang lampau di sepuluh penjuru, serta membuat para pengikut Hinayana tidak takut dan ragu-ragu lagi (antipati) jika mendengarkan tentang kumpulan ajaran rahasia (esoteric) yang sangat menakjubkan.

Dengan melafal Dharani ini, sepuluh penjuru Tathagata mencapai Anuttara-Samyaksambodhi duduk di bawah pohon Bodhi memasuki Mahanirvana.

Dengan membabarkan Dharani ini, sepuluh penjuru Buddha setelah Maha Parinirvana, siswa mampu mempraktikan dan melestarikan Dharma, mampu menjalankan sila dengan baik dan suci. Bila saya membabarkan keagungan Dharani ini, dari pagi sampai petang dengan suara terus mengalir tanpa terputus serta tanpa pengulangan kata, demikian seterusnya selama kalpa yang lamanya bagaikan butiran pasir sungai gangga, masih tidak akan mampu selesai mengungkapkan Nya. Dharani ini dinamakan juga Tathagata Usnisha.

Wahai Anda sekalian para pemula (siswa yang masih tahap belajar), yang belum mengakhiri tumimbal lahir, namun dengan ketulusan ingin mencapai ke-Arahatan, memasuki mandala dengan tanpa menjapa Dharani ini, serta ingin terhindar dari segala kekejian, tidak ada hal yang demikian itu (bila tidak menjapa Dharani ini).

Ananda, bila para insan di berbagai dunia, bila dapat menuliskan mantra ini (huruf Sansekerta) dan menempatkannya ke dalam kantong saku, meskipun batinnya masih kalut sehingga tidak mampu melafal dan mengingat Dharani ini, namun bila dapat membawa serta Dharani ini maupun mempersemayamkan di tempat tinggalnya, ketahuilah bahwa orang ini, dalam kehidupan ini tak akan terlukai oleh segala macam racun.

Ananda, sekarang akan Aku jelaskan kembali kekuatan kewibawaan Dharani ini kepadamu, demi melindungi para insan di dunia ini, supaya bebas dari rasa takut, supaya merealisasikan Kebijaksanaan Agung. Setelah Aku Parinirvana, bila para insan di masa yang akan datang dapat melafal, ataupun mengajari orang lain supaya melafalnya, ketahuilah bahwa para insan yang menjapanya tidak akan terbakar oleh api, tenggelam oleh air dan tak dapat dilukai oleh racun biasa maupun ganas.

Bahkan para Dewa, Naga, setan, roh langit dan roh bumi, Mara dan siluman yang suka menyesatkan, juga mantra dan doa jahat, tidak akan dapat melukai. Kekuatan Dharani ini mampu membangkitkan Samadhi dalam batin. Segala macam guna-guna dan racun yang memasuki mulut praktisi Dharani ini akan berubah menjadi Amrta. Segala bintang kejahatan, para dewa dan setan, manusia berhati racun, bila berhadapan dengan praktisi Dharani ini tidak akan bisa membangkitkan kejahatannya. Para Vinayaka (dewa rintangan) dan para raja setan kejahatan, akan timbul rasa hormat sehingga akan senantiasa melindungi.
Ketahuilah Ananda, bahwa Dharani ini senantiasa di ikuti siang dan malam oleh koti-an Para Vajraraja Bodhisattva sejumlah delapan puluh empat ribu nayuta butiran pasir sungai gangga, dan masing-masing dari mereka mempunyai kerabat para Vajra.

Bila ada insan yang menjapa Dharani ini dalam batin maupun bersuara, walaupun dengan batin yang kacau tanpa Samadhi, namun Vajraraja akan tetap senantiasa melindungi para putera berbudi tersebut. Apalagi yang dapat menjapanya dengan membangkitkan Bodhicitta dan dengan Samadhi. Maka para Vajra Bodhisattva Guhyaraja ini, akan segera memurnikan kesadaran pelafal Dharani ini, sehingga orang tersebut akan mampu mengetahui dan mengingat segala sesuatu selama delapan puluh empat ribu kalpa dengan tanpa keragu-raguan. Dari kalpa pertama sampai memperoleh tubuh terakhir sebelum mencapai Kebuddhaan, dalam setiap kelahiran tak akan lahir di alam asura raksasa, putana, kataputana, kumbandha, pisaca dan lain sebagainya, serta para setan kelaparan, yang berwujud maupun tidak, yang mampu berpikir atau tidak, maupun semua alam rendah.

