Resiko Makan Daging Dan Manfaat Bervegetarian

Ditinjau dari berbagai kajian dan perspektif ajaran Buddha
(Artikel ini dirangkum dari berbagai sumber, oleh YM Bhikshu Tadisa Paramita Mahasthavira)

Pendahuluan
Di dunia sekarang ini, slogan ‘back to nature’ begitu menggema dan mulai diperhatikan oleh masyarakat internasional. Banyak alasan dan manfaat yang bisa di ambil bila manusia bisa kembali ke kodratnya yang natural untuk menjaga lingkungan dan hidup harmonis dengan kebenaran alam. Begitupula masalah makanan yang banyak dikonsumsi oleh umat manusia sekarang ini banyak kalangan di masyarakat luas bukan lagi hanya mengejar kenikmatan melainkan mengutamakan demi kesehatan. Masalah memilih menu vegetarian sudah banyak orang yang mulai sadar, terpanggil dan berminat. Karena alasan sejak kecil sampai dewasa sudah terbiasa makan daging maka ada sedikit kesulitan untuk seketika merubah total menu makanannya dari menu daging menjadi bervegetarian, sehingga banyak orang mulai belajar bervegetarian sesuai jadwal atau secara bertahap untuk kembali hidup sehat dan bijak penuh cinta kasih. Namun sayang, masalah tidak makan daging dalam dunia Buddhis banyak menimbulkan pro dan kontra sehingga menimbulkan kontroversi di dalam beragam ajaran Buddha. Memang ajaran Buddhis yang dibabarkan oleh Hyang Buddha selama 49 tahun begitu luas dan dalam dan paling sempurna dibanding dengan ajaran agama lainnya. Ajarannya di mulai dari tingkatan menjadi manusia baik sampai tingkatan menjadi Buddha, sehingga Hyang Buddha dengan kearifan dan upaya kausalya mengajarkan Dharma beragam berdasarkan kemampuan, kapasitas dan kualitas setiap praktisi. Bagaimanakah ajaran Buddha di dalam sekte Mahayana tentang makan daging ini? Untuk lebih mengetahui penelitian dan anjuran para pakar dan ajaran Mahayana mengenai larangannya, alasannya, kerugian dan bahaya makan daging, juga bagaimana dan manfaat hidup bervegetarian, silakan di simak artikel ini dengan cermat dan teliti, untuk mengembangkan cakrawala pandangan dan meluruskan pikiran yang terobsesi dengan kenikmatan dan ketagihan dari santapan menu daging. Semoga tulisan artikel ini membuat kita semua tambah sadar dan bijaksana dalam mengkomsumsi makanan untuk kesehatan, untuk memperbaiki lingkungan hidup, dan mengembangkan kualitas spiritual umat manusia.

Ditinjau dari kajian kesehatan & Lingkungan
Konsumsi Daging & Dampaknya Untuk Kesehatan
Daging masih menjadi makanan favorit banyak orang dibandingkan sayuran. Tetapi tanpa disadari, masyarakat semestinya sudah mulai mengurangi konsumsi daging karena daging bisa merusak lingkungan dan kesehatan, dan harus perbanyak dengan konsumsi sayuran. Daging yang terhidang di piring adalah sesuatu yang prosesnya boros energi, merusak lingkungan, tidak efektif, dan menjadi pemicu beragam penyakit. Untuk setiap 1 kg daging sapi, butuh 6,5 kg jagung dan dedaunan. Sedangkan untuk menghasilkan 1 kg daging kambing, butuh 4,5 kg. Ini boros. Termasuk boros air, karena hewan butuh banyak air.

Proses penggemukan hewan ternak dilakukan dengan obat-obatan kimia, hal ini jelas tidak sehat. Industri daging juga berkontribusi pada terjadinya pemanasan global. Artinya adalah pola makan kita harus cepat diubah. Kurangi banyak konsumsi daging, dan perbanyak menu nabati. Memang sulit mengubah kebiasaan masyarakat yang telanjur suka dengan daging dan menempatkan daging sebagai makanan bergengsi. Daging itu tak perlu dikonsumsi (karena tubuh tak membutuhkan) dan manusia bisa hidup sehat hanya dengan makan sayur dan buah (tumbuhan).

Saat ini masyarakat memang seakan terus digiring oleh pasar konsumen besar dan iklan-iklan untuk gemar memakan daging, terutama dengan hadirnya restoran-restoran fast food yang mudah sekali ditemui karena bertebaran dimana-mana. Kita kerap terlupa ketika dihadapi pilihan makanan dari olahan daging, darimana asal daging tersebut, lupa bahwa hewan ternak itu digemukkan dengan zat kimia, lupa bahwa daging itu sumber penyakit, lupa bahwa sudah banyak orang jatuh sakit akibat kebanyakan makan daging dan juga jeroan. Dan parahnya, industri sekarang menggiring masyarakat terutama anak-anak untuk banyak mengkonsumsi daging. Kita sebagai penentu pilihan makanan mana yang bermanfaat bagi kita (juga untuk keluarga), hendaknya memutuskan apa yang perlu mengkonsumsi daging atau tidak.

Fakta Kanker – Konsumsi Daging dan Risiko Kanker
Organisasi Kesehatan Dunia telah menentukan bahwa faktor pola makan mencakup sedikitnya 30 persen dari penyebab seluruh kanker di negara-negara Barat dan sampai 20 persen di negara-negara berkembang. Ketika periset kanker mulai mencari hubungan antara pola makan dan kanker, salah satu penemuan yang paling nyata adalah orang yang menghindari daging lebih sedikit persentasenya terkena penyakit. Studi besar di Inggris dan Jerman menunjukkan bahwa vegetaris berisiko terkena kanker lebih kecil sekitar 40 persen dibandingkan dengan pemakan daging.(*1-3) Di Amerika Serikat, periset mempelajari Kelompok Advent Hari Ketujuh, kelompok keagamaan yang luar biasa karena hampir semua anggotanya menghindari tembakau dan alkohol serta mengikuti gaya hidup yang secara umum menyehatkan. Selain itu, sekitar setengah dari penganut Advent adalah vegetaris, sementara setengah yang lain mengonsumsi daging dalam jumlah sedang. Fakta ini membuat para ilmuwan melihat efek makan daging dari faktor lainnya. Secara keseluruhan, studi ini menunjukkan pengurangan risiko kanker yang berarti bagi mereka yang menghindari daging.(*4) Sebaliknya, studi Harvard menunjukkan bahwa orang yang makan daging setiap hari akan mempunyai risiko terkena kanker usus besar hingga tiga kali dibandingkan dengan mereka yang jarang makan daging.

Sejumlah hipotesis telah diajukan untuk menjelaskan hubungan antara konsumsi daging dan risiko kanker. Pertama, daging tidak berserat dan tidak mengandung nutrisi yang memiliki efek perlindungan. Daging mengandung protein hewani, lemak jenuh, dan dalam beberapa kasus mengandung senyawa penyebab kanker seperti heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang terbentuk selama daging diproses atau dimasak. HCA, terbentuk ketika daging dimasak pada suhu tinggi dan PAH terbentuk selama pembakaran bahan organik yang dipercaya meningkatkan risiko kanker. Sebagai tambahan, kandungan lemak tinggi dari daging dan produk hewani lainnya meningkatkan produksi hormon, sehingga meningkatkan risiko kanker yang berhubungan dengan hormon seperti kanker payudara dan prostat.

Di tahun 1997, Institut Amerika untuk Riset Kanker (AICR) menerbitkan sebuah tinjauan studi utama pada makanan, nutrisi, dan pencegahan kanker. Untuk kanker payudara, prostat, ginjal, dan pankreas, konsumsi daging merah (sapi, babi, atau kambing) dapat meningkatkan risiko kanker. Untuk kanker anus, sebuah tinjauan literatur menentukan bahwa daging merah meningkatkan risiko kanker dan daging yang diproses, lemak jenuh/hewan, dan daging yang dimasak matang dapat meningkatkan risiko.(*5)

Senyawa Karsinogen dalam Daging yang Dimasak

Heterocyclic Amines
HCA, keluarga senyawa mutagenik (memungkinkan mutasi gen), diproduksi selama proses memasak dari banyak produk hewani termasuk ayam, sapi, babi, dan ikan. Bahkan daging yang dimasak dengan cara normal dengan memanggang, menggoreng, atau memanggang lewat oven mungkin mengandung jumlah mutagen yang cukup banyak.(*6,7,8) Semakin lama dan semakin panas daging itu dimasak, semakin terbentuklah senyawa ini. Dalam beberapa studi, ayam yang dipanggang telah membentuk konsentrasi zat penyebab kanker yang lebih tinggi daripada daging jenis lain yang dimasak.(*9)

Kelas utama dari heterocyclic amines termasuk amino-imidazo-quinolines, atau amino-imidazo-quinoxalines (secara bersamaan disebut senyawa jenis IQ), dan amino-imidazo-pyridines seperti PhIP. Senyawa tipe IQ dan PhIP terbentuk dari kreatin atau kreatinin, asam amino spesifik, dan gula.(*10) Semua daging (termasuk ikan) tinggi kreatinnya, dan pembentukan HCA yang terbesar terjadi ketika memasak daging pada suhu tinggi, seperti umumnya pemanggangan atau penggorengan. Konsumsi daging dan PhIP yang diproses telah dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dan kanker usus besar, seperti yang telah didiskusikan dalam rincian yang lebih dalam di bawah ini. Studi kendali-kasus baru-baru ini di Universitas Utah yang mencakup 952 orang dengan kanker dubur dan 1205 orang menemukan bahwa pria dan wanita dengan konsumsi daging yang diproses dan dimasak dengan benar juga memiliki peningkatan risiko kanker dubur.(*11)

Polycyclic Aromatic Hydrocarbons
Menggoreng atau membakar daging di atas kobaran api langsung mengakibatkan hilangnya lemak di api yang panas dan memproduksi kobaran yang mengandung polycyclic aromatic hydrocarbon. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) melekat pada permukaan makanan, dan semakin besar panasnya maka semakin muncul PAH-nya.(*5) Hal itu dipercaya secara luas memainkan peranan penting dalam kanker pada manusia.(*12) Hubungan yang cukup konsisten antara konsumsi daging yang dibakar atau dipanggang oven tetapi tidak digoreng dengan kanker perut menyiratkan bahwa makanan yang terkena PAH mungkin memainkan peranan dalam pengembangan kanker perut pada manusia.(*5)

Kanker Payudara
Negara yang banyak mengonsumsi lemak, khususnya lemak hewani seperti daging dan produk susu, memiliki kasus kanker payudara yang lebih tinggi.(*13,14,15) Di Jepang, sebagai contoh, negara itu memiliki tradisi pola makan rendah lemak, khususnya lemak hewani, dibandingkan dengan pola makan di negara barat; sehingga Jepang memiliki angka kanker payudara yang lebih rendah. Di akhir tahun 1940-an, kanker payudara sangat jarang ditemui di Jepang, itu karena konsumsi lemak orang Jepang pada saat itu kurang dari 10 persen.(*16) Sebaliknya pola makan orang Amerika yang terpusat pada produk hewani biasanya mengandung 30 hingga 40 persen lemak tetapi mengandung kadar nutrisi yang rendah. Ketika wanita Jepang dibesarkan dengan pola makan barat, angka kanker payudaranya meningkat secara dramatis. Bahkan di Jepang, wanita kaya yang makan daging setiap hari memiliki risiko kanker payudara 8,5 kali lebih tinggi daripada wanita miskin yang jarang atau tidak pernah makan daging.(*17) Salah satu alasan yang dikemukakan adalah makanan berlemak mendorong hormon yang meningkatkan kanker.

Konsumsi makanan tinggi lemak seperti daging, produk susu, gorengan, dan bahkan minyak sayur menyebabkan tubuh wanita menghasilkan lebih banyak estrogen, yang memicu pertumbuhan sel kanker di payudara dan organ lainnya yang sensitif terhadap hormon seks wanita. Ini menunjukkan bahwa dengan menghindari makanan berlemak selama hidup, risiko kanker yang berhubungan dengan hormon akan menurun. Sebuah studi pada tahun 2003 yang diterbitkan dalam Jurnal Institut Kanker Nasional menemukan bahwa bila wanita yang berumur delapan hingga sepuluh tahun menurunkan jumlah lemak dalam pola makannya – bahkan sedikit saja – maka tingkat estrogennya ada pada tingkat yang lebih rendah dan lebih aman dalam beberapa tahun ke depan. Dengan menambah sayur, buah-buahan, padi-padian, kacang-kacangan, serta mengurangi daging, jumlah estradiol (estrogen dasar) dalam darahnya turun hingga 30 persen dibandingkan dengan grup wanita yang tidak mengubah pola makannya.(*18)

Para peneliti dari Harvard baru-baru ini mengadakan analisis yang prospektif pada 90.655 wanita pre-menopause berusia 26 hingga 46 yang terlibat dalam Studi Kesehatan Perawat II dan memutuskan bahwa konsumsi lemak hewani, khususnya daging merah dan produk susu tinggi lemak selama masa-masa pre-menopause berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara.(*19)

Di samping itu, peneliti dari Institut Kanker Ontario mengadakan meta-analisis dari semua kasus-kontrol dan studi-studi kelompok yang diterbitkan hingga Juli 2003 yang mempelajari pola makan berlemak, makanan yang mengandung lemak, dan risiko kanker payudara. Analisis kasus-kontrol dan studi kelompok tersebut menghasilkan dampak risiko yang sama dimana jumlah konsumsi lemak yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Risiko yang relatif signifikan dari konsumsi daging dan lemak jenuh juga muncul dimana konsumsi daging yang tinggi meningkatkan risiko kanker hingga 17 persen dan konsumsi lemak jenuh yang tinggi meningkatkan risiko kanker hingga 19 persen.(*20)

Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi daging merupakan faktor penyebab utama kanker payudara, meskipun faktor-faktor lain seperti jumlah konsumsi kalori dan jumlah konsumsi lemak telah dikontrol.(*21,22) Sebagian alasannya mungkin daging menjadi sumber carcinogen dan/atau mutagen, seperti HCA yang terbentuk ketika daging dimasak pada temperatur tinggi. Sebuah kajian HCA menunjukkan bahwa HCA tertentu di distribusikan ke kelenjar susu dan manusia dapat mengaktifkan HCA secara metabolis.(*23) Sebagai akibatnya, frekuensi konsumsi daging yang sering dapat menjadi faktor penyebab kanker payudara.(*21)

Kanker Usus
Seperti kanker payudara, seringnya mengonsumsi daging terutama daging merah berhubungan dengan peningkatan risiko kanker usus besar.(*24,25) Jumlah lemak dan lemak jenuh yang cenderung lebih tinggi dalam produk hewani daripada produk nabati, serta gula halus, semuanya memperkuat risiko kanker usus. Di Universitas Harvard, para peneliti menghindari daging merah setelah menemukan bahwa seseorang yang makan daging sapi, babi, atau domba setiap hari berisiko menderita kanker usus sekitar tiga kali lebih besar dibandingkan orang-orang yang umumnya menghindari produk-produk ini.(*25,26) Sebuah kajian 32 kasus-kontrol dan 13 studi kelompok menyimpulkan bahwa konsumsi daging berhubungan dengan peningkatan risiko kanker usus, dan hubungan tersebut lebih konsisten ditemukan pada daging merah dan daging yang diproses.(*12) Dan, dalam Studi Pencegahan Kanker II yang diterbitkan belakangan ini, yang melibatkan 148.610 orang dewasa sejak tahun 1982, kelompok yang paling tinggi mengonsumsi daging merah dan daging yang diproses memiliki risiko kanker usus yang lebih tinggi, masing-masing dengan rata-rata 30 hingga 40 persen dan 50 persen dibandingkan dengan mereka yang kurang mengonsumsi makanan tersebut.(*27) Dalam studi ini, batasan konsumsi daging merah yang termasuk tinggi jika melampaui 3 ons daging sapi, domba, atau babi untuk pria dan 2 ons untuk wanita setiap hari, yaitu jumlah yang biasanya ada dalam sebuah hamburger. Sedangkan konsumsi daging yang diproses yang termasuk tinggi (ham, daging beku, hot dog, sosis) jika melampaui 1 ons yang dimakan 5 atau 6 kali seminggu untuk pria, dan 2 atau 3 kali seminggu untuk wanita yaitu jumlah yang terdapat dalam seiris ham. Di samping itu, studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi daging putih, khususnya ayam, rata-rata berisiko terkena kanker usus tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan vegetarian.(*28)
Asam empedu sekunder mungkin bagian dari masalah. Untuk menyerap lemak, liver membuat empedu yang tersimpan dalam kantong empedu. Setelah makan, kantong empedu mengirim asam empedu ke dalam usus, dimana secara kimia asam tersebut memodifikasi lemak yang dimakan agar bisa diserap. Malangnya, bakteri di dalam usus mengubah asam empedu ini menjadi substansi pemicu kanker yang disebut asam empedu sekunder. Daging sebagian besar tidak hanya berisi lemak, tetapi juga membantu pertumbuhan bakteri yang menyebabkan asam empedu sekunder karkinogenik terbentuk.

Metode memasak yang memicu terbentuknya HCA diyakini berperan secara signifikan dalam risiko kanker usus. Sebuah studi kasus-kontrol di Carolina Utara yang menganalisis konsumsi daging di tingkat kematangan, metode memasak, dan perkiraan konsumsi HCA pada 620 pasien kanker usus serta 1030 pasien-kontrol menemukan bahwa tidak hanya konsumsi daging merah yang berhubungan erat dengan risiko kanker usus, tetapi gorengan juga cara yang paling berisiko dalam menyajikan daging karena terbentuk HCA yang tinggi.(*29) Konfirmasi hubungan antara menggoreng dengan risiko kanker usus dikemukakan dalam kajian yang disebutkan di atas, dimana menggoreng dengan temperatur tinggi meningkatkan risiko kanker usus hampir dua kali, dan risiko kanker dubur hingga 60 persen.(*12)

Kanker Prostat
Kanker prostat adalah salah satu kanker utama di antara pria di Amerika Serikat, dan para peneliti mempelajari sejumlah faktor pola makan yang mungkin memicu risiko kanker prostat. Di antaranya termasuk pola makan lemak, lemak jenuh, produk susu, dan daging, juga faktor-faktor pola makan yang menurunkan risiko seperti konsumsi karoten dan antioksidan lainnya, serat, dan buah. Seperti risiko kanker payudara, konsumsi pola makan lemak pada pria, yang banyak ada dalam daging dan produk hewani lainnya dapat meningkatkan produksi testosteron, yang kemudian meningkatkan risiko kanker prostat. Salah satu studi kasus-kontrol yang terbesar yang menunjukkan hubungan positif di antara kasus kanker prostat dengan konsumsi daging merah dilakukan di Universitas Harvard yang menganalisis hampir 15.000 dokter laki-laki dalam Studi Kesehatan Para Dokter.(*30) Meskipun studi ini mengutamakan analisis asam lemak plasma dan risiko kanker prostat, penulis menemukan bahwa pria yang mengonsumsi daging merah lima kali seminggu memiliki risiko 2,5 kali lebih besar bagi pertumbuhan kanker prostat dibandingkan dengan pria yang makan daging merah kurang dari sekali per minggu. Studi kelompok tentang pola makan yang paling masuk akal mengenai pola makan dan risiko kanker prostat dilaporkan oleh profesional kesehatan yang berjumlah hampir 52 orang dalam Studi Lanjutan Para Profesional Kesehatan di Harvard, yang melengkapi kuesioner frekuensi makanan pada tahun 1986.(*31) Dalam 3-4 tahun masa penelitian untuk laporan tersebut, secara statistik mereka menemukan hubungan signifikan antara konsumsi daging merah yang tinggi dengan risiko kanker prostat, dimana daging merah merupakan kelompok makanan yang memiliki hubungan positif paling besar dengan kanker prostat. Penemuan dan studi lainnya mengisyaratkan bahwa pengurangan atau peniadaan daging dari pola makan dapat mengurangi risiko kanker prostat.(*32)

Kanker Lainnya
Meskipun studi yang dilakukan tidak sebesar risiko kanker payudara, usus, dan prostat, sejumlah studi menyimpulkan bahwa konsumsi daging dapat berperan signifikan dalam risiko kanker ginjal dan pankreas. Tiga dari delapan studi kasus-kontrol yang meneliti hubungan antara carcinoma sell renal dan konsumsi daging secara statistik menemukan peningkatan risiko yang signifikan dari konsumsi daging yang tinggi. Di samping itu, studi yang prospektif di Jepang menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi daging setiap hari memiliki angka kematian yang lebih tinggi karena kanker ginjal daripada mereka yang jarang makan daging.(*5)

Kanker pankreas relatif jarang, tetapi sering berdampak fatal, yaitu kurang dari 20 persen kasus yang selamat selama setahun penuh. Konsumsi daging setiap hari menunjukkan hubungan peningkatan risiko kanker pankreas dalam sejumlah studi kelompok dan kasus-kontrol yang prospektif.(*5) Beberapa dari studi ini mengkhususkan konsumsi daging sapi dan babi dan menyimpulkan bahwa ada risiko yang lebih tinggi terhadap kanker pankreas karena adanya konsumsi yang lebih tinggi pada makanan ini.(*5) Namun, konsumsi pola makan lemak, lemak jenuh, dan protein belum menunjukkan hubungan dengan risiko kanker pankreas. Penemuan ini menunjukkan bahwa metode memasak, dan mungkin HCA dan formasi PAH dalam daging yang dimasak dapat menunjukkan hubungan tersebut, begitu juga dengan beberapa data yang tidak konsisten yang menunjukkan hubungan antara daging dalam pola makan dengan karkinogenesis pankreas.(*5)

Kesimpulan
Dua kesimpulan muncul dari penelitian kanker yang dilakukan oleh berbagai pihak: sayur dan buah-buahan membantu mengurangi risiko; sedangkan daging putih, produk hewani, dan makanan berlemak lainnya meningkatkan risiko. Konsumsi pola makan lemak memicu produksi hormon yang kemudian memicu pertumbuhan sel kanker dalam organ sensitif hormon seperti payudara dan prostat. Daging tidak mengandung serat yang bersifat melindungi, antioksidan, phythochemicals, dan bernutrisi; tetapi sebaliknya mengandung lemak jenuh berkonsentrasi tinggi serta senyawa karkinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

Pola makan vegetarian dan pola makan nabati berserat tinggi seperti padi-padian, polong-polongan, sayur-mayur, dan buah-buahan memberikan sejumlah perlindungan.(*5) Serat membantu kelancaran jalannya makanan melalui usus, membersihkan karkinogen secara efektif, dan serat mengubah tipe bakteri yang ada dalam usus sehingga terjadi pengurangan produksi asam empedu sekunder yang karkinogenik. Makanan nabati juga secara alami rendah lemak dan kaya antioksidan serta senyawa anti-kanker lainnya. Tidak mengherankan bila vegetarian menempati risiko kanker yang paling rendah dan secara signifikan menurunkan risiko dibandingkan dengan pemakan daging.(*33)

Referensi (*)
1.     Thorogood M, Mann J, Appleby P, McPherson K. Risk of death from cancer and ischaemic heart disease in meat and non-meat eaters. Br Med J 1994; 308:1667-70.
2.     Chang-Claude J, Frentzel-Beyme R, Eilber U. Mortality patterns of German vegetarians after 11 years of follow-up. Epidemiology 1992;3:395-401.
3.     Chang-Claude J, Frentzel-Beyme R. Dietary and lifestyle determinants of mortality among German vegetarians. Int J Epidemiol 1993;22:228-36.
4.     Barnard ND, Nicholson A, Howard JL. The medical costs attributable to meat consumption. Prev Med 1995;24:646-55.
5.     World Cancer Research Fund. Food, nutrition, and the prevention of cancer: A global perspective. American Institute of Cancer Research. Washington, DC: 1997.
6.     Skog KI, Johansson MAE, Jagerstad MI. Carcinogenic heterocyclic amines in model systems and cooked foods: a review on formation, occurrence, and intake. Food and Chem Toxicol 1998;36:879-96.
7.     Robbana-Barnat S, Rabache M, Rialland E, Fradin J. Heterocyclic amines: occurrence and prevention in cooked food. Environ Health Perspect 1996;104:280-8.
8.     Thiebaud HP, Knize MG, Kuzmicky PA, Hsieh DP, Felton JS. Airborne mutagens produced by frying beef, pork, and a soy-based food. Food Chem Toxicol 1995;33(10):821-8
9.     Sinha R, Rothman N, Brown ED, et al. High concentrations of the carcinogen 2-amino-1-methyl-6-phenylimidazo-[4,5] pyridine [PhlP] occur in chicken but are dependent on the cooking method. Cancer Res 1995;55:4516-19.
10.    Jagerstad M, Skog K, Grivas S, Olsson K. Formation of heterocyclic amines using model systems. Mutat Res. 1991 Mar-Apr;259(3-4):219-33.
11.    Murtaugh MA, Ma KN, Sweeney C, Caan BJ, Slattery ML. Meat Consumption patterns and preparation, genetic variants of metabolic enzymes, and their association with rectal cancer in men and women. J Nutr. 2004 Apr;134(4):776-784.
12.    Norat T, Riboli E. Meat consumption and colorectal cancer: a review of epidemiologic evidence. Nutr Rev. 2001 Feb;59(2):37-47.
13.    Armstrong B, Doll R. Environmental factors and cancer incidence and mortality in different countries, with special reference to dietary practices. Int J Cancer 1975;15:617-31.
14.    Carroll KK, Braden LM. Dietary fat and mammary carcinogenesis. Nutrition and Cancer 1985;6:254-9.
15.    Rose DP, Boyar AP, Wynder EL. International comparisons of mortality rates for cancer of the breast, ovary, prostate, and colon, and per capita food consumption. Cancer 1986;58:2363-71.
16.    Lands WEM, Hamazaki T, Yamazaki K, et al. Changing dietary patterns. Am J Clin Nutr 1990;51:991-3. 17.Hirayama T. Epidemiology of breast cancer with special reference to the role of diet. Prev Med 1978;7:173-95.
18.    Dorgan JF, Hunsberger SA, McMahon RP, et al. Diet and sex hormones in girls: findings from a randomized controlled clinical trial. J Natl Cancer Inst 2003;95:132-41.
19.    Cho E, Spiegelman D, Hunter DJ, et al. Premenopausal fat intake and risk of breast cancer. J Natl Cancer Inst 2003;95:1079-85.
20.    Boyd NF, Stone J, Vogt KN, Connelly BS, Martin LJ, Minkin S. Dietary fat and breast cancer risk revisited: a meta-analysis of the published literature. Br J Cancer. 2003 Nov 3;89(9):1672-85.
21.    De Stefani E, Ronco A, Mendilaharsu M, Guidobono M, Deneo-Pellegrini H. Meat intake, heterocyclic amines, and risk of breast cancer: a case-control study in Uruguay. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev 1997;6(8):573-81.
22.    Matos EL, Thomas DB, Sobel N, Vuoto D. Breast cancer in Argentina: case-control study with special reference to meat eating habits. Neoplasma 1991;38(3):357-66.
23.    Snyderwine EG. Some perspectives on the nutritional aspects of breast cancer research. Food-derived heterocyclic amines as etiologic agents in human mammary cancer. Cancer. 1994 Aug 1;74(3 Suppl):1070-7.
24.    Singh PN, Fraser GE. Dietary risk factors for colon cancer in a low-risk population. Am J Epidemiol 1998;148(8):761-74.
25.    Giovannucci E, Rimm EB, Stampfer MJ, Colditz GA, Ascherio A, Willett WC. Intake of fat, meat, and fiber in relation to risk of colon cancer in men. Cancer Res 1994;54(9):2390-7.
26.    Willett WC, Stampfer MJ, Colditz GA, Rosner BA, Speizer FE. Relation of meat, fat, and fiber intake to the risk of colon cancer in a prospective study among women. N Engl J Med 1990;323:1664-72.
27.    Chao A, Thun MJ, Connell CJ, et al. Meat consumption and risk of colorectal cancer. JAMA 2005;293:172-82.
28.    Fraser GE. Associations between diet and cancer, ischemic heart disease, and all-cause mortality in non-Hispanic white California Seventh-day Adventists. Am J Clin Nutr 1999;70(suppl):532S-8S.
29.    Butler LM, Sinha R, Millikan RC, Martin CF, Newman B, Gammon MD, Ammerman AS, Sandler RS. Heterocyclic amines, meat intake, and association with colon cancer in a population-based study. Am J Epidemiol. 2003 Mar 1;157(5):434-45.
30.    Gann PH, Hennekens CH, Sacks FM, Grodstein F, Giovannucci EL, Stampfer MJ. Prospective study of plasma fatty acids and risk of prostate cancer. J Natl Cancer Inst. 1994 Feb 16;86(4):281-6.
31.    Giovannucci E, Rimm EB, Colditz GA, Stampfer MJ, Ascherio A, Chute CC, Willett WC. A prospective study of dietary fat and risk of prostate cancer. J Natl Cancer Inst. 1993 Oct 6;85(19):1571-9.
32.Kolonel LN. Nutrition and prostate cancer. Cancer Causes Control. 1996 Jan;7(1):83-44.
33.Phillips RL. Role of lifestyle and dietary habits in risk of cancer among Seventh-day Adventists. Cancer Res 1975;35(Suppl):3513-22.

