Kumpulan Artikel Kebahagiaan

Berkhayal Bikin Orang Tak Bahagia
Jangan terlalu sering berkhayal karena berpotensi mengganggu produktivitas dan kebahagiaan Anda.

Menurut perhitungan para peneliti di Harvard University, seseorang menghabiskan sekitar setengah waktu kerjanya membayangkan masa depan atau memikirkan kejadian yang sudah lampau. Para psikolog yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa waktu berkhayal tersebut tak hanya mengganggu waktu kerja, tetapi juga membuat seseorang secara garis besar tidak bahagia.

Ternyata, seseorang merasa lebih bahagia ketika ia bisa menerima keadaan di masa sekarang. Artinya, tidak memikirkan atau membayangkan dirinya berada di sebuah posisi lain di dunia ini. Para peneliti menemukan bahwa kita bisa menghabiskan 46,9 persen waktu kita untuk berkhayal. Saat ini, tanpa kita sadari, kita membuat diri tidak bahagia dan menekan rasa bahagia.

Sering kali, secara sukarela, kita berkhayal sambil mendengarkan musik, beristirahat, bekerja, atau duduk di hadapan komputer. Namun, saat kita membaca, menonton televisi, dan mengerjakan pekerjaan rumah memiliki efek terhadap aktivitas otak. Penilaian kebahagiaan tertinggi yang dirasakan oleh seseorang justru terjadi ketika sedang berkomunikasi aktif dengan teman-teman. Teori ini juga menjelaskan mengapa banyak orang yang memilih menghabiskan waktu kosong dengan melakukan olahraga ekstrem, mengikuti banyak kegiatan klub, dan berkumpul bersama teman-teman untuk ngobrol.

Untuk studi ini, para periset mengembangkan sebuah aplikasi khusus iPhone, yang mengutarakan tiga pertanyaan acak kepada 2.250 relawan yang tersebar di seluruh dunia. Aplikasi tersebut menanyakan: “Apa yang sedang Anda rasakan saat ini?”, “Apa yang sedang Anda kerjakan saat ini?”, dan “Apakah Anda sedang berkhayal melakukan sesuatu yang berbeda dari yang sedang Anda kerjakan saat ini?”

7 Komponen Kebahagiaan

Para peneliti di Australia meneliti mengenai hal-hal yang bisa membuat seseorang merasa bahagia. Mereka menemukan adanya 7 hal yang membuat seseorang merasa bahagia. Hasil penemuan tersebut diterbitkan dalam jurnal The Psychological Science. Apa saja hasilnya?
1.     Gaya hidup yang sehat.
2.     Bisa menyemat mimpi.
3.    Mampu menaruh angan dan tujuan hidup yang masuk akal.
4.     Percaya bahwa dirinya bisa merealisasikan tujuan dan harapannya.
5.     Penuh cinta dan kesukaan.
6.     Memiliki kehidupan sosial yang sehat.
7.     Memiliki pasangan hidup yang tepat dan sepadan.

Para penulis dari peneliti tersebut menyatakan bahwa poin terakhir itu merupakan kunci dari poin-poin yang lainnya. Dipercaya, pemilihan pasangan yang sepadan dan mampu mendukungnya dalam semua aspek bisa memengaruhi banyak hal lain. Masalah dalam keluarga bisa mengarah kepada kegagalan dalam bentuk hidup lainnya, namun memahami bahwa Anda memiliki teman hidup yang kuat dan bisa mendukung akan membuat seseorang lebih percaya diri dan tenang. Hal ini yang akan menjamin kesuksesan seseorang, setidaknya begitu dari hasil penelitian dari aspek psikologis penelitian ini.

Uniknya, kesejahteraan dan kepenuhan dalam segi harta tidak dimasukkan dalam “bahan baku” kebahagiaan seseorang. Karena menurut para peneliti, uang hanya bagian atau komponen dan konsekuensi dari poin 5 (pemenuhan pekerjaan favorit), dan uang sendiri tidak memengaruhi kebahagiaan.

5 Kebiasaan Sepele yang Bikin Kita Bahagia

Setiap orang tentu ingin bahagia. Namun, tak semua orang paham, sesungguhnya kita tak perlu menjadwalkan liburan ke luar negeri atau menanti saat mendapatkan hadiah doorprize untuk mencapai kebahagiaan itu. Riset terbaru menunjukkan, melakukan tindakan sepele sehari-hari juga bisa membuat pikiran kita jadi lebih positif. Akibatnya, mood pun selalu bagus. Ayo, bentuk kebiasaan itu mulai dari sekarang.
Pukul 09.00: Minum teh hijau. Mereka yang minum minimal 4 gelas teh hijau dalam sehari berisiko 44 persen lebih rendah mengalami depresi. Senyawa theanine bisa mendorong produksi serotonin dan membuat kita lebih nyaman.

Pukul 12.00: Mulai proses detoks. Bawalah bekal makan siang berupa makanan yang juga bisa membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Misalnya, buah, sayuran segar, ikan, dan gandum utuh.

Pukul 16.00: Jalan sore. Mereka yang aktif bergerak punya kadar endorfin lebih banyak. Hormon ini bisa meningkatkan mood. Lakukan jalan sore santai, setiap hari, kira-kira 20 menit.

Pukul 19.00: Asup zat besi di malam hari. Jika kita memenuhinya dari suplemen, minumlah itu saat makan malam agar penyerapannya maksimal. Apabila kita sedang mengalami gejala perimenopause, maka pastikan suplemen itu mengandung setidaknya 18 mg zat besi.