Wahai Putera yang berbudi, bila melafalkan, bila mencetak maupun menyalinnya, bila membawa maupun mempersemayamkannya Dharani ini, menghaturkan berbagai pujana, maka selamanya tidak akan terlahir sebagai orang miskin maupun semua alam rendah dan tempat yang tidak menyenangkan. Walaupun orang yang demikian tidak pernah menanam bibit pahala kebajikan, namun sepuluh penjuru Tathagata akan menganugerahkan pahala kebajikan kepada orang ini. Maka dari itu, dia akan selalu bersama dengan Buddha dalam setiap kelahiran selama berkalpa-kalpa yang tak terhingga, pahalanya tak terhingga bagaikan buah ranum yang tumbuh mengumpul, selamanya bersama dalam membina diri (dengan Bodhisattva yang hendak mencapai Kebuddhaan). Oleh karena itulah Dharani ini mampu membuat orang yang pernah melanggar sila dan menyesalinya juga segera bertobat, akan tersucikan kembali akar silanya. Bagi yang belum memperoleh sila akan memperoleh sila (memperoleh kemampuan bertahan menjalankan sila); Yang tidak tekun akan menjadi tekun, yang tidak memiliki kebijaksanaan akan menjadi bijaksana, yang tidak suci akan segera mampu menjalankan kehidupan suci, yang tidak mampu menjalankan sila, akan menjadi mampu.

Ananda, saat putera yang berbudi menjapa Dharani ini, akan mampu melenyapkan segala pelanggaran sila yang telah dilakukannya sebelum memperoleh dan memulai menjapa Dharani ini, baik itu pelanggaran ringan maupun berat. Dari bermabuk-mabukkan, gemar mengkonsumsi lima sayuran menyengat dan berbagai kebiasaan yang tidak suci yang dilakukannya sebelum mengenal Dharani ini, setelah dia menjapanya, maka Para Buddha Bodhisattva, Vajra dan para Deva tidak akan memandangnya sebagai pendosa.

Walaupun mengenakan pakaian usang dan tidak bersih, namun segala aktivitasnya akan menjadi murni. Walau tak membangun mandala, tak memasuki tempat ibadah, dan tak menjalankan formalitas ajaran tertentu, bila melafalkan Dharani ini, maka akan memperoleh pahala bagaikan memasuki mandala dan menjalankan segala aturannya.

Bila telah melakukan lima dosa besar/Pancanantaryakarma (membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh arahat, melukai Buddha, memecah belah Sangha) dan catvarahparajikadharmah (pelanggaran berat untuk para bhiksu), namun telah bertobat dan tak mengulanginya lagi, dengan menjapa Dharani ini, maka karma berat seperti itu akan sirna bagaikan angin kencang meniup pasir sampai tak tersisa sedikitpun.

Ananda, bila ada insan yang telah melakukan berbagai karma buruk baik itu ringan maupun berat, yang dilakukan sejak berkalpa yang lampau, dan tidak sempat melakukan formalitas pertobatan, bila dapat melafal , menyalin, membawa serta dan mempersemayamkannya di rumah maupun halaman, maka karma buruk tersebut akan sirna bagaikan salju yang tersiram air panas, dan dalam waktu singkat akan mewujudkan Anuttpatikadharmaksanti (Pencerahan memahami realitas ketidakmunculan).

Dan lagi, Ananda, bila ada seorang wanita yang belum melahirkan putera atau puteri dan memohon ingin mengandung, bila dapat dengan sepenuh hati mengingat dan merenungkan Dharani ini, atau membawa serta Dharani ini, maka akan melahirkan putera maupun puteri yang memiliki berkah dan kebijaksanaan.

Bagi yang menginginkan panjang usia, akan memperoleh panjang usia; Barang-siapa ingin supaya perbuatan baiknya segera berbuah, maka akan segera memperoleh buah karma baiknya. Mengenai nyawa dan kesehatan juga demikian halnya. Setelah akhir hidupnya, akan terlahir di sepuluh penjuru Tanah Suci sesuai kehendak, dan sudah pasti tidak akan terlahir di tempat yang menderita, apalagi alam rendah.