Tabel Singkat Bahaya Mengkomsumsi Daging
Penelitian telah menunjukkan bahwa rutin memakan daging dalam waktu yang lama dan porsi banyak dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti berikut ini:
•     Tekanan darah tinggi
•     Penyakit jantung
•     Diabetes
•     Stroke
•     Penyakit parkinson
•     Kanker kandung kemih
•     Kanker usus besar
•     Kanker prostat dan indung telur
•     Kanker paru-paru, kulit, dan ginjal
•     Kanker payudara
•     Penyakit lidah biru
•     E coli
•     Salmonella (lebih dari 2.300 jenis yang mungkin)
•     Flu burung
•     Penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encephalopathy)
•     Penyakit babi (PMWS)
•     Keracunan kerang-kerangan
•     Listeriosis
•     Pre-eclampsia
•     Campylobacter

BEBERAPA KERUGIAN AKIBAT MAKAN DAGING:

Penyakit Jantung
•     Lebih dari 17 juta jiwa melayang setiap tahun di seluruh dunia.
•     Biaya penyakit kardiovaskular paling sedikit 1 triliun dolar AS per tahun.

Kanker
•    Lebih dari 1 juta penderita baru kanker usus besar di diagnosis setiap tahunnya.
•    Lebih dari 600.000 orang mati karena kanker usus besar setiap tahunnya.
•    Di Amerika Serikat saja, pengobatan kanker usus besar menelan biaya sekitar 6,5 miliar dolar AS.
•    Jutaan orang di diagnosis sebagai penderita baru kanker yang berhubungan dengan konsumsi daging setiap tahunnya.

Diabetes
•    246 juta orang terkena penyakit ini di seluruh dunia.
•    Kira-kira 174 miliar dolar AS dihabiskan untuk pengobatan setiap tahunnya.

Kegemukan
•    1,6 miliar orang dewasa di dunia kelebihan berat badan, dengan 400 juta orang lebih sangat gemuk.
•    Menelan biaya 93 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk biaya medis di Amerika Serikat saja.
•    Sedikitnya 2,6 juta orang meninggal setiap tahun akibat masalah yang berkaitan dengan kelebihan berat badan atau kegemukan.

Dampak Lingkungan
•    Menggunakan sekitar 70% air bersih dunia.
•    Mencemari sebagian besar daerah aliran air.
•    Menebangi paru-paru Bumi.
•    Menghabiskan 90% gandum di dunia.
•    Menyebabkan kelaparan dunia dan perang.
•    80% penyebab pemanasan global.

Beberapa kerugian dari konsumsi susu:
Orang yang suka meminum susu sejak kecil hingga dewasa sangat rawan terkena berbagai penyakit, antara lain:
•    Kanker payudara, prostat, dan testis akibat dari hormon yang dikandung susu.
•    Listeria dan penyakit Crohn.
•    Hormon dan lemak jenuh menjurus kepada osteoporosis, kegemukan, diabetes, dan serangan jantung.
•    Terkait dengan jumlah sklerosis ganda yang lebih tinggi.
•    Digolongkan sebagai alergen (penyebab alergi) utama.
.     Intoleransi laktosa.

Bervegetarian, Kesehatan  & Lingkungan Hidup
Santapan Vegan demi Bumi Kita
Pramusaji menyajikan makanan vegetarian di Tehe Resto Vegetarian, Gambir Expo Blok J, PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat,

“SAVE The Earth, Go Green, Be Veg”, begitu kalimat yang tertulis pada seragam pramusaji di sebuah restoran vegetarian di Jakarta Selatan. Isu pemanasan global belakangan menjadi narasi besar—juga gaya—untuk mengemas berbagai hal. Tak ketinggalan bisnis gaya hidup di dunia konsumsi. Namun rupanya, gaya hidup vegetarian memang sungguh relevan dengan isu tersebut. Berbuat baik untuk bumi dapat dimulai dari piring kita.

Apa hubungannya global warming dengan gaya hidup vegetarian? Coba simak laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) berjudul “Livestcok’s Long Shadow”, yang dipublikasi 29 November 2006 di situsnya. Ternyata, 18 persen pemanasan global yang terjadi kini ”berkat” peran seluruh industri peternakan di dunia. Angka ini lebih besar dari pemanasan akibat seluruh (jenis) transportasi di dunia yang hanya 13 persen.

Aktivitas di sektor peternakan juga menyumbang 9 persen gas karbondioksida, 65 persen nitrooksida, dan 37 persen gas metana. Gas nitrooksida—dihasilkan oleh kotoran ternak—296 kali lebih berpotensi menimbulkan gas rumah kaca ketimbang CO2. Gambaran ini belum termasuk kontribusinya pada polusi tanah dan air.

Riset oleh Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago berkesimpulan, dengan mengganti pola makan hewani menjadi vegetarian, 50 persen lebih efektif mencegah global warming daripada mengganti mobil SUV dengan mobil hibrida. Lantas selorohannya, seorang vegan yang mengendarai SUV Hummer masih lebih ramah lingkungan ketimbang seorang pemakan daging yang mengayuh sepeda!

Tak heran, Dr Rajendra K Pachauri, Ketua Panel Antar-pemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) di Paris, 15 Januari 2008, mengajak warga dunia mengurangi makan daging demi mengurangi pemanasan global.

Bervegetarian Menuju “Go Green”
Gerakan go green, kembali ke alam, kembali ke natural, belum tampak hasilnya. Itu terjadi karena manusia memanfaatkan sesuatu, serta memasukkan makanan apa saja ke perut, tanpa berpikir apakah itu perlu, bagaimana proses, dan apa dampaknya di masa depan.

Kerusakan lingkungan dan rendahnya derajat kesehatan manusia, tak bisa dimungkiri akibat ulah sendiri. Demikian salah satu inti pembicaraan talkshow Go Green for Healthy Life, di Universitas Atma Jaya. Acara itu menghadirkan tiga pembicara, yakni Innugroho Budisantosa (pengurus Kampus Ministry Universitas Sanata Dharma), Prasasto Satwiko (guru besar Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta), dan Boy Rahardjo Sidharta (pengajar Teknobiologi UAJY).

Manusia sekarang, ibaratnya sosok bermulut lebar dan perutnya berkantong-kantong. Semua, bahkan makanan yang tidak perlu pun, dimakan. Inginnya memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan, daerah-daerah hijau pepohonan malah dipangkas sehingga daerah resapan air berkurang. “Manusia seperti berwajah ganda, ya memperbaiki dan mencoba meningkatkan kualitas hidup tapi juga merusak”, ujar Innugroho.

Serentetan hal seperti pemanasan global, kepunahan satwa, dan mundurnya kualitas lingkungan, membuat banyak pihak sekarang gencar menyuarakan untuk go green, kembali ke natural, ke organik, dan semua yang berbasis alam. Namun, sejatinya belum banyak gerakan riil yang dijalankan. Sebab, kerusakan alam tambah parah.

Prasasto menambahkan, banyak pihak sayangnya melihat sesuatu yang jauh ketimbang yang dekat kala memandang masalah lingkungan hidup dan mencari solusinya. Krisis lingkungan dan air bersih, misalnya, hanya dianggap sebagai krisis, bukan sebagai salah pengelolaan.

Sekitar 16.000 liter air bersih per tahun harus dihabiskan untuk membuat produksi daging bertambah satu kilogram. Dua pertiga lahan pertanian dipakai untuk pemenuhan pakan ternak. Sedangkan di belahan bumi lain, tejadi krisis air bersih dan kelaparan. “Coba kita merenungkan hal itu, apa hubungannya. Misalnya, dengan bervegetarian (tidak makan daging), bukankah kita menghemat air,” ujar Prasasto.
Go green, gerakan menuju natural, lanjut dia, bisa dimulai ketika orang bervegetarian. Bukti bahwa daging adalah sumber aneka penyakit, sudah terpapar sangat jelas secara medis. Manusia bisa hidup tanpa daging, tetapi tak bisa hidup tanpa tumbuh-tumbuhan.

Prasasto, dalam kesempatan itu menampilkan film berisi penyembelihan hewan-hewan ternak dan perilaku manusia terhadap hewan. Juga penyakit-penyakit yang bersumber dari daging. Ada proses dan akibat yang sejatinya adalah fakta tetapi selalu tertutupi, di balik sepotong daging yang tersaji indah dan nikmat di piring.

Kerusakan lingkungan, menurut Boy, karena sifat serakah manusia yang tidak peduli alam. Hidup kita harus organik karena bumi, tempat tinggal kita sudah terancam dan rusak tiap hari. “Sehingga pertanyaannya, apakah kita benar-benar sadar dan mencari solusinya”, ucap dia.

Vegetarian, Selamatkan Dunia dan Tubuh
Menjadi vegetarian adalah solusi yang paling mudah, murah, serta beradab untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, pemanasan global, serta dan demi kesehatan tubuh. Hal tersulit untuk bervegetarian adalah mengenyahkan sugesti bahwa makan daging itu perlu.

Sugesti paling kuat dan memprihatinkan yang telanjur menancap di benak masyarakat adalah bahwa tubuh akan lemas kalau tidak menyantap daging. Ini seakan mengingkari fakta bahwa daginglah penyebab banyak penyakit yang menurunkan kesehatan tubuh.

“Sudah sangat banyak paparan dari organisasi resmi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan paparan dari ahli medis yang intinya menjelaskan bahaya makan daging”, ucap Prasasto Satwiko, Koordinator Bidang Teknologi Pusat Studi Energi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).

Namun lanjut dia, informasi seputar bahayanya daging ini tak sampai ke masyarakat . Jika manusia bisa jernih berpikir, kalau melihat dampaknya, makan daging sebenarnya tidak perlu. Tetapi, sugesti yang menempatkan daging sebagai santapan penting, sulit diubah.

Tentu saja, kalau orang tiba-tiba bervegetarian, tubuhnya terasa kurang bertenaga, aneh, dan otak seperti kurang bisa berpikir. “Tapi, keadaan ini kan seperti perokok yang merasa aneh kalau mendadak berhenti merokok. Artinya adalah, itu hanya sugesti,” kata Prasasto, profesor yang juga Guru Besar Fakultas Teknik UAJY ini.

Dengan kata lain, meski daging tidak dikategorikan sebagai bahan aditif yang berbahaya, namun efek psikologis (membuat ketagihan) sudah nyata terpapar. Sayangnya, kondisi ini seakan dianggap angin lalu.

Informasi seputar vegetarian masih diterima secara sepenggal-sepenggal, belum secara sistem. Vegetarian hanya dianggap gaya hidup demi kesehatan atau ajaran agama tertentu. Padahal lebih dari itu, pemanasan global, kerusakan lingkungan, hingga kepunahan hewan, banyak berpangkal dari daging, termasuk ikan. Terkait pemanasan global misalnya, tercermin dari borosnya energi untuk menghasilkan sepotong daging.

Mitos bahwa bervegetarian membuat orang bodoh, juga tidak benar. Banyak orang penting yang mengubah dunia dan mereka vegetarian, misalnya Albert Einstein, Socrates, Plato, Leonardo da Vinci, Charles Darwin, hingga RA Kartini, kata Prasasto.

Indra (27), karyawan swasta di Yogyakarta berpendapat, memang sulit untuk bervegetarian. Sangat sulit mengenyahkan daging dari menu di piring. Sulit juga mencari warung makan yang hanya menyediakan sayuran. “Budayanya sudah budaya makan daging”, ujarnya.

7 Alasan Jadi Vegetarian
Ada banyak alasan seseorang memilih menjadi vegetarian. Salah satunya mungkin sama atau malah menginspirasi Anda.

1.     For Animal’s Sake
Anda penyayang binatang? Ini bisa jadi salah satu alasan menjadi vegetarian. Banyak orang memutuskan menjadi vegan karena tak tega melihat binatang disembelih untuk dimakan. Inilah alasan etika yang banyak digembar-gemborkan orang-orang Barat.

2.     Hidup Lebih Berwarna
Sayur dan buah memiliki banyak warna. Semakin berwarna semakin sehat makanan Anda. Misalnya, sayur dan buah berwarna oranye dan hijau, kaya akan beta karoten. Manfaatnya, tak hanya ampuh menangkal radikal bebas, tapi juga menjauhkan tubuh dari sel kanker. Sementara, sayur dan buah berwarna kemerahan, kebiruan dan keunguan seperti plums, ceri, paprika, blueberry, dan kedelai hitam, mengandung antisianin. Manfaatnya, mencegah proses oksidasi yang terjadi secara dini dan menimbulkan penyakit degeneratif.

3.     Sehat Lebih Lama
Dengan menjadi vegetarian, kita terhindar dari semua lemak hewani. Kita tahu, lemak hewani merupakan sumber kolesterol yang jadi salah satu pemicu penyakit jantung dan kanker. Selain itu, tubuh juga akan mendapat banyak serat dari sayuran dan buah. Bahan makanan ini sumber antioksidan yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh. Oh ya, meski hanya mengonsumsi sayuran, buah dan kacang-kacangan, tak perlu takut terkena osteoporosis. Asupan kalsium bisa dicukupi dari kacang-kacangan, tempe, tahu, susu kedelai dan sayuran berwarna gelap seperti bayam dan brokoli.

4.     Berat Badan Stabil
Karena asupan lemak dari hewani berkurang, Anda tak perlu lagi takut kegemukan. Namun, jangan takut kelaparan juga. Makanan sehat seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan buah-buahan cukup kok memenuhi semua kebutuhan tubuh. Bahkan bisa membantu Anda mendapatkan berat tubuh ideal. Dengan rajin makan sayur dan buah, otomatis tubuh kita mengonsumsi banyak serat. Dijamin, pencernaan akan lancar dan racun-racun di tubuh pun bisa keluar setiap hari.

5.     Hemat
Kita tahu produk daging dan olahannya termasuk bahan makanan yang harganya mahal. Mengurangi konsumsi daging dan menggantinya dengan sayuran dan kacang-kacangan, artinya Anda telah menghemat pengeluaran belanja harian atau jatah uang makan siang. Coba bandingkan ketika Anda makan di warung makan dengan mengunakan daging sebagai lauk dan menggunakan tahu atau tempe sebagai lauk. Pengeluaran Anda pasti jauh beda.

6.     Cegah Global Warming
Jangan kaget dulu, apalagi tertawa! Fakta yang diungkap FAO tahun 2006 menjelaskan bahwa daging merupakan komoditi penghasil emisi karbondioksida paling tinggi (20%). Ini bahkan melampaui jumlah emisi gabungan dari semua kendaraan di dunia. Kok bisa? Ternyata industri ternak telah menghasilkan 9% racun karbondioksida, 65% nitrooksida, dan 37% gas metana. Selain itu, industri ternak juga memerlukan banyak energi untuk mengubah ternak menjadi daging siap konsumsi. Untuk memproduksi 1 kg daging saja misalnya, dihasilkan emisi karbondioksida 36,4 kilo. Wah!

7.     Save Energy
Saat ini krisis energi dan pangan merebak ke seantero muka bumi. Ingin hemat energi? Salah satunya dengan menjadi vegetarian atau setidaknya kurangi sumber makanan hewani. Seperti dijelaskan di atas, bahan makanan hewani membutuhkan lebih banyak konsumsi energi dalam produksi dan suplainya dibanding makanan nabati. Menurut U.S. Geological Survey, untuk membuat satu tangkup hamburger, misalnya membutuhkan setidaknya 1.300 galon air. Jadi, tidak heran jika produk pangan hewani dan junk food memerlukan lebih banyak energi dibanding dengan mengolah sayuran, buah dan beras.

Pikiran Lebih Jernih dengan Vegetarian
Menjadi seorang vegetarian, pikiran manusia lebih jernih dan gembira, sebab ikut mengambil peran dalam pelestarian alam, kasih sayang terhadap binatang, dan menghargai kehidupan.

Hal itu disampaikan Kamalanathan Sappani, dokter, penggiat vegetarian, yang juga Medical Director Metronik iCares SDN BHD Malaysia, ketika berbicara dalam seminar vegetarian yang diselenggarakan Indonesia Vegetarian Society (IVS), Jumat (6/3) malam.

“Kita harus mengambil satu langkah untuk menyelamatkan bumi, dengan melihat menu makan kita”, ujarnya.

Menurut Kamalanathan, ada ungkapan you are is what you eat (Anda adalah apa yang Anda makan). Menurutnya, itu sangat tepat menggambarkan manusia dan pola makannya sekarang yang asal makan. Manusia tidak berpikir bagaimana proses dan dampak makanan itu pada tubuh dan psikologis.

Daging adalah makanan yang menurutnya tidak perlu dimakan karena banyak alasan, salah satunya dari sisi kesehatan dan perikehidupan. Kamalanathan sendiri mengaku sangat bahagia menjadi vegetarian.

“Dengan bervegetarian, saya riil menyelamatkan ayam, kambing, sapi, dan hewan-hewan dari kematian yang tidak perlu hanya demi keinginan perut. Dengan bevegetarian, pikiran saya bebas dan jernih, serta bisa berpikir dengan lebih baik. Saya mendapat kegembiraan dan semakin paham bagaimana kehidupan dan bumi harus dihargai”, paparnya.

Dalam acara itu, Kamalanathan menjawab beberapa pertanyaan dari peserta. Salah satunya tentang, jika daging sudah terbukti merugikan kesehatan, mengapa masih ada dokter yang makan daging.

“Kalau Anda menanyakan kepada dokter yang suka makan daging, ya tentu mereka menjawab bahwa manusia tidak perlu bervegetarian, kan?” jawab Kamalanathan.

Ia lalu memberi gambaran bahwa di negeri asalnya, yakni India, tradisi tidak makan daging berkaitan erat dengan religi yang ditaati. Tak bisa dimungkiri, itu sangat membantu. Rumah sakit-rumah sakit di India menyediakan vegetarian, dan dokter-dokternya vegan.

“Semua, sekarang menuju ke organik. Gerakan vegetarian akan semakin meluas. Ada satu hari dalam setahun untuk mengingatkan orang untuk menengok bahaya daging (meatless day), dan sesudahnya pasti ada orang yang dengan sadar bervegetarian,” ujarnya.

Prasasato Satwiko, profesor yang juga Koordinator Bidang Teknologi Pusat Studi Energi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), yang juga pembicara, mengutarakan, sangat susah mengajak orang untuk mencerna dan menganalisis apa menu di piring yang disantap.

“Kita belajar energi, mencari sumber energi, mencari penyebab mengapa bumi makin rusak, mengapa hewan punah, mengapa banyak penyakit. Semua mengarah pada gaya hidup, pola konsumsi. Tak usah ke mana-mana mencari jawabannya, cukup lihatlah menu piring. Daging, tidak perlu ada di piring, karena memang tidak perlu dan tubuh tidak memerlukan,” ucap Prasasto.

Banyak anggapan salah terkait vegetarian. Misalnya tubuh menjadi lemah, kurang gizi. Namun anggapan itu amat mudah dipatahkan. Menurut Prasasto, jika tubuh terasa lemas karena tidak makan daging, itu hanya sugesti. Dengan kata lain, itu menunjukkan bahwa daging memang sudah menguasai manusia dan membuat ketergantungan yang tidak perlu.

“Itu hanya ketakutan-ketakutan. Kurang gizi, bukan alasan. Itu bisa dipenuhi dengan makanan nabati yang bervariasi,” ujar Kamalanathan.

Banyak tokoh hebat yang bervegetarian dan jelas tidak bisa disebut bodoh. Mereka antara lain atlit lari AS Carl Lewis, filsuf Socrates, Phytagoras, ilmuwan Charles Darwin, Albert Einstein, seniman Leonardo da Vinci, tokoh kemanusiaan Mahatma Gandi, hingga tokoh perempuan kebanggaan Indonesia, RA Kartini.

Dalam sesi tanya jawab, sejumlah peserta menanyakan antara lain mengapa bawang putih sebaiknya tidak dimakan. Koordinator IVS Yogyakarta-Jawa Tengah Chindy Tanjung mengatakan, efek bawang akan sama dengan daging. “Sebab bawang juga bersifat asam. Bawang putih bisa membuat emosi orang naik. Itu ada tinjauan ilmiahnya”, ujar Chindy yang adalah dokter gigi ini.

Walau demikian, menurut Kamalanathan, seseorang tetap bisa disebut vegan meski tetap menyantap bawang putih, maupun jamur. Hanya saja ia mengingatkan bahwa konsumsinya jangan berlebih, secukupnya saja. “Jumlahnya seperti bumbu, sedikit saja, tidak apa-apa”, ujarnya.

Pantangan Makanan Untuk Menjaga Kesehatan
Dibantu dr. Susi dan dr. Jamal dari Tim Medis Klinik Herbal Ny.Ning Harmanto, alasan memberikan pantangan makanan penderita kanker sebagai berikut:
1.     Sayur-sayuran
—     Tauge mengandung zat yang mendorong pertumbuhan sel kanker.
—     Sawi putih dan kangkung mengurangi efektivitas kerja obat.
—     Cabai merangsang aktifitas bawah sadar sehingga menurunkan jumlah oksigen dalam tubuh.
2.     Buah-buahan
—     Lengkeng dan nangka mengandung zat tumbuh bagi sel kanker.
—     Durian, duku, nanas, dan anggur menghasilkan alkohol sehingga merangsang berkembangnya sel kanker.
—     Minuman ringan atau soft drink bersifat karsinogen.
—     Es atau minuman dingin mengganggu kelancaran peredaran darah.
—     Alkohol merangsang aktivitas bawah sadar sehingga jumlah oksigen dalam tubuh menurun.
3.     Daging dan Ikan Asin
—     Daging (sapi, kerbau, kambing, babi) memfasilitasi pertumbuhan sel yang tidak normal.
—     Ikan asin yang diolah dari bahan tidak segar mengalami penguraian sehingga menjadi bahan allergen yang mengundang reaksi imunitas tubuh. Akibatnya, tubuh akan merasa meriang, gatal-gatal, dan bengkak. Sementara itu, bagi penderita kanker akan timbul reaksi berdenyut-denyut dan timbul rasa nyeri di bagian tubuh yang terkena kanker. Selanjutnya karena ada gangguan permeabilitas (penyerapan air) jaringan tubuh, permukaan luka akan tampak basah, benyek, dan kadang-kadang terjadi perdarahan. Yang lebih memprihatinkan, beberapa produsen pengolah ikan sering menambahkan formalin atau bahan pengawet mayat, bukan pengawet makanan. Formalin ini bersifat hepatotoksik atau racun bagi organ hati, sehingga semakin lama mengganggu sistem kerja sel dan jaringan yang akhirnya memicu kanker.
4.     Makanan yang di awetkan
—     Makanan awetan mengandung senyawa kimia yang dapat berubah menjadi karsinogen aktif.
–     Makanan yang dibakar, bagian yang gosong atau hangus mengandung zat karsinogen
5.     Sea food
—     Udang, kerang, kepiting, cumi mengandung kandungan lemak tinggi. Penderita kanker atau tumor harus mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi karena bisa merangsang berkembangnya sel kanker.
6.     Daging Unggas
—     Biasanya untuk memacu pertumbuhan ternak atau unggas digunakan obat-obatan kimia termasuk hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh hewan sehingga bobot ternak atau unggas cepat meningkat. Suntikan hormon yang diberikan pada ternak mirip hormon anabolic pada manusia. Hormon ini di duga memicu kanker prostat dan kanker kelenjar.

Nah aneka pantangan makanan tersebut diharapkan tidak membuat pasien takut makan.

Penderita kanker harus mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi dan boleh makan enak namun hendaknya dipilih yang aman. Bagi anda yang menderita kanker/tumor/kista/myom, silahkan dipertimbangkan untuk mau mentaati atau tidak pantangan makanan tersebut. Dari pengalaman klinik herbal Ny.Ning Harmanto dan dari data yang ada, proses kesembuhan pasien kanker sebagian besar dipengaruhi oleh ketaatan pasien berpantang makanan. (Sumber: http://www.ningharmanto.com/ningharmanto).

Ditinjau dari Perspektif Ajaran Buddha
Di dalam Sutra Brahmajala, disabdakan: “Orang yang makan daging merusak bibit maha welas asih dari Sifat KeBuddhaan mereka sendiri, dan makhluk hidup mana pun yang melihat mereka akan meninggalkan mereka. Oleh karena itu, semua Bodhisatva harus menghindari makan daging dari makhluk hidup mana pun, karena hal ini akan mendatangkan dosa yang tiada batasnya”.

Di dalam Sutra Lankavatara, disabdakan: “Semua orang suci tidak suka makan darah atau daging…. para makhluk Surgawi tidak pernah mendekati orang yang makan daging karena mulut mereka selalu mempunyai bau busuk…. Daging adalah tidak bagus, daging tidak bersih; pemakan daging menimbulkan setan dan menghancurkan pahala dan berkah. Para suci mencela makan daging!”

“Pada suatu tempat, saya melarang orang untuk makan sepuluh jenis daging dan mengizinkan mereka untuk makan tiga jenis daging murni, untuk membantu mereka berhenti makan daging secara berangsur-angsur dan kemudian memulai latihan spiritual. Sekarang saya berkata: saya melarang semua jenis daging, tanpa menghiraukan apakah binatangnya mati secara alami atau dibunuh. Saya tidak pernah mengizinkan murid-murid saya untuk makan daging, dan saya tidak akan mengizinkannya saat ini atau masa yang akan datang”.

“Semua makhluk hidup datang dari sumber yang sama. Melalui banyak reinkarnasi, semua makhluk hidup telah menjadi saudara satu sama lainnya. Bagaimana bisa kita makan daging dari saudara kita?”