Pukul 22.00: Tulis diary. Sebelum tidur, sediakan waktu untuk menuliskan tiga kejadian menyenangkan pada hari itu. Ini akan menjadi pengingat bahwa kita adalah orang yang positif.

9 Strategi Membahagiakan Diri Sendiri
Temukan cara untuk selalu merasa bahagia.

Menjadi bahagia adalah hak Anda. Tak perlu menunggu perasaan menyenangkan ini didatangkan oleh pihak lain. Anda bisa menciptakan rasa bahagia untuk diri sendiri. Hilangkan energi negatif dari dalam diri dengan menjalani sembilan strategi.

Anda bisa membahagiakan diri sendiri dengan strategi yang disarikan SELF dari buku The Nine Rooms of Happiness: Loving Yourself, Finding Your Purpose and Getting Over Life’s Imperfections, karangan Lucy Danziger and Catherine Birndorf, MD.

1.     Filter diri
Boleh jadi masa kecil atau masa remaja Anda begitu membahagiakan. Kehangatan keluarga ataupun berbagai hubungan atau peristiwa di masa lalu membuat Anda merindu masa lalu. Jika perlu Anda kembali ke masa-masa itu, karena cenderung tak menyukai keadaan saat ini. Keinginan seperti ini wajar saja muncul. Freud menyebutnya screen memories yakni bahwa kita cenderung melakukan filter atas hidup kita melalui berbagai memori di masa lalu. Berhentilah memikirkan masa lalu. Hiduplah untuk masa sekarang. Hidup Anda adalah saat ini bukan masa lalu, camkan itu agar Anda lebih bahagia.

2.     Refleksi diri
Berkacalah, lihat diri Anda lebih dalam. Kenali seperti apa Anda saat ini. Minta juga pendapat orang-orang tepercaya di kehidupan Anda, tentang diri Anda. Apa yang mereka pikirkan dan rasakan, Refleksi diri mengajarkan Anda untuk mengikuti intuisi, dan bahkan mengasahnya. Kenali diri Anda dengan jujur. Kuncinya, ambil pesan positif dari diri Anda dan dari opini orang lain tentang Anda.

3.     Berani berubah
Jika Anda tak menemukan bahagia dengan hubungan saat ini, atau berbagai hal seputar kehidupan Anda, pekerjaan atau apapun juga. Buatlah perubahan pada diri sendiri atau isu yang ingin Anda ubah. Jika isu menyangkut hubungan yang tak menyenangkan, cari solusinya dari diri sendiri dan hubungan tersebut. Lakukan penyesuaian, tingkatkan toleransi, perbaiki hubungan atau tinggalkan hubungan jika terasa sudah semakin tak sehat. Yang bisa Anda lakukan adalah tindakan mengubah diri sendiri dan hubungan tersebut. Artinya, Anda tak bisa membuat orang lain (dalam hubungan tersebut) berubah mengikuti cara dan keinginan Anda. Kuncinya, kebahagiaan akan Anda rasakan dengan melakukan perubahan untuk diri sendiri bukan mengubah orang lain.

4.     Membangun hubungan, bukan menyatukan
Anda tentu sering mendengar, keberadaan Anda atau orang lain yang dikasihi, adalah saling melengkapi. Anda sebenarnya sudah lengkap, utuh sebagai seorang individu. Anda tak perlu dilengkapi oleh orang lain. Yang terjadi adalah, Anda dan orang lain yang menjalin hubungan, bisa kekasih, suami, sahabat, bertugas saling membangun hubungan. Tujuannya bukan saling melengkapi atau menyatukan perbedaan. Ibarat lingkaran, Anda dan orang lain adalah lingkaran utuh yang bertemu dan membentuk diagram venn. Anda dan suami misalnya, bukan menyatukan dua individu berbeda, namun saling membangun hubungan yang sifatnya tumpang tindih. Karakter Anda dan pasangan bisa saja saling bertabrakan, namun temukan kebahagiaan dari perbedaan ini dengan saling menghubungkan. Kuncinya, Anda dan orang lain yang membangun hubungan perlu saling menambal sulam, bukan saling melengkapi atau menyatukan. Apapun masalah yang Anda hadapi, dengan menerapkan cara ini, Anda akan merasa lebih bahagia karena mampu menerima kondisi dan mengatasinya dengan energi positif dari dalam diri.
5.     Hentikan atau kurangi narsisme
Menjadikan diri sendiri sebagai pusat perhatian bisa diartikan negatif dan positif. Persepsi Anda terhadap diri sendiri tak sepenuhnya selalu benar. Terlalu percaya diri berlebihan dan berbangga dengan diri sendiri tak memudahkan Anda dalam menjalin hubungan, dengan siapa pun. Termasuk juga jika Anda terlalu keras terhadap diri sendiri. Dengan mengasihani diri, mengkritik diri sendiri atau hanya melihat kelemahan dalam diri. Emosi negatif yang berfokus pada diri sendiri ini juga tak lantas memudahkan hubungan dengan orang lain. Segeralah keluar dari perangkap narsisme negatif dan positif yang berlebihan, jika Anda benar-benar ingin merasakan kebahagiaan sebagai individu.