Ananda, jika di berbagai negara atau wilayah, terjadi bencana kelaparan dan wabah penyakit, atau bencana senjata dan kejahatan merajalela, atau peperangan yang tiada hentinya, ataupun wilayah yang dilanda bencana kekeringan, angin ribut/topan dan hujan es, tulislah Dharani ini dan semayamkan di empat penjuru pintu kota serta berbagai tempat ibadah/vihara maupun Dvaja Dharani, kerahkanlah supaya para insan di negeri itu menyambut dan menerima Dharani ini, bersujud dan menghormati, sepenuh hati memberikan pujana, setiap penduduk membawanya serta di badan, masing-masing mempersemayamkannya di rumah kediamannya, maka semua petaka itu akan sirna.

Ananda, bila dimana–mana ada Dharani ini, tiap penduduk mempunyai Dharani ini, maka Dewa dan Naga akan bersuka cita, hujan akan turun pada waktunya, hasil panen akan melimpah, aman dan tenteram. Demikian pula, Dharani ini dapat mengendalikan segala bintang kesialan dan petaka supaya tidak membuat kekacauan. Segala malapetaka tidak akan timbul, penduduk juga tidak akan memperoleh bencana yang membuat pendek usia, segala jerat dan belenggu tak akan membelenggu tubuh, tidur dengan tentram tanpa mimpi buruk.

Ananda, ketahuilah bahwa dunia Saha ini ada delapan puluh empat ribu bintang petaka dan kesialan yang dikepalai oleh dua puluh delapan bintang petaka, dengan delapan bintang malapetaka sebagai pimpinannya. Saat mereka dengan berbagai rupa muncul di dunia, maka akan menimbulkan berbagai malapetaka bagi para insan, namun di tempat dimana ada Dharani ini, semua petaka akan sirna. Dalam jarak dua belas yojana akan menjadi simabandhana, segala petaka selamanya tidak akan sanggup memasuki. Oleh karena itulah Tathagata membabarkan Dharani ini, supaya di masa yang akan datang dapat melindungi para sadhaka yang baru belajar, sehingga mampu memasuki Samadhi, jasmani dan rohaninya selalu diliputi ketenangan, memperoleh ketenteraman. Bahkan tidak akan ada para Mara, setan dan dewa, maupun para musuh sejak berbagai kehidupan yang lampau, tidak akan ada yang sanggup melukai praktisi ini. Engkau dan para siswa di tengah pasamuan ini, serta para sadhaka di masa yang akan datang, dengan berdasarkan instruksi pendirian mandala dari Ku, jalankanlah sila, terimalah sila dari seorang Bhiksu yang benar–benar menjalankan sila dengan murni, saat melafal Dharani ini, dalam hati jangan sampai timbul keraguan maupun kemalasan. Maka para putera berbudi itu ( Dalam Garis Lurus Shurangama disebutkan bahwa Putera berbudi adalah istilah bagi siswa Buddha yang tidak melakukan empat pelanggaran sebagai berikut: 1. Tidak mematuhi aturan mandala dari instruksi Guru; 2. Sila yang ternoda; 3. Menghina Guru Akar; 4. Ragu-ragu, tidak memiliki keyakinan) dengan tubuh yang dilahirkan oleh ayah dan ibu ini (tubuh saat ini juga), jika tidak bisa memperoleh pencapaian penembusan hati, maka sepuluh penjuru Tathagata telah berdusta.

Setelah Buddha membabarkannya, ratusan ribu para Vajra bersama bersujud pada Buddha, dan berkata: “Seperti yang dikatakan oleh Buddha, dengan sepenuh hati, Saya akan melindungi siapapun yang membina diri dalam Bodhicitta”.

Kemudian, Raja Brahma dan Dewa Indra serta Catur Maharajika bersujud pada Buddha dan berkata, “Bila ada orang bajik yang menekuninya, Saya akan dengan sepenuh hati melindunginya, supaya dalam kehidupannya ini segala harapannya akan terkabul.”

Para Jenderal Yaksa yang jumlahnya tak terhingga, para Raja Raksasa, Raja Putana, Raja Kumbandha, Raja Pisaca, Vinayaka, para Raja Setan dan para panglima setan, bersujud pada Buddha, “Saya juga bersumpah melindungi orang tersebut, supaya dapat segera menyempurnakan Bodhicittanya”.

Ada lagi, para pangeran Dewa Surya dan Candra yang banyaknya tak terhingga, para Dewa Hujan dan Vayu, Awan dan Guntur, serta Dewa Petir dan lain sebagainya, Dewa Tahunan dan Para Kerabat Perbintangan di pasamuan, bersujud pada Buddha, dan berkata: “Saya juga akan melindungi para sadhaka tersebut, mendirikan tempat ibadah dengan tenteram, serta bebas dari rasa takut”.