Suatu keadaan yang tidak menyenangkan, bagaimana saya dapat melakukan yang sama terhadap orang lain (makhluk lain)? ~ Samyutta Nikaya v. 353

Semua gentar terhadap aniaya; semua takut terhadap kematian. Menempatkan diri kita di posisi orang lain (makhluk lain), kita tidak seharusnya membunuh atau membuat orang lain membunuh~ Sang Buddha, Dhammapada

Seseorang itu agung bukan karena ia mengalahkan atau menyakiti makhluk hidup lainnya. Seseorang itu agung karena ia menahan diri dari mengalahkan atau menyakiti makhluk hidup lainnya. ~ Sang Buddha, Dhammapada

Semua Buddha dan Bodhisatva pada dasarnya berlatih prinsip belas kasih agung. Penderitaan makhluk hidup melahirkan belas kasih agung mereka. Dari belas kasih agung ini muncullah kebijaksanaan agung, dan dengan kebijaksanaan agung ini, mereka mencapai pencerahan tertinggi. ~ Buddha Shakyamuni, Sutra Avatamsaka

Orang yang makan daging akan terjatuh ke jalan yang mengerikan dari transmigrasi dan menderita kesakitan yang tiada batasnya. Orang yang makan daging tidak akan pernah sukses dalam mendapatkan berkah apa pun atau jasa yang mereka doakan. Pemakan daging menyebabkan makhluk surgawi menghindari mereka dan makhluk hidup lainnya takut terhadap mereka”. ~ Buddha Shakyamuni, Sutra Shurangama

Kasyapa bertanya kepada Sang Buddha: “Mengapa sebelumnya Guru mengizinkan para biksu untuk makan ‘tiga daging murni’ atau bahkan‘sembilan daging murni’?” Sang Buddha berkata, “Adalah suatu kebiasaan untuk mengikuti kebutuhan dari suatu kesempatan, dan sebagai langkah berangsur-angsur dalam pemisahan sesungguhnya dari makan daging”. ~ Buddha Shakyamuni, Sutra Nirwana

佛說素食經 ; 斷肉食素聖典彙編
素食是中國佛教徒特別殊勝的慈悲行儀之一,多年來中國大陸由於佛法不興,其他佛教國家則是沒有素食的文化,因而台灣佛教徒成為全世界最大的素食人口,從此可看出,台灣的佛教徒是很有福報的,不必為了吃素而困擾,從飲食當中就能日日守持不殺生戒。

由於食肉是間接傷害物命,而且是每天都會造作的惡業,所以持守素食可以說是佛弟子最基本的戒行,同時也不再累積新的殺業。因此,不殺生是培養慈悲心的第一步,實踐不殺生又是以素食為最簡單易行,呼籲大眾千萬不可忽視這小小善行,因為這個德行是能夠成就菩提的大悲種子。

其實素食的起源甚早,在早期佛教經典,世尊四處遊化,如果有居士欲供養佛陀,他們所準備的一定是 ‘蔬食’,而不是以肉食來供養佛陀及諸比丘。而且有許多的佛弟子見到當時印度某些外道吃素,都認為這是善良的德行,在世尊的默許下,也都持守素食,就連破僧的提婆達多也堅持斷肉食。

雖然,在台灣以外的佛教國家,如西藏佛教,雖然較少素食,這也是因為在以前西藏高原環境、生態嚴苛(高原氣候寒冷,日夜溫差極大,難以種植蔬菜),對於果腹的食物沒有選擇餘地,但是在許多密教儀軌裡還是嚴格規定素食的。現在西藏佛教傳到了台灣,有許多喇嘛、上師在台灣都入境隨俗改變飲食,就連慈悲化身的達賴喇嘛也不只一次地在演講中表示:’佛教徒有能力吃素的,就應該素食。而我們已經身在這世上最方便素食的地方,且為了現世利益、將來菩提,更應該從現在起持守素食。

素食的好處說之不盡,不但可以培養仁慈的心,養成柔和的性格和耐力,而且為求人類和平更要吃素。因為眾生累劫以來所造的無數殺業就是世上上刀兵劫的業因,如果世界上每一個人都能秉著慈悲心,愛護一切生命,人人不起殺念、不殺生、不進殺業,自然就能免除世上刀兵劫。

因此,為了破除食葷、食肉的邪見,確立食素的正見,特於弘法之餘,收錄了《阿含》、《本緣》、《經集》、《律》、《密》等四十部經典中關於佛陀對於素食的種種開示(大小顯密法門),期望佛弟子閱讀本書後,能從中了解佛陀的本懷慈悲,並且親身實踐素食。

不僅如此,我們還要影響中國大陸,恢復素食的風氣,更要讓這美好的德行發揚光大,使其他國家的佛教徒認識到素食的重要與殊勝之處。持素的台灣佛教徒應責無旁貸作為全世界佛子的表率,這是一份責任,更是一份榮耀!
生命電視台台長; 中華印經協會理事長海濤法師

一切智光明仙人慈心因緣不食肉經;譯者失佚,今附秦錄
如是我聞:一時,佛住摩伽提國寂滅道場彌日女村自在天祠精舍。時有迦波利婆羅門子,名彌勒,軀體金色,三十二相,八十種好,放銀光明,黃金校飾,如白銀山,威光無量,來至佛所。爾時,世尊與千二百五十比丘經行杯中,又有結髮梵志五百人等,遙見彌勒威儀庠序,相好清淨五體投地如銀山崩,成金花聚寶間廁,金花金台七寶為果,於臺閣中,有妙音聲而說偈言:

我見牟尼尊面貌常清淨; 百福相奇特世間無倫匹
煩惱垢永盡智慧悉成滿; 一向常歸命身心無疲倦
故我以五體欲得勝安樂; 脫苦無所畏敬禮釋迦文

時,諸梵志見聞此事,白佛言:’世尊!如此童子威儀庠序,光明無量,與佛無異,於何佛所初發道心?受持誰經?唯願天尊為我解說。

佛告式乾梵志:’汝今諦聽,善思念之,吾當為汝分別解說,令汝歡喜。乃往過去無量無邊阿僧祇劫時,有世界名勝花敷,佛號彌勒,恆以慈心四無量法教化一切。彼佛說經,名慈三昧光大悲海雲,若有聞者,即得超越百億萬劫生死之罪,必得成佛,無有疑慮。時,彼國中有大婆羅門,名一切智光明,聰慧多智,廣博眾經,世間技藝六十四能無不綜練。聞佛出世,說慈三昧光大悲海雲經,即以世間一切義論難詰彼佛。盡其辭辯而不能屈,即便信伏為佛弟子,尋發阿褥多羅三藐三菩提心,而作是言:“我今於佛法中,誦持大慈三昧光大悲海雲經,以此功德,願於未來過算數劫,必得成佛,而號彌勒。”於是捨家,即入深山,長發為相,修行梵行,八十歲中,少欲無事,乞食自活,誦持是經,一心除亂。 ’

彼時,世間有兩星現,國王淫荒,慧星橫流,連雨不止,洪水暴漲,仙人瑞坐,不得乞食,經曆七日。時彼林中有五百白兔,有一兔王,母子二獸見於仙人七日不食,而作是言:“今此仙人為佛道故,不食多日,命不云遠,法幢將崩,法海將竭,我今當為無大法令得久住,不惜身命。” 即告諸兔:“一切諸行皆悉無常,眾生愛身,空生空死,未曾為法,我今欲為一切眾生作大橋樑,令法久住,供養法師。”

爾時兔王即為群兔而說偈言:
若有畜生類得聞諸佛名; 永離三惡道不生八難處
若聞法奉行生處常值佛; 信法無疑惑歸依賢聖僧
隨順諸戒行如是疾得佛; 必至大涅槃常受無上樂

爾時兔王說此偈已,告諸兔言:“我今以身欲供養法,汝等宜當各各隨喜,所以者何?我從多劫,喪身無數,三毒所使,為鳥獸形,唐生唐死,未曾為法,吾今欲為無上法故,棄捨身命,供養法師。”時,山樹神即積香薪,以火燃之。兔王母子圍繞仙人足滿七匝,自言:“大師!我今為法供養尊者。”仙人告言:“汝是畜生,雖有慈心,何緣能辦?”兔白仙人:“我自以身供養仁者,為法久住,令諸眾生得饒益故。”作此語已,即語其子:“汝可隨意求覓水草,繫心思維,正念三寶。”爾時兔子聞母所說,跪白母言:“如尊所該無上大法,欲供養者,我亦願樂。”作此語已,自投火中,母隨後入。當於菩薩捨身之時,天地大動,乃至色界及與諸天,皆雨天華,持用供養。肉熟之後,時山樹神白仙人言:“兔王母子為供養故, 投身火中,今肉已熟,汝可食之。”

時彼仙人聞樹神語,悲不能言,以所誦經書置樹葉,又說偈曰:
寧當燃身破眼目不忍行殺食眾生; 諸佛所說慈悲經彼經中說行慈者
寧破骨髓出頭腦不忍啖肉食眾生; 如佛所說食肉者此人行慈不滿足
常受短命多病身 迷沒生死不成佛。
時彼仙人說此偈已,因發誓言:“願我世世不起殺想,恆不啖肉,入白光明慈三昧,乃至成佛,制斷肉戒。”作此語已,自投火坑,與兔並命。是時,天地六種震動,天神力故,樹放光明,金色晃曜,照千國土。時彼國中諸人民等,見金色光從山樹出,尋光來至,既見仙人及與二兔死在火中,見所說偈,並得佛經,持還上王。王聞此法,傳告共宣,令聞此者,皆發無上正真道心。

佛告式乾:’汝今當知,爾時白兔王者,今現我身釋迦文尼佛是。時兔兒者,今羅喉羅是。時誦經仙人者,今此眾中婆羅門子彌勒菩薩摩訶薩是;我涅槃後五十六億萬歲,當於穰佉轉輪聖王國土,華林園中金剛座處,龍華菩提樹下得成佛道,轉妙法輪。時五百群兔者,今摩訶迦葉五百比丘是。時二百五十山樹神者,舍利弗目腱連等二百五十比丘是。時千國王,跋陀婆羅 等千菩薩是。彼王國土諸人民等得聞經者,從我出世乃至樓至,於其中間受法弟子得道者是。 ’

佛告式乾:’菩薩求法,勤苦歷劫,不惜身命,雖復從報受畜生身,常能為法不惜軀命,投於火坑,以身供養,使得超越九百萬億劫生死之罪,於是得在恒河沙等無量諸佛先,先彌勒前得成佛道,汝等云何不勤為法? ‘ 佛說是語時,式乾等五百梵志求佛出家,佛言:善來!鬚髮自落,即成沙門。佛為說法,豁然意解,成阿羅漢,八萬諸天亦發阿褥多羅三藐三菩提心。時會大眾聞佛所說,各各稱讚菩薩所行。

舍利弗白佛言:’時彼仙人投火坑已,為生何處?’佛告舍利弗:’時彼仙人投火坑已,生於梵世,普為一切說大梵法,乃至成佛轉大梵輪,所說經典亦名慈三昧光大悲海雲。所製波羅提木叉,不行慈者名犯禁人,其食肉者犯於重禁,後身生處常飲熱銅,至彼仙人得作佛時,如彌勒菩薩下生經說。’
尊者阿難聞佛所說,即從座起,偏袒右肩,右膝著地,合掌向佛,叉手長跪而白佛言:’世尊!彌勒成佛所說戒法,乃以慈心製不食肉,(食肉者)為犯重禁,其奇甚特。 ‘ 時會大眾,異口同音皆共稱讚彼國眾生不食肉戒,願生被國。世尊悉記,當得往生。

尊者阿難復白佛言:‘當何名此經?云何受持之?’佛告阿難:’此法之要,名白兔王菩薩不惜身命為無上道,亦名一切智光明仙人慈心因緣不食肉經,如是受持。’尊者阿難及諸比丘聞佛所說,歡喜奉行。

佛說師子素馱娑王斷肉經;大唐至相寺沙門智嚴譯

我憶過去無量劫  有王名曰素馭娶  其王一時出遊山  群臣部從獵蟲獸
忽違雷雹惡風起  諸人分散悉驚惶  王獨走入深山林  臨河蘇息無人伴
牝母師子在山藪  見王獨坐逼王身  眾生惡業風緣故  轉種地獄苦無量
王與師子夙因緣  欲情俱起共交會  多劫食肉殺生者  夙習故入師子胎
便生人身師子首  斑足丈夫如默王  長成迅連甚猛利  問母我是誰體胤
其母師子答子云  汝父竭國素馱王  子用是已速往尋  摩竭提國父三所
引現具啟往因緣  王聞自悟收為子  然為父王年老邁  登樓冊子立為王
號為師子素馱娶  御殿朝政理臣民  師子展轉惡習故  多劫食肉害眾生
雖居人王不食穀  唯餐鳥獸水陸蟲  供進雜肉時將至  闥拔獸肉狗銜將
闕肉廚人懼王斬  走出捕捉小嬰孩  密截頭項並手足  全煮鑊中供進王
王食其肉甚將美  長嗜肉味狀燒薪  王問食官是何肉  食官惶怖具啟王
王赦其罪勿憂愁  每日供進是肉來  廚人既承大王教  變服每日盜他兒
積年竊盜他男女  如行羅剎復如鷹  國內人民並持服  為失子息各慞惶
兩兩執手互相問  氣噎無處告皇天  邑人守補獲其賊  廚賊訴云不自由
國人聞此啟諫王  王聞忿怒大嗔責  此日令密進孩肉  從今每日料一人
親戚臣民次第食  如羊攔內被牽將  闔國絕望無控告  普集王衙欲除君
王上高台祈神鬼  請翅飛騰免斯難  若得翅飛取諸方  百國王頭祭山神
師子猛獸惡習故  立得翅飛接諸王  囚縶高峰峻岩上  已得九十九國王
惟少一王擬當祭  師子而下更尋求  於時王舍菩薩王  號為聞月園苑浴
師子見王坐玉碇  下捉右臂欲擒將  爾時聞月王悲泣  師子問王何故啼
我用大王勇猛智  菩薩不顧身命財  若也如是當應忍  何得苦憂不自由
聞月答王師子云  一切憂苦不過慈  修行菩薩大慈悲  我今憂彼百國王
一生豪貴主天下  今日囚縶命欲終  我又百國求佛法  請得法師遠方來
未及聽法親授教  國人渴仰未曾聞  汝舍施我一七日  供養三寶聽法音
集會群臣囑累法  八日當自迎大王  以其菩薩無詐妄  師子許王七日期
八日聞月出城迎  拾身施待師子王  於時師子如雲現  擒接聞月對眾將
師子問王可無畏  敢出我前如獸王  聞月答王師子言  是身虛假施大王
寧舍百千身命財  不犯前言失汝期  和顏悅色方便語  聽我少時說因緣
汝欲祭祀邪神鬼  諸部善神與汝殃  十方佛剎諸賢聖  多劫汝不更聞名
是身虛假合因緣  命若電光無停住  五根六識無人我  眼耳鼻舌觸為因
如幻變化見眾像  眾生妄想執為真  從頭至足驗此軀  無有一事是常住
如水中泡剎那滅  老病死苦亦無常  汝今唯肉養其身  究竟無依無善路
殺生無量食啖肉  展轉受苦惡道中  爾時聞月無量偈  勸化師子素馱王
師子聞已漸回心  聽聞無我實相體  師子問王如何計  祭祀無罪得神歡
聞月答云辦素味  無辜淨食祭祀天  師子依命祭山神  捨身施與聞月王
山中囚禁諸王者  並皆付囑聞月將  聞月各引還本國  依舊安置理人民
並將師子素馱王  摩竭提國坐本宮  和合諸臣及萬姓  闔國斷肉不殺生
爾時聞月發大願  願我成等正覺時  解脫一切普含生  此等諸王同成佛
所授師子王妙法  願其重罪得云銷

又念過去阿僧祇劫,釋提桓因處忉利宮,以於過去食肉餘習,變身為鷹而逐於鴿。我時作王名曰屍毗,憨念其鴿,秤身割肉,代鴿償命。屍毗王者,我身是也,後當作王名曰聞片。其時帝釋化為鷹者,後當作王師子素馱。釋試我故尚生惡道,況餘眾生無慚專殺,食啖血肉無止足時。一切眾生從無始來,靡不曾作父母親屬,易生鳥獸如何忍食!夫食肉者,歷劫之中生於鳥獸,食他血肉展轉償命。若生人間專殺嗜肉,死墮阿鼻無時暫息;若人能斷一生食肉,乃至成佛無由再食。

般泥洹徑(節錄);失譯
‘從今日始,身自歸佛、自歸道法、自歸聖眾。 受清信戒:身不殺、不妄取、不淫欲、不欺偽、 不飲酒、不啖肉,不敢有犯!’

分別善惡報應經(節錄; 唐天息災奉詔譯
復云何業獲報人間?何等十業?有十種業。
一、離殺生。二、離不與取。三、離非梵行。四、離虛誑語。五、離雜穢語。六、無離間語。 七、離粗惡語。八、離飲酒食肉。九、離痴闇。十、離邪見,諦信三寶。 。修如是等十種耎業,獲報人間。

央掘魔羅經(節錄)劉宋天竺三藏法師求那跋陀羅詳
上座迦葉棄捨種種甘膳之食,舍肉味食,受持修行不食肉法;家家乞食,不惡惡想;始終常一,苦樂無變。其所乞處有種種人,或言無者、或罵辱者,答言安樂,然後捨去,心不傾動。

文殊師利白佛言:‘世尊!因如來藏故,諸佛不食肉耶?’

佛言:如是!一切眾生無始生死生生輪轉,無非父母、兄弟、姊妹。猶如伎兒變易無常,自肉、他肉則是一肉,是故諸佛悉不食肉。復次文殊師利!一切眾生界、我界即是一界,所食之肉即是一肉,是故諸佛悉不食肉。’

文殊師利白佛言:‘世尊!珂貝、蠟蜜、皮革、繒綿,非自界肉耶?’

佛告文殊師利:‘勿作是語!如來遠離一切世間。如來不食。若言習近世間物者,無有是處。若習近者是方便法,若物展轉來者則可習近,若物所出處不可習近,若展轉來離殺者手則可習近。 ’

文殊師利白佛言:’今此城中有一皮師能作革屣,有人買施,是展轉來佛當受不?復次世尊!若自死牛,牛主從旃陀羅取皮,持付皮師使作革屣施持戒人,此展轉來可習近不?’

佛告文殊師利:’若自死牛,牛主持皮用作革屣,施持戒人為應受不?若不受者是比丘法;若受者非悲然不破戒。 ’

文殊師利白佛言:‘世尊!世間久來亦自立不食肉。’

佛告文殊師利:’若世間有隨順佛語者,當知皆是佛語。’

文殊師利白佛言:‘世尊!世間亦說有解脫,然彼解脫非解脫,唯佛法是解脫;亦有出家而非出家,唯有佛法是出家。世尊!世間亦說我不食肉,彼等無我亦無不食肉。唯世尊法中,有我決定不食肉。’

賢愚經(節錄); 元魏涼州沙門慧覺等在高昌郡譯
爾時篤信優婆塞聞婆羅門罵佛、法、僧,憂愁不樂,往世尊所,頭面禮足。世尊告曰:‘汝等何故,愁慘不樂?’自言:‘世尊!有一婆羅門於多人處,高聲唱言罵佛、法、僧:“昔班足王食啖人肉,今沙門釋子食啖人肉,亦復如是。”願佛、世尊敕諸比丘莫食人肉!’
爾時世尊以是事故,集比丘僧,呼病比丘。時病比丘聞世尊教,心懷喜踴:’世尊大慈,乃流及我。 ’身雖羸瘦,自力而來。到已禮足,卻坐一面。佛言:‘貴子!汝何所患?’比丘自言:‘為病所惱。今見 世尊,小得瘳降。’世尊又問:‘今日汝何所食? ’答言:‘今日食肉汁食。’佛言:‘所食是新肉為乾肉乎?’答言:‘新肉。天竺國熱肉不經宿,所食若新、若干。’‘善男子!汝食肉時,為問淨不淨不?’答言:‘世尊!我病困久,得便食之,實不問也。’佛言:‘比丘!汝云何乃受不淨食?比丘之法,檀越與食,應先間之,此是何肉?檀越若言此是淨肉,應重觀察,可信應食。若不可信,便不可食。’爾時世尊即制比丘,諸不淨肉皆不應食,若見聞疑,三不淨肉亦不應食,如是分別應不應食。

時優婆夷聞佛、世尊正由我故,制諸比丘不得食肉,生大苦惱,以緣於己,永令比丘不食肉故。即語失言:’若能為我請佛及僧明日來此,設供養者,甚善!若其不能,我當捨命。我乃自以身肉施人,汝有何悔,乃起是事!’此婆羅門素於三寶,無信敬心,聞妻是語,以其妻故,入林趣佛。至佛所已,即言:’瞿雲沙門及諸弟子,當受我請明日舍食。’佛默然受。時婆羅門知佛受請,還家語妻:’沙門瞿曇已受汝請。’時優婆夷即敕家內辦種種食、香花、坐具。明日時到,遣人林中,往白世尊:’食具已辦,唯聖知時。 ’

佛與比丘著衣持缽,往至其家,就座而坐, 坐已問婆羅門:’摩訶斯那今何所在?’答言:‘病在某房。’佛言:‘喚來!’時婆羅門即往告言:‘汝師呼汝!’即曰:’我摩訶斯那,禮佛、法、僧足。我有 病苦,不任起居。’其夫往白佛言:’優波斯那禮佛、法、僧足。我有病苦,不任起往。 ‘佛告阿難:’汝往告優波斯那,汝起見佛。’阿難即往,告優波斯那: ‘世尊呼汝!汝可往見。’時優波斯那即於臥上合掌自言:’我今禮佛、法、僧,思見世尊如飢須食、如渴須飲、如寒思溫、如熱思涼、如失道得道。我思見佛,亦復如是。心雖欲住,身不肯隨。’阿難還白佛,如優波斯那所說。佛敕阿難,並床輿來。阿難奉教,使人輿來,到於佛前。爾時如來放大光明,諸遇佛光觸其身者,狂者得正、亂者得定、病者得愈。時優波斯那遇佛光已,苦痛即除。爾時舍神以水洗瘡、以藥塗之,平復如故。時優波斯那即起下床,千執金瓶,自行澡水,下種種食,色香味具。佛食已,澡手洗缽。為摩訶斯那說微妙法,所謂布施持戒、人天果報、生死過患、貪欲為害、出離滅樂、十二因緣輪轉不息。時優波斯那聞佛所說得斷慳嫉,成阿那含道。家內眷屬悉受五戒,其婆羅門捨離邪見,信敬三寶,受優婆塞戒。時會四眾,有得須陀洹者,有得斯陀含、阿那含、阿羅漢者,有發大道心者,一切大小莫不歡喜。

時有眾人畏生死者,各作是念:’今此女人乃能如是自割身肉以供沙門,甚為奇特!我等若捨聚落、田宅豈足為難!’便各棄捨聚落、家屬,出家求道,勤修精進,斷諸結漏,成阿羅漢道。時此聚落佛法信行廣闡流布。以是緣故,有強志者,乃至女人讀誦經法,不惜身肉,得諸道果,況於丈夫勤心道業,當不成者乎?是因緣故,諸善男子:當勤善法,長於生死,便得結使微薄,離於生死,雖於此末法之中不能得度,緣此功德,當於人天受無窮福。彌勒世尊不久五十六億十千萬歲,來此成佛,當為汝等廣說妙法。汝於其中隨願所求成三乘道,悉得解脫頂戴奉行。

大乘寶雲經(節錄); 梁扶南三藏曼陀羅仙共僧伽婆羅譯
菩薩摩訶薩住屍陀林,恆興慈悲,憐憨眾生;持戒清淨,具足威儀;恆習素食,支持活命。所以者何?善男子!是屍陀林有諸非人依止中住,食人血肉。若見菩薩食魚、肉者,而起噁心來相觸惱。

餓鬼報應經(節錄);失譯
一鬼問言:’我生男女,悉皆端正,而皆早死,念之斷絕,何罪所致?’答言:’汝為人時,見人殺生,助其歡喜,共啖其內。殺故短命,喜故痛毒,今受花報果在地獄。’

聖持世陀羅尼經(節錄); 宋三藏施護奉詔譯
佛告持世:’若復有人,素食梵行,斷食酒肉,日夜恆誦,獲大富貴。’

大乘本生心地觀經(節錄); 大唐罽賓國三藏般若等奉詔譯
彌勒菩薩法王子從初發心不食肉以是因緣名慈氏為欲成熟諸眾生

大方等無想經(節錄); 北涼天竺三藏曇無讖譯
‘云何得慚愧?云何得好身?云何復能得眾所愛敬身?云何得不貪?云何得不嗔?云何能得微妙光明?云何得正性?云何得自在?云何能得大眾眷屬?云何能得不壞眷屬?不退、不失、不貪飲食;常修知足,終不食肉;於諸眾生常生愛心,常為世間之所恭敬,得名一切大施之主、得名大力、得名健行。大慈、大悲、大捨、大喜、大慧總持,隨順世間,為安世間,為樂世間。’
佛說處處經(節錄);後漢沙門安世高譯
佛言:’阿羅漢不食肉者,計畜生從頭至足,各自有字,無有肉名;辟支佛計本精所作不淨故不食肉;佛計一切天下皆空無所有,有便滅,滅復生,要歸空故,為無所有。 ’
諸弟子聞經歡喜,為佛作禮而去。

佛說佛醫經(節錄);吳沙門竺律炎共支越譯
人食肉譬如食其子,諸畜生皆為我作父母、兄弟、妻子,不可數。亦有六因緣不得食肉:一者,莫自殺;二者,莫教殺;三者,莫與殺同心;四者,見殺;五者,聞殺:六者,疑為我故殺。無是人意得食肉,不食者有六疑。人能不食肉者,得不驚怖福。

佛說地藏菩薩陀羅尼經(節錄)
佛告阿難:’若有眾生臨當形戮、杻械百鎖、疾病困苦、鬼魅所著者,一心敬禮地藏菩薩稱名,至心誦持此咒,懺悔根本重罪,發菩提心。從今始以盡未來際,不殺、不盛、不淫、不妄語、不飲酒、不食肉、不食五辛,受三聚戒,何等為三?攝善法戒、攝眾生戒、攝律儀戒,乃至菩提歸命三寶眾,不歸依九十六種外道邪法。’

菩薩善戒經(節錄);劉宋罽賓三藏求那跋摩譯
菩薩摩訶薩發菩提心不失正念,放諸眾生不起害心,不食肉,不欺誑,常以善法教化眾生。眾生不受、不廢、不愁,能自調伏,亦能調他。隨其所化眾生之處,皆悉能令滋長福業。若以客塵煩惱因緣,墮三惡道,能速得出,雖同受苦,不生楚毒。見受苦者,心生悲愍。菩薩初發菩提心者,成就如是無量功德。

菩薩摩訶薩為破眾生種種惡故,受持神咒,讀誦通利,利益眾生。為咒術故受持五法:一者,不食肉。二者,不飲酒。三者,不食五辛。四者,不淫;五者,不淨之家不在中食。菩薩具足如是五法,能大利益無量眾生,諸惡鬼神、諸毒、諸病無不能治。

文殊師利問經(節錄);梁扶南三藏僧伽婆羅譯
爾時文殊師利复白佛言:‘世尊!若得食肉者,《像龜經》、《大雲經》、《指鬘經》、《楞伽經》等諸經,何故悉斷? ‘佛告文殊師利:’如深廣江不見彼岸,若無因緣則不得渡,若有因緣汝當渡不?’文殊師利白佛言:‘世尊!我當渡,我當渡!或以船、或以筏、或以餘物。’佛復告文殊師利:’以眾生無慈悲力懷殺害意,為此因緣故斷食肉。文殊師利!有眾生樂 糞掃衣,我說糞掃衣。如是乞食、樹下坐、露地坐、阿蘭若、塚間、一食、過時不食、遇得住處、三衣等,為教化彼,我說頭陀。如是文殊師利!若眾生有殺害心, 為彼心故當生無數罪過,是故我斷肉;若能不懷害心,大慈悲心為教化一切眾生故無有過罪。不得啖蒜,若有因緣得啖,若合藥治病則得用;不得飲酒,若合藥醫師所說多藥相和,少酒多藥得用;不得服油及塗身等,若有因緣得用,得用乳酪、生酥、熟酥、醍醐。我先啖乳糜,為風痰冷故。’佛說此祇夜:若身覆是善心口覆亦然一切處所覆菩薩所應行 。

大莊嚴論經(節錄);馬鳴菩薩造姚秦三藏法師鳩摩羅什譯
此婆羅門無有智慧,不別賢愚,供事極苦,是以我今不宜親暱,亦不應疏。何以故?事愚人苦不解供事亦名為苦。種種方便其相習近,漸相體信得與言語。爾時比丘問婆羅門:’汝今何故舉手向日,臥灰土上,裸形啖草,晝夜不臥,翹足而立?行此苦行為何所求?’婆羅門答曰:‘我求國王。’此婆羅門於後少時身遇病患,往問醫師療疾之方。醫師報言:‘宜須食 肉。 ‘於是婆羅門語比丘言:’汝可為我至檀越家乞索少肉,以療我疾。’於時比丘作是思惟:’我今化彼正是其時。’作是念已,化為一羊繫著其邊。婆羅門問比丘言:’汝為索肉今在何處?’比丘答言:‘羊即是肉。’婆羅門大生嗔恚而作是言:’我寧殺羊而食肉耶!’