6.     Berdamai dengan diri sendiri
Cobalah untuk memahami perbedaan, konflik atau berbagai ketidaknyamanan lain dalam berbagai relasi sosial dan lingkungan. Berdamailah dengan diri sendiri saat menghadapi masalah, konflik atau masa sulit. Toleransi adalah sikap yang bisa dipelajari. Latihlah sikap ini dan jangan pernah membiarkan konflik atau ketidaksepahaman berdampak buruk pada diri Anda. Buatlah diri Anda bahagia dengan mentoleransi masalah, menerimanya sebagai bagian perjalanan hidup yang harus Anda alami. Upayakan agar Anda tak menjadi lemah karena berbagai masalah.

7.     Tak perlu bersandiwara
Bersikaplah jujur tanpa perlu bersandiwara. Jika Anda tak bisa menghadiri undangan pernikahan sahabat Anda, katakan alasan sejujurnya. Tak perlu mengarang cerita karena merasa tak enak menyampaikan berita tak menyenangkan tersebut. Atau Anda tak perlu berpura-pura tak ada masalah dengan teman padahal Anda menyimpan amarah. Yang akhirnya membuat Anda kerap kali membatalkan janji atau merancang rencana palsu, untuk menghindar darinya. Sandiwara sangat mungkin terjadi kapan saja dan selalu ada celah untuk melakukannya dalam kehidupan Anda. Terutama ketika Anda dihadapkan pada situasi yang berhubungan dengan atasan, orang tua, kakak atau siapapun yang lebih punya kuasa atas diri Anda.

8.     Batasi diri
Apakah Anda termasuk tipikal individu yang senang membantu orang lain tanpa pamrih? Orang terdekat Anda bahkan sudah sangat hafal dengan sifat Anda yang terlalu baik ini. Jika Anda bertemu orang yang tepat, tak jadi soal. Justru orang yang mampu melihat sisi buruk dari imej ini akan mengingatkan Anda untuk membatasinya. Tetapi hal ini tidak akan terjadi pada orang lain yang akan memanfaatkan kebaikan tulus dari dalam diri. Jadi, Andalah yang harus membatasi diri. Tak ada yang salah dengan sifat penolong dan baik hati, namun cobalah melatih membatasi diri. Anda memiliki batasan. Anda tak selamanya bisa menolong orang lain, meskipun Anda akan mengupayakannya. Tetap saja, jangan pernah biarkan orang lain memanfaatkan sisi baik dari dalam diri ini.

9.     Buatlah keputusan
Apapun masalah yang Anda hadapi, buatlah keputusan untuk mengakhiri ketidakpastian dan menciptakan kebahagiaan. Anda berhak menunda keputusan yang juga adalah pilihan keputusan. Atau Anda bisa membuat pilihan untuk menyatakan sikap dan melanjutkan kembali perjalanan Anda. Selalu ada dua pilihan dalam hidup bukan? tentukanlah pilihan, menjalani apa yang ada sekarang ini atau berkembang dengan membuat keputusan yang membuat keadaan menjadi berbeda.

9 Tanda Bahwa Anda Bahagia
Minuman hangat yang menenangkan akan memancarkan kehangatan Anda pada orang-orang di sekitar Anda.

Anda mungkin belum sanggup membeli mobil, belum bisa travelling ke luar negeri, atau belum memiliki kekasih. Tetapi tidak berarti Anda tidak bahagia. Tanpa Anda sadari, ternyata Anda memiliki banyak hal lain yang menjadi tanda bahwa Anda sebenarnya sangat bahagia. Ternyata, ada beberapa faktor, yang diungkapkan oleh berbagai penelitian, yang memainkan peran dalam tingkat kebahagiaan Anda. Apakah Anda sudah memiliki faktor-faktor tersebut?

Selalu tersenyum
Coba lihat foto-foto Anda saat masih kuliah. Apakah Anda cenderung tersenyum atau tertawa? Bila ya, kecenderungan Anda untuk bercerai kelak berkurang lima kali daripada mereka yang tampak kurang happy dalam foto-fotonya, begitu menurut studi baru dari DePauw University, di Greencastle, Indiana. Senyum yang positif bisa menarik orang-orang bahagia lain, bahkan menggaet pasangan.

Punya saudara perempuan
Orang-orang dengan setidaknya satu saudara perempuan dilaporkan memiliki dukungan sosial yang lebih baik, lebih optimis, dan kemampuan mengatasi masalah, demikian menurut sebuah studi yang dipresentasikan di konferensi tahunan British Psychological Society. Saudara perempuan tampaknya mampu mendorong komunikasi dan kedekatan di dalam keluarga.

Jarang nonton TV
Orang-orang yang paling bahagia menonton TV 30 persen lebih sebentar daripada mereka yang menghabiskan waktu lebih sering, demikian dilaporkan University of Maryland. Universitas ini menganalisa data dari lebih 45.000 orang Amerika selama 34 tahun. Mereka yang jarang nonton TV lebih suka menggunakan waktunya untuk bersosialisasi, membaca, atau menghadiri acara-acara keagamaan. Kebiasaan-kebiasaan ini membuat orang memiliki mood dan kesehatan yang lebih baik.

Memajang suvenir atau foto di meja kerja
Bila Anda senang memajang foto-foto seusai liburan atau yang mengingatkan akan masa-masa menyenangkan, kemungkinan besar Anda lebih menghargai hidup dan lebih bahagia, kata Sonja Lyubomirsky, PhD, profesor bidang psikologi di University of California, Riverside. Kenangan manis tentang pertemuan keluarga atau liburan bersama teman-teman bisa mengingatkan Anda mengenai potensi kebahagiaan dan menjanjikan bahwa tak lama lagi Anda bisa mendapatkannya lagi.