Para Dewa Gunung dan Dewa Samudera yang jumlahnya tak terhingga, para Dewa Tanah, Air dan Dewa-Dewa penguasa berbagai hal di bumi, Raja Vayu, Arupa Deva, bersujud pada Buddha, dan berkata: “Saya juga melindungi sadhaka tersebut, supaya memperoleh Bodhi, selamanya tiada hal-hal buruk”.

Saat itu, delapan puluh empat ribu nayuta koti buritan pasir gangga para Vajragarbharaja Bodhisattva di pasamuan, bangkit dari tempat duduknya, bersujud pada kaki Buddha dan berkata: “Bhagavan, seperti halnya kita, yang telah membina diri sejak masa lampau dan mencapai Bodhi, namun kita semua tidak memasuki Nirvana, untuk selalu mengikuti Dharani ini, untuk melindungi para sadhaka sejati yang menekuni Samadhi di masa penghujung Dharma. Bhagavan, sadhaka yang ingin memperoleh Samadhi benar, bila dia sedang berada di tempat ibadah maupun melakukan perjalanan, bahkan bila mereka melafalkan Dharani ini dengan tidak mengetahui cara memusatkan pikiran, kami semua tetap akan melindungi orang tersebut. Raja Mara dan Mahesvara Raja tidak akan dapat memperoleh kesempatan mengganggu. Para dewa dan setan kecil akan mengambil jarak sepuluh yojana menjauh dari orang bajik praktisi itu, kecuali bila mereka semua juga membangkitkan Bodhicitta ingin menekuni samadhi. Bhagavan, demikianlah para Mara jahat dan kerabatnya, bila hendak mengganggu orang bajik itu, saya akan menggunakan Vajra mustika menghancurkan kepalanya sampai lebur menjadi debu, supaya orang itu “mendapatkan segala sesuatunya terjadi sesuai kehendak”.

Shurangama Dharani

Namo Shurangama Sarva  Buddha  Bodhisattva (3X)

Dharani yang luhur dan indah, yang dijunjungi tak tergerak.
Raja Shurangama Yang Terunggul jarang terdapat di dunia.
Mencairkan  pikiran menyimpangku yang terkumpul selama jutaan kalpa.
Sehingga aku tidak usah menunggu kalpa yang tak terhitung untuk mencapai Dharmakaya.
Aku berharap sekarang dapat mencapai hasil dan menjadi raja yang dijunjungi.
Kemudian kembali untuk menyelamatkan makhluk yang banyaknya bagai butir pasir di sungai Gangga.
Ku persembahkan pikiran luhur ini kepada Tanah Buddha yang tak terhitung bagaikan titik debu.
Inilah yang dapat membalas segala kebaikan yang diberikan Sang Buddha.
Aku memohon agar Yang Dijunjungi sekarang menyaksikan.
Aku berikrar untuk memasuki periode lima kerusuhan.
Selama masih ada satu makhluk saja yang belum menjadi Buddha.
Pada saat kematian aku tidak akan mencari kesenangan Nirvana.
Semoga kekuatan, kebaikan dan welas asih dari Pahlawan yang paling dimuliakan.
Terpancar keluar dan menghapuskan keraguanku yang paling halus.
Membuatku segera mencapai Penerangan sempurna.
Dan duduk di dalam Bodhi Mandala di sepuluh penjuru dunia.
Sekalipun sifat Sunyata habis terkikis sama sekali.
Ikrar kekal ini tidak pernah melemah.
Namo para Buddha yang selalu berdiam di sepuluh penjuru.
Namo para Dharma yang selalu berdiam di sepuluh penjuru.
Namo para Sangha yang selalu berdiam di sepuluh penjuru.
Namo Shakyamuni Buddha.
Namo Shurangama yang terutama berasal dari urna Sang Buddha.
Namo Avalokitesvara Bodhisattva.
Namo Vajragarbha Bodhisattva.
Pada saat itu, tak terhitung cahaya terang memancar dari urna Yang Dijunjungi dan teratai mulia berkelopak muncul di tengah-tengah cahaya tersebut.
Di atas bunga mulia itu duduk tubuh transformasi dari Tathagata.
Dari atas urna-Nya memancar tak terhitung cahaya terang ke sepuluh penjuru.
Setiap pancaran cahaya-Nya menerangi ke seluruh ruang angkasa di mana-mana.
Malaikat vajra pelindung Dharma yang banyaknya bagaikan butir-butir pasir di sepuluh sungai Gangga.
Masing-masing membawa sebuah gunung dan mengangkat sebuah Vajra.
Persamuan besar itu menatap ke atas dengan kagum bercampur gentar.
Mengharapkan perlindungan-Nya yang welas asih.
Mereka mendengarkan dengan sepenuh hati.
Kemudian tubuh transformasi di atas urna itu memancarkan cahaya indah dan mantra suci ini.