於是比丘說偈答言:
汝今憐一羊  猶尚不欲殺  後若為國王  牛羊與豬豕  雞犬及野獸  殺害無有量  汝在御座上
廚宰供汝食  汝若嗔恚時  當言斬彼頭  或言截手足  又時教挑目  汝今憐一羊  方欲多殺害
若實有悲心  宜舍求王意  如人臨刑戮  畏苦多飲酒  華林極敷榮  猛火將欲焚  又如著金鎖
雖好能係縛  王位亦如是  恒有恐懼心  威力諸侍從  莊嚴以珍寶  不見後過患  凡夫貪願求
既得造諸惡  墜墮三惡道  如蛾貪火色  投中自燋滅  雖有五欲樂  名稱普聞知  恆多懷恐懼
憂苦患極深  猶如捉毒蛇  逆風持炬火  不捨危害至  亦如臨死苦  王者遊出時  頂上戴天冠
眾寶自瓔珞  上妙莊嚴服  名馬眾寶車  乘之出遊巡  道從數百千  威勢極熾盈  若有寇敵時
寶鎧自嚴身  勝則多殺害  負則失身命  妙香以塗身  上服以香熏  所食諸餚膳  百味恣其口
所須皆隨意  無有違逆者  行來若坐臥  舉動悉疑畏  親友亦不信  雖復為親支  恒有厄懼心
云何名為樂  如魚吞鉤餌  如蜜塗利刀  亦如網羅襁  魚獸貪其味  不旦後苦患  富亦如是
終受地獄苦  地獄垣牆壁  屋地皆熾然  罪人在其中  火出自燒身  受苦無有量  汝當自思惟
所為樂既少  眾苦患甚多  是故應念苦  莫求貴自在  舍汝願求心  唯有求解脫  眾苦悉消除

婆羅門聞是偈已默然不答,合掌向比丘自言:’尊者!善有辯才開悟我心,設使得彼三十三天王者亦不甘樂。’

即說偈言:
善意巧方便  明智能觀察  為我除邪願  示導正真路  善友當如是  世間所稱讚
常應近是友  無有諍惱患  善導我心意  回邪入正道  示我善惡相  令得於解脫

大方廣佛華嚴經(節錄);唐罽賓國三藏般若奉詔譯
善男子!若諸菩薩住塚間時,於諸眾生恆住慈心及利益心,堅持淨戒,攝護威儀,澡潔其身,不應食肉。何以故?止住寒林,應防二過:一、離外道所譏毀故。二、離非人得其便故。

菩薩處胎經(節錄); 姚秦涼州沙門竺佛念譯
佛告白在菩薩曰:’汝今舉目西看,見師子王列住西面,以常六事時立不動,毛色純白,胸臆方正,皆由先身德行福報。雖受畜身,分別善惡;足蹈蓮花,塵垢不染;終不殺生、食肉、飲血;師子一吼,飛落走伏。斯亦五戒,不犯三過,故獲斯報,雖墮畜生,轉身成道。’

地藏菩薩本願經(節錄);唐于闐國三藏沙門實叉難陀譯
說是語時,會中有一鬼王,名曰主命,白佛言:’世尊!我本業緣,主閻浮人命,生時死時,我皆主之。在我本願,甚欲利益。自是眾生不會我意,致令生死俱不得安。何以故?是閻浮提人初生之時,不問男女,或欲生時,但作善事,增益舍宅,自令土地無量歡喜,擁護子母,得大安樂,利益眷屬。或已生下,慎勿殺害,取諸鮮味供給產母,及廣聚眷屬,飲酒食肉,歌樂弦管,能令子母不得安樂。何以故?是產難時,有無數惡鬼及魍魎精魅欲食腥血。是我早令舍宅土地靈只荷護子母,使令安樂而得利益。如是之人,見安樂故,便合設福,答諸土地。翻為殺害,集聚眷屬。以是之故,犯殃自受,子母俱損。又閻浮提臨命終人,不問善惡,我欲令是命終之人,不落惡道,何況自修善根增我力故。是閻浮提行善之人,臨命終時,亦有百千惡道鬼神,或變作父母,乃至諸眷屬,引接亡人,令落惡道,何況本造惡者。世尊!如是閻浮提男子、女人臨命終時,神識惛昧,不辨善惡,乃至眼耳更無見聞。是諸眷屬,當須設大供養,轉讀尊經,念佛菩薩名號。如是善緣,能令亡者離諸惡道,諸魔鬼神悉皆退散。世尊!一切眾生臨命終時,若得聞一佛名、一菩薩名,或大乘經典一句一偈。我觀如是輩人,除五無間殺害之罪,小小惡業合墮惡趣者,尋即解脫。’

佛說佛名經(節錄);元魏三藏北天竺法師菩提留支譯
寶達頃前更入一地獄,名曰飛刀地獄,其地獄縱廣十五由旬,鐵壁周匝,鐵網覆上,其城四角,火風猛利,來吹鐵山。其山相磨則成利刀,其刀兩刃亦如鋒鋩。虛空銝銝旋旋亦如雷聲,刀刀相鈸亦如霹靂。從空而來,刺罪人頭,從頭而入,足下而出;從背上入,胸前而出,左出右入,煙火俱然。一日一夜受罪萬端,千生千死,萬生萬死。若得為人,身生惡瘡,遍體週 匝。

寶達問曰:’此諸沙門作何等行受如是苦?’
馬頭羅剎答曰:’此諸沙門受佛淨戒而不淨持,心無慈心,飲酒食肉言無罪報。食肉之罪,理不可恕,以是因緣故受此罪。’寶達菩薩聞之悲泣而去。

蘇婆呼童子請問經(節錄);唐天竺三藏輸波迦羅譯
若有持誦一切真言法,先放諸佛深起敬心,次發無上菩提之心,為度眾生廣發大願,遠離貪、痴、憍、慢等業。復於三寶深生珍重,亦應虔誠遵崇大金剛部,當須遠離殺、盜、邪淫、妄言、綺語、惡口、兩舌,亦不飲酒及以食肉。

復次蘇婆呼童子,持誦之者,於四威儀,常須作意,勿使身心高戲躁動,失其志節。不得拍手、音樂、歌舞、婚禮、博戲及往觀看,亦不毀謗在家,及行諂曲言辭,說人長短,非時睡眠,無義談話,尋學文章及諸邪法。嗔恚忿恨,慳貪憍慢,放逸懈怠,皆須遠離,亦不飲酒及以食肉。

受菩提心戒儀(節錄);三藏沙門不空譯
(最上乘教受發菩提心戒懺悔文)
弟子某甲等,自從過去無始已來乃至今日,貪、嗔、癡等種種煩惱,及忿恨等諸隨煩惱,惱亂身心,廣作一切身業不善:殺、盜、邪淫;口業不善:妄言、綺語、惡口、兩舌;意業不善:貪、嗔、邪見。種種煩惱,無始相續纏染其心,令身、口、意造罪無量,或殺父母,殺阿羅漢,出佛身血,被和合僧,毀謗三寶,打縛眾生,破齋、破戒,飲酒、食肉及食五辛,如是等罪無量無邊,不可憶知。今日誠心發露懺悔,一懺已後,永斷相續更不敢造。唯願十方一切諸佛、諸大菩薩加持護念,能令我等罪障銷滅!

佛說灌頂經(節錄); 東晉天竺三藏帛屍梨蜜多羅譯
阿難又言:‘諸四輩弟子!若有國土有疾厄者,橫為邪神、諸惡龍輩及諸山精銜火燒人,又吐惡毒氣侵陵萬姓,有此災變不吉祥時,當澡嗽口齒,清淨受行齋戒,不食五辛,不得飲酒、啖肉。當禮敬十方諸佛,懸繒旛蓋,請召眾僧,一日七遍轉是《召龍大神咒經》,邪氣雲除,眾善集身。解釋病者,熱毒消除,病苦得愈,得吉祥福。’

阿密哩多軍吒利法(節錄)
善男子!汝等當從今已後得人菩薩位數,應知佛子等從今已後乃至命終,不得妄語,乃至被斷命根亦不得妄語,不得殺生,不得邪淫,不得嗔恚、嫉妒、慳吝、貪惜,不得憍慢,不得起殺害心。觀一切眾生如自身相,放諸眾生起慈悲心利益,亦不得飲酒及諸雜酒等。一切諸佛所不行者,亦不應行之。孝順父母,不得邪心觀他人惡,亦不得偷盜,不得與賊為伴,亦莫教他起貪嗔,亦不得食肉,不得食五辛,一切臭穢物並不得食,乃至坐菩提座。

今受法了,乃至一生不得妄語,不得殺生、偷盜,酒、肉、五辛等並不得食。若病時醫人教藥分要,無藥能治者,任意少食,莫自殺,教他殺,先自死充藥分。若國王舊來食肉者,自死肉任意吃。不入壇者尚不得食肉,何況入菩薩位者,是一切眾生所做止處,能與一切眾生無畏,一切鬼神大威德者常當擁護。

像法決疑經(節錄)
(善男子!)未來世中諸惡比丘不解我意,各執己見,迭相是非,破滅我法。諸惡比丘亦復在座演說經法,不達我深意,隨文取義,違背實相無上真法。

口常自嘆:“我所說義,應著佛意。”其餘法師誑惑道俗,作是語者,永沈苦海。

諸惡比丘見他修定,復作是言:“此人愚癡猶如株兀,不覺經論何所修行。”作是語者,殃咎累劫。諸惡比丘為名利故,迭相毀呰。

諸惡比丘或有修福不依經論,自逐己見,以非為是,不能分別是邪是正,遍向道俗作如是言:’我能知是,我能見是。’‘當知此人速滅我法。’諸惡比丘亦復持律,於毘尼藏不達深義便作是言:’毘尼藏中佛聽食肉。’

善男子!我若解說食肉義者,聲聞、緣覺及下地菩薩之所迷悶,凡夫比丘聞之誹謗故。毘尼藏聽食肉者,皆是不可思議。善男子!我從初成道乃至今日,所有弟子處處受肉食者,凡夫之人實見食肉。復有眾生見諸比丘示現食肉,復有眾生知諸比丘食肉之時,深入無量諸對治門:無量比丘斷上煩惱;無量比丘斷中煩惱:無量比丘斷下煩惱;無量比丘度脫眾生令入佛道。如 來教化不可思議!我從成佛已來,我諸弟子未曾食啖眾生肉也。我於毘尼中聽食肉者,定知此肉不從四大生,不從胎生、不從卵生、不從濕生、不從化生、不與識合、不與命合,當知世間都無此肉。善男子!未來世中諸惡比丘在在處處講說經律,隨文取義,不知如來隱覆秘密。善男子!佛出於世令諸弟子食眾生肉者,無有是處。若食肉者,何名大悲!

大方廣華嚴十惡品經(節錄)
佛告迦葉:’一切眾生若修善根:一者,不害眾生;二者,不行放逸;三者,不飲酒;四者,不食肉;五者,常付大慈。如是之人不斷善根。’迦葉菩薩白佛言:‘世尊!如佛所說受佛教者,不聽飲酒。’佛告迦葉:’善哉,善哉,汝解我意!一切眾生不飲酒者,是我真子,則非凡夫。善男子!飲酒者,或君不識臣,或臣不識君,或父不識子,或子不識父,或兄不識弟,或弟不識兄,或姊不識妹,或妹不識姊,或夫不識妻,或妻不識夫,或師不識弟子,或弟子不識師,或不識內外眷屬。善男子!現前顛倒,何況未來。善男子!一切眾生不食酒肉者,得發阿耨多羅三藐三菩提心。

爾時世尊告諸大眾言:‘善男子!汝好諦聽、諦聽!舍婆提國有吉槃陀女,為人沽酒,釵梳落在井中,八萬羅漢圍繞井住,汲水飲之,即便昏醉,不識如來。爾時如來為諸羅漢演說法要,是諸羅漢既聞法已,酒便得醒,來至佛所白佛言:“世尊我今修道得四道果,何故今日不識?”如來、佛告諸善男子:’舍婆提國有吉槃陀女,為人沽酒,釵梳落在井中,汝今飲水以便昏醉,我今為汝除卻顛倒。吾今見汝生恐懼心。吉槃陀女為人受苦,墮鋸床地獄,鋸此女身作其百段,吹令微塵,還復聚合,受形訖竟。身長三尺,顏色青黑,頭上無毛,兩耳閉塞。复無兩目,亦無鼻孔,下唇蹇哆,手無十指,腳無兩足。皆由沽酒,豈況飲之。雖先飲酒,又乃發露,心生重悔,如懷慚愧,又莫更飲。譬如有人身遇重病,乃值良師齋藥塗之,因藥得差。懺悔之人亦復如是,心生重悔,又莫更作,得阿耨多羅三藐三菩提心。’

爾時世尊告諸大眾比丘、比丘尼、優婆塞、優婆夷:’若受五戒者、若受二百五十戒者、若受威儀具足戒者、若受戒者,不聽飲酒,飲酒者犯波羅提木叉罪。比丘、比丘尼若犯此者,即入地獄;若凡夫人,犯突吉羅罪,八萬劫中入於地獄。’

迦葉菩薩白佛言:‘世尊!酒亦無命,如來何故誡酒為苦?’佛告迦葉:’舍婆提國有鴦崛魔羅,飲酒醉亂,淫匿其母,殺戮其父。其母復與外人共通,持刀害之,是故今日誡酒為苦。’

爾時世尊告迦葉菩薩言:‘佛子!我誡諸白衣及出家等,受我戒者,不聽酌酒與人,不聽到酒家,不聽強勸人酒,不聽其人麴釀,聲聞弟子亦復如是。菩薩摩訶薩制心,聲聞制形。善男子!不聽酌酒與比丘, 若與者五百世無臂;共比丘麴釀,五百世耳聾,耳聽隔絕,常不聞勿聲語;比丘酒家者,五百世為啞,口不能語;強勸比丘酒者,墮截膝地獄,縱廣八萬由旬,縱廣正等,其中力士其數五百,造其刀劍,截其兩膝,強勸比丘酒者亦復如是。’

迦葉菩薩白佛言:‘世尊!食肉者得何等罪?’佛告迦葉:‘善哉,善哉!一切眾生不食肉者,是吾遺腹之子,則非凡夫。善男子!一切眾生若受大乘大般涅槃。善男子!一切眾生若住一劫不聽食肉。’

‘世尊!食肉者墮何處地獄? ‘佛告迦葉:’食肉者墮阿鼻地獄,縱廣正等八萬出旬,四方有門,一一門外各有猛火,東西南北交通徹地,周匝鐵牆、鐵網彌覆。其地赤鐵,上火徹下,下火徹上,鐵枷、鐵鈕、鐵銜、鐵□,持火燒之,驅食肉之人入此地獄受其大苦,心生重悔而懷慚愧,又莫更食。猶如濁水置之明珠,以珠威力水即為清;如煙雲除月則清明,作惡能悔亦復如是。’佛告迦葉:’一切眾生食肉者斷大慈種,不食肉者有大功德,百千萬分不如其一。’

迦葉菩薩白佛言:‘世尊!煮肉、炙肉、斬肉殺生之人分別幾處?’佛告迦葉:’煮肉者墮鑊湯地獄,縱廣五百由旬,其中有水,其下有火,持火燒之,潰潰乃沸,驅煮肉之人入此地獄受其大苦;炙肉之人墮炙床地獄,縱廣八萬出旬,其上鐵床,其下有火,持火燒之,驅炙肉之人臥之在上,肉乾燋爛,受其大苦;斬肉之人墮到碓地獄,其中力士其數五百,斬令萬段,吹令微塵,還復受其大苦。’

迦葉菩薩白佛言:‘世尊!食肉者非如來弟子,即是外道眷屬也’。佛告迦葉:’食肉者不覺、不知、不聞、不見當食肉,或君食臣肉,或臣食君肉,或子食父肉,或父食子肉,或弟食兄肉,或兄食弟肉,或妹食姊肉,或姊食妹肉,或妻食夫肉,或夫食妻肉。’佛告迦葉:’食肉之人即食父母眷屬肉。’

迦葉菩薩白佛言:‘世尊!食肉者墮何處地 獄? ‘佛告迦葉:’食肉者墮糞穢地獄,縱廣正等八萬由旬,其中有糞乃深萬丈,驅食肉之人入此地獄受其大苦,五百萬世無有出期。善男子!食肉者猶如群狗爭骨,各各貪多,食肉之人亦復如是。善男子!斬肉者即斬其父,割肉者即割父肉、割害其母。譬如父死必作牛羊,持刀害之即是其父。一切眾生心則顛倒,食肉者即食父肉,囓骨者即囓父骨,若飲肉汁者即飲父血。善男子!一切眾生若有慚愧不應食肉,雖先食肉又能發露心生重悔,亦發阿褥多羅三藐三菩提心。’

迦葉菩薩白佛言:‘世尊!唯願如來為我解說,破齋者墮何處地獄?’佛告迦葉:‘破齋者墮餓鬼地獄。其中餓鬼身長五百由旬,其咽如針,頭如太山,手如龍爪,朝食三千,暮食八百,一呼三萬驅。破齋之人入此地獄受其大苦。复離此地獄繞其太山,猶如緋色驅,破齋之人將背倚之,肉乾燋爛受其大吉。复離此苦轉形更受。善男子!若食齋訖者,或裹齋食者與父母、兄弟、君臣、師長、朋友知識,未來世中墮鐵輪地獄,左腋入、右脅出,融銅灌口,若受齋食者亦復如是。’佛言:‘食雞肉者,當墮地獄。三人共償,倍半相迎, 同入地獄。’迦葉菩薩白佛言:‘世尊!實如聖教、實如聖教!’

迦葉菩薩白佛言:‘世尊!唯願如來為我解說,不飲酒、不食肉者得幾所福?’佛告迦葉:’假使有人像、馬、牛、羊、琉璃、珍寶、瓔珞、國城、妻子持用布施,猶亦不如有人能斷酒肉,百千萬分不如其一。復置是事,假使有人百千兩金遍滿三千大千世界持用布施,猶亦不如有人能斷酒肉,百千萬分不如其一。復置是事,假使有能鑄金為人數百持用布施,猶亦不如有人能斷酒肉,百千萬分不如其一。復置是事,假使有人造作幡華寶蓋遍滿三千大千世界,猶亦不如有人能斷酒肉,百千萬分不如其一。復置是事,假使有人造大浮圖寶塔,簷簷相次如稻麻竹(竹韋)上至梵天,不如有人能斷酒肉,百千萬分不如其一。善男子!不食肉者,現世菩薩則非凡夫。善男子!不食肉者常無肉想。’

普賢菩薩說證明經(節錄)
爾時普賢菩薩白佛言:‘世尊!有何等人不得見彌勒?’佛言:‘善哉,善哉,諦聽!今為汝略說。一者,出家沙門剃除鬚髮,假染法服,不持具相;不離恩愛,背法墮俗,如是之人不得見彌勒。二者,出家沙門剃除鬚髮,避官役使;假披法服,飲酒食肉;青黃赤白,喜好莊嚴;乘騎驢馬,袈裟絞腰;治生販賣,巧升抃鬥;捻秤前後,大斗重秤謂之劫;輕秤小鬥謂之盜,如是沙門亦不見彌勒。三者,出家沙門剃除鬚髮,假披法服;飲酒食肉,破齋夜食;偷盜三寶,破滅三寶;不特兵相,作諸不軌,如是惡行、如是之人等亦不見彌勒。四者,善根眾生受持五戒,不肯習誦,損毀正法;信邪倒見,作諸不軌;毀損五戒,六根顛倒,如是之人等不得見彌勒。五者,受持五戒,假佛威神,諸方教化,毀破形像,破大作小,破小作大,毀破成像,斷壞形像,破滅三寶,如是之人亦不見彌勒。六者,受持淨戒,毀損十善,被此諸戒,飲酒食肉,作諸不善,破此三惡,如是之人等亦不見彌勒。’

示所犯者瑜伽法鏡經(節錄)
(爾時世尊告常施菩薩言:)’復次,善男子!我諸惡弟子,自言我解經律。彼實不解,自身破戒,不能會解我真實義,作如是言:“世尊所說毗奈耶中,聽許食肉。”善男子!我若解說食肉之過,一切聲聞、緣覺、初地菩薩心皆迷悶,無所了知,情懷憂苦。善男子!如是等人虛妄謗我。善男子!毗奈耶中,為病患人聽食三種清淨肉者,皆是不可思議,汝應知之。善男子!吾從成佛已來,乃至今日,我聲聞弟子處處受肉食者,凡夫眾生見彼食已,作是念言:“實見食肉。”不知我有善巧方便,顛倒妄說獲大重罪。復有眾生見諸病患苾芻食肉之時,深入無量智慧法門。復有無量見者斷下煩惱,斷上煩惱,斷中煩惱。復有苾芻度脫眾生,出離生死,入如來道,得達彼岸。何以故?善男子!此是如來教化說法不可思議,為欲調伏一切眾生故,汝應知之。我聲聞弟子未曾食啖眾生肉也,況諸菩薩。我於毗奈耶中,為病苾芻順世間醫,須食三種清淨肉者。是何等肉?善男子!當知彼肉不從四大而生,不從胎生、不從卵生、不從濕土、不從化生、不與識合、不與命合、非實非虛。當知世間都無此肉,是我方便件如是說, 不解我意,自損己身。’

復次,善男子!未來世中,諸惡苾芻於國國、城城、村村、寺寺、處處講說經、律、論爭,隨文取義,不達如來深密要義。善男子!我出於世為大眾說食眾生肉,無有是處。若食肉者,無有慈悲;無慈悲者,非我弟子,我非彼師。何以故?此大眾中各有異性,各有異見,何況未來世者!善男子!今此眾中,或見如來住世一劫,或見如來入般涅槃;或有或生都不見我;或見我身,或不見我身;或見我身倍長三人,或見如來光明之身,或見大身,或見化身,或見報身坐蓮華藏師子之座,菩薩圍繞,住於無量世界海中,隨大眾心而為說法,或有見我法身同於虛空,無有色像,周遍法界,清淨無礙,或有見我住婆羅雙樹間,或不見者;或見此地土沙礫石,或見此地種種樹林、土石、牆壁周匝圍繞,或見此地及牆壁等但是七寶,或見四寶莊嚴,或見眾寶莊嚴;或見如來過去、未來、現在起行遊化之處,見如是等不可思議希有之事。何以故?一切眾生業行 不同,是故所見各異。善男子!如來終無異相,應如是知!’

梵網經(節錄); 姚秦三藏法師鳩摩羅什譯
若佛子,故飲酒。而生酒過失無量,若自身手過酒器與人飲酒者,五百世無手,何況自飲。不得教一切人飲及一切眾生飲酒,況自飲酒!一切酒不得飲。若故自飲、教人飲者,犯輕垢罪。

若佛子,故食肉。一切肉不得食,夫食肉者,斷大慈悲佛性種子,一切眾生見而捨去。是故一切菩薩不得食一切眾生肉,食肉得無量罪。若故食者,犯輕垢罪。

若佛子,不得食五辛:大蒜、革蔥、慈蔥、蘭蔥、興蕖,是五種一切食中不得食。若故食者,犯輕垢罪。

若佛子,以慈心故,行放生業,應作是念:一切男子是我父,一切女人是我母,我生生無不從之受生,故六道眾生,皆是我父母。而殺而食者,即殺我父母,亦殺我故身,一切地、水是我先易,一切火、風是我本體,故常行放生業,生生受生。若見世人殺畜生時,應方便救護,解其苦難,常教化講說菩薩戒,救度眾生。

受十善戒經(節錄);後漢失譯人名
一切愛眼目愛子亦復爾愛壽命無極是故不殺生名為梵行最不殺無殺想
亦不啖於廚見殺者如賊必知墮地獄啖肉者多病斷命自莊嚴當行大慈心
奉持不殺戒 必成菩提道

受五戒、八戒文(節錄)
‘諸佛子等諦聽:言八戒者:所謂一、不殺。二、不盜。三、不染欲。四、不妄語。五、不飲酒、食肉。六、不香油塗身及鬘花莊飾。七、不作倡伎樂故往觀聽。八、不上高大床及過中食。始於今時至明清旦,一日一夜隨佛出家,於其中間不得犯,能持否?’

‘佛子諦聽:言優婆塞戒者:所謂一、不殺。二、不盜。三、不邪行。四、不妄語。五、不飲酒、食肉。始於今時盡未來際,於其中間不得犯,能持否?’

彌沙塞部和醯五分律(節錄); 宋罽賓三藏佛陀什共竺道生等譯
時舍衛城中有優婆夷,字須卑,信樂佛法,見法得果,歸依三寶。常請一切僧供給湯藥,彼於後時來入僧坊,見一比丘服吐下藥。閒言:‘大德今何所須?’答言:‘我吐下虛乏思欲食肉。’語言:’大德我明日當送,願為受之。’於是歸家,晨朝遣人持錢買肉。

爾日波斯匿王有令,若有殺者當與重罪,買不能得,還白如此,復更與錢令遍求之,語言:’勿計價直,若一錢得如一錢大,亦當真之。’猶不能得,優婆夷作是念:’我昨已許,若不得者,彼或命過。’即持利刀,入屋割髀裡肉,與婢令煮,送與比丘。比丘得便食之,病即除差。時婿行還,不見其婦行來出入,即間須卑何在,答言:’在內病。”即入問言:’何所患苦?’婦具以事答。婿言:’恐汝此病無復活理,及末死頃,可請佛及僧明設中食。’掃言:’甚善!’即令婿請佛及僧,頭面禮足自佛:’願佛及僧明日顧食。’佛默然受。還歸其家,通夜作多美飲食。晨旦敷座,遣白時到。佛與眾僧前後圍繞往到其家,就座而坐。婿自行水,佛不受之,語言:’呼須卑優婆夷令出!’即遣人語:’世尊呼汝!’答言:’可以我名問訊世尊,病不堪出。’即以自佛,佛猶呼之。如是至三,乃以衣輿至佛所。既見世尊,瘡即除愈,肉色如先,生希有心:’我有如是大師及諸同梵行人!’歡喜蹄躍,手自下食。食畢行水,取小床於佛前坐。佛為說隨喜偈,如為毗蘭若所說。更為說種種妙法,示教利喜已還歸所住。

佛以是事集比丘僧,問彼比丘:’汝昨食何等?’答言:‘食肉。’又問:‘肉美不?’答言:‘美!’佛言:‘汝愚癡人!云何不問而食人肉?從今食肉不問犯突吉羅罪,若食人肉偷羅遮。’

有諸比丘食象肉。波斯匿王像死輒送諸鬼神,以沙門食象肉故便殺諸象。比丘使淨人取肉持還,諸居士見譏呵言:’此沙門釋子無肉不食,過於鴟鳥。云何啖此不淨臭穢來入我家?無沙門行,被沙門法。’ 諸長老比丘聞以是白佛,佛以是事集比丘僧,間諸比丘:’汝等實爾不? ’答言:‘實爾,世尊!’佛種種呵責已,告諸比丘:’從今食象肉突吉羅,馬肉亦如是。’諸比丘食師子肉、虎肉、豹肉、熊肉,諸獸聞氣遂殺比丘。諸居士見問何故爾?有人言:‘由食其類肉。’便譏呵乃至告諸比丘亦如上,從今食此四種肉突吉羅。諸比丘食狗肉,諸狗聞氣隨後吠之。諸居士見問言:’狗何以偏吠比丘’有人言:’由食狗肉。’便譏呵乃至告諸比丘亦如上,從今食狗肉突吉羅。

諸比丘食蛇肉,諸居士譏呵。善自在龍王化作人身來謂佛所,稽首白言:’我諸龍等有大神力,作種種形色遊行世間。今諸比丘食蛇肉,或能是龍傷害比丘。願佛制諸比丘不食蛇肉!’佛為說種種妙法,示教利喜已遣還所住。佛以是事集諸比丘,以善自在龍王語告諸比丘:’從今食蛇肉突吉羅。

根本說一切有部毗奈耶雜事(節錄);大唐三藏義淨奉制譯
爾時世尊便作是念:’由諸苾芻不持水羅有如是過。’告諸苾芻,應畜水羅。
如世尊說,令畜水羅者,苾芻不知羅有幾種?
佛言:‘羅有五種:

一者,方羅。(若是常用須絹三尺或二尺、一尺。僧家用者,或以兩幅,隨時大小,其作羅者皆絹。須細密蟲不過者方得,若是疏薄元不堪用。有人用惡絹及疏紗、紵布之流,本無護蟲意矣!)

二者,法瓶。(陰陽瓶是。)

三者,君持。(以絹系口,細繩繫項。沈放水中抬口出半,若全沈口水則不入。待滿引出,仍須察蟲,非直君持但是綽口。瓶瓨無問大小以絹縵口,將細繩急系隨時取水。極是省事更不須放生器,深為要也。)

四、酌水羅。(斯之樣式東夏元無述,如餘處即小團羅子。雖意況大同,然非本式。)

五、衣角羅。(取密絹方一傑許,或系瓶口汲水充用,或置碗口濾濟時須,非是袈裟角也。此密而且膩,寧堪濾用,但為迷方日久誰當指南。然此等諸羅皆是西方見用,大師悲愍為濟含生,食肉尚斷,大慈殺生豈當成佛。假令暫出寺外即可持羅,並將細繩及放生器。若不將者,非直見經佛教,亦何以獎訓門徒。行者思之!特宜存護,為自他益也。)

入楞伽經(節錄); 元魏天竺三藏菩堤留支譯
爾時聖者大慧菩薩摩訶薩白佛言:’世尊!我觀世間生死流轉、怨結相連、墮諸惡道,皆由食肉,更相殺害,增長貪嗔,不得出離,甚為大苦。世尊!食肉之人斷大慈種,修聖道者不應得食。世尊!諸外道等說邪見法、盧迦耶陀墮俗之論,墮於斷、常、有、無見中,皆遮食肉。自己不食,不聽他食。云何如來清淨法中修梵行者,自食、他食一切不制?如來、世尊放諸眾生慈悲一等,云何而聽以肉為食?善哉,世尊!哀愍世間,願為我說食肉之過、不食功德。我及一切諸菩薩等,聞已得依如實修行,廣宣流布。令諸現在、未來眾生 一切識知!’

佛告聖者大慧菩薩言:’善哉,善哉!善哉,大慧:汝大慈悲愍眾生故,能間此義。汝今諦聽,當為汝說。’大慧菩薩白佛言:‘善哉,世尊!唯然受教。’

佛告大慧:‘夫食肉者,有無量過。諸菩薩摩訶薩脩大慈悲,不得食肉。食與不食功德、罪過,我說少分,汝今諦聽。
大慧!我觀眾生從無始來食肉習故,貪著肉味,更相殺害,遠離賢聖,受生死苦。舍肉味者,聞正法味,於菩薩地如實修行,連得阿耨多羅三藐三菩提;復令眾生入於聲聞、辟支佛地止息之處,息已令人如來之地。大慧!如是等利,慈心為本。食肉之人斷大慈種,云何當得如是大利?

是故大慧:我觀眾生輪迴六道,同在生死,共相生育,迭為父母、兄弟、姊妹。若男、若女中表內外六親眷屬;或生餘道,善道、惡道常為眷屬。以是因緣,我觀眾生更相啖肉,無非親者。由貪肉味,迭互相啖。常生害心,增長苦業,流轉生死,不得出離。’

佛說是時,諸惡羅剎聞佛所說,悉舍噁心,止不食肉。迭相勸發慈悲之心,護眾生命過自護身,捨離一切諸肉不食,悲泣流淚而白佛言:’世尊!我聞佛說諦觀六道,我所啖肉皆是我親。乃知食肉,眾生大怨,斷大慈種,長不善業,是大苦本。世尊!我從今日斷不食肉,及我眷屬亦不聽食。如來弟子有不食者,我當晝夜親近擁護。若食肉者,我當與作大不饒益。 ’

佛言:‘大慧!羅剎惡鬼常食肉者,聞我所說尚發慈心,舍肉不食,況我弟子行善法者當聽食肉?若食肉者,當知即是眾生大怨,斷我聖種。大慧!若我弟子聞我所說,不諦觀察而食肉者,當知即是旃陀羅種,非我弟子,我非其師。是故大慧!若欲與我作眷屬者,一切諸肉悉不應食!