Menjadikan olahraga sebagai prioritas
Orang yang gemar berolahraga mampu mengatasi stres dan cenderung merasa lebih puas dengan kehidupannya, demikian pendapat para peneliti Denmark. Dibandingkan dengan orang yang lebih suka bersantai-santai, orang yang rutin jogging kemungkinan stres dan ketidakpuasan dalam hidupnya menurun hingga 70 persen. Tetapi belum terlambat jika Anda ingin mengubah kebiasaan. Anda yang mulai berolahraga ringan (selama sekitar 17 – 34 menit sehari) akan mengalami peningkatan rasa bahagia.

Punya kehidupan cinta yang sehat
Ahli ekonom dari University of Warwick, Inggris, David Blanchflower, PhD, dan Andrew Oswald, PhD, mengatakan, keintiman fisik adalah faktor penting menuju kebahagiaan. Orang yang menikah cenderung berhubungan seks 30 persen lebih sering daripada yang masih lajang, yang bisa jadi merupakan alasan mengapa mereka lebih bahagia.

Berkumpul dengan orang-orang yang bahagia
Berkumpul dengan orang yang positif, tentu lebih baik daripada dengan orang yang negatif. Kerap bersosialisasi dengan orang-orang yang happy di lingkungan tempat tinggal akan meningkatkan kecenderungan Anda untuk menjadi bahagia. Seberapa sering Anda menghabiskan waktu bersama, juga memegang peranan. Menurut peneliti, orang yang tinggal sekitar 800 meter dari tetangga yang menyenangkan akan meningkatkan kebahagiaannya hingga 42 persen. Jika tetangga Anda tinggal lebih jauh (radius 3 km), peluangnya menurun hingga 22 persen. Penyebabnya, mungkin karena Anda jadi lebih jarang bertemu muka.

Menyukai cokelat panas
Menurut studi dari Yale University, aroma yang khas dari kopi, teh, atau cokelat panas yang masih mengepul, juga mampu mengumpulkan perasaan yang positif. Hal ini disebabkan orang mengasosiasikan kehangatan fisik dengan kehangatan emosional. Cangkir hangat yang Anda pegang akan lebih memancarkan keramahan atau kehangatan pada yang lain, juga rasa lebih murah hati dan mempercayai.

Punya dua teman baik
Di antara 654 orang menikah, mereka yang mengatakan memiliki setidaknya dua teman baik (tidak selalu berarti pasangannya sendiri) lebih cenderung memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik. Meskipun begitu, memiliki teman lebih banyak tidak berarti Anda akan mendapatkan lebih banyak kebahagiaan daripada dua orang teman baik.

3 Kriteria Perempuan Paling Bahagia
Mereka yang memiliki kakak atau adik perempuan, umumnya tinggal dalam lingkungan yang suportif dan optimis.

Apa sih, kriteria perempuan paling bahagia? Tidak salah jika Anda menjawabnya punya karier yang bagus di perusahaan besar, bergaji tinggi sehingga bisa traveling sepuasnya atau memiliki keluarga yang harmonis. Namun, tanpa itu semua pun, Anda bisa menjadi perempuan paling bahagia di dunia. Apa saja syaratnya?
1.     Punya saudara perempuan. Mereka yang punya setidaknya seorang kakak atau adik perempuan umumnya tinggal dalam lingkungan yang suportif, bersikap optimistis, dan dapat mengatasi masalah dengan lebih baik. Hal ini terungkap dari hasil riset yang dilakukan The British Psychological Society.
2.     Banyak senyum. Orang dewasa yang semasa kuliah dikenal murah senyum ternyata kehidupan pernikahannya lebih awet ketimbang yang dulu tak terlihat bahagia. Dari riset yang diumumkan DePauw University diketahui, peluang kelompok pertama untuk bercerai adalah 5 kali lebih rendah dibanding kelompok kedua. Para ahli menyimpulkan, orang yang murah senyum punya pikiran yang lebih positif dan dapat ditularkan kepada pasangannya.
3.     Jarang nonton televisi. Menurut survei, orang-orang yang ceria hanya menghabiskan kurang dari 30 persen waktunya untuk menonton televisi. Mereka lebih suka bersosialisasi, membaca buku, atau ikut kegiatan keagamaan. Berbagai jenis kegiatan ini dianggap lebih mendatangkan efek positif bagi mood dan kesehatan.

10 Hal yang Membuat Pria Bahagia
Pasangan yang bahagia bersamanya menempati posisi ketiga dari peringkat kebahagiaan seorang pria.

Semua manusia pasti ingin bahagia, tetapi yang jadi masalah adalah, kita sering gagal mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Seandainya ada resep kebahagiaan, semua orang pasti sudah antre membeli. Sementara para ahli mencari resep itu, kita intip yuk, 10 hal yang membuat seorang pria bahagia dari kacamata dr Nick Powdthavee, pengarang The Happinness Equation: The Surprising Economics of Our Most Valuable Asset.