Section 1: The Vajra Division (Eastern Direction)
NAMO SARVA TATHAGATA SUGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHASYA.
NAMO SARVA TATHAGATA KOTI USHNISHA. NAMO SARVA BUDDHA BODHISATTVEBHYAH.
NAMO SAPTANAM SAMYAK-SAMBUDDHA KOTINAM, SASRAVAKA SAM-GHANAM.
NAMO LOKE ARHANTANAM.
NAMO SROTAPANNANAM. NAMO SAKRIDAGAMINAM. NAMO ANAGAMINAM.
NAMO LOKE SAMYAK-GATANAM SAMYAK-PRATIPANNANAM.
NAMO RATNA-TRAYAYA.
NAMO BHAGAVATE DRIDHA-SURA SENA PRA-HARANA RAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA.
NAMO BHAGAVATE AMITABHAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA.
NAMO BHAGAVATE AKSHOBHYAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA.
NAMO BHAGAVATE BHAISHAJYA-GURU-VAIDURYA-PRABHA-RAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA.
NAMO BHAGAVATE SAMPUSHPITA SALENDRA RAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA.
NAMO BHAGAVATE SAKYAMUNAYE TATHAGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA.
NAMO BHAGAVATE RATNA KUSUMA KETU RAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA.
NAMO BHAGAVATE TATHAGATA KULAYA.
NAMO BHAGAVATE PADMA KULAYA.
NAMO BHAGAVATE VAJRA KULAYA.
NAMO BHAGAVATE MANI KULAYA.
NAMO BHAGAVATE GAJA KULAYA.
NAMO DEVASINAM. NAMO SIDDHA VIDYA-DHARANAM.
NAMO SIDDHA VIDYA–DHARA RISHINAM, SUPANU-GRAHA SAMARTHANAM.
NAMO BRAHMANE. NAMO INDRAYA. NAMO RUDRAYA UMA-PATI SAHEYAYA.
NAMO NARAYANAYA LAKSHMI SAHEYAYA PANCA MAHA-MUDRA NAMAS-KRITAYA.
NAMO MAHAKALAYA TRIPURA-NAGARA VIDRAVANA KARAYA ADHI-MUKTIKA SMASANA VASINI MATRI-GANA NAMAS-KRITAYA.
EBHYO NAMAS-KRITVA IMAM BHAGAVANTAH TATHAGATOSHNISHAM SITATAPATRAM.
NAMO APARAJITAM PRATY-ANGIRAM.
SARVA DEVA NAMAS-KRITAM. SARVA DEVEBHYAH PUJITAM. SARVA DEVESA PARIPALITAM.
SARVA BHUTA GRAHA NIGRAHA-KARIN. PARA VIDYA CHEDANA-KARIN. DUR-DANTANAM SATTVANAM DAMAKAM DUSHTANAM NIVARANIN.
AKALA-MRITYU PRA-SAMANA-KARIN.
SARVA BANDHANA MOKSHANA-KARIN. SARVA DUSHTA DUH-SVAPNA NIVARANIN CATURASITINAM GRAHA SAHASRANAM VIDHVAMSANA-KARIN. ASHTA-VIMSATINAM NAKSHATRANAM PRASADANA-KARIN. ASHTANAM MAHA GRAHANAM VIDHVAMSANA-KARIN. SARVA SATRU NIVARANIN. GHORAM DUH-SVAPNANAM CA NASANIN. VISHA SASTRA AGNI UDAKA UT-TARANIN. APARAJITA GHORA, MAHA-BALA CANDAM, MAHA-DIPTAM, MAHA-TEJAM, MAHA-SVETAM JVARA, MAHA-BALA-SRIYA-PANDARAVASINI
ARYA-TARA BHRI-KUTIM CED VA VIJAYA VAJRA MALITI, VI-SRUTAM PADMAKSHAN, VAJRA-JIHVA CAH MALA CED VA APARAJITAM, VAJRA-DANDI VISALA CA SANTA VAIDEHA PUJITAH, SAUMI RUPA.
MAHA SVETAM, ARYA-TARA, MAHA-BALA APARAJITA, VAJRA SAMKALA CED VAH VAJRA KAUMARIH KULAM-DHARI, VAJRA HASTA CA MAHA VIDYA TATHA KANCANAH MALIKAH, KUSUMBHA RATNA CED VA VAIROCANA KUTA-STHOSHNISHA, VI-JRIMBHA MANA CA VAJRA KANAKA PRABHA LOCANAH, VAJRA-TUNDI CA SVETA CA KAMALAKSHA,SASI-PRABHA, ITY-ADI MUDRA GANAH, SARVE RAKSHAM KURVANTU ITTAM MAMASYA.