復次大慧!菩薩應觀一切是肉皆依父母膿血、不淨赤白和合,生不淨身,是故菩薩觀肉不淨,不應食肉。復次大慧!食肉之人眾生聞氣,悉皆驚怖逃走遠離。是故菩薩修如實行,為化眾生不應食肉。大慧!譬如旃陀羅、獵師、屠兒、捕魚鳥人一切行處,眾生遙見作如是念:“我今定死!而此來者是大惡人,不識罪福,斷眾生命,求現前利,今來至此,為覓我等。今我等身悉皆有肉,是故今來我等定死。”大慧!由人食肉能令眾生見者皆生如是驚怖。大慧!一切虛空、地中眾生,見食肉者皆生驚怖,而起疑念:“我於今者為死、 為活?如是惡人不修慈心,亦如豺狼遊行世間,常覓肉食,如牛啖草、蜣蜋逐糞不知飽足。我身是肉正是其食,不應達見。”即舍逃走離之遠去,如人畏懼羅剎無異。大慧!食肉之人能令眾生見者皆生如是驚怖。當知食肉眾生大怨,是故菩薩修行慈悲,為攝眾生不應食彼,非聖慧人所食之味,惡名流布,聖人呵責。是故大慧!菩薩為攝諸眾生故,不應食肉。

復次大慧!菩薩為證眾生信心,不應食肉。何以故?大慧!言菩薩者,眾生皆知是佛、如來慈心之種,能與眾生作歸依處,聞者自然不生疑怖,生親友想、善知識想、不怖畏想,言得歸依處、得安穩處、得善導師。大慧!由不食肉能生眾生如是信心。若食肉者,眾生即失一切信心,便言世間無可信者,斷於信根。是故大慧!菩薩為證眾生信心,一切諸肉悉不應食。

復次大慧!我諸弟子為證世間謗三寶故,不應食肉。何以故?世間有人見食肉故,謗毀三寶作如是言:“於佛法中何處當有真實沙門、婆羅門修梵行者?舍於聖人本所應食食眾生肉,猶如羅剎食肉滿腹醉眠不動。依世凡人、豪貴勢力覓肉食啖,如羅剎王驚怖眾生。”是故處處唱如是言:“何處當有真實沙門、婆羅門修淨行者?無法、無沙門、無毘尼、無淨行者生。”如是等無量無邊惡不善心,斷我法輪,絕滅聖種,一切皆由食肉者過。是故大慧!我弟子者,為護惡人毀謗三寶,乃至不應生念肉想,何況食肉!

復次大慧!菩薩為求清淨佛土教化眾生,不應食肉。應觀諸肉如人死屍,眼不欲見,不用聞氣,何況可嗅而著口中!一切諸肉亦復如是。大慧!如燒死屍臭氣不淨,與燒餘肉臭穢無異,云何於中有食、不食!是故大慧!菩薩為求清淨佛土教化眾生,不應食肉。

復次大慧!菩薩為求出離生死,應當專念慈悲之行。少欲知足,厭世間苦,連求解脫,當舍憒鬧,就於空閒。住屍陀林、阿蘭若處、塚間、樹下獨坐思惟。觀諸世間無一可樂:妻子眷屬如枷鎖想、宮殿台觀如牢獄想、觀諸珍寶如糞聚想、見諸飲食如膿血想、受諸飲食如塗癰瘡。趣得存命,繫念聖道,不為貪味,酒、肉、蔥、韭、蒜、薤臭味悉捨不食。大慧!若如是者是真修行,堪受一切人、天供養!若於世間不生厭離,貪著滋味,酒、肉、葷、辛得便噉食,不應受於世間信施。

復次大慧!有諸眾生過去曾修無量因緣,有微善根,得聞我法,信心出家,在我法中。過去曾作羅剎眷屬,虎、狠、師子、貓、狸中生,雖在我法,食肉餘習,見食肉者,歡喜親近。入諸城邑、聚落、塔寺飲酒、啖肉以為歡樂,諸天下觀猶如羅剎爭啖死屍等無有異,而不自知已失我眾,成羅剎眷屬。雖服袈裟,剃除鬚髮,有命者見,心生恐怖,如畏羅剎。是故大慧!若 以找為師者,一切諸肉悉不應食!’

復次大慧!世間邪見諸況術師,若其食肉咒術不成,為成邪術尚不食肉,況我弟子為求如來無上聖道、出世解脫?脩大慈悲,精勤苦行猶恐不得,何處當有如是解脫為彼癡人食肉而得?是故大慧!我諸弟子為求出世解脫樂故,不應食肉。

復次大慧!食肉能起色力,食味人多貪著。應當諦觀一切世間有身命者,各自寶重,畏於死苦;護惜身命,人畜無別。寧當樂疥野幹身,不能捨命受諸天樂。何以故?畏死苦故。大慧!以是觀察死為大苦,是 可畏法。自身畏死,云何當得而食他肉?是故大慧!欲食肉者先自念身,次觀眾生,不應食肉。

復次大慧!夫食肉者,諸天遠離,何況聖人!是故菩薩為見聖人,當修慈悲,不應食肉。大慧!食肉之人睡眠亦苦,超時亦苦。若於夢中見種種惡,驚怖毛豎,心常不安。無慈心故,乏諸善力。若其獨在空閒之處,多為非人而伺其便。虎狼師子亦來伺求,欲食其內,心常驚怖,不得安隱。

復次大慧!諸食肉者貪心難滿,食不知量,不能消化,增益四大,口氣腥臊。復中多有無量惡蟲,身多瘡癬、白癩病疾種種不淨。現在凡夫不喜聞見,何況未來無病香潔人身可得。復次大慧!我說凡夫為求淨命啖於淨食,尚應生心如子肉想,何況聽食非聖人食。聖人離者,以肉能生無量諸過,失於出世一切功德,云何言我聽諸弟子食諸肉血不淨等味?言我聽者是則謗我。大慧!我聽弟子食諸聖人所應食食,非謂聖人遠離之食,聖食能生無量功德遠離諸過。大慧!過去現在聖人食者,所謂粳米、大小麥、豆、種種油蜜、甘蔗、甘蔗汁、騫陀、末幹提等,隨時得者聽食為淨。大慧!於未來世有愚癡人,說種種毘尼言得食肉,因於過去食肉熏習愛著肉味,隨自心見作如是說,非佛聖人說為美食。大慧!不食肉者,要因過去供養諸佛,種諸善根,能信佛語,堅住毘尼,信諸因果,至於身口能自節量,不為世間貪著諸味,見食肉者能生慈心。大慧!我憶過去有王,名師子奴,食種種肉,愛著肉味,次第乃至食於人肉。因食人肉,父母、兄弟、妻子、眷屬皆悉捨離,一切臣民、國土、聚落即便謀反,共斷其命。以食肉者有如是過,是故不應食一切肉。復次大慧!自在天王化身為鴿,釋提桓因是諸天主,因於過去食肉習氣,化身作鷹,驚逐此鴿,鴿來投我。我於爾時,作屍毗王,憐愍眾生更相食啖,稱己身肉與鷹代鴿,割肉不足,身上秤上,受大苦惱。大慧!如是無量世來食肉熏習,自身、他身有如是過,何況無愧常食肉者。大慧!復有餘王不食肉者,乘馬游戲,為馬驚波,牽入深山,失於侍從,不知歸路,不食肉故,師子、虎狼見無害心,與雌師子共行欲事,乃至生子斑足王等。以過去世食肉熏習,及作人王亦常食肉,在七家村多樂食肉,食肉太過遂食人肉,生諸男女盡為羅剎。大慧!食肉眾生依於過去食肉熏習,多生羅剎、師子、虎狼、豺豹、貓狸、□梟、雕鷺、鷹雞等中,有命之類各自護身不令得便,受飢餓苦,常生噁心念食他肉,命終复墮惡道,受生人身難得,何況當有得涅槃道。大慧當知!食肉之人有如是等無量諸過,不食肉者即是無量功德之聚。大慧!而諸凡夫不知如是食肉之過、不食功德,我今略說不聽食肉。大慧!若一切人不食肉者,亦無有人殺害眾生,由人食肉,若無可食處處求買,為財利者殺以販賣,為買者殺,是故買者與殺無異。是故食肉能障聖道。大慧!食肉之人愛著肉味,至無畜生乃食人肉。何況蘪鹿、雉兔、鵝雁、豬羊、雞狗、駝驢、像馬、龍蛇、魚鱉,水陸有命得而不食,由著肉味,設諸方便殺害眾生,造作種種置羅機網,羅山置地、截河堰海,遍諸水陸安置罟網、機撥、坑陷、弓刀、毒箭間無空處,虛空、地、水種種眾生皆被殺害,為食肉故。大慧!獵師、屠兒、食肉人等,噁心堅固,能行不忍,見諸眾生形體鮮肥、膚肉充悅,生食味心,更相指示言是可啖,不生一念不忍之心,是故我說食肉之人斷大慈種。

大慧!我觀世間無有是肉而非命者,自己不殺,不教人殺,他不為殺。不從命來而是肉者,無有是處。若有是肉不從命出,而是美食,我以何故不聽人食?遍求世間無如是肉,是故我說食肉是罪,斷如來種,故不聽食。

大慧!我涅槃後,於未來世法欲滅時,於我法中有出家者,剃除鬚髮,自稱我是沙門釋子,披我袈裟痴如小兒,自稱律師墮在二邊,種種虛妄覺觀亂心,貪著肉味,隨自心見說毘尼中言得食肉,亦謗我言諸佛如來聽人食肉,亦說因製而聽食肉,亦謗我言如來世尊亦自食肉。大慧!我於《象腋》、《央掘魔》、《涅槃》、《大雲》等一切修多羅中不聽食肉,亦不說肉人於食味。大慧!我若聽諸聲聞弟子肉為食者,我終不得口常讚歎脩大慈悲行如實行者,亦不讚歎屍陀林中頭陀行者,亦不讚歎修行大乘住大乘者,亦不讚歎不食肉者。我不自食,不聽他食,是故我勸修菩薩行嘆不食肉,勸觀眾生應如一子,云何唱言我聽食肉?我為弟子修三乘行者速得果故,遮一切肉悉不聽食,云何說言我毘尼中聽人食肉?又復說言如來餘修多羅中說三種肉聽人食者,當知是人不解毘尼次第斷故,唱言得食。何以故?大慧!肉有二種:一者,他殺;二者,自死。以世人言有肉得食有不得者,像馬、龍蛇、人鬼、彌猴、豬狗及牛,言不得食餘者得食。屠兒不問得食不得,一切盡殺,處處炫賣。眾生無過,橫被殺害,是故我制他殺、自死悉不得食。見聞疑者所謂他殺,不見聞疑者所謂自死。是故大慧!我毘尼中唱如是言,凡所有肉於一切沙門釋子皆不淨食,污清淨命,障聖道分,無有方便而可得食。若有說言佛毘尼中說三種肉,為不聽食非為聽食,當知是人堅住毘尼是不謗我。

大慧!今此《楞伽修多羅》中,一切時一切肉,亦無方便而可得食。是故大慧!我遮食肉不為一人,現在未來一切不得。是故大慧!若彼癡人自言律師,言昆尼中聽人食肉,亦謗我言如來自食,彼愚癡人成大罪障,長夜墮於無利益處、無聖人處、不聞法處,亦不得見現在、未來賢聖弟子,況當得見諸佛如來。大慧!諸聲聞人常所應食,米麵、油蜜、種種麻豆能生淨命。非法貯畜,非法受取,我說不淨,倘不聽食,何況聽食血肉不淨。大慧!我諸聲聞、辟支佛、菩薩弟子食於法食,非食飲食,何況如來。大慧!諸佛如來法食、法住,非飲食身,非諸一切飲食住身,離諸資生愛有求等,遠離一切煩惱習過,善分別知心心智慧、一切智、一切見,見諸眾生平等憐愍。是故大慧!我見一切諸眾生等猶如一子,云何而聽以肉為食?亦不隨喜,何況自食。大慧!如是一切蔥、韭、蒜、薤臭穢不淨,能障聖道,亦障世間人天淨處,何況諸佛淨土果報。酒亦如是能障聖道、能損善業、能生諸過。是故大慧!來聖道者,酒肉、蔥韭及蒜薤等能熏之味悉不應食!’

爾時世尊重說偈言:
大慧菩薩問  酒肉蔥韭蒜  佛言是不淨  一切不聽食  羅剎等食啖  非聖所食味
食者聖呵責  及惡名流布  願佛分別說  食不食罪福  大慧汝諦聽  我說食中過
酒肉蔥韭蒜  是障聖道分  我觀三界中  及得聖道眾  無始世界來  展轉莫非親
云何於其中  而有食不食  觀肉所從來  出處最不淨  膿血和雜生  尿屎膿涕合
修行淨行者  當觀不應食  種種肉及蔥  酒亦不得飲  種種韭及蒜  修行常遠離
常遠離麻油  穿孔床不眠  飛揚諸細蟲  斷害他命故  肉食長身力  由力生邪念
邪食生貪欲  故不聽食肉  由食肉生貪  貪心致迷醉  迷醉長愛慾  不解脫生死
為利殺眾生  為肉追錢財  彼二人惡業  死墮叫喚獄  三種名淨肉  不見聞不疑
世無如是肉  生墮食肉中  臭穢可厭患  常生顛狂中  多生旃陀羅  獵師屠兒家
或生羅剎女  及諸食肉處  羅剎貓狸種  食肉生彼中  像腋與大雲  涅槃勝鬘經
及入楞伽經  我不聽食肉  諸佛及菩薩  聲聞亦呵責  食肉無慚愧  生生常顛狂
先說見聞疑  已斷一切肉  妄想不覺知  故生食肉想  如彼貪欲過  障礙聖解脫
酒肉蔥韭蒜  悉為聖道障  未來世眾生  於肉愚癡說  言此淨無罪  佛聽我等食
淨食如藥想  猶如食子肉  知足生厭離  修行行乞食  安住慈心者  我說常厭離
師子豺虎狼  恆可同遊止  食肉見者怖  云何而可食  是=故修行者  慈心不食肉
食肉斷慈心  離涅槃解脫  及違聖人教  故不聽食肉  不宜生梵種  及諸修行道
智慧及富貴  斯由不食肉

大佛頂首楞嚴經(節錄);唐天竺沙門般剌密帝譯
‘阿難!又諸世界六道眾生,其心不殺,則不隨其生死相續。汝修三昧,本出塵勞,殺心不除,塵不可出。縱有多智,禪定現前,如不斷殺,必落神道。上品之人,為大力鬼;中品則為飛行夜叉,諸鬼帥等;下品當為地行羅剎。彼諸鬼神,亦有徒眾,各各自謂,成無上道。我滅度後,末法之中,多此鬼神,熾盛世間,自言食肉得菩提路。阿難!我令比丘食五淨肉,此肉皆我神力化生,本無命根。汝婆羅門,地多蒸濕,加以沙石,草菜不生,我以大悲,神力所加,因大慈悲,假名為肉,汝得其味。奈何如來滅度之後,食眾生肉,名為釋子。汝等當知!是食肉人,縱得心開,似三摩地,皆大羅剎,報終必沉生死苦海,非佛弟子。如是之人,相殺相吞,相食未已,云何是人得出三界?汝教世人修三摩地,次斷殺生,是名如來,先佛世尊,第二決定清淨明誨。是故阿難!若不斷殺,修禪定者,譬如有人自塞其耳,高聲大叫,求人不聞,此等名為欲隱彌露。清淨比丘,及諸菩薩,於歧路行,不蹋生草,況以手拔?云何大悲,取諸眾生血肉充食?’

‘阿難!一切眾生食甘故生,食毒故死,是諸眾生求三摩地,當斷世間五種辛菜。是五種辛,熟食發淫,生啖增恚。如是世界食辛之人,縱能宣說十二部經,十方天仙嫌其臭穢,咸皆遠離;諸餓鬼等,因彼食次,只其唇吻,常與鬼住,福德日銷,長無利益。是食辛人修三摩地,菩薩天仙,十方善神,不來守護;大力魔王得其方便,現作佛身,來為說法。非毀禁戒,贊淫怒痴,命終自為魔王眷屬,受魔福盡,墮無間獄。阿難!修菩提者,永斷五辛,是則名為,第一增進修行漸次。’

‘云何正性?阿難!如是眾生入三摩地,要先嚴持清淨戒律,永斷淫心,不餐酒肉,以火淨食,無啖生氣。阿難!是修行人若不斷淫及與殺生,出三界者,無有是處。當觀淫欲猶如毒蛇,如見怨賊。先持聲聞四棄八棄,執身不動;後行菩薩清淨律儀,執心不起。禁戒成就,則於世間永無相生、相殺之業。偷劫不行,無相負累,亦於世間不還宿債。是清淨人修三摩地,父母肉身不須天眼,自然觀見十力世界,觀佛聞法,親奉聖旨;得大神通,遊十方界,宿命清淨,得無艱險。是則名為,第二增進修行漸次。’

大般涅槃經(節錄);北涼天竺三藏沙門曇無讖譯
爾時迦葉菩薩白佛言:‘世尊!食肉之人,不應施肉,何以故?我見不食肉者有大功德。’佛贊迦葉:‘善哉善哉!汝今乃能善如我意,護法菩薩應當如是。善男子!從今日始,不聽聲聞弟子食肉。若受檀越信施之時,應觀是食如子肉想。’迦葉菩薩复白佛言:‘世尊!云何如來不聽食肉? ’‘善男子!夫食肉者,斷大慈種。’迦葉又言:’如來何故,先聽比丘食三種淨肉?‘迦葉!是三種淨肉,隨事漸制。’迦葉菩薩复白佛言:‘世尊!何因緣故,十種不淨,乃至九種清淨,而復不聽?’佛告迦葉:’亦是因事漸次而製,當知即是現斷肉義。’迦葉菩薩後白佛言:’云何如來稱讚魚肉為美食耶?’‘善男子!我亦不說魚肉之屬為美食也,我說甘蔗、梗米、石蜜、一切谷麥,及黑石蜜、乳酪、酥油以為美食。雖說應畜種種衣服,所應畜者要是壞色,何況貪著是魚肉味?’迦葉復言:’如來若制不食肉者,彼五種味:乳酪、酪漿、生酥、熟酥、胡麻油等,及諸衣服、憍奢耶衣、珂貝、皮革、金銀盂器,如是等物亦不應受。’‘善男子!不應同彼尼幹所見,如來所製一切禁戒,各有異意。異意故,聽食三種淨肉;異想故,斷十種肉;異想故,一切悉斷,及自死者。迦葉!我從今日,制諸弟子,不得複食一切肉也。迦葉!其食肉者,若行若住,若坐若臥,一切眾生聞其肉氣,悉生恐怖。譬如有人近獅子已,眾人見之,聞獅子臭,亦生恐怖。善男子!如人啖蒜,臭穢可惡,餘人見之,聞臭捨去,設遠見者,猶不欲視,況當近之。諸食肉者亦復如是,一切眾生聞其肉氣,悉皆恐怖,生畏死想,水陸空行有命之類,悉舍之走,咸言此人是我等怨。是故菩薩不習食肉,為度眾生,示現食肉,雖現食之,其實不食。善男子!如是菩薩,清淨之食猶尚不食,況當食肉?善男子!我涅槃後無量百歲,四道聖人悉复涅槃,正法滅後,於像法中,當有比丘,貌像持律,少讀誦經,貪嗜飲食,長養其身,身所被服粗陋醜惡,形容憔悴,無有威德。放畜牛羊,擔負薪草,頭須爪發悉皆長利,雖服袈裟,猶如獵師,細視徐行,如貓伺鼠。常唱是言:“我得羅漢。”多諸病苦,眠臥糞穢,外現賢善,內懷貪嫉,如受啞法婆羅門等。實非沙門,現沙門像,邪見熾盛,誹謗正法。如是等人,破壞如來所製戒律,正行威儀,說解脫果,離清淨法,及壞甚深秘密之教。各自隨意,反說經律,而作是言:“如來皆聽我等食肉。”自生此論,言是佛說,互共諍訟,各自稱是沙門釋子。善男子!爾時復有諸沙門等,貯聚生谷,受取魚肉,手自作食,執持油餅、寶蓋、革屣。親近國王、大臣、長者,佔相星宿,勤修醫道,畜養奴婢、金銀琉璃、車渠瑪瑙、玻璃真珠、珊瑚虎珀、璧玉珂貝、種種果蓏。學諸伎藝,畫師泥作,造書教學,種植根栽,蠱道咒幻,和合諸藥,作倡伎樂,香華治身,摴蒲圍棋, 學諸工巧。若有比丘能離如是諸惡事者,當說是人真我弟子!’爾時迦葉後白佛言:‘世尊!諸比丘、比丘尼、優婆塞、優婆夷,因他而活,若乞食時,得雜肉食,云何得食,應清淨法?’佛言:‘迦葉!當以水洗,令與肉別,然後乃食。若其食器為肉所污,但使無味,聽用無罪。若見食中多有肉者,則不應受,一切現肉悉不應食,食者得罪。我今唱是斷肉之製,若廣說者即不可盡。涅槃時到,是故略說,是則名為能隨問答。’

‘不食肉、不飲酒,五辛能熏,悉不食之。是故其身無有臭處,常為諸天一切世人恭敬供養、尊重、讚歎。’

大般涅槃經後分(節錄); 大唐南海波淩國沙門若那跋陀羅譯
‘我涅槃後汝當精勤,以善教誡我諸眷屬, 授與妙法,深心誨誘,勿得調戲,放逸散心,入諸境界受行邪法。未脫三界世間痛苦,早求出離於此五濁愛欲之中。應生憂畏無救護想,一失人身難可追复。畢此一形常須警察,無常大鬼情求難脫。憐愍眾生莫相殺害,乃至蠢動應施無畏。身業清淨常生妙土;口業清淨離諸過惡。莫食肉、莫飲酒,調伏心蛇,令入道果。深思行業善惡之報,如影隨形,三世因果循環不失,此生空過後悔無追。涅槃時至,示教如是。’

佛說大般泥洹經(節錄); 東晉平陽沙門法顯譯
有王舍城大獵師主殺生,供施請佛及僧,唯願哀受,然佛、世尊未曾食肉,等硯一切如羅侯羅,即為獵師而說此偈:當觀長壽者不害眾生故一切皆懼死其不畏杖痛恕己可為喻勿殺勿行杖。

Apakah Buddha Sakyamuni “Memakan Daging?”
Di dalam kitab suci Mahayana disabdakan seorang Bodhisattva harus melaksanakan sila bervegetarian. Karena semua makhluk adalah mandalanya Bodhisattva, semua makhluk adalah mantan keluarga di masa lalu dan calon Buddha di masa yang akan datang. Bagaimana bisa dan tega memakan daging dari tubuh keluarganya sendiri atau menelan daging dari makhluk yang kelak bakal jadi Buddha? Sehingga semua Bodhisattva berikrar tidak menyakiti semua makhluk melainkan bertekad untuk menolong semua makhluk. Apabila masih berkeinginan untuk menyakiti satu makhluk saja dan tidak mau menolong semua makhluk maka Bodhisattva tersebut tidak bisa jadi Buddha. Perlu diketahui, bahwa sebelum seorang petapa mencapai tingkatan keBuddhaan maka ia harus melaksanakan jalan Bodhisattva sekian lama. Melihat ikrar, tekad dan pelaksanaan Bodhisattva, bagimana mungkin Ia masih doyan makan daging? Apalagi untuk seorang Buddha? Di dalam Sutra Lankavatara dan Sutra Yāng Jué Mó Luó Jīng (央掘魔羅經): “Buddha bersabda: Buddha tidak memakan daging!” Karena seorang Buddha memiliki 5 mata (mata fisik, mata dewa, mata bijak, mata Dharma dan mata Buddha), tentu Ia mengetahui latar belakang dan prosesnya tersedia daging itu milik siapa? Apakah karena alasan Hyang Buddha pindapatra menerima segala persembahan makanan (termasuk daging) dari umat, langsung mengatakan bahwa Hyang Buddha makan daging? Tentu tidak boleh gegabah memvonis sebelum menyaksikan atau bertanya kepada Buddha atau memeriksa sejarah kehidupan Buddha yang sebenarnya dari berbagai sutra khususnya sutra Mahayana! Masih ingatkah bahwa di saat Bodhisattva Siddharta menjelang jadi Buddha, adanya barisan tentara Dewa Mara menggoda dan menyerang tubuh Buddha ternyata semua senjata berubah menjadi bunga. Di saat Ananda memberikan air selokan yang kotor tetapi di tangan Buddha, air tersebut menjadi jernih kembali. Juga dikatakan tidak ada satupun kekotoran duniawi yang bisa mengotori tubuhnya (termasuk mulut) Hyang Buddha. Juga Hyang Buddha mengajarkan 37 Bodhi Paksya untuk merenungkan tubuh termasuk daging adalah menjijikkan. Seperti kita ketahui, bahwa binatang bisa lahir karena nafsu kotor, senang makanan kotor, cara hidup yang bergelimang kekotoran, dipotong dengan cara kotor, sehingga dikatakan menjijikkan dan menyedihkan. Melihat kenyataan ini bagaimana mungkin Buddha senang dengan makanan yang bersumber dari kekotoran dan bagaimana pula bisa makan daging yang berarti nikmat di atas penderitaan makhluk lain? Adapun kata “Buddha” atau “Tathagata” adalah sebuah gelar kesempurnaan dari kesucian dan kebajikan, bagaimana bisa sebuah gelar Buddha atau Tathagata makan daging?, dan terakhir Hyang Buddha memiliki kesaktian ampuh sehingga segala persembahan (makanan dan minuman) dan kebutuhan lainnya bisa berubah sesuai kemuliaannya. Setelah  menganalisa, merenung dan memperhatikan berbagai kitab suci Mahayana dan perjalanan hidup Hyang Buddha yang teramat luhur, bagaimana kita bisa meragukan bahwa Hyang Buddha masih makan daging (yang berarti memakan bangkainya binatang dan menjadikan perut-Nya bagaikan kuburan binatang). Ingat! Jangan cenderung hanya mencari kebenaran di dalam ajaran kecil saja tetapi mengabaikan kebenaran ajaran Mahayana!. Belajarlah bijaksana dan kembangkan belas kasih kepada semua makhluk. Untuk itu, pergunakanlah nalar, logika, kebijaksanaan Bodhi dan pandangan terang untuk meneliti, menguji dan membuktikan resiko akibat makan daging dan manfaat bervegetarian!

佛說大乘金剛經論; 墮畜牲報論第二十三:
文殊師利菩薩問佛。造何等業。墮畜牲中。世尊曰。一切眾生。貪酒食肉。宰殺禽獸。鋪設筵席。取歡作樂。果報為牲。酬前命債。又有借人財物。未足酬還。或有偷騙他人。奪人受用。果報為畜。還人錢債。直至業盡。方出輪迴。Di dalam Abhidharma Fo Shuo Ta Sheng Cing Kang Cing Luen,diskusi ke-23, Pembalasan yang mengakibatkan terjatuh di alam binatang. Manjusri Bodhisattva bertanya kepada Buddha, menciptakan ragam karma apa terjatuh di alam binatang? Buddha bersabda: semua makhluk ketagihan alkohol dan memakan daging, gemar memotong hewan, mengadakan pesta (makan daging), melekat kepada kesukaan (daging dan alkohol) untuk dijadikan kesenangan. Akibatnya menjadi binatang. Utang masa lalu dibayarkan saat sekarang. Ada juga orang pinjam harta benda belum mengembalikan atau mencuri dan menipu orang lain, merampas kepunyaan orang untuk dipergunakan. Akibat pembalasannya terlahir sebagai binatang. Untuk membayar orang punya uang dan utang sampai karma buruknya lenyap, baru bisa keluar tumimbal lahir.

佛說大乘金剛經論,..論第七: 濕生。是人先世。貪食酒肉。打鬧 作樂。故墮濕生。爛蛆廁蟲。蠛蠓之類。Di dalam Abhidharma Fo Shuo Ta Sheng Cing Kang Cing Luen, .. diskusi ke-7, Terlahir sebagai binatang (serangga) yang hidup dikelembaban (tempat basah), adalah orang di saat kehidupan lampaunya serakah minum alkohol dan makan daging. Suka dugem (keluyuran dan bermain di keramaian atau mencari hiburan) untuk dijadikan kesenangan, makanya terjatuh terlahir menjadi binatang yang hidup dikelembaban, menjadi cacing, belatung busuk di toilet, dan menjadi kelompok bintang berjenis serangga nyamuk.