10.     Menjadi yang terutama
“I I wanna be a billionaire so fricking bad/ Buy all of the things I never had/ Uh, I wanna be on the cover of Forbes magazine/ Smiling next to Oprah and the Queen”, begitu lirik lagu Billionaire yang dinyanyikan Travie McCoy bersama Bruno Mars. Jelas sudah, menjadi orang kaya adalah keinginan semua orang. Bukan berlaku tidak bersyukur, tetapi melalui penelitian, hal itu benar terlihat dan wajar. Menurut Robert Frank, profesor ekonomi di universitas Cornell, pria lebih peduli terhadap penghasilan orang lain ketimbang penghasilannya sendiri. Menurut pengamatannya, kenaikan gaji hanya memberi sedikit kebahagiaan jika ranking urutan pemasukan masih sama seperti sebelumnya, yakni di bawah teman-teman yang lain. Dengan kata lain, pria akan lebih bahagia jika ia menjadi ikan terbesar dalam kolam kecil.

9.     Seks
Sudah tidak mengejutkan lagi. Dua orang ekonom asal Inggris, David Blanchflower dan Andrew Oswald, melakukan studi statistik hubungan antara kebahagiaan seseorang dengan aktivitas seksual mereka di Amerika Serikat. Ditemukan, orang yang melakukan hubungan seks secara rutin dalam seminggu, misal 4 kali dalam seminggu menempati daftar orang-orang yang bahagia. Pria juga menikmati seks lebih baik ketimbang wanita. Secara keseluruhan, hasil penelitian itu mengisyaratkan, seks membuat seseorang lebih bahagia. Entah seks membuat seseorang bahagia atau orang bahagia membuat orang lebih banyak berhubungan seksual. Kedua pernyataan itu cukup valid.

8.     Menjadi muda atau tua
Menurut Powdthavee, ada bukti yang menunjukkan bahwa kebahagiaan berbentuk seperti huruf U. Umumnya, kebahagiaan seorang pria bermula ketika ia muda, kemudian terus menurun saat kita makin menua, mencapai level paling rendah ketika kita mencapai usia 40-an, lalu naik kembali. Sama halnya dengan depresi, yang mencapai puncaknya ketika berusia 40-an. Umumnya, karena hal inilah terjadi krisis paruh baya.

7.     Tinggal dekat kantor
Penelitian ini justru ditemukan ketika mencari hal-hal yang membuat seorang pria merana. Menurut para ekonom di Swiss, Bruno Frey dan Alois Stutzer, waktu yang kita habiskan menuju dan dari kantor ke tempat tinggal menyebabkan stres yang sangat tinggi. Bahkan beban jarak itu sulit terkompensasi dengan kenaikan gaji sekali pun. Apalagi jika ternyata biaya ongkos dari dan menuju kantor dan rumah itu memakan sebagian besar gajinya, belum ditambah dengan pengorbanan waktu untuk berjauhan dari anggota keluarganya dalam waktu lama.

6.    Pernikahan
Menurut statistik, pernikahan ternyata baik untuk kesehatan seorang pria. Pria yang menikah mengalami penurunan risiko kematian sebanyak 9 persen ketimbang pria yang tidak menikah. Pria yang sudah menikah juga secara signifikan lebih bahagia ketimbang tidak menikah, tinggal bersama, berpisah, duda, atau melajang.

5.     Menjadi relawan
Kemampuan membantu orang lain ternyata mampu membuat seorang pria merasa lebih bahagia. Hal ini ditemukan oleh ekonom Stephen Meier dan Alois Stutzer. Menurut mereka, para relawan merasa lebih puas dengan hidupnya ketimbang mereka yang bukan relawan.
4.     Memiliki pekerjaan yang disukai, berapapun gajinya
Ternyata, bisa melakukan pekerjaan yang disukai, seberapa pun gajinya bisa dibilang salah satu komponen penting dalam mencapai hidup bahagia. Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog, mengatakan, melakukan pekerjaan yang disukai bisa memproduksi sebuah bentuk konsentrasi yang sangat fokus dan penyerapan yang sangat tinggi. Saat mencapai hal ini, kita akan merasa sangat kuat, bersemangat, tak merasa sulit untuk mengendalikan diri, dan sangat puas akan diri sendiri. Hal-hal ini tidak bisa dibeli dengan uang.

3.     Pasangan yang bahagia
Salah satu kunci pernikahan yang bahagia adalah pasangan yang bahagia. Ternyata, kebahagiaan bisa menular kepada pasangan. Secara rata-rata, kita 8 persen akan merasa lebih bahagia dengan hidup kita jika pasangan kita merasa bahagia akan hidupnya. Itu adalah salah satu alasan kita mencoba menjaga pasangan kita tetap sehat dan bahagia.

2.     Kesehatan yang baik
Salah satu faktor kebahagiaan di segala data, adalah kesehatan. Memiliki pikiran dan tubuh yang sehat mengkontribusikan kebahagiaan yang cukup besar, dan kesehatan yang buruk bisa menyebabkan sedih yang luar biasa. Namun, apa yang tak banyak diketahui adalah, persepsi mengenai sehat atau tidaknya kita sebagian tergantung pada jumlah orang yang bisa kita bagi mengenai masalah kesehatan kita. Ternyata, kita tak akan terlalu merasa sedih atau “down” jika banyak teman kita yang juga mengalami masalah kesehatan yang sama.

1.     Teman-teman
Bisa menghabiskan waktu dengan teman-teman terdekatnya ternyata menempati posisi terutama dari kebahagiaan seorang pria. Waktu yang bisa ia habiskan bersama temannya adalah aktivitas yang memproduksi serotonin yang konstan dan banyak, satu dari 1 hormon yang bertanggung jawab dalam membuat seseorang merasa bahagia.

