Syair Meluruskan Pandangan & Menjernihan Pikiran

(Oleh YM Bhikshu Samantha Kusala Sthavira- 普善法师)

Bila Anda terbelenggu dengan keraguan dan ketidak-percayaan diri maka Anda sulit mengembangkan potensi dan talenta Anda sendiri. Bila tidak ada keputusan dan keberanian dalam mengambil sikap dan perilaku maka sulit mencapai tujuan yang di inginkan, karena pada dasarnya talenta dan potensi Anda jauh lebih berharga daripada sebongkah permata.

Kesombongan dan Kecongkakan di lihat dari sudut pandang apapun tidak ada bagusnya sama sekali. Kesombongan hanya akan menjadikan seseorang  ‘rumongso’ merasa lebih dari yang lain, sedangkan kita di ajarkan untuk  selalu bersikap rendah hati. Kesombongan hanya akan menjadikan manusia semakin jauh dari kemurnian dan kesejatian diri nya.

Semakin sulit suatu pekerjaan yang Anda lakukan, maka semakin teruji kualitas dan kapasitas kemampuan Anda; Demikan pula praktik Buddhadharma semakin berkualitas semakin banyak rintangan dan kesulitan, tetapi bila Anda tetap tabah, tekun dan telaten tidak goyah dan mundur lagi, ini membuktikan tekad Anda lebih besar dari karmanya, juga menyiratkan Anda sudah memasuki arus kesucian. Pikiran yang melekat pada pemikiran cenderung terjebak oleh perbedaan dualisme, seperti cermin tertutup noda sehingga tidak menampakkan pencerahan murni.

Pikiran konsentrasi mempertajam pandangan kita tentang dunia. Saat kita senang, kita melihat bunga tersenyum dan awan tertawa gembira. Saat susah, kita mendengar angin terisak dan laut menangis. Hanya mengembangkan kebijaksanaan yang tidak melekat yang akan menghiasi pikiranmu dengan ide-ide cemerlang untuk mewarnai dunia. Kalau kita bisa mengamati dengan jernih bentuk dan hilangnya suatu kemelekatan, maka kita tidak lagi di permainkan dan dikendalikan oleh segala kondisi. Karena realitanya diri dan kondisi adalah sunya.

Manusia muncul dalam ratusan bahkan jutaan bentuk yang berbeda satu sama lainnya seperti halnya bunga, hanya dibutuhkan untuk menata dan menjalin kebersamaan bagaikan keaneka-ragaman bunga dalam satu keharmonisan untuk mewarnai kehidupan dan saling melengkapi.

Kemarahan yang terjadi rutin dan berlangsung lama dapat menghancurkan tubuh dan pikiran. Belajar  sabar dan tabah dalam segala kemalangan adalah suatu hal yang tidak mudah dilakukan manusia. Oleh karenanya kita harus senantiasa mendidik batin kita agar tegar dan kuat dalam menghadapi segala kondisi atau saat terbelit masalah sulit apapun.

Pikiran diskriminasi senantiasa menimbulkan keruwetan. Murnikan pikiran tanpa lagi bergejolak dan bercorak, laksana hati hening diam tanpa kegalauan. Pohon layu kering kerontang tak berdahan di musim gugur, tunas-tunas tumbuh kembali tatkala musim semi tiba,namun tubuh tua makin renta semakin tak berdaya tak mungkin lagi muda.

Sekali memunculkan pikiran negatif untuk diri sendiri, pikiran itu sudah ternoda. Bila memunculkan pikiran negatif untuk  makhluk lain, selain pikirannya sendiri sudah tercemari juga efek negatif dari luar  akan berpulang pada diri sendiri, bagaikan melempar sebuah batu ke tengah danau, maka riaknya akan kembali ke tempat di mana ia berdiri.

Kekayaan materi suatu saat bisa lenyap, kekayaan kebajikan pun bisa habis bila telah dipergunakan, kekayaan kebijaksanaan kan bertahan lama sekali. Bila seseorang memiliki kekayaan materi, kebajikan dan kebijaksanaan, ia sukses menjalani dan melampaui kehidupan semu sehingga hidupnya benar benar bermakna dan berkualitas.

Pikiran yang tidak dipergunakan untuk kebaikan maka sia-sia terlahir sebagai manusia yang dapat merubah nasib. Pikiran  tidak menghasilkan pikiran produktif  dan positif maka pikiran itu bagaikan sebuah ladang yang terlantar pasti banyak ditumbuhi rumput ilalang.

Sesuatu yang berkondisi pasti mempunyai ciri dan nama. Bila pikiran tidak terjebak dan melekat kepada corak maupun kondisi, maka ia sudah  menembusi realita segala sesuatu adalah sunya tiada bentuk dan bukan bentuk. Ruang angkasa raya adalah ruang tanpa batas dengan kapasitas tak terukur. Bila hati manusia bisa sunya ia akan memiliki kapasitas hati seluas ruang angkasa raya, maka ia adalah manusia yang memiliki  kekayaan tanpa batas meliputi kekosongan dan keberadaan.

Orang-orang SUKSES dan berprestasi punya rasa keberadaan dan kekuasaan yang kuat, dan jika kesuksesan mereka berlanjut, mereka bakal terus kian kukuh meyakini eksistensi mereka. Tetapi sebenarnya, tak peduli seberapa pun eksistensi dan prestasi yang dimiliki tersebut, itu hanyalah diri kecil (small self). Hanya orang-orang bijak tertuju untuk mengembangkan kesuksesan mencapai pencerahan dan pembebasan mutlak dengan mengabaikan small self untuk menggapai sunya diri yang memiliki segala potensi dan kegaiban yang tidak terbatas.