Vegetarian – Dharma Cinta Kasih dan Kasih Sayang
Manusia merupakan pancaran semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat menuntunnya mencapai Pencerahan dalam kehidupannya saat ini. Ajaran Sang Buddha yang memiliki kekuatan revolusioner selalu mengarahkan perdamaian dunia dan kebahagiaan semua makhluk di dunia dengan semboyan suci yaitu Cinta Kasih [Maitri/Metta] dan Kasih Sayang [Karuna].

Sang Buddha bersabda, “Aku memiliki Cinta Kasih kepada makhluk-makhluk tanpa kaki, kepada yang berkaki duapun Aku memiliki Cinta Kasih. Aku Memiliki Cinta Kasih kepada makhluk-makhluk berkaki empat, kepada yang berkaki banyakpun Aku memiliki Cinta Kasih”. (Anguttara Nikaya, II, 72).

“Bila seseorang memiliki pikiran Cinta Kasih, ia merasa kasihan kepada semua makhluk di dunia, yang ada di atas, di bawah dan di sekelilingnya, tak terbatas di manapun”. (Jataka, 37).
Kemajuan batin akan dapat kita kembangkan apabila kita senantiasa diliputi pikiran yang penuh Cinta Kasih serta bersikap penuh Kasih Sayang.

“Kembangkanlah pikiran yang penuh Cinta Kasih; bersikaplah penuh Kasih Sayang dan terlatih dalam sila. Bangkitkan semangatmu, bersikaplah teguh, senantiasa mantap dalam membuat kemajuan”. (Theragatha, 979).

Apakah Perlu Vegetarian?
Apakah seorang Buddhis dalam menjalankan sila-sila khususnya sila tidak melakukan pembunuhan [pranatipata vairamanya/panatipata veramani], sebaiknya juga menjadi seorang vegetarian, yaitu: tidak memakan makhluk bernyawa? Bagaimanakah caranya agar dapat menghindari larangan perdagangan makhluk hidup [sattva vanijya/satta vanijja], dan perdagangan daging binatang [mamsa vanijya/mamsa vanijja]?

Pertanyaan tersebut masih sering merupakan suatu hal yang kontroversial dalam berbagai aliran Buddhisme. Dari sejarah kemunculan ajaran Sang Buddha pada masa kerajaan kebudayaan Hindu di India, maka dapat dimaklumi bahwa para umat Hindu adalah vegetarian yang taat karena konsep ahimsa dan reinkarnasi yang dianut, dimana apa yang dimakan juga akan menciptakan karma baru, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada jamannya Buddha Gautama, tentunya kehidupan masyarakat pada saat itu juga sebagian besar merupakan vegetarian. Manu, penyusun kitab Hindu pertama menulis, “Daging, tidak bisa didapatkan tanpa menyakiti makhluk hidup lain, dan apabila seseorang menyakiti makhluk yang memiliki kesadaran maka orang itu tidak bisa mendapatkan kebahagiaan surgawi. Karena itu biarlah semua tidak makan daging”.

Beberapa aliran Buddhisme tidak berpendapat bahwa apa yang dimakan merupakan syarat mutlak untuk mencapai Pencerahan, dimana yang lebih dipentingkan adalah pikiran, ucapan dan perbuatan. Para bhikkhu dalam Buddhisme Theravada (khususnya di negara-negara Thailand, Myanmar, Sri Lanka, Kamboja, Laos) melakukan permintaan dana makanan dari rumah ke rumah [pindapatta] memakan apa saja yang diberikan, dan lebih mementingkan menahan keinginan makan dengan makan hanya satu kali sehari sebelum lewat jam siang. Namun perlu juga kita sadari, bahwa umat awam yang mengenal baik cara berdana apalagi kepada anggota Sangha, tentunya akan menghindari memberikan dana dari hasil penyiksaan ataupun pembunuhan makhluk hidup [savajja dana] karena jenis dana seperti ini tidaklah akan menghasilkan pahala yang baik malah sebaliknya, kalaupun berbuah akan menyebabkan malapetaka bagi si pemberi dana.

Demikian juga terdapat argumentasi bahwa makanan terakhir yang dipersembahkan oleh Cunda, si pandai besi, adalah makanan istimewa yang bernama sukaramaddava yang berarti ‘kaki babi’, sehingga disimpulkan bahwa Buddha Gautama memakan kaki babi yang empuk. Padahal kita tahu juga banyak sekali nama makanan ataupun tumbuhan yang menyerupai nama binatang karena ciri-cirinya, seperti jambu monyet, lidah buaya, kumis kucing, jamur kuping, daun kaki kuda, rumput lidah lembu, longan (mata naga), dan sebagainya. Literatur yang ada memperlihatkan bahwa sukaramaddava adalah sejenis jamur yang empuk dan sangat sulit ditemukan karena tumbuhnya tersembunyi di hutan belantara, dan diketahui babi hutan sangat menyenangi jamur tersebut dimana biasanya dengan gampang dapat ditemukannya dengan cara dikais keluar menggunakan kakinya, sehingga dinamakan ‘jamur kaki babi’.

Berbagai catatan di kitab suci haruslah kita hayati secara intuitif untuk sampai kepada pendapat apakah benar vegetarian itu perlu dikembangkan dalam latihan spiritual kita. Ada sementara pendapat yang mengatakan bahwa vegetarian itu adalah tawaran dari Devadatta, saudara sepupu Buddha Gautama yang terkenal ambisius dan jahat tersebut. Dalam cerita Devadatta sendiri dapat kita maklumi bahwa Devadatta dengan kelicikannya mencoba mengadu-domba Sangha dengan mengajukan lima aturan kepada Sang Buddha agar dapat diterapkan (jadi bukan hanya ketentuan vegetarian saja), dimana membuat posisi Sang Buddha sulit untuk memutuskannya. Di antara kelima aturan yang diajukan oleh Devadatta, sebenarnya terdapat dua ketentuan yang memang mudah dilakukan oleh bhikkhu saat itu seperti hidup dari dana yang diterima dan tidak boleh memakan ikan atau daging (vegetarian), dan kemungkinan besar telah dijalankan. Namun tiga ketentuan lainnya agak sulit untuk diputuskan oleh Sang Buddha, yaitu bhikkhu selamanya harus hidup di hutan; mengenakan jubah dari bekas sampah dan kuburan; dan hidup di kaki pohon. Devadatta yakin bahwa apabila Sang Buddha menolak permintaannya, maka akan banyak bhikkhu yang mendukung dia serta menyatakan bahwa Sang Buddha tidak berwelas asih (menolak vegetarian) dan senang hidup dalam kemewahan (tidak terbatas dari kehidupan dana yang diterima saja). Sedangkan apabila Sang Buddha menerima aturan yang diajukan tersebut, maka berarti Sang Buddha menerapkan pola kehidupan menyiksa diri (tinggal di hutan, memakai pakaian bekas dari sampah dan kuburan, dan hidup di kaki pohon). Namun Sang Buddha yang penuh kebijaksanaan, mengatakan kepada para bhikkhu tanpa secara tegas menolak ataupun menerima aturan-aturan tersebut.

Pendapat yang mengatakan bahwa apabila kita tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak mengetahui bahwa daging binatang yang kita makan itu telah disembelih untuk kita makan, adalah merupakan suatu pendapat yang sangat tidak beralasan. Coba kita bayangkan apabila ada seseorang tiba-tiba mati dan tentunya sanak keluarganya akan menanyakan kenapa orang tersebut mati sehingga akan dilakukan visum untuk mengetahui kematiannya tersebut. Tentunya lain kalau kita sedang memakan daging, jelas sekali kita ataupun orang lain tidak perlu menanyakan darimana daging ini berasal, karena secara logika umum sudah jelas daging tersebut berasal dari hasil penyembelihan hewan yang masih hidup sebelumnya. Sehingga semua orang juga maklum bahwa terdapat satu makhluk hidup yang telah dibunuh beberapa waktu yang lalu, dan jelas sekali disadari oleh mereka bahwa makhluk hidup tersebut pasti menjerit, meronta, dan menangis pada saat mengetahui ajalnya sudah akan berakhir.

Buddhisme Tantrayana yang berkembang di Tibet dengan keadaan alam di sana tidak menekankan kepada para bhikkhunya untuk melakukan vegetarian secara mutlak. Tetapi apabila para bhikkhu Tantrayana melakukan perjalanan keluar dari Tibet, dimana apabila tersedia makanan vegetarian, maka para bhikkhu tersebut diharuskan melakukan vegetarian. Diceritakan juga bahwa Marpa dan murid utamanya Milarepa merupakan tokoh yang cukup dikenal dalam sejarah Buddhisme Tibet juga senang makan daging. Namun hal tersebut tidak didukung oleh bukti yang cukup. Dalai Lama ke-14, Y.M. Tenzin Gyatso adalah seorang vegetarian yang taat. Mungkin kita juga perlu merenungkan apa yang dikatakan oleh Jamgon Khungtrul Rinpoche, “Jangan dengan sengaja mengambil kehidupan (membunuh) makhluk hidup apapun, walaupun itu adalah seekor semut; karena untuk hal yang menyangkut kehidupan, tidak ada istilah ‘besar’ atau ‘kecil’”. Sehingga sering para bhikkhu Tibet dalam membangun rumah ataupun mencangkul tanah, terlihat lebih banyak menyita waktu untuk memindahkan terlebih dahulu cacing-cacing ke tempat yang aman sebelum melakukan pekerjaannya tersebut.

Buddhisme Mahayana dengan Bodhisattva silanya mengharuskan para bhikshu/ni untuk melakukan vegetarian demikian juga pesan-pesan yang disampaikan kepada umatnya. Buddhisme Mahayana yang memuja Avolakitesvara Bodhisattva [Quan Yin Phu Sha] sebagai Bodhisattva yang penuh Kasih Sayang, menyakini bahwa dengan tidak memakan makanan bernyawa secara tidak langsung juga mencegah pembunuhan makhluk bernyawa sehingga akan dapat menimbulkan sifat Kasih Sayang dan Cinta Kasih sebagaimana prinsip-prinsip pokok ajaran Sang Buddha.

Hal ini juga tersebut dalam Lankavatara Sutra “Dengan kekhawatiran akan timbulnya kelaliman atas makhluk hidup, sepatutnya Bodhisattva dalam berlatih diri untuk mencapai Kasih Sayang berpantang makanan daging”.

Demikian juga dalam Brahmajala Sutra terdapat sabda berikut, “Siswa Sang Buddha tidak boleh dengan sengaja makan daging makhluk hidup, karena kalau ia berbuat demikian, maka ia menghancurkan benih-benih Maha Kasih Sayang dan Sifat keBuddhaan. Ia menyebabkan orang-orang yang bertemu padanya menghindarinya. Karenanya semua Bodhisattva harus pantang makan daging makhluk apapun, sebab makanan hewani merupakan sumber dosa-dosa yang tak terhingga”.

Sang Buddha Menyadarkan Nelayan
Suatu ketika, ada seorang nelayan yang tinggal di dekat gerbang utara kota Savatthi. Suatu hari, melalui kemampuan batin luar biasa, Sang Buddha melihat bahwa telah tiba saatnya bagi nelayan itu untuk mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Maka dalam perjalanan pulang dari berpindapatta, Sang Buddha bersama dengan para bhikkhu, berhenti di dekat tempat dimana Ariya sedang menangkap ikan. Ketika nelayan itu melihat Sang Buddha, dia melemparkan alat penangkap ikannya kemudian datang dan berdiri di dekat Sang Buddha. Sang Buddha mulai menanyakan nama-nama para bhikkhu di hadapan si nelayan, dan akhirnya, Beliau menanyakan nama nelayan itu.

Ketika si nelayan menjawab bahwa namanya adalah Ariya, Sang Buddha berkata bahwa para orang mulia (Ariya) tidak melukai makhluk hidup apapun, tetapi karena si nelayan membunuh ikan-ikan maka dia tidak layak menyandang nama Ariya.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut (Dhammapada, 270), “Seseorang tidak dapat disebut Ariya (orang mulia) apabila masih menyiksa makhluk hidup. Dia yang tidak lagi menyiksa makhluk-makhluk hiduplah yang dapat dikatakan mulia. Nelayan Ariya mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khobah Dharma Sang Buddha berakhir.

Manfaat Vegetarian
Banyak orang yang tersaru dengan kata vegetarian yang dikira berasal dari kata vegetable (sayur-sayuran). Sebenarnya vegetarian itu berasal dari bahasa latin ‘vegetus’ yang berarti ‘aktif’, ‘yang hidup’, ‘teguh’, ‘bergairah’, dan ‘kuat’. Di Inggris kata Veget ini sempat dipakai untuk mengatakan seseorang yang kuat dan sehat.

Menurut penemuan Victor Stephan Sussman dalam bukunya ‘The Vegetarian Alternative’ , USA: Rodale Press Emmaus, 1978, bahwa orang-orang Inggris dan Amerika sudah memulai vegetarian sejak tahun 1840 dengan prakarsa oleh Pendeta Sylvester Graham (penemu roti Graham crackers), Ellen White (salah seorang pendiri gereja ‘Advent Hari Ke-7), dan John H.Kellog (ahli bedah dan pendiri Sanatorium Battle Creek). Di India dan Tiongkok, vegetarianisme sudah ada jauh sebelum masehi. Para pengikut Sekte Jaisme yang merupakan aliran Hinduisme tertua di India , adalah vegetaris, dimana bertujuan untuk menghormati dan menaruh kasih sayang kepada semua makhluk hidup. Mereka mempunyai disiplin ajaran yang kuat, dilarang membunuh makhluk apapun, tetapi mereka meminum susu dan produk yang terbuat dari susu. Para penganut agama Masehi Advent Hari Ketujuh, juga vegetaris, tidak meminum alkohol, merokok ataupun makan atau minuman yang merangsang, Mereka berpendapat bahwa tubuh manusia adalah rumah Tuhan [A Temple of God] sehingga janganlah menjadikan tubuh manusia ini sebagai kuburan hewan. Demikian juga beberapa ajaran mistik kuno Yunani dan para pengikut Pythagoreanisme, Manichaeanisme, dan Sikhisme yang sangat menekankan vegetarian karena konsep reinkarnasi dan hukum karma yang dianut ajaran tersebut. Kaum Essenes yang dikenal sebagai kaum spiritual ‘orang suci berjubah putih’, ataupun ‘putra cahaya’, hidup di Qumran, sekitar Laut Mati, Jerusalem, yang hidup pada eranya Yesus Kristus, juga menganut doktrin hukum Karma, sehingga terkenal sebagai vegetaris yang taat.

Terlepas dari itu semua, bahwa sesuai dengan hasil survei yang pernah dilakukan, diketahui dalam tubuh seorang atlit yang vegetarian lebih baik daya tahannya daripada yang non-vegetarian. Hal ini juga dibuktikan oleh Carl Lewis, seorang vegetarian yang terkenal sebagai juara lari kelas dunia. Demikian juga ditinjau dari sudut kesehatan, dimana makanan daging mengandung lemak jenuh berkolesterol tinggi serta berita-berita mengenai hewan-hewan tertentu yang terjangkit virus yang membahayakan manusia, seperti kasus virus sapi gila [madcow disease] di Eropa (tahun 1997) kasus virus flu unggas yang menyerang ayam dan bebek di Hong Kong (1998). Demikian juga dengan kasus virus babi Jepang [Japanese encephalitis virus] yang melanda Malaysia sebagai negara penghasil ternak babi terbesar di dunia (tahun 1999), telah mengubah selera makan kebanyakan orang Amerika, Eropa dan Asia menjadi vegetarian atau mengurangi konsumsi daging dalam menu harian mereka. Di Indonesia, pada sekitar bulan Mei 1999, diberitakan bahwa residu obat antibiotik (penisilin, makrolida dan tentrasiklin) dan pestisida di dalam hewan peliharaan sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini sesuai dengan hasil riset dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (PPMSOH), dimana residu yang terdapat pada hewan peliharaan tersebut apabila dikomsumsi sebagai daging dalam menu harian, maka dapat berdampak kanker hati, gagal ginjal, kebutaan, meningitis dan gangguan hoemapoetik (akibat timah hitam). Selain itu juga dapat berdampak pada kekebalan tubuh terhadap antibiotik yang kemungkinan bisa juga menyebabkan mutasi (genetik) kuman (‘Suara Pembaharuan ‘tanggal 1 Mei 1999). Terakhir kasus dioksin yang menggoyangkan kembali daratan Eropa, dimana menurut penelitian terdapat hampir seluruh produk makanan yang berasal dari hewani tercemar dioksin, suatu kelompok 75 senyawa kimia yang berasal dari resin mengandung dioksin khlorin yang kebanyakan terdapat dalam bahan-bahan plastik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan salah satu jenis dioksin, yaitu tetrachlorodibenzo-p-dioxin, sebagai karsinogenik kelas satu, atau penyebab kanker buatan manusia yang paling berbahaya dan beracun. Sehingga pemerintah Belgia, Belanda, Perancis, dan kebanyakan negara-negara lainnya di dunia (termasuk di Indonesia) mengumumkan untuk menarik semua produk-produk asal hewani yang diproduksi dari Belgia (‘Kompas’, tanggal 17 Juni 1999).

Ada kekhawatiran juga bahwa dengan makanan vegatarian yang terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, umbi-umbian, jamur, kacang-kacangan dan lain sebagainya, tidaklah cukup untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk dapat hidup secara sehat. Tempe dan tahu yang dibuat dari kacang kedelai telah diteliti mengandung sumber protein yang sangat baik untuk tubuh manusia selain dapat mencegah kanker payudara. Demikian juga kacang-kacangan lainnya seperti kacang panjang, diketahui sangat bermanfaat untuk para penderita kencing manis. Sudah banyak hasil penelitian yang mengklasifikasikan protein tumbuh-tumbuhan lebih besar kandungannya dari protein hewani. Sehingga tidak terdapat alasan yang cukup untuk kita harus menghindari memakan makanan non-hewani karena takut tidak terpenuhi kebutuhan protein. Tidaklah mengherankan apabila sekarang kita dapat menjumpai adanya rumah-sakit yang menyediakan makanan khusus vegetarian bagi pasiennya. Demikian juga terdapat banyak sekali dokter yang selalu menyarankan pasiennya untuk mengurangi makanan daging dengan memakan lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

Memang sangat sulit untuk kita yang sudah terbiasa mengkonsumsi daging dalam menu kita agar dapat menjadi seorang vegetarian. Urusan menikmati makanan enak merupakan kesenangan duniawi yang mendapatkan tempat di urutan kedua setelah kenikmatan seksualitas. Makanan daging yang memang lebih enak dibandingkan dengan makanan non-hewani, sering mengarahkan seorang pemangsa daging ini mencoba berbagai variasi daging yang tidak pada umumnya, seperti kodok, burung dara, ular, biawak, tikus muda, buaya, monyet, penyu, harimau, cecak, kecoa, jangkrik, dan sebagainya. Daging-daging demikian sering dimakan bersama arak tertentu dimana, dengan tanpa didukung oleh suatu bukti penyelidikan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, di klaim mampu membangkitkan sifat kejantanan seorang lelaki ataupun menambah keberanian seseorang. Sehingga hal ini sering dijadikan alasan oleh para kaum pendukung makanan hewani dengan mengaburkan pandangan kemajuan batin seseorang yang dapat dikaitkan dari diet makanan non-hewani. Berbagai argumentasi berusaha diciptakan dari peninggalan kitab-kitab suci hanya semata-mata untuk mempertahankan pendapat tersebut. Dimana tanpa mereka sadari, hal tersebut telah mengukung pendapat yang dibuatnya, sehingga akhirnya pembunuhan berbagai makhluk hidup terus berlangsung setiap saat hanya semata-mata untuk kepuasan para pemakan daging.
Walaupun demikian, terdapat juga banyak pendapat yang setelah menapaki jalur spiritual murni, menyadari bahwa kebiasaan memakan daging dan meminum arak sangatlah tidak baik untuk kemajuan batin seseorang. Khususnya para pendukung ajaran yang mempercayai hukum karma dan kelahiran kembali, mempercayai akan menerima akibat dari perbuatan memakan daging. Demikian juga para pendukung curahan sifat Kasih yang murni terhadap seluruh makhluk hidup sebagai suatu eksistensi yang mempunyai hak hidup di alam semesta ini dengan alasan bagaimana mereka mampu bertemu Yang Maha Pengasih apabila mereka memangsa ciptaanNya juga. Walaupun tumbuh-tumbuhan juga memiliki unsur kehidupan, namun dalam memilih makanan, para pendukung vegetarian tersebut senantiasa berusaha memakan makanan yang berasal dari kesadaran yang paling rendah dimana hanya menyebabkan penderitaan yang sedikit sekali seperti tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan jelas sekali tidak memiliki kaki, tangan, sisik, ekor, darah ataupun alat pencernaan. Apabila kita memotong sebatang kangkung, maka kangkung tersebut masih akan dapat tumbuh lagi menjadi dua tiga cabang yang tentunya tidak bisa dilakukan dengan apabila kita memenggal kepala seekor sapi. Beberapa rekan yang telah berhasil menjalani kehidupan vegetarian memberikan tenggang waktu 2 minggu bahkan sampai 2 bulan untuk melihat berhasil tidaknya seseorang menjadi vegetarian. Mereka pada umumnya memberikan pendapat yang sangat positif sesudah menjalani kehidupan vegetarian seperti kesehatan yang stabil, kesabaran, konsentrasi dalam meditasi, dan sebagainya

Secara biologi, dapat kita ketahui bahwa usus manusia bukanlah diciptakan untuk mengkonsumsi daging [carnivora] karena usus manusia sangatlah panjang sehingga dikhawatirkan apabila mengkonsumsi daging akan menimbulkan penimbunan yang terlalu lama di usus [colon] sehingga mengalami pembusukan yang dapat menyebabkan kanker usus. Demikian juga, kita tidak perlu harus memperlakukan perut kita itu sebagai tempat pembakaran bangkai binatang [crematorium].

Terdapat hasil survey yang telah dilakukan, bahwa apabila suatu masyarakat dalam suatu negara tertentu menggantikan pola kehidupan peternakan dengan pertanian, maka terdapat kurva efisiensi ekonomi yang cenderung sangat menguntungkan dari sisi pendapatan dan lingkungan hidup.

Berbagai Pola Vegetarian
Kebiasaan makan daging sebenarnya telah terbentuk sejak kecil, sehingga memang tidak gampang untuk dapat mengganti begitu saja pola makan daging yang telah terbentuk tersebut.

Dalam penerapan pola vegetarian, terdapat beberapa alternatif yang sebenarnya dapat juga merupakan suatu tahapan dalam mewujudkan latihan vegetarian dari pemula kemudian menjadi vegetarian murni [vegan], yaitu:
(1) Vegetarian hari tertentu [semi vegetarian], dimana seseorang itu hanya mengkonsumsi daging pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat pesta atau tidak mengkonsumsi daging pada hari-hari tertentu, misalnya pada tanggal lunar 1 dan 15.
(2) Vegetarian dengan pantangan daging tertentu [partial vegetarian], dimana tidak memakan daging tertentu misalnya daging merah yang berasal dari hewan mamalia seperti lembu, kambing, dan babi.
(3) Vegetarian dengan pantangan semua daging termasuk seafood tetapi boleh telur dan susu beserta hasil produknya [lacto ovo vegetarian/lactovarian].
(4) Vegetarian dengan pantangan semua daging dan telur tetapi boleh susu dan hasil produk susu [lacto vegetarian/lactarian].
(5) Vegetarian murni dgn tidak memakan, meminum ataupun memakai semua produk dari makhluk hidup [strict vegetarian/total vegetarian/vegan].

Situasi krisis ekonomi yang sedang melanda berbagai negara belakangan ini dapat juga merupakan suatu kondisi yang tepat untuk segera mengubah pola diet vegetarian dengan mengurangi pembelian daging ayam, babi, sapi, dan kambing yang harganya jauh lebih mahal daripada tahu, tempe, kentang, dan jagung.
Pola makan vegetarian ini sangatlah cocok untuk dipromosikan oleh segala umat beragama yang penuh kasih dan cinta akan kebahagiaan dan kedamaian bagi semua makhluk hidup di muka bumi ini.

Mudah-mudahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, akan makin banyak terdapat makanan sajian vegetarian di berbagai pojok makanan (food-court), restoran dan tempat-tempat lainnya di Indonesia sebagaimana sering kita lihat di luar negeri. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak memulai memakan vegetarian dengan mengatakan susah untuk memperoleh makanan vegetarian. Kita harus menyadari bahwa , ‘makan adalah untuk hidup, bukanlah hidup untuk makan’.

Tokoh Terkemuka Dunia yang Vegetarian dan Vegan: Para Filsuf dan Pemimpin Spiritual Paramahansa Yogananda (Guru Spiritual India), Socrates (Filsuf Yunani), Yesus Kristus dan Umat Kristen Awal, Konfusius (Filsuf Cina), Budha Sakyamuni, Lao Tzu (Filsuf Cina), St. Fransiskus dari Assisi (Orang Suci Kristen, Italia), Thich Nhat Hanh (Biksu Buddha/Penulis Vietnam), Yogi Maharishi Mahesh (Penulis, Filsuf, Pemimpin Meditasi Transendental, India), Leo Nikolayevich Tolstoy (Filsuf Rusia), Pythagoras (Ahli Matematika/Filsuf Yunani), Zoroaster (Pendiri Ajaran Zarathustra, Iran), Muhammad Al-Ghazali (Orang Suci Sufi dan cendekiawan Islam, Iran), Muhammad Rahiim Bawa Muhaiyadeen (Orang Suci Sufi dan pengarang Islam, Sri Lanka), Bulleh Shah (Orang Suci Muslim Sufi), dll. Penulis, Seniman dan Pelukis Leonardo Da Vinci (Pelukis Italia), Ralph Waldo Emerson (Penulis Esai dan Penyair AS), George Bernard Shaw (Penulis Irlandia), John Robbins (Penulis AS), Mark Twain (Penulis AS), Albert Schweitzer (Filsuf, Dokter, dan Musisi Jerman), Plutarch (Penulis Yunani), Voltaire (Penulis Prancis), Sadegh Hedayat (Novelis Iran), dll. Ilmuwan, Penemu, dan Insinyur Charles Darwin (Ahli Flora dan Fauna dari Inggris), Albert Einstein (Ilmuwan Jerman), Thomas Edison (Ilmuwan/Penemu AS), Sir Isaac Newton (Ilmuwan Inggris), Nikola Tesla (Ilmuwan/Penemu Amerika keturunan Serbia), Henry Ford (Pendiri Ford Motors AS), dll. Politisi, Negarawan, dan Aktivis Susan B. Anthony (Pemimpin Pergerakan Hak Pilih Wanita AS), Mahatma Gandhi (Pemimpin Hak Warga Sipil India), Coretta Scott King (Pemimpin dan Aktivis Hak Warga Sipil AS, istri dari Dr. Martin Luther King Jr.), Presiden Janez Drnovsek dari Slovenia, Dr. A. P. J. Abdul Kalam (Presiden India), Dr. Manmohan Singh (Perdana Menteri India), Dennis J. Kucinich (Anggota Konggres AS), dll. Aktor, Bintang Film, dan Bintang TV Pamela Anderson (Aktris AS), Ashley Judd (Aktris AS), Brigitte Bardot (Aktris Prancis), John Cleese (Aktor Inggris), David Duchovny (Aktor AS), Danny Devito (Aktor AS), Cameron Diaz (Aktris AS), Richard Gere (Aktor AS), Daryl Hannah (Aktris AS), Dustin Hoffman (Aktor AS), Katie Holmes (Aktris AS), Steve Martin (Aktor AS), Demi Moore (Aktris AS), Ian McKellen (Aktor Inggris), Tobey Maguire (Aktor AS), Paul Newman (Aktor AS), Gwyneth Paltrow (Aktris AS), Joaquin Phoenix (Aktor AS), Steven Seagal (Aktor AS), Brooke Shields (Aktris/Model AS), Jerry Seinfeld (Aktor AS), Naomi Watts (Aktris AS), Kate Winslet (Aktris Inggris), dll. Bintang Pop dan Musisi Joan Baez (Penyanyi Lagu Rakyat AS), George Harrison (Musisi Inggris, Anggota The Beatles), Paul Mc Cartney (Musisi Inggris, Anggota The Beatles), Ringo Starr (Musisi Inggris, Anggota The Beatles), Bob Dylan (Musisi AS), Michael Jackson (Bintang Pop AS), Morrissey (Penyanyi Inggris), Olivia Newton John (Penyanyi Inggris – Australia), Sinead O’Connor (Penyanyi Irlandia), Pink (Penyanyi AS), Prince (Bintang Pop AS), Justin Timberlake (Penyanyi Pop AS), Tina Turner (Bintang Pop AS), Shania Twain (Penyanyi Kanada), Vanessa Williams (Penyanyi Pop AS), dll. Atlet Olahraga Billie Jean King (Juara Tenis AS), Bill Walton (Pemain Basket AS), Carl Lewis (Peraih Medali Emas 9-kali pada Olimpiade Cabang Atletik, AS), Edwin C. Moses (Peraih Medali Emas 2-kali dalam Cabang Atletik, AS), Elena Walendzik (Juara Tinju dari Jerman), Alexander Dargatz (Atlet, Juara Binaraga, Dokter Jerman), dll. Model Christie Brinkley (Supermodel AS), Christy Turlington (Supermodel AS), dan lain-lainya. Kiranya daftar ini akan terus bertambah, kunjungi… http://AL.Godsdirectcontact.org.tw/vg-vip Trackback URL: http://al.godsdirectcontact.org.tw/bbs/tb.php/al/162 http://sumansutra.wordpress.com

Lankavatara Sutra, Bab VIII: Tentang Larangan Makan Daging
Pada saat itu Mahāmati Bodhisattva Mahāsattva bertanya kepada Sang Bhagavan dalam gāthā, dan kembali membuat permohonan sebagai berikut: “Ya Bhagavan, berkenanlah kiranya Tathāgata, sang Arhat, Yang Telah Mencapai Pencerahan Sempurna memberitahuku tentang kebaikan dan keburukan dari memakan daging sehingga aku dan Bodhisattva Mahāsattva lain di masa kini dan masa mendatang dapat mengajarkan Dharma kepada semua makhluk, untuk menyingkirkan kerakusan mereka akan daging; sebab mereka — karena pengaruh energi-kebiasaan tatkala terlahir sebagai pemakan daging — amatlah berminat akan daging. Dengan melepas keinginannya pada rasa daging, mereka akan sebaliknya mencari Dharma sebagai makanan dan kenikmatan, memandang semua makhluk dengan cinta seperti kepada anak tunggalnya sendiri, dan memancarkan kasih sayang kepada semua makhluk. Dengan memancarkan kasih sayang, mereka akan melatih diri mereka sendiri dalam tingkatan Kebodhisattvaan dan selekasnya merealisasi Pencerahan Tertinggi; atau mereka akan berdiam sementara dalam tingkatan Śrāvaka atau Pratyekabuddha, dan pada akhirnya akan mencapai tingkatan Tathāgata yang tertinggi.