“Membeli” Kebahagiaan
Pergi berlibur bersama si dia akan menjadi pengeluaran yang sepadan dengan kebahagiaan yang didapat asal diperhitungkan dengan cermat dan tidak membuang waktu di tempat liburan secara percuma, ya.

Pernah mendengar istilah “retail therapy”? Istilah ini artinya, belanja untuk membantu mengembalikan mood yang buruk. Namun, bukan berarti belanja barang mahal, lho. Belanja barang mahal memang bisa mendorong mood, namun dorongan itu sifatnya hanya sementara. Bahkan, ada kemungkinan Anda merasa lebih buruk di kemudian harinya, contohnya saat tagihan melonjak. Untungnya, ada banyak cara untuk membelanjakan uang Anda untuk bantu Anda merasa lebih bahagia meski tidak perlu keluar banyak uang.

Selama 25 tahun terakhir para ekonom dan psikolog bergiat mencari hubungan antara uang dan mood. Hasilnya? Ternyata, uang memang bisa mendatangkan kebahagiaan untuk beberapa hal berikut ini:

Liburan ketimbang perawatan spa
Ingin istirahat sambil relaksasi? Pilihan untuk melakukan mani-pedi memang bisa berkesan cara yang mudah untuk memanjakan diri tanpa perlu keluar kocek yang amat besar. Namun jika ingin relaksasi, para ahli lebih merekomendasikan agar Anda menjauh dari lingkungan sekitar Anda. Dalam studi yang dilansir jurnal Occupational Medicine, para periset menemukan bahwa berlibur memiliki efek positif kebahagiaan dalam jangka pendek, namun juga berdampak pada kesehatan mental dan fisik orang tersebut dalam jangka panjang.

Tak hanya berliburnya yang bikin bahagia, tetapi perspektif potensial yang Anda dapatkan di saat liburan itu bisa membantu Anda lebih bahagia. Keluar dari rutinitas memberi Anda kesempatan untuk memikirkan perubahan apa yang Anda perlukan untuk merasa lebih bahagia.

Riasan ketimbang pakaian
Ringkasnya, saat Anda terlihat cantik, Anda akan merasa lebih baik. Namun, pendorong mood itu tak harus menjadi pengeluaran yang mahal. Menurut riset dari BuzzBack Market, produk kecantikan bahkan yang dijual umum pun lebih memuaskan ketimbang pembelian pakaian. Meski terdengar aneh, tetapi studi memang mengatakan, saat ekonomi turun, penjualan terbesar justru terjadi pada lipstik, bahkan dinamakan “Lipstick Effect”.

Alasannya? Ada sesuatu yang memuaskan mengenai menambahkan suatu kemewahan ke dalam hidup Anda, meski sedang mengalami kesulitan keuangan, tetapi satu lipstik nampaknya masih bisa masuk anggaran. Baju hanya bisa Anda kenakan sesekali, namun lipstik bisa Anda kenakan sehari-hari sekaligus mendorong mood Anda.
Barang untuk di kamar, bukan ruang tamu
Secara umum, kebanyakan orang memfokuskan pengeluaran untuk renovasi rumah pada bagian yang akan didatangi tamu, seperti ruang tamu atau dapur. Namun, riset menemukan sebuah kota yang warganya cukup tidur memiliki level kebahagiaan yang tinggi. Kamar tidur adalah tempat Anda relaksasi dan melepas lelah. Sepertiga hidup kita adalah dalam bentuk tidur di kamar kita. Hingga pengeluaran untuk membeli barang-barang di kamar, seperti matras yang bagus akan menjadi pengeluaran yang masuk akal. Toh, Anda sekaligus membeli sesuatu yang berharga: tidur yang berkualitas.

Keanggotaan gym ketimbang alat fitnes di rumah
Anda pikir membeli peralatan fitnes untuk ditaruh di rumah akan menjadi investasi? Hm, sebaiknya pikir kembali. Survei mengatakan bahwa 37 responden mengakui mereka tidak menggunakan alat fitnes yang mereka beli dan taruh di rumah sesering yang mereka pikir.

Salah satu alasannya, saat berolahraga bersama orang lain di gym membantu aktivitas tersebut lebih menyenangkan. Saat aktivitas tersebut terasa menyenangkan, mereka akan datang dan datang lagi. Lebih lagi, menyatukan olahraga Anda dengan kehidupan sosial akan membantu Anda melakukan 2 tugas penting jadi 1. Secara otomatis Anda akan memiliki waktu berolahraga dan bertemu teman. Anda jadi bisa ketemu orang yang ingin Anda temui, yang akan membuat Anda bahagia serta membuat pengeluaran yang Anda lakukan jadi investasi. Selain itu, jika Anda melihat alat fitnes yang sudah dibeli mahal itu berdiam diri di rumah Anda, maka Anda akan jadi sedih.

Orang lain, bukan Anda
Jika Anda ingin merasakan gratifikasi, cobalah melakukan sumbangan. Tak banyak hal yang bisa berkontribusi pada kebahagiaan kita lebih dari kedermawanan. Jika Anda memiliki uang berlebih, menyumbanglah untuk mereka yang membutuhkan. Atau, Anda bisa melakukan aksi sosial di sekitar rumah. Riset di University of Pennsylvania Wharton School menemukan bahwa kita akan lebih termotivasi untuk membantu orang lain saat kita memiliki hubungan personal dengan mereka. Dalam skala kecil, Anda bisa saja mentraktir seorang sahabat di hari ulang tahunnya atau membelikan kekasih Anda es krim kesukaannya.