Section 2: The Jewels Division (Southen Direction)
OM! RISHI-GANA PRA-SASTA TATHAGATOSHNISHA SITATAPATRAM HUM BHRUM
JAMBHANA HUM BHRUM
STAMBHANA HUM BHRUM
MOHANA HUM BHRUM
MATHANA HUM BHRUM
PARA VIDYA SAM-BHAKSHANA-KARA HUM BHRUM
SARVA DUSHTANAM STAMBHANA-KARA HUM BHRUM
SARVA YAKSHA RAKSHASA GRAHANAM VIDHVAMSANA-KARA HUM BHRUM
CATURASITINAM GRAHA SAHASRANAM VINASANA-KARA HUM BHRUM
ASHTA-VIMSATINAM NAKSHATRANAM PRA-SADANA-KARA HUM BHRUM ASHTANAM MAHA GRAHANAM VIDHVAMSANA-KARA RAKSHA RAKSHA MAM.
BHAGAVAN TATHAGATOSHNISHA, MAHA PRATY-ANGIRE, MAHA SAHASRA-BHUJE,
SAHASRA-SIRSHAI, KOTI SATA SAHASRA-NETRE, ABHEDYA JVALITA NATANAKA,
MAHA VAJRA-DHARA TRIBHUVANA MANDALA,
OM! SVASTI BHAVANTU ITTAM MAMASYA.

Section 3: The Lotus Division (Western Direction)
RAJA-BHAYA, CORA-BHAYA, AGNI-BHAYA, UDAKA-BHAYA, VISHA-BHAYA, SASTRA-BHAYA, PARACAKRA-BHAYA, DUR-BHIKSHA-BHAYA, ASANI-BHAYA, AKALA-MRITYU-BHAYA, DHARANI-BHUMI-KAMPA-BHAYA, ULKA-PATA-BHAYA, RAJA-DANDA-BHAYA, NAGA-BHAYA, VIDYUT-BHAYA, SUPARNIN-BHAYA
DEVA-GRAHA, NAGA-GRAHA, YAKSHA-GRAHA, GANDHARVA-GRAHA, ASURA-GRAHA, GARUDA-GRAHA, KIMNARA-GRAHA, MAHORAGA-GRAHA, RAKSHASA-GRAHA, PRETA-GRAHA, PISACA-GRAHA, BHUTA-GRAHA, PUTANA-GRAHA, KATAPUTANA-GRAHA, KUMBHANDA-GRAHA, SKANDA-GRAHA, UNMADA-GRAHA, CHAYA-GRAHA, APA-SMARA-GRAHA, DAKA-DAKINI-GRAHA, REVATI-GRAHA, OJAHARINYA, GARBHAHARINYA, JATAHARINYA, JIVITAHARINYA, RUDHIRAHARINYA, VASAHARINYA, MAMSAHARINYA, MEDHAHARINYA, MAJJAHARINYA, VANTAHARINYA, ASUCYAHARINYA, CITTAHARINYA,
TESHAM SARVESHAM SARVA GRAHANAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI PARI-VRAJAKA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI DAKA DAKINI KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI MAHA-PASUPATI RUDRA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI TATTVA GARUDA SAHEYA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI MAHA-KALA MATRI-GANA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI KAPALIKA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI JAYAKARA-MADHUKARA SARVARTHA-SADHANA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI CATUR-BHAGINI KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI BHRINGI-RITI NANDIKESVARA GANAPATI SAHEYA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI NAGNA SRAMANA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI ARHANTA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI VITA-RAGA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI BRAHMA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI RUDRA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI NARAYANA KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI VAJRA-PANI GUHYAKADHIPATI KRITAM.
VIDYAM CHIDAYAMI KILAYAMI RAKSHA RAKSHA MAM BHAGAVAN ITTAM MAMASYA.