“Bhagavan, bahkan para filsuf yang berpegang pada doktrin sesat dan melekat pada pandangan Lokāyata seperti: dualisme antara makhluk dan bukan-makhluk, nihilisme, dan eternalisme, melarang makan daging dan menghindarkan diri mereka sendiri dari memakan daging. Ia, oh Lokanātha, yang mengembangkan rasa cinta kasih dan Telah Sempurna Tercerahkan — apalah alasannya  Ia (Tathāgata), di dalam Ajaran-Nya, membolehkan diri-Nya sendiri dan orang lain memakan daging? Maka biarlah kiranya Bhagavan, yang hati-Nya dipenuhi belas kasih kepada seisi dunia, yang menganggap semua mahkluk sebagai anak-Nya yang tunggal, dan yang memiliki kasih sayang agung dan perasaan simpati, mengajari kami kebaikan dan keburukan dari makan daging sehingga aku dan Bodhisattva Mahāsattva lainnya dapat mengajarkan Dharma”.
Kata Sang Bhagavan: “Dengarkanlah, Mahāmati, dan renungkanlah olehmu baik-baik sebab Aku akan memberitahumu”.

“Baiklah, Bhagavan,” jawab Mahāmati Bodhisattva Mahāsattva, dan didengarkannya sabda sang Bhagavan.

Bhagavan bersabda demikian kepadanya: “Untuk berbagai alasan, Mahāmati, seorang Bodhisattva, yang hakikatnya adalah cinta kasih, dilarang makan daging. Aku akan menjelaskannya: Mahāmati, sepanjang alur kelahiran dan kematian ini, tiada satu makhluk pun, dalam bentuk apa pun, yang belum pernah menjadi ibumu, ayahmu, saudara laki-lakimu, saudara perempuanmu, putramu, putrimu, atau salah satu dengan hubungan kekerabatan lainnya denganmu; dan tatkala mereka memperoleh bentuk kehidupan lain, mereka hidup sebagai binatang buas, hewan ternak, unggas, atau makhluk yang terlahir melalui rahim, atau sebagai seseorang yang berkerabat denganmu; karena hal ini bagaimana mungkin seorang Bodhisattva Mahāsattva, yang menganggap semua makhluk sebagai dirinya sendiri dan berkeinginan mempraktekkan Kebenaran Buddha, memakan daging semua makhluk — yang hakikatnya sama dengan dirinya sendiri? Bahkan, Mahāmati, seorang rākṣasa, setelah mendengarkan khotbah Tathāgata tentang esensi tertinggi Dharma, bertekad untuk melindungi Buddhisme dan menghindari makan daging karena merasa berbelas kasih; apalagi mereka yang mencintai Dharma! Oleh sebab itu, Mahāmati, terhadap tingkat evolusi makhluk hidup mana pun, marilah kita memancarkan perasaan bersahabat; dan, dengan menganggap semua makhluk sebagai anak tunggal yang kita cintai, hindarilah makan daging. Jadi, bagi para Bodhisattva, yang hakikatnya adalah cinta kasih, daging hendaknya dihindari. Bahkan dalam kasus-kasus khusus, adalah tidak berbelas kasih apabila seorang Bodhisattva yang telah mapan memakan daging. Daging seekor anjing, keledai, kerbau, kuda, banteng, atau manusia, atau yang lainnya — yakni yang tidak umum dimakan orang — dijual di pinggir jalan, Mahāmati, demi uang; dan karenanya, Mahāmati, Bodhisattva seharusnya tidak memakan daging.

“Demi kecintaannya akan kemurnian, Mahāmati, seorang Bodhisattva harus menghindari memakan daging, yang berasal dari air mani, darah, dsb. Karena takut mengakibatkan teror bagi makhluk hidup, Mahāmati, hendaknya Bodhisattva yang sedang melatih diri untuk memperoleh kasih sayang, menghindari makan daging. Sebagai contoh, Mahāmati: Ketika seekor anjing melihat, bahkan dari kejauhan, seorang pemburu, seorang pariah, seorang nelayan, dan sebagainya. — yang keinginannya adalah makan daging — ia akan ketakutan dan berpikir: ‘Mereka adalah pembawa kematian, mereka akan membunuhku.’ Dengan cara yang sama, Mahāmati, bahkan binatang-binatang kecil yang tinggal di udara, di tanah, dan di air, tatkala melihat pemakan daging dari kejauhan, akan mengenali, dengan indra penciumannya yang tajam, bau  rākṣasa dalam tubuh para pemakan daging tersebut, dan akan lari sejauh mungkin dari orang-orang itu; sebab bagi mereka, orang-orang itu adalah ancaman kematian.

Untuk alasan inilah, Mahāmati, Bodhisattva yang sedang melatih dirinya sendiri hendaknya berdiam dalam kasih sayang agung. Karena dapat menakuti makhluk lain, makan daging hendaknya dihindari. Mahāmati, daging, yang disukai oleh mereka yang tidak bijaksana, dipenuhi bau busuk; memakannya akan menyebabkan reputasi buruk bagi seseorang, yang mengakibatkan ia dijauhi oleh para bijak — maka hendaknya Bodhisattva menghindari makan daging. Makanan para bijak, wahai Mahāmati, adalah apa yang dimakan oleh para ṛṣi: yaitu tidak mengandung daging dan darah. Karenanya, Mahāmati, hendaknya Bodhisattva menghindari makan daging.

“Untuk menjaga pikiran semua orang, Mahāmati, hendaknya Bodhisattva, yang hakikatnya suci dan tidak menginginkan Ajaran Buddha dicela, menghindari makan daging. Sebagai contoh, Mahāmati, ada beberapa orang di dunia yang menjelek-jelekkan Ajaran Buddha: ‘Mengapa mereka yang hidup sebagai Śramana atau Brāhmana menolak makanan yang telah dinikmati oleh para  ṛṣi di masa lampau, dan berperilaku seperti binatang karnivora yang hidup di udara, di tanah, dan di air? Mengapa mereka berkeliaran menakuti makhluk hidup di seluruh dunia, merendahkan kehidupan seorang Śramana dan menghancurkan sumpah seorang Brāhmana? Tiada Dharma ataupun latihan dalam diri mereka.’ Banyak orang dengan pikiran menyimpang demikian yang menjelekkan Ajaran Buddha. Untuk alasan inilah, Mahāmati, untuk menjaga pikiran semua orang, hendaknya Bodhisattva, yang hakikatnya penuh belas kasih dan tidak menginginkan Ajaran Buddha dicela, menghindari makan daging.

“Mahāmati, umumnya keluar bau menyengat yang tak wajar dari sebuah mayat; oleh karena itu, hendaknya Bodhisattva menghindari makan daging. Mahāmati, ketika daging dibakar, baik daging orang mati atau makhluk mati lainnya, tiada perbedaan dalam baunya. Saat daging dari jenis apa pun dibakar, bau yang dikeluarkannya akan sama-sama berbahaya. Karenanya, Mahāmati, hendaknya Bodhisattva, yang selalu menginginkan kemurnian dalam latihannya, sepenuhnya menghindari makan daging.
“Mahāmati, ketika putra dan putri berbudi dari keluarga baik-baik ingin membina diri dalam berbagai latihan, seperti memperoleh hati penuh kasih sayang, mempertahankan dhāraṇī, atau menyempurnakan kemampuan magis; atau mulai melangkah dalam Mahāyāna; atau hendak berdiam di pekuburan, di padang belantara, atau di hutan yang menjadi tempat berkumpul atau sering didatangi hantu-hantu; atau sewaktu mereka berusaha duduk bermeditasi di tempat latihan; mereka akan terhalang dari memperoleh kekuatan magis atau memperoleh Pembebasan karena pengaruh makan daging. Mahāmati, karena melihat timbulnya halangan-halangan menuju penyempurnaan segala praktek, maka hendaknya Bodhisattva, yang ingin membawa kebaikan bagi dirinya sendiri maupun makhluk lain, sepenuhnya menghindari makan daging.

“Bahkan hanya karena melihat objek-objek daging secara visual dapat membangkitkan keinginan untuk mencicipi rasa nikmatnya, hendaknya Bodhisattva, yang hakikatnya adalah belas kasih dan menganggap semua makhluk sebagai anak tunggalnya, sepenuhnya menghindari makan daging. Sadar bahwa mulutnya akan berbau sangat menjijikkan, bahkan saat ia masih hidup, hendaknya Bodhisattva, yang hakikatnya adalah belas kasih, sepenuhnya menghindari makan daging.

“Pemakan daging takkan tidur dengan nyenyak dan, ketika terbangun, ia akan merasa tertekan. Ia akan bermimpi buruk, yang menyebabkan bulu kuduknya berdiri. Ia akan terasing seorang diri di gubuk yang kosong; ia akan hidup sendirian; sukmanya akan ditangkap oleh hantu-hantu. Kerap kali ia terteror, ia gemetar tanpa tahu sebabnya. Makannya takkan teratur, ia takkan pernah merasa puas. Dalam hal makan, ia tidak akan tahu tentang tepatnya rasa, pencernaan, dan gizi. Jeroannya akan dipenuhi cacing dan makhluk-makhluk kotor lain; dan akan menyebabkannya sakit kusta. Ia takkan pula mempunyai pikiran jijik akan segala penyakitnya. Apabila Aku mengajari siswa-siswa-Ku untuk menganggap makanan sebagai daging anak sendiri atau sebagai obat, bagaimana mungkin Aku mengizinkan mereka, wahai Mahāmati, untuk memakan makanan yang mengandung daging dan darah — yang memuaskan mereka yang tidak bijaksana, namun menjijikkan bagi para bijak; yang membawa aneka kejahatan dan menjauhkan berbagai kebajikan; yang tidak pernah dipersembahkan bagi para ṛṣi dan memang tidak sesuai?

“Sekarang, Mahāmati, makanan yang Kuizinkan untuk disantap siswa-siswa-Ku yang memuaskan mereka yang bijaksana, namun dihindari oleh mereka yang tidak bijaksana; yang memunculkan berbagai kebajikan dan menjauhkan berbagai kejahatan; dan telah diresepkan oleh para ṛṣi di masa lampau, terdiri atas: nasi, gandum, tepung, kacang merah, kacang-kacangan, polong-polongan dsb., mentega murni, minyak, madu, melase, gula tetes, tebu, hablur gula, dsb.; makanan yang disiapkan dengan bahan-bahan ini adalah makanan yang tepat. Mahāmati, akan ada banyak orang yang tidak bijak di masa mendatang, yang akan membeda-bedakan dan menciptakan aturan-aturan latihan moral yang baru, dan — karena pengaruh energi-kebiasaan sebagai makhluk karnivora — akan menginginkan rasa daging dengan rakusnya. Bukan untuk orang-orang inilah makanan di atas diresepkan. Mahāmati, ini adalah makanan yang Ku anjurkan bagi para Bodhisattva Mahāsattva yang telah memberikan persembahan kepada para Buddha di masa lampau; yang telah menanam akar-akar kebajikan; yang memiliki keyakinan; yang menghindari diskriminasi; yang merupakan pria dan wanita keturunan Śākya, yang merupakan putra dan putri berbudi dari keluarga baik-baik; yang tidak melekat kepada tubuh, nyawa, dan hartanya; yang tidak menginginkan kenikmatan; tidak serakah; dengan penuh kasih sayang berkeinginan menjadikan semua makhluk sebagai anak tunggalnya dengan penuh perhatian.

“Jauh di masa lampau, Mahāmati, hiduplah seorang raja yang bernama Simhasaudāsa. Kesukaannya yang berlebihan pada daging, kerakusannya akan hidangan dari daging, telah membangkitkan cita rasanya yang amat mendalam kepada daging sehingga ia bahkan memakan daging manusia. Sebagai akibatnya, ia diasingkan dari masyarakat oleh teman-teman, penasihat, sanak keluarga, handai taulan, penduduk sekota dan senegerinya. Akibatnya pula, ia harus meninggalkan tahta dan wilayah kekuasaannya, dan mengalami penderitaan besar karena nafsunya akan daging.

“Mahāmati, bahkan Indra, yang memperoleh kekuasaan atas para dewa, pernah sekali berubah menyerupai elang karena energi-kebiasaannya memakan daging di kelahiran sebelumnya. Ia kemudian mengejar Viśvakarma, yang mengambil rupa seekor burung dara, dan sengaja menjadikan diri sebagai korban. Karena merasa kasihan kepada sang burung dara yang tak bersalah, Raja Śivi terpaksa harus menderita dengan memberikan dagingnya sebagai ganti. Bahkan seorang dewa yang telah menjadi Indra yang perkasa — setelah melalui banyak kelahiran — masih dapat, Mahāmati, membawa kecelakaan bagi dirinya sendiri dan makhluk lain; apalagi mereka yang bukan Indra!

“Mahāmati, ada lagi raja yang di larikan kudanya ke hutan. Setelah mengembara di dalam hutan, ia melakukan perbuatan dursila dengan seekor singa betina karena takut nyawanya terancam, sehingga singa itu melahirkan anak-anak baginya. Karena dilahirkan dari persatuan dengan singa betina, anak-anak tersebut dipanggil si Kaki Belang, dan sebagainya. Karena energi-kebiasaan jahatnya dari masa lampau — tatkala menjadi pemakan daging — anak-anak tersebut memakan daging, bahkan sesudah menjadi raja. Dalam kelahiran ini, Mahāmati, mereka tinggal di desa bernama Kuṭīraka (‘tujuh gubuk’), dan, karena melekat secara berlebihan pada makan daging, mereka melahirkan Ḍākā dan Ḍākinī yang merupakan pemakan daging manusia yang mengerikan. Melalui aneka kelahiran, Mahāmati, orang-orang seperti ini akan jatuh ke dalam rahim makhluk-makhluk pemakan daging seperti singa, harimau, macan kumbang, serigala, dubuk, kucing hutan, anjing hutan, burung hantu, dan sebagainya; mereka akan jatuh ke dalam rahim rāksasa mengerikan yang masih gemar memangsa daging. Terjatuh dalam kelahiran demikian, amat sulit bagi mereka untuk memperoleh kelahiran kembali melalui rahim manusia — apalagi untuk mencapai Nirvāna!

“Demikianlah, Mahāmati, keburukan-keburukan daripada makan daging; betapa banyak lagi sifat-sifat jahat dari mereka yang berpikiran menyimpang yang gemar makan daging. Mereka yang tidak memakan daging akan memperoleh kebajikan yang sangat besar. Mahāmati, mereka yang bodoh dan berpikiran sempit tidak sadar akan semua ini, dan akan semua kejahatan dan kebaikan sehubungan dengan makan daging. Aku memberitahu mu, Mahāmati, dengan melihat kejahatan dan kebaikan ini, seorang Bodhisattva, yang hakikatnya adalah belas kasih, seharusnya tidak memakan daging.

“Kalau daging tidak dimakan oleh siapa pun, untuk alasan apa pun, Mahāmati, tidak akan terjadi penghancuran kehidupan. Mahāmati, dalam kebanyakan kasus, pembantaian makhluk hidup yang tidak bersalah dilakukan karena kesombongan dan sangat jarang disebabkan oleh sebab lain. Meskipun tiada hal istimewa yang dapat dikatakan dari memakan daging makhluk hidup seperti hewan dan unggas, namun, Mahāmati, tiada seorang pun yang cinta pada rasa daging  yang memakan daging manusia! Mahāmati, dalam kebanyakan kasus, jaring dan peralatan lain disiapkan di berbagai tempat oleh manusia yang telah kehilangan akal sehat, karena nafsunya pada rasa daging; dan akibatnya banyak korban tak bersalah yang dibunuh demi harga tertentu — seperti burung-burung, Kaurabhraka, Kaivarta, dsb. yang bergerak di udara, di tanah, dan di air. Bahkan ada yang setiap saat, Mahāmati, seperti rākṣasa yang keras hati dan terbiasa melakukan tindak kekerasan, memandang: bahwa makhluk hidup hanya ditujukan sebagai makanan dan untuk dibunuh — tiada kasih sayang yang terlintas pada mereka.

“Tidak benar, Mahāmati, bahwa daging adalah makanan yang tepat dan di izinkan bagi para Śrāvaka apabila tidak dibunuh oleh dirinya sendiri, ia tidak memerintahkan orang lain membunuhnya, atau tidak secara khusus dimaksudkan bagi dirinya. Lagipula, Mahāmati, akan banyak orang yang tidak cakap di masa mendatang, yang akan meninggalkan kehidupan berumah-tangga sesuai Ajaran-Ku, dikenali sebagai putra-putra Śākya, dan mengenakan jubah kāssāya sebagai tanda, namun jahat dalam pikirannya karena terpengaruh kesimpulan yang salah. Mereka akan membahas berbagai pembedaan yang mereka buat dalam latihan moral karena melekat pada pandangan tentang adanya jiwa. Di bawah pengaruh kehausan akan rasa daging, dalam berbagai cara mereka akan merangkai alasan-alasan yang ‘masuk akal’ untuk mempertahankan makan daging. Mereka mengira bahwa mereka dapat memfitnah-Ku dengan fitnah yang belum pernah ada sebelumnya, sewaktu mereka melakukan pembedaan dan menyatakan fakta-fakta yang memungkinkan aneka penafsiran. Dengan menganggap bahwa fakta anu dapat ditafsirkan begini, mereka menyimpulkan bahwa Sang Bhagavan mengizinkan daging sebagai makanan yang tepat, bahwa daging disebutkan di antara makanan-makanan yang di izinkan, dan mungkin Tathāgata sendiri memakannya. Akan tetapi, Mahāmati, tiada satu pun rujukan di dalam sūtra bahwa daging dibolehkan untuk dinikmati, atau sebagai salah satu makanan yang tepat yang disebutkan bagi pengikut Buddha.

“Jika seandainya, Mahāmati, Aku pernah berpikiran untuk membolehkan makan daging, atau berkata bahwa adalah tepat bagi para Śrāvaka untuk makan daging, tentunya Aku takkan pernah melarang, takkan melarang makan daging bagi para Yogi, yakni putra dan putri berbudi dari keluarga baik-baik, yang — karena berkeinginan menganggap semua makhluk sebagai anak tunggalnya — mengembangkan kasih sayang, mempraktekkan kontemplasi, pengekangan diri, dan melangkah dalam Mahāyāna. Dan, Mahāmati, larangan memakan daging apa pun ditujukan kepada semua putra dan putri berbudi dari keluarga baik-baik, baik mereka yang melakukan pertapaan dengan tinggal di pekuburan atau di hutan, maupun para Yogi yang mempraktekkan latihan — apabila mereka berhasrat akan Dharma dan melangkah untuk menguasai yāna mana pun — dengan mengembangkan kasih sayang, menganggap semua makhluk sebagai anak tunggalnya demi menyempurnakan latihannya.

“Dalam teks-teks kanonik tertentu, proses latihan dikembangkan bertahap seperti tangga yang menanjak tingkat demi tingkat, dan terhubung dengan proses lainnya secara teratur dan metodis; setelah menerangkan tiap-tiap pokok, daging, yang diperoleh dalam keadaan khusus demikian, tidak dilarang. Selain itu, sehubungan dengan daging binatang yang mati secara alami, telah diberikan sepuluh larangan. Tetapi, dalam sūtra ini, makan daging dalam bentuk apa pun, dalam cara apa pun, dan di tempat mana pun, tanpa kecuali dan berlaku bagi semua, adalah terlarang. Maka, Mahāmati, Aku tidak pernah mengizinkan, tidak mengizinkan, dan tidak akan mengizinkan makan daging bagi siapa pun. Makan daging — Ku beritahukan kepadamu, Mahāmati — adalah tidak layak bagi bhikṣhu yang telah meninggalkan rumah-tangga. Mungkin ada beberapa orang, Mahāmati, yang mengatakan bahwa Tathāgata memakan daging, karena mengira ini dapat memfitnah-Nya. Orang-orang yang tidak cakap ini, Mahāmati, akan mengikuti jalan jahat dari rintangan karmanya, dan akan jatuh ke daerah di mana malam panjang berlalu tanpa keuntungan dan kebahagiaan. Mahāmati, para Śrāvaka yang mulia tidaklah memakan makanan yang umumnya dimakan orang biasa, apalagi makanan yang berasal dari daging dan darah yang seluruhnya tidak tepat. Mahāmati, makanan bagi para Śrāvaka, Pratyekabuddha, dan Bodhisattva-Ku adalah Dharma dan bukan daging; apalagi bagi Tathāgata! Tathāgata adalah Dharmakāya, Mahāmati; Ia berdiam dalam Dharma sebagai makanan; tubuh-Nya tidaklah diumpani dengan daging; Ia tidak memakan makanan dari daging. Ia telah menyingkirkan energi-kebiasaan dari kehausan dan keinginan yang mendasari segala eksistensi; Ia telah menyingkirkan energi-kebiasaan semua nafsu jahat; Ia Maha Tahu; Ia Maha Melihat; Ia menganggap semua makhluk sebagai anak tunggal-Nya tanpa kecuali; Ia adalah Hati Kasih Sayang Agung. Mahāmati, dengan anggapan semua makhluk adalah anak tunggal-Ku, bagaimana mungkin Aku memberi izin — untuk makan daging anak sendiri — kepada para Śrāvaka, sebagaimana Aku sendiri? Apalagi hingga memakannya! Bahwa Aku, wahai Mahāmati, mengizinkan para Śrāvaka, sebagaimana Aku sendiri, untuk makan daging adalah tidak berdasar.

Demikian disebutkan:
1.     Minuman keras, daging, dan bawang haruslah dihindari, Mahāmati, oleh para Bodhisattva Mahāsattva dan para Pahlawan Pemenang.
2.     Daging tidaklah berkenan pada para bijak; baunya memualkan dan menyebabkan reputasi buruk, itu adalah makanan makhluk karnivora; Kukatakan, Mahāmati, itu tidak boleh dimakan.
3.     Ada akibat berbahaya bagi yang memakannya, dan kebaikan bagi yang tidak.  Mahāmati, engkau harus tahu bahwa pemakan daging membawa akibat berbahaya bagi dirinya sendiri.
4.     Hendaknya seorang Yogi menghindari makan daging karena itu merupakan dirinya sendiri, karena merupakan pelanggaran,  karena itu berasal dari air mani dan darah,  dan karena membunuh menyebabkan teror bagi makhluk lain.
5. Hendaknya para Yogi senantiasa menghindari daging, bawang merah, aneka minuman keras, bawang-bawangan, dan bawang putih.
6.     Jangan mengurapi tubuh dengan minyak wijen, jangan tidur di atas dipan yang dilubangi paku; sebab makhluk hidup menemukan perlindungannya di liang-liang dan tempat tanpa liang akan amat menakutkan.
7.     Dari memakan daging muncul kesombongan, dari kesombongan muncul khayalan keliru, dari khayalan muncul keserakahan; karena alasan ini, hindarilah memakan daging.
8.     Dari khayalan muncul keserakahan,  dan oleh keserakahan pikiran digelapkan; bila ada kemelekatan pada kegelapan, tiadalah pembebasan dari kelahiran dan kematian.
9.     Demi keuntungan, makhluk hidup dibinasakan. Demi daging, uang dibayarkan. Keduanya adalah pelaku kejahatan dan perbuatannya akan masuk di Neraka Raurava.
10. Orang yang memakan daging melanggar Sabda Sang Muni dan berpikiran jahat; ia ditetapkan, menurut Ajaran Śākya, sebagai perusak kesejahteraannya sendiri di dua dunia.
11.     Pembuat kejahatan akan pergi ke neraka yang paling menakutkan, pemakan daging akan menerima akibat di neraka yang mengerikan seperti Raurava, dan sebagainya.
12. Tiada daging yang dianggap murni di dalam tiga cara:  tidak direncanakan, tidak diminta, dan tidak disuruh;  karenanya, hindarilah makan daging.
13. Hendaknya para Yogi tidak memakan daging,  hal ini dilarang oleh-Ku serta oleh para Buddha; makhluk hidup yang saling memakan dirinya akan terlahir di antara binatang karnivora.
14.     Pemakan daging berbau busuk, dipandang hina, dan akan terlahir tanpa kecerdasan;  ia akan terlahir lagi dan lagi di antara keluarga Candāla, Pukkasa, dan Domba.
15.     Dari rahim Ḍākinī ia akan terlahir kembali di tengah keluarga pemakan daging, lalu ke rahim seorang rākṣasī dan seekor kucing; ia termasuk manusia dalam tingkatan terendah.
16.     Makan daging telah Ku larang dalam sūtra seperti Hastikaksya, Mahāmegha dan Nirvāna, Angulimālika dan Lankāvatāra.
17.     Makan daging dicela oleh para Buddha, oleh para Bodhisattva dan Śrāvaka;  jika seseorang menginginkan daging tanpa malu, ia akan selalu terlahir tanpa indra.
18.     Orang yang menghindari daging, dan sebagainya, akan terlahir, karena Kebenaran ini, di tengah keluarga Brāhmaṇa atau Yogi, diberkati dengan kecerdasan dan kekayaan.
19.     Hendaklah seseorang menghindari makan daging walau apa pun yang orang lain katakan berdasarkan kesaksian, kabar, dan sangkaan; orang lain yang berteori demikian tidaklah paham sebab mereka sendiri lahir di tengah kaum pemakan daging.
20.     Sebagaimana keserakahan merupakan penghalang bagi Pembebasan, demikian pula makan daging, minuman keras merupakan penghalang.
21.     Di masa mendatang akan ada orang yang membuat pernyataan bodoh tentang makan daging, katanya: ‘Daging adalah tepat untuk dimakan, tidak ditolak, dan diizinkan oleh Buddha’.
22.     Makan daging hanyalah obat; lagipula, itu seperti daging kanak-kanak. Ikutilah takaran yang tepat dan merasa enganlah padanya, demikianlah hendaknya seorang Yogi berpindapata.
23.     Makan daging Ku larang di mana pun dan kapan pun bagi mereka yang berdiam dalam kasih sayang; ia yang makan daging akan terlahir di tempat yang sama dengan singa, harimau, serigala, dan sebagainya.
24.    Karenanya, janganlah memakan daging, yang dapat menyebabkan teror bagi orang-orang, sebab itu akan menghindarkan Kebenaran Pembebasan; tidak makan daging — inilah tanda seorang bijak.