10 Cara Meraih Bahagia
Merayakan momen-momen menyenangkan dalam hidup akan membawa Anda lebih bahagia.

Beberapa psikolog di Amerika mempublikasi hasil riset mereka ke dalam jurnal The Psychological Science. Riset tersebut menyinggung mengenai upaya untuk menyibak rahasia manusia untuk bisa menemukan kebahagiaan. Riset tersebut mengklasifikasikan bahagia dalam 10 faktor.

Kemampuan untuk menjadi bahagia akan hal-hal kecil, menurut si penulisnya adalah kunci utama menuju kebahagiaan. Dalam tulisan tersebut juga dikatakan, mereka yang memiliki kemampuan untuk merasa bahagia akan hal-hal kecil mampu melawan penyakit di usia senja dan mampu hidup 7 tahun lebih lama ketimbang mereka yang tidak. Berikut adalah 10 hal yang sebaiknya dinikmati dan dilakukan oleh manusia agar merasa bahagia:
1.     Berbagi pikiran positif dengan orang lain.
2.     Menganalisa kenangan indah dan menyenangkan.
3.     Menghargai diri sendiri.
4.     Mencoba mencari makna dan hikmah atas segala hal.
5.     Memikirkan bahwa masa depan akan lebih baik dan bagaimana memperbaiki kesalahannya sendiri.
6.     Melakukan kegiatan yang disukai.
7.     Mencoba merasa bahagia di saat sedih. Atau mencoba mencari nilai positif dari hal yang negatif.
8.     Merayakan momen-momen tertentu dalam hidup.
9.     Menjauh dari pikiran sedih, ketakutan, dan kekhawatiran.
10.     Mengucap “terima kasih” dengan tulus sesering mungkin kepada orang lain.

Bagaimana menurut Anda? Adakah cara lain untuk merasakan kebahagiaan? Setuju dengan 10 klasifikasi di atas?

Tipe Pernikahan yang Bahagia
Hubungan pernikahan lebih sehat dengan saling memahami emosi pasangan, membangun komunikasi dan berkompromi.

Sopan santun ternyata juga diperlukan dalam hubungan pernikahan. Kata kunci inilah yang mampu melanggengkan pernikahan. Betapapun Anda dan pasangan berbeda pendapat dan pandangan, namun jika tetap mengedepankan kesopanan dan kesantunan, rasanya perbedaan dua individu masih bisa dikompromikan.
John Gottman, PhD, profesor bidang psikologi dari University of Washington bersama penulis Nan Silver, menyebutkan sejumlah contoh pernikahan dan bagaimana agar pasangan bisa melewati konflik dalam rumah tangga.

Gottman menjelaskan saat humor tak lagi hadir dalam hubungan berpasangan dan kritik mendominasi, maka yang terjadi adalah komunikasi pasangan menikah menjadi terhambat. Sikap saling menghargai juga mulai menghilang, di ikuti perasaan dan pikiran negatif pada diri pasangan.

Setiap pasangan umumnya pernah berada dalam situasi konflik yang terpicu dari pertengkaran kecil seharian. Namun bagaimana mengatasi konflik dan menjaga keutuhan hubungan, akan menentukan sesehat apa sebuah pernikahan. Seperti yang terjadi pada pasangan dengan berbagai karakter dan perbedaan usia berikut ini:

1.    Suami-istri berusia 30 tahun, berasal dari keluarga minim komunikasi
Dengan latar belakang keluarga yang sama, pasangan ini membangun komunikasi lebih baik dan menjadikannya prioritas dalam hubungan. Pasangan ini tentu saja pernah mengalami pertengkaran, namun sebelum amarah meningkat, keduanya lebih memfokuskan masalah dengan masing-masing perbedaan yang memunculkan konflik. Artinya, untuk menghindari adu mulut, justru pasangan ini menghadapi perbedaan dengan membuat semacam konferensi untuk menjelaskan masing-masing perspektif dalam melihat suatu masalah. Akhirnya, pasangan tipe ini menghasilkan kompromi dan hubungan tetap terjaga harmonis.

2.     Suami 40 tahun dan istri 25 tahun, sering bertengkar
Suami-istri ini mengaku frekuensi pertengkaran mereka lebih sering daripada rata-rata pasangan menikah. Kecenderungannya, pasangan ini seringkali saling menginterupsi, membela diri, dan tidak mendengarkan pendapat pasangan. Betapapun kisruhnya suasana namun akhirnya pasangan ini mampu mengambil suara yang sama. Caranya, mereka lebih sering bersama untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Artinya frekuensi pertengkaran masih lebih kecil dibandingkan suasana menyenangkan yang dibangun pasangan ini. Tipe pasangan menikah seperti ini toh tetap mampu menjaga hubungan tetap sehat.

3.     Suami 29 tahun dan istri 27 tahun, memiliki waktu untuk diri sendiri
Pasangan ini menghargai waktu privat untuk diri sendiri. Meskipun sejak awal saling mengenal, keduanya merasa memiliki kegemaran dan banyak hal lain yang sama. Pasangan ini bisa dikatakan sangat kompak dalam segala hal. Namun, mereka pun menikmati dan menghargai privasi dan memberikan keleluasaan kepada pasangan untuk menikmati waktunya sendiri, tanpa perlu selamanya berduaan. Alhasil, keduanya merasa jarang bertengkar. Jikapun mengalami pertengkaran, keduanya memutuskan untuk menenangkan diri dengan melakukan aktivitas masing-masing, seperti joging sendiri. Cara ini diakui keduanya lebih mampu meredakan masalah daripada adu mulut saat tensi mulai meninggi.