Section 4: The Buddha Divison (Central Direction)
BHAGAVAN SITATAPATRA NAMO STUTE.
ASITA NARAKAH PRABHA SPHUTA VI-KAS SITATAPATREH,
JVARA JVARA, DAKA DAKA, VI-DAKA VI-DAKA,
DALA DALA, VI-DALA VI-DALA, CHIDA-CHIDA,
HUM HUM PHAT PHAT PHAT PHAT PHAT SVAHA HE HE PHAT.
AMOGHAYA PHAT. APRATIHATAYA PHAT.
VARA-PRADAYA PHAT. ASURA VIDARAKAYA PHAT.
SARVA DEVEBHYAH PHAT.
SARVA NAGEBHYAH PHAT. SARVA YAKSHEBHYAH PHAT.
SARVA GANDHARVEBHYAH PHAT.
SARVA ASUREBHYAH PHAT.
SARVA GARUDEBHYAH PHAT.
SARVA KIMNAREBHYAH PHAT.
SARVA MAHORAGEBHYAH PHAT.
SARVA RAKSHASEBHYAH PHAT.
SARVA BHUTEBHYAH PHAT. SARVA PISHACEBHYAH PHAT.
SARVA KUMBHANDEBHYAH PHAT.
SARVA PUTANEBHYAH PHAT.
SARVA KATAPUTANEBHYAH PHAT.
SARVA AUSHTRAKEBHYAH PHAT. SARVA DUR-LANGHITEBHYAH PHAT.
SARVA DUSH-PREKSHITEBHYAH PHAT.
SARVA JVAREBHYAH PHAT.
SARVA KRITYA KARMANI KAKHORDEBHYAH PHAT.
SARVA APASMAREBHYAH PHAT.
SARVA SHRAMANEBHYAH PHAT.
SARVA TIRTHIKEBHYAH PHAT.
SARVA UNMADEBHYAH PHAT.
SARVA VIDYA ACHARYEBHYAH PHAT.
JAYAKARA-MADHUKARA SARVATHA-SADHAKEBHYO VIDYAACHARYEBHYAH PHAT.
CATUR-BHAGHINIBHYAH PHAT.
VAJRA KAUMARI KULAM-DHARI VIDYARAJEBHYAH PHAT.
MAHA PRATY-ANGIREBHYAH PHAT.
VAJRA SAMKALAYA PRATY-ANGIRA RAJAYA PHAT.
MAHAKALAYA MATRI-GANA NAMAS-KRITAYA PHAT.
INDRAYA PHAT. BRAHMANAYA PHAT. RUDRAYA PHAT. VISHNUYA PHAT.
VAISNAVIYE PHAT. BRAHMIYE PHAT. VARAHIYE PHAT. AGNIYE PHAT.
MAHA-KALIYE PHAT. RAUDRIYE PHAT. KALA-DANDIYE PHAT. AINDRIYE PHAT.
MATRIYE PHAT. CHAMUNDRIYE PHAT. KALA-RATRIYE PHAT. KAPALIYE PHAT.
ADHI-MUKTIKA SMASANA VASINIYE PHAT. YE KECID SATTVA.