Akhir bab ke delapan (“Tentang Makan Daging”) dari Lankāvatāra Sūtra: Inti Ajaran Para Buddha

Di dalam Apannaka Sutta, Anguttara Nikaya, dijelaskan: Seorang bhikkhu seharusnya mengkonsumsi makanan bukan dengan tujuan kenikmatan, bukan untuk mendapatkan kekuatan khusus, bukan untuk mengembangkan bagian tubuh agar tampak menarik, dan bukan untuk mempercantik diri. Tetapi hendaknya sekedar demi kelangsungan hidup, memelihara kesehatan, dan memungkinkan mereka tetap bisa menjalankan kehidupan suci. (“makna memelihara kesehatan adalah menjauhi memakan daging, karena makan daging banyak menimbulkan berbagai penyakit; sedangkan kehidupan suci adalah melepaskan kemelekatan cita rasa menikmati makanan  daging dari hasil pembunuhan; di anjurkan kepada para umat Buddha seyogyanya mengembangkan kebijaksanaan dan hati belas kasih untuk memberikan dana makanan Non-daging (vegetarian) kepada para bhikkhu demi kelangsungan hidup, memelihara kesehatan dan melaksanakan kehidupan suci mereka”)

Di dalam Sutra Buddha Bersabda Sebab Akibat di Tiga Masa (Fo Shuo San Se Ying Kwo Cing): Mengapa  kehidupan seseorang sekarang menderita banyak penyakit?, karena kehidupan masa lalunya memberikan alkohol dan makanan daging kepada bhiksu. (Why in this life you suffer from constant illness? Because you have offered flesh (meat) to monks in your previous life).

Di dalam Puttamamsupama Sutta, Sang Buddha menjelaskan bagaimana seharusnya seorang bhikkhu merenungkan makanan mereka dengan mengibaratkan kabalikara sebagai daging anak sendiri. Semua jenis makanan, daging atau sayuran, disebut sebagai kabalikara.

Sang Buddha memberi perumpamaan, “Ada sepasang suami istri dengan satu-satunya anak bayi mereka sedang menempuh perjalanan jauh. Di tengah perjalanan mareka kehabisan bekal makanan dan tidak mampu meneruskan perjalanan tanpa makanan. Di tengah cekaman bayangan kematian karena kelaparan, gagasan buruk muncul dalam pikiran mereka. Akhirnya mereka sepakat untuk membunuh bayinya dan memakan dagingnya. Selanjutnya mereka meneruskan perjalanan dengan penuh kesedihan karena telah membunuh anak satu-satunya”.

Setelah memberikan perumpamaan tersebut, Sang Buddha menjelaskan artinya melalui tanya-jawab, “O Bhikkhu, bagaimana pendapatmu? Apakah suami istri itu memakan daging bayi sendiri untuk tujuan kenikmatan (davaya), untuk mendapatkan kekuatan khusus (madaya), untuk mengembangkan bagian tubuh agar tampak menarik (mandanaya), atau untuk mempercantik diri (vibhusanaya)?” Para bhikkhu menjawab, “Tidak, Yang Mulia. Mereka tidak akan memakan daging anaknya karena tujuan-tujuan itu. “Sang Buddha bertanya lagi, “Apakah mereka makan hanya dengan tujuan agar dapat meneruskan perjalanan mereka?” “Benar, O Yang Mulia”.
Menurut sutta di atas, hendaknya seseorang merenungkan makanannya seolah seperti daging anak sendiri. Dengan melakukan perenungan semacam ini seseorang bisa mengurangi kehausan atau kemelekatan terhadap rasa dari makanan.

Cunda si Pemotong Babi
Kisah ini menceritakan seorang lelaki bernama Cunda. Selama lima puluh tahun ia memotong babi untuk dimakan atau untuk dijual. Di belakang rumahnya terdapat sebidang tanah. Tanah itu diberi pagar dan dijadikan kandang untuk memelihara babi-babi. Babi-babi itu diberinya makanan berupa rumput-rumputan, sampah atau kotoran-kotoran. Apabila Cunda ingin makan daging babi, ia mengambil salah seekor babinya untuk dipotong. Babi itu di ikatnya pada sebuah tonggak, badan babi itu dimasukkan ke dalam keranjang. Kemudian mulut babi itu dibuka dengan paksa, dan diganjal dengan sepotong kayu. Kemudian ia memasak air, air panas itu dituangkannya ke dalam mulut babi yang sudah terbuka. Air panas itu gunanya untuk membersihkan perut babi dari kotoran-kotoran yang masih tersisa. Air mengalir keluar melalui anus bersama dengan kotoran-kotoran, apabila air yang keluar dari anus sudah jernih, berarti perut babi sudah bersih. Air panas yang masih tersisa itu lalu disiramkannya ke punggung babi, supaya kulitnya mengelupas. Kemudian ia membakar bulu-bulu babi dengan sebuah obor. Setelah itu kepala babi dipotongnya dengan sebuah golok. Daging babi itu kemudian diberi bumbu-bumbu lalu dipanggangnya, untuk dimakan bersama anggota keluarganya. Apabila daging babi lebih, ia menjual daging itu ke pasar. Dengan cara seperti itulah Cunda menjalani kehidupannya selama lima puluh tahun.

Ketika itu Sang Buddha sedang berdiam di Vihara yang tidak jauh dari tempat tinggal Cunda. Tetapi ia tidak pernah sekalipun mengunjungi Sang Buddha, dengan mempersembahkan bunga ataupun berdana makanan. Cunda tidak pernah melakukan kebaikan.

Pada suatu hari ia menderita sakit berat, karena perbuatan yang dilakukan selama hidupnya, meskipun ia belum mati ia sudah merasakan panasnya Neraka Avici. Ketika siksaan Neraka itu sudah dirasakannya, sifatnya langsung berubah seperti seekor babi. Ia mulai mendengkur dan menjerit seperti seekor babi yang hendak dipotong. Ia merangkak dengan tangan dan kaki ke depan dan ke belakang rumah, persis seperti seekor babi. Keluarganya menyergap dan menyumpal mulutnya. Tetapi ia tetap mendengkur dan menjerit seperti seekor babi. Orang-orang di sekitar rumahnya tidak dapat tidur nyenyak. Karena ketakutan melihat tingkah laku Cunda, keluarganya lalu mengurungnya di dalam rumah, dan mereka berjaga-jaga di sekitar rumah. Setelah tujuh hari Cunda merasa siksaan Neraka Avici, ia meninggal dunia dan terlahir di Neraka Avici.

Beberapa orang bhikkhu yang melewati rumah Cunda, mendengar dengkuran dan jeritan babi-babi, mereka kembali ke Vihara menghadap Sang Buddha dan menceritakan apa yang mereka lihat dan mereka dengar:

“Yang Mulia, selama tujuh hari ini rumah Cunda ditutup, pasti ia sedang berpesta. Berapa banyak babi yang ia potong. Ia sama sekali tidak mempunyai cinta kasih dan belas kasihan kepada makhluk lain. Belum pernah kami menemukan orang yang sekejam dan sesadis Cunda ini”.

Sang Buddha menjawab:
“O para bhikkhu, ia tidak memotong babi selama tujuh hari ini. Sebagai hukuman atas apa yang dilakukannya selama ini meskipun ia belum meninggal ia sudah merasakan siksaan Neraka Avici.

Selama tujuh hari ini, ia merangkak ke sana ke mari di dalam rumahnya, mendengkur dan menjerit jerit seperti seekor babi. Hari ini ia meninggal dunia dan terlahir di Neraka Avici”.

Para bhikkhu lalu menjawab:
“Yang Mulia, setelah menderita di dunia ini, ia akan pergi menuju tempat yang menderita dan terlahir di sana”.
“Ya bhikkhu”, jawab Sang Buddha. “Ia yang lengah, baik ia seorang umat ataupun seorang bhikkhu, akan menderita di kedua dunia”.

Sang Buddha lalu mengucapkan syair:
“Di dunia ini ia bersedih hati, di dunia sana ia bersedih hati, pelaku kejahatan akan bersedih hati di kedua dunia itu. Ia bersedih hati dan meratap karena melihat perbuatannya sendiri yang tidak bersih”.

Manfaat Vegetarian
Tahun 1961, majalah Journal of American Medical Association mengatakan bahwa pola makan vegetarian bisa mencegah penyumbatan urat nadi jantung hingga 97 %. Menurut Rita Butram, PhD, kepala bidang makanan dan kanker dari lembaga kanker nasional (NCI) Amerika Serikat bahwa 35 %-40 % dari semua kematian karena kanker ada kaitannya dengan makanan. Mengikuti prinsip makanan sehat yang telah dipilih, yakni vegetarian ternyata bisa memperoleh kesehatan yang baik serta bisa mencegah penyakit dan meningkatkan kekuatan. Prinsip hidup vegetarian sebenarnya berasal dari tradisi kuno berupa hidup yang sederhana, penyembuhan secara alami, serta komitmen total untuk menjaga dan mempertahankan lingkungan yang sehat menuju hidup yang lebih bahagia, sehat dan berumur panjang.

Pola hidup Sehat
Kesadaran untuk hidup sehat telah banyak mendorong orang untuk menjadi vegetarian murni. Survei yang dilakukan oleh National Restaurant Association di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 20 % orang yang datang ke restoran memilih menu sayur-sayuran.
Ada beberapa alasan orang memilih menjadi vegetarian : (1) keyakinan agama misalnya agama Budha, Hindu dan Kristen Advent; (2) kesadaran dan keinginan berpenampilan awet muda; (3) karena alasan kesehatan fisik dan kejiwaan. Ketiga alasan inilah yang paling umum menjadikan seseorang vegetarian.

Fakta sejarah
Pada perang Dunia I, laut utara di blokade oleh armada Inggris dengan tujuan menghentikan impor makanan yang dibutuhkan oleh penduduk Denmark (ibukotanya Kopenhagen) yang sangat tergantung dari impor biji-bijian. Agar tidak mati kelaparan, akhirnya orang-orang Denmark mengonsumsi biji-bijian yang biasanya diberikan kepada ternak. Sebagai pengganti daging, mereka mengonsumsi kentang, gandum, dedak, sayur-sayuran hijau dan sedikit susu.

Meskipun kurang menyenangi menu tanpa daging, sekitar 3 juta penduduk mampu bertahan hidup. Bahkan data statistik menunjukkan terjadinya penurunan angka kematian akibat pola makan mereka yang tanpa menu daging itu. Angka kematian di Kopenhagen justru merosot tajam yakni 34 % dibawah angka kematian 18 tahun sebelumnya.

Hal yang sama juga menimpa Norwegia ketika pecah Perang Dunia II. Selama lima tahun, persediaan daging di negara tersebut merosot tajam. Sehingga penduduknya harus tergantung dari produk-produk nabati seperti kentang, biji-bijian, sayuran dan sedikit ikan. Ketika itu, angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah menurun drastis. Namun, angka kematian akibat kedua penyakit itu naik kembali seperti semula ketika perang usai dan penduduk Norwegia dapat menikmati kembali makanan-makanan hewani.

15 Alasan Mengapa Vegetarian
Tak perlu ada lagi keraguan untuk menjalani pola makan vegetarian. Lima belas manfaat vegetarian berikut hanyalah sebagian kecil saja dari sederet manfaat.

Mantapkan hati anda, atur komposisi hidangan secara seksama, dan dapatkan tubuh sehat dan langsing!

Di Amerika Serikat kini mulai bertiup tren baru kebiasaan makan, terutama dikalangan penduduk usia muda. Daging dianggap sebagai hidangan yang kurang menarik. Menurut mereka, melahap daging sama saja dengan menjejalkan bahan tambahan (food additives), bibit penyakit, hormone (lazim disuntikkan pada tubuh hewan ternak untuk memacu pertumbuhan atau meningkatkan kuantitas daging), bakteri E.coli, dan penyakit sapi gila, yang bisa menekan nafsu makan. Berkembangnya opini tersebut menjadikan gaya hidup vegetarian tubuh pesat di AS. Banyak restoran kini mulai menjual makanan khusus bagi para pelaku vegetarian, yang populer dengan sebutan living food restaurant atau raw food restaurant. The American Diet Association menegaskan jika direncanakan dengan baik, diet vegetarian pasti sehat, cukup gizi, bahkan dapat mencegah dan mengobati penyakit tertentu. Sudah banyak hasil penelitian yang menyebutkan kebaikan atau keuntungan menjadi vegetarian. Karena itu, gaya hidup sehat dengan pola makan vegetarian kini makin meluas.

1.     Umur anda lebih panjang
Kesimpulan hasil penelitian tim dari Loma Linda University, AS, menyebutkan: dibanding para penyantap daging, pelaku vegetarian hidup 15 tahun lebih lama. Kalau dibandingkan para vegan, renggang hidup pelaku vegetarian lebih panjang 7 tahun. Penganut vegan sama sekali tidak makan daging dan bahan hewani apapun, termasuk bahan non-daging yang didapat tanpa membunuh seperti telur, susu, keju, yogurt. Sementara para pelaku vegetarian masih menyantap bahan hewani non-daging.  Hasil penelitian tersebut diperkuat beberapa kesimpulan hasil penelitian serupa lainnya. China Health Project menemukan bahwa orang-orang China yang memakan lemak hewani paling sedikit memiliki risiko paling kecil mengidap kanker, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif kronis lain seperti kencing manis. Penelitian lain dilakukan di Inggris selama 12 tahun, melibatkan 6000 vegetarian dan 5000 pemakan daging. Hasilnya, pelaku vegetarian yang meninggal karena kanker 40% lebih rendah daripada pemakan daging, sedangkan yang meninggal karena penyakit lain 20% lebih rendah.

2.     Kesehatan jantung anda terjaga
Kematian akibat penyakit jantung semakin meningkat, demikian pula dinegara kita. Sama dengan di AS, di Indonesia pun penyakit jantung sudah menjadi pembunuh nomor satu. Hal ini disebabkan antara lain pola makan yang salah, meningkatnya kadar kolesterol darah, kurang gerak badan, dan stres. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa anak-anak berumur 5 tahun yang dibesarkan dengan banyak menghabiskan makanan cepat saji (fast food) dan makanan miskin gizi (junk food) menampakkan tanda-tanda dini terkena penyakit jantung. Tim peneliti dari Lousiana University, AS, memperoleh data satu dari sembilan wanita berusia 45-65 tahun menderita penyakit jantung. Saat ini rata-rata pria AS pemakan daging berpeluang 50% meninggal akibat penyakit jantung. Risiko ini akan turun menjadi 15% jika mereka berhenti makan daging, dan risiko hanya tinggal 4% jika mereka berhenti makan daging, telur, dan produk olahan hewani.

3.     Anda jauh dari ancaman kanker
Salah satu hasil penelitian Harvard Nurses Health Study menyebutkan daging diduga keras berhubungan dengan kanker payudara. The National Cancer Institute mengatakan wanita yang setiap hari menyantap daging berpeluang empat kali lebih besar terkena kanker payudara dibanding yang tidak makan daging setiap hari. Sebaliknya risiko mengidap kanker pada wanita yang melahap sayuran setiap hari berkurang 20-30%. Studi lain yang dilakukan di Jerman menyimpulkan sistem kekebalan tubuh kaum vegetarian lebih efektif membunuh sel tumor daripada system kekebalan tubuh para pemakan daging. Sayur mayur melindungi mereka dari kanker prostat, kanker usus besar, dan kanker kulit.David Pumantel, seorang ekologis, menyatakan rata-rata orang AS umumnya pemakan segalanya dan bukan vegetarian, mengkonsumsi 112 gram protein per hari, dua kali anjuran kecukupan National Academy of Science. Hal ini bisa menimbulkan kanker dan stres pada sistem saluran kencing. Protein berlebihan juga berakibat meningkatkan risiko kardiovaskuler (gangguan pembuluh jantung), terutama karena makanan padat protein umumnya juga cukup banyak mengandung lemak, contohnya daging dan ayam.

4.     Tubuh anda menjadi langsing.
Pada umumnya pelaku vegetarian bertubuh lebih langsing daripada pemakan daging. Alasannya, sayuran yang kaya protein seperti tao ge, kacang merah segar, bayam merah, daun singkong, daun kacang panjang, mengandung lemak dan kalori lebih rendah daripada standar dari diet.Tak heran jika pelaku vegetarian pun jarang terkena penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan kencing manis (diabetes mellitus).

5.     Timbunan racun dalam tubuh anda akan terkuras
Tidak makan daging membantu membersihkan racun dalam tubuh, yang dapat menimbulkan penyakit. Contohnya: polusi lingkungan maupun bahan tambahan makanan (food additives) seperti zat pengawet, zat pewarna, dan pemanis sintetis.Jika anda hendak memulai program detoksifikasi, langkah pertama adalah mengganti daging dan produk hewani lainnya dengan buah dan sayuran, berikut jus buah maupun jus sayuran. Bahan-bahan tersebut mengandungzat fitokimia yang membantu menghilangkan racun secara alami.

6.     Anda melindungi tubuh dari pencemaran
Diduga hampir 95% residu pestisida dari makanan kita datang dari daging, produk hewani lainnya, dan ikan. Terutama ikan mengandung zat pemicu kanker (dari semprotan pestisida pertanian yang larut di dalam air, seperti DDT dan PCB) dan logam berat (merkuri, arsen, timbal, kadmium). Jaringan lemak dalam ikan, juga bahan pangan hewani lainnya mengikat racun-racun tersebut sehingga sulit terkikis, meskipun ikan telah dicuci, dibekukan, bahkan dimasak. Daging dan produk hewani lainnya (dairy products) juga mengandung steroid dan hormon. Membatasi bahan makanan hewani berarti meminimumkan masuknya zat pencemar ke dalam tubuh.

7.     Anda terlindungi dari penyakit yang ditularkan melalui makanan
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menduga hampir 80 juta oang AS setiap tahun terkena penyakit yang ditularkan melalui makanan, 9000 diantaranya meninggal. Menurut The Center for Science, 25% dari semua ayam yang dijual di AS mengandung bakteri salmonela, sedangkan CDC menduga 70-90% ayam mengandung bakteri kampilobakter (beberapa strain dari bakteri tersebut kebal terhadap antibodi). Dengan kata lain, menjadi vegetarian akan menjauhkan anda dari ancaman tersebut.
8.     Tulang anda akan semakin kokoh
Penurunan masa tulang pada wanita vegetarian berumur 65 tahun sebesar 18%, sedangkan pada wanita non vegetarian dua kali lebih besar. Para peneliti mendapatkan kesimpulan tersebut berdasarkan penelitian terhadap konsumsi kelebihan protein. Rata2 wanita AS mengkonsumsi protein 144% dari anjuran kecukupan, sedangkan prianya mengkonsumsi 175%. Kelebihan protein mengganggu penyerapan dan retensi kalsium, sehingga mendorong tubuh menguras kalsium yang dapat mengakibatkan penyakit rapuh tulang (osteoporosis). Protein hewani, termasuk susu, menyebabkan darah bersifat asam. Guna mengimbangi keadaan tersebut, tubuh mencuri simpanan kalsium dalam tulang. Pengurangan simpanan kalsium tulang menjadikan kepadatan tulang berkurang, sehingga menjadi rapuh. Tanpa perlu bergantung pada susu, para pelaku vegetarian dapat memperoleh kalsium dari bahan makanan lain kaya kalsium, seperti sayuran hijau (bayam, daun katuk, daun pepaya, daun singkong, brokoli), sayuran polong (kacang panjang, buncis, kecipir), dan kacang-kacangan (kacang merah, kacang hijau, kacang tolo, kedelai, tempe, tahu).

9.     Anda selalu lancar ‘ke belakang’
Mengkonsumsi banyak sayuran berarti mengkonsumsi banyak serat yang berfungsi membantu mendorong sampah makanan keluar dari tubuh. Disebutkan dalam kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan di suatu rumah sakit di Harvard dan Brigham, AS, orang-orang yang mengkonsumsi banyak serat karena banyak makan sayur jarang mengalami sembelit, penyakit wasir (hemorrhoid), dan gangguan usus.

10.     Anda tidak menderita sakit punggung
Sakit punggung dapat disebabkan adanya gangguan pada pembuluh arteri, ungkap Neil Barnard, MD, penulis buku Foods that Fight Pain. Iakatakan juga dengan mengkonsumsi makanan nabati, pembuluh arteri menjadi bersih dari endapan kolesterol. Kelebihan kolesterol mengakibatkan penyumbatan, yang dapat menimbulkan stroke dan serangan penyakit jantung koroner. Dengan demikian, mengkonsumsi makanan berasal dari tanaman dapat mempertahankan kesehatan punggung anda.

11.     Hidangan anda lebih menambat minat
Masakan dari daging, ayam, dan ikan, cenderung berwarna beige sampai kecoklatan, sehingga tampak senada dan monoton. Berbeda dengan warna sayuran dan buah, jauh lebih banyak variasinya sampai boleh dikatakan seperti pelangi. Warna-warni ini memperkaya penampilan hidangan,sehingga makanan makin menerbitkan selera. Pigmen warna-warni sayuran dan buah-buahan mengandung zat fitokimia yang dapat memerangi penyakit. Menyantap bahan-bahan makanan nabati yang berwarna-warni berarti anda telah memakan beragam bahan alami pemacu sistem kekebalan tubuh dan penangkis berbagai bibit penyakit.

12.     Anda terbebas dari gangguan hot flash ketika menjelang menopause
Saat menjelang menopause (perimenopause), wanita mengalami kemerosotan produksi hormon estrogen. Kondisi ini mengakibatkan gangguan fisik dan mental, misalnya mudah lelah, berat badan naik, sulit tidur, timbulnya semburan panas yang terasa di dada (hot flash), perasaan tidak nyaman, mudah marah, dan gangguan depresi lainnya. Beberapa jenis sayuran, biji-bijian (kenari, almon), dan kacang-kacangan terutama kedelai kaya hormon estrogen alami fitoestrogen, yang dapat menormalkan kembali kadar hormon kewanitaan. Dengan menjadi vegetarian, anda akan terhindar dari gangguan umum menjelang menopause, setidaknya mengurangi gangguan-gangguan tersebut.

13.     Pengeluaran anda lebih hemat
Makanan hewani pada umumnya lebih mahal dibandingkan dengan bahan makanan nabati. Karena itu, mengganti daging, ayam, ikan, dan produk hewani lainnya dengan sayur dan buah dapat menghemat pengeluaran sehari-hari. Tentu saja bukan sayuran dan buah-buahan impor yang harus anda beli, karena harganya cukup mahal. Sayur dan buah lokal variasinya cukup banyak dengan harga terjangkau oleh masyarakat pada umumnya. Mengganti makanan hewani dengan makanan nabati tidak berarti mengurangi zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Yang penting, setiap kali menyusun hidangan selalu perhatikan kecukupan gizinya, di samping pemilihan bahan dan jenis makanan yang akan dihidangkan. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan komposisi warna makanan anda: hijau, putih, kuning-jingga, merah-ungu, coklat.

14.     Anda menjadi teladan bagi anak anda
Anak-anak mempunyai kebiasaan makan seperti kebiasaan orang tuanya. Apabila orang tua, terutama ibu, selalu menyediakan makanan sehat, bergizi, dan dari bahan-bahan alami, maka anak akan menyenangi makanan-makanan tersebut. Sebaliknya, apabila anak dibiasakan menyantap makanan cepat saji, seperti hamburger atau hot dogs, anak-anak akan lebih menyukai makanan-makanan tersebut dibanding makanan alami yang sebenarnya lebih sehat. Sering kita jumpai anak-anak tidak menyukai makan sayur. Hal ini disebabkan orang tua tidak membiasakan mereka makan sayur pada anak-anak. Memasak sendiri makanan untuk konsumsi keluarga sehari-hari selain lebih segar, lebih bervariasi, dan lebih murah, juga tidak banyak mengandung food additives, yang dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan.

15.     Makanan terasa lebih enak
Sayuran merupakan bahan makanan yang dapat diolah menjadi bermacam-macam masakan yang menarik dengan warna, tekstur, dan rasa yang beragam pula. Demikian pernyataan Deborah Madison, pendiri Green Restaurant di San Fransisco dan penulis buku Vegetarian Cooking for Everyone. Memperkaya variasi masakan dari sayur-mayur memungkinkan anda menyajikan makanan/masakan yang rasanya lebih lezat. Apalagi kalau mengingat orang Indonesia umumnya bukan pemakan daging, tapi lebih bisa menikmati masakan dari sayuran dan makanan nabati lainnya. (Dikutip dari Majalah “NIRMALA” No.12/IV).

Beberapa Manfaat Diet Vegetarian:
•    Tekanan darah lebih rendah.
•    Tingkat kolesterol lebih rendah.
•    Mengurangi diabetes Tipe 2.
•    Mencegah penyakit stroke.
•    Mengurangi atherosklerosis.
•    Mengurangi 50% risiko penyakit jantung.
•    Mengurangi 80% risiko operasi jantung.
•    Mencegah segala jenis kanker.
•    Sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.
•    Menaikkan harapan hidup hingga 15 tahun.
•    IQ yang lebih tinggi.
•    Menghemat hingga 70% air bersih dunia.
•    Menyelamatkan hingga 70% hutan hujan Amazon dari pembabatan hutan untuk lahan merumput ternak.

Umat manusia bila bervegetarian dapat memberikan solusi atas kelaparan dunia:
•    Menyelamatkan sekitar 3.433 juta hektar lahan setiap tahunnya.
•    Menghemat 760 juta ton biji-bijian setiap tahunnya (separuh dari suplai biji-bijian dunia).
•    Bahan bakar yang dipakai 2/3 kali lebih sedikit daripada bahan bakar yang digunakan untuk produksi      daging.
•    Mengurangi polusi dari kotoran hewan ternak.
•    Memelihara udara tetap bersih.
•    Menekan 4,5 ton emisi gas rumah kaca per rumah tangga AS setiap tahunnya.
•    Menghentikan 80% pemanasan global.

Children with a high IQ are more likely to become vegetarian
Intelligent children may be more likely to be vegetarian as adults, suggests a University of Southampton-led study published online by the British Medical Journal today. The study led by Dr Catharine Gale of the University’s MRC Epidemiology Resource Centre looked to see why people with higher IQs appeared to be less likely to suffer from heart disease.

‘We examined the records of 8179 men and women aged 30 years, whose IQ had been tested at the age of ten. Twenty years on, 366 (4.5 per cent) of participants said they were vegetarian. Of these, 9 (2.5 per cent) were vegan and 123 (33.6 per cent) stated they were vegetarian but reported eating fish or chicken,’ says Dr Gale.

‘Those who were vegetarian by the age of 30 had scored five IQ points above average at the age of ten. This can be partly accounted for by better education and higher occupational social class, but it remained statistically significant after adjusting for these factors.’

Recent evidence suggests that vegetarianism may be linked to lower cholesterol levels and a reduced risk of obesity and heart disease. This might help to explain why children who score higher on intelligence tests tend to have a lower risk of coronary heart disease in later life.

‘One explanation for the link between higher IQ and vegetarianism may be that brighter children grow up to think more about what they eat, which in some cases has led them to become vegetarians,’ continues Dr Gale.

Professor Ian Deary from the University of Edinburgh, one of the study’s co-authors, adds: ‘As the only member of the research team who has never been a vegetarian I feel bound to emphasise that the link we have found might not be causal. Becoming vegetarian might be one of a number of more or less arbitrary cultural choices that clever people make, some of which might be beneficial to health, and some not.’

Vegetarians were also more likely to be female, to be of higher occupational social class and to have higher academic or vocational qualifications than non-vegetarians, although these differences were not reflected in their annual income, which was similar to that of non-vegetarians.

There was no difference in IQ score between strict vegetarians and those who said they were vegetarian but who reported eating fish or chicken.

Sumber Referensi:
–    Konsumsi Daging & Dampaknya Untuk Kesehatan; oleh Wendy Ekasari
–    Santap an Vegan demi Bumi Kita  (Sumber Kompas, Agus Susanto)
–    Bervegetarian Menuju “Go Green” (Sumber: Kompas; Lukas Adi Prasetyo)
–    Vegetarian, Selamatkan  Dunia dan Tubuh  (Sumber : Kompas, Lukas Adi Prasetyo)
–    7 Alasan Jadi Vegetarian  (Sumber: Kompas, Erma Dwi Kusumastuti)
–    Pikiran Lebih Jernih dengan Vegetarian (Sumber: Kompas;  Adi Prasetyo)
–    佛说素食经; 断肉食素圣典汇编; 海涛法师选辑.
–    Sutra Lankavatara; Sumber: http://lankavataraviii.yolasite.com/http://agama.forumakers.com/vegetarian-f11/lankavatara-sutra-bab-viii-tentang-larangan-makan-daging-t214.htm; http://sumansutra.wordpress.com
–    Vegetarian – Dharma Cinta Kasih dan Kasih Sayang; Kutipan Bab 13, buku tulisan Sutradharma Tj. Sudarman, MBA dalam bukunya yang berjudul Tiga Guru Satu Ajaran – Kehidupan dan Ajaran Kebenaran Siddharta Gautama, Confucius, dan Lau Zi.
–    Children with a high IQ are more likely to become vegetarian; Notes for editors

The study can be viewed at
http://www.bmj.com/cgi/rapidpdf/bmj.39030.675069.55

The study authors were:
Dr Catharine Gale, Senior Research Fellow, Medical Research Council, Environmental Epidemiology Centre, University of Southampton (UK)
Professor Ian Deary, Department of Psychology, University of Edinburgh
Professor Ingrid Schoon, Department of Psychology, City University
Dr David Batty, Wellcome Fellow, University of Glasgow MRC Social and Public Health Sciences Unit