Menurut Gottman, tipe pasangan pertama menekankan komunikasi dan kompromi dalam pernikahannya. Hubungan pernikahan seperti ini paling ideal dibandingkan kedua tipe lainnya, meskipun semua tipe tadi tetap berhasil mempertahankan hubungan pernikahan yang sehat. Idealitas dalam hubungan pernikahan terbangun dengan kemampuan mengontrol diri. Artinya, meski pasangan terlibat dalam pembicaraan serius, keduanya tetap mampu mengontrol diri.

Bersikap tenang, saling mendengar dan memahami emosi pasangan, menjadi kunci sukses hubungan pernikahan yang sehat. Cara ini bisa mengurangi perdebatan dan pertengkaran antara suami-istri.

5 Kebiasaan Keuangan yang Bikin Anda Bahagia
Sumbangkan sedikit uang Anda untuk yang membutuhkan.

Memiliki kontrol yang cukup besar atas uang yang Anda miliki boleh dibilang merupakan salah satu hal yang dapat membuat Anda bahagia. Ada beberapa kebiasaan spesifik yang dapat Anda coba untuk membuat uang berada di bawah kontrol Anda. Dengan perbedaan tersebut, Anda akan merasa lebih bahagia. Simak caranya.

1.     Mengelola keuangan
Anda tidak perlu menyewa perencana keuangan profesional. Anda hanya perlu menerapkan beberapa program tabungan yang Anda pahami sehingga Anda dapat melakukannya dengan cepat dan tanpa kerumitan. Itu adalah kuncinya. Orang yang cukup terorganisasi dan bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cepat umumnya lebih bahagia daripada mereka yang tidak.

2.     Tidak membayar semua tagihan bersamaan
Bayangkan bila Anda memiliki tagihan dua kartu kredit, PLN, PAM, ponsel, dan asuransi, dalam waktu bersamaan. Melihat sejumlah besar uang Anda raib dari saldo rekening di bank bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Jika masing-masing tagihan tersebut memiliki waktu jatuh tempo yang berbeda, kenapa tidak membayarnya langsung begitu tagihan diterima? Anda akan merasa segera terbebas dari kewajiban, dan terpakainya uang untuk membayar utang pun tidak begitu terasa.

3.     Menabung lima persen
Ada hubungan yang kuat antara tabungan dan kebahagiaan. Jika Anda dapat menabung sebanyak lima persen saja, Anda pasti akan merasa bahagia. Jumlah ini tidak besar, kok. Jika gaji Anda Rp 5 juta, maka lima persennya berarti hanya Rp 250.000. Menabung sedikit uang tersebut, bila dilakukan rutin tiap bulan, pada akhir tahun Anda sudah bisa menggunakannya untuk tiket pesawat untuk liburan berdua. Dimulai dari lima persen, setelah terbiasa menyisihkan uang Anda dapat menabung sepuluh persen.

4.     Tetapkan dan jalankan tujuan Anda
Mencapai kebahagiaan bukan masalah telah mencapai tujuan, melainkan masalah membuat kemajuan. Meskipun untuk mencapai tujuan itu seringkali Anda mengalami kekecewaan, Anda harus tetap maju. Intinya adalah memotivasi diri. Anda hanya perlu melihat hasil yang akan Anda capai untuk terus maju.

5.     Donasikan sebagian uang Anda
Tidak ada cara lain untuk meningkatkan kebahagiaan keuangan Anda sendiri selain membuat hidup orang lain sedikit lebih baik. Banyak cara yang bisa Anda lakukan, dari memberi modal usaha untuk PRT yang ingin mandiri, atau menyumbang untuk proyek pelestarian lingkungan. Orang-orang yang memberikan sedikit uangnya tidak hanya akan merasa bahagia, tetapi juga akan lebih sehat. Orang yang tahu bagaimana memberi juga dapat mengingatkan diri bahwa menginginkan lebih banyak bukan berarti memanjakan kesenangan. Kebahagiaan Anda tidak bergantung pada seberapa banyak yang Anda miliki, tetapi pada cara Anda menanganinya.

Sumber:
–    Berkhayal Bikin Orang Tidak Bahagia, 7 Komponen Kebahagiaan, 10 Cara Meraih Kebahagiaan; KOMPAS.com; geniusbeauty; Editor: Nadia Felicia; NAD
–    5 Kebiasaan Sepele yang Bikin Kita Bahagia: KOMPAS.com; Prevention Indonesia; Editor: Dini
–    9 Strategi Membahagiakan Diri Sendiri: KOMPAS.com; Self; Editor: Josephus Primus; WAF
–    9 Tanda Bahwa Anda Bahagia: KOMPAS.com; Prevention; Editor: Dini; DIN
–    10 Hal yang Membuat Pria Bahagia; KOMPAS.com; askmen; Editor: Nadia Felicia; NAD
–    Membeli Kebahagiaan: KOMPAS.com; Oprah; Editor: Nadia Felicia; NAD
–    Tipe Pernikahan yang Bahagia: KOMPAS.com; psychologytoday; Editor: Dini; WAF
–    5 Kebiasaan Keuangan yang Bikin Anda Bahagia:  KOMPAS.com; Shine; Editor: Dini; M05-10