Section 5: The Karma Division (Northern Direction)
DUSHTA-CITTA, PAPA-CITTA, RAUDRA-CITTA, VI-DVE-SHA-CITTA, AMITRA-CITTA,
UT-PADAYANTI, KILAYANTI, MANTRAYANTI, JAPANTI, CYUT HANTI.
OJAHARA, GARBHAHARA, RUDHIRAHARA, MAMSAHARA, MEDHAHARA, MAJJAHARA, VASAHARA, JATAHARA, JIVITAHARA, BALYAHARA, MALYAHARA, GANDHAHARA, PUSHPAHARA, PHALAHARA, SASYAHARA.
PAPA-CITTA, DUSHTA-CITTA, RAUDRA-CITTA
DEVA-GRAHA, NAGA-GRAHA, YAKSHA-GRAHA,
GANDHARVA-GRAHA, ASURA-GRAHA, GARUDA-GRAHA,
KIMNARA-GRAHA, MAHORAGA-GRAHA, RAKSHASA-GRAHA,
PRETA-GRAHA, PISACA-GRAHA, BHUTA-GRAHA,
PUTANA-GRAHA, KATAPUTANA-GRAHA, KUMBHANDA-GRAHA,
SKANDHA-GRAHA, UNMADA-GRAHA, CHAYA-GRAHA,
APASMARA-GRAHA. DAKA-DAKINI-GRAHA, REVATI-GRAHA,
JAMIKA-GRAHA, SAKUNI-GRAHA, MATRI-NANDI-GRAHA,
MUSHTIKA-GRAHA, KANTHAPANINI-GRAHA, MISHIKA-MAHISHAKA-GRAHA,
MRIGARAJA-GRAHA, MATRIKA-GRAHA, KAMINI-GRAHA,
MUKHA-MANDIKA-GRAHA, LAMBA-GRAHA.
JVARA EKAHIKA, DVAITIYAKA, TRAITIYAKA, CATURTHAKA,
NITYA-JVARA, VISHAMA-JVARA,
VATIKA, PAITTIKA, SLAISHMIKA, SAM-NIPATIKA, SARVA JVARA,
SIRO’RTI, ARDHAVABHEDAKA, AROCAKA,
AKSHI ROGAM, MUKHA ROGAM, HARDA ROGAM,
GHRANA SULAM, KARNA SULAM,
DANTA SULAM, HRIDAYA SULAM, MARMAN SULAM,
PARSVA SULAM, PRISHTHA SULAM, UDARA SULAM,
KATI SULAM, VASTI SULAM, URU SULAM, NAKHA SULAM,
HASTA SULAM, PADA SULAM, SARVA ANGA-PRATYANGA SULAM;
BHUTA, VETADA, DAKA DAKINI, JVARA, DADRU, KANDU, KITIBHA, LUTA, VAISARPA, LOHA-LINGA; SASTRA SAM-GARA, VISHA YOGA, AGNI UDAKA, MARA VAIRA KANTARA, AKALA-MRITYU;
TRY-AMBUKA, TRAI-LATA, VRISCIKA, SARPA, NAKULA, SIMHA, VYAGHRA, RIKSHA, TARAKSHA, CAMARA, JIVITA BHITE TESHAM SARVESHAM.
MAHA SITATAPATRA, MAHA VAJROSHNISHA, MAHA PRATY-ANGIRAM,
YAVAT DVADASA YOJANA ABHY-ANTARENA
SIMA BANDHAM KAROMI. DISA BANDHAM KAROMI. PARA VIDYA BANDHAM KAROMI.
TEJO BANDHAM KAROMI. HASTA BANDHAM KAROMI. PADA BANDHAM KAROMI.
SARVA ANGA-PRATYANGA BANDHAM KAROMI.
TADYATHA:

OM! ANALE ANALE VISADA VISADA, BANDHA BANDHA BANDHANI BANDHANI,
VIRA VAJRAPANI PHAT, HUM BHRUM PHAT SVAHA.
NAMO SARVA TATHAGATA SUGATAYA ARHATE SAMYAK-SAMBUDDHAYA
SIDDHYANTU MANTRAPADAYA SVAHA.

Parinamana Gatha (Gatha Pelimpahan Jasa)

Di hadapan Pasamuan agung para makhluk-makhluk suci, dengan sujud dan sepenuh hati melafalkan Dharani gaib Shurangama, dipersembahkan kepada kelompok Triratna, semua naga, dewa, pelindung Sangha Arama dan semua makhluk suci, berdoa dengan penuh harapan:

Semoga semua makhluk di tiga alam menyedihkan dan delapan kondisi tidak menguntungkan tanpa kecuali di bebaskan dari penderitaan.
Semoga semua pemberi empat budi besar dapat memberikan manfaat dan keuntungan kepada semua makhluk di Triloka.
Semoga perbatasan negara aman tentram dan operasi militer di akhiri.
Semoga angin dan hujan turun dengan teratur dan rakyat hidup tentram dan bahagia.
Semoga kita semua dapat melatih diri melaksanakan praktik tanpa mundur mencapai sepuluh Dasa Bumi tanpa kesulitan.
Semoga vihara tidak tercemar, terbebas dari kekhawatiran dan kejahatan.
Semoga para umat yang berkeyakinan dan berlindung mengembangkan kebahagiaan dan kebijaksanaan.

Mantra pendek Shurangama:

OM  ANALE  ANALE  VISADA  VISADA  BANDHA  BANDHA  BANDHANI  BANDHANI  VIRA VAJRAPANI  PHAT   HUM   BRUM   PHAT  SVAHA (setiap hari dilafalkan minimum 21 